Pra Rancangan Pabrik Pembutan Gas Metana Dari Sampah Organik Kapasitas Olahan 570 Ton/Hari
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN
GAS METANA
DARI SAMPAH ORGANIK KAPASITAS OLAHAN
570 TON/HARI
Diajukan Untuk Memenuhi Pesyaratan Ujian Sarjana Sain Terapan
Oleh :
025201045 Nova God Arif
PROGRAM STUDI TEKNK KIMIA
JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
INTISARI
Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana ini mengolah 23750 kg/jam. Jumlah karyawan yang digunakan adalah 118 orang dengan luas areal pabrik 6240 m2
Bentuk dari Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana ini ialah berupa Perusahaan Terbatas (PT).
.
Analisa Ekonomi dari Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana ini adalah :
• Total Penjualan = Rp 252.167.154.040,-
• Biaya Tetap = Rp 72.817.611.311,-
• Biaya Variabel = Rp 25.055.781.042,-
• Biaya Produksi = Rp 97.871.408.295,-
• Break Event Point (BEP) = 32,08 %
• Profit Margin (PM) = 71,3 %
• Pay Out Time (POT) = 1,9 tahun
• Return of Network (RON) = 85,41 %
• Return of Investment (ROI) = 0,512 %
• Internal Rate of Return (IRR) = 64,04 %
Berdasarkan data diatas bahwa Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana ini layak untuk didirikan.
(3)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR
INTISARI ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Perumusan Masalah ... I-2 1.3 Tujuan Rancangan ... I-3 1.4 Manfaat Rancangan ... I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah ... II-1 2.2 Pemanfaatan Sampah ... II-2 2.3 Sejarah Penemuan Biogas ... II-3 2.4 Mekanisme Pembentukan Biogas ... II-4 2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Biogas ... II-13 2.6 Sifat-sifat Gas Metana ... II-14 2.7 Deskripsi Proses ... II-15
BAB III NERACA MASSA
3.1 Tresser ... III-2 3.2 Tangki Penampung Umpan ... III-3 3.3 Fermentor ... III-4 3.4 Absorber (CO2
3.5 Absorber (H
) ... III-12 2
BAB IV NERACA PANAS
S) ... III-14
4.1 Neraca Panas Koil (heater) ... IV-2 4.2 Neraca Panas Fermentor ... IV-4
(4)
BAB V SPEKSIFIKASI PERALATAN
5.1 Elevator ... V-1 5.2 Tresser ... V-1 5.3 Fermentor ... V-2 5.4 Bak Pengendap ... V-2 5.5 Tangki Penampung Metana ... V-2 5.6 Absorber CO2
5.7 Absorber H
... V-3 2
5.8 Pompa ... V-4 S ... V-3
5.9 Blower ... V-4
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi ... VI-1 6.2 Keselamatan Kerja ... VI-5
BAB VII UTILITAS
7.1 Kebutuhan Air ... VII-1 7.2 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-4 7.3 Kebutuhan Listrik ... VII-4 7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-5 7.5 Unit Pengolahan Limbah ... VII-5 7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-6 7.6.1 Pompa Sumur Bor ... VII-6 7.6.2 Bak Pengendapan ... VII-6 7.6.3 Pompa Bak Pengendapan ... VII-7 7.6.4 Sand Filter ... VII-7 7.6.5 Pompa Sand Filter ... VII-7 7.6.6 Tangki Utilitas ... VII-8 7.6.7 Pompa Tangki Utilitas ... VII-8
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1 8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-2 8.3 Kebutuhan Areal Untuk Pendirian Pabrik ... VIII-4 8.4 Perincian Luas Tanah ... VIII-5
(5)
BAB IX ORGANISASI MANAJEMEN PERUSAHAAN
9.1 Organisasi dan Manajemen ... IX-1 9.2 Bentuk Badan Usaha ... IX-1 9.2.1 Badan Usaha Perorangan ... IX-2 9.2.2 Badan Usaha Persekutuan ... IX-2 9.2.3 Badan Usaha Perorangan ... IX-5 9.2.4 Koperasi ... IX-5 9.2.5 Badan Usaha Milik Negara ... IX-6 9.2.6 Penggabungan Badan Usaha ... IX-6 9.3 Bentuk Struktur Organisasi ... IX-7 9.4 Uraian Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-8 9.4.1 Direktur ... IX-8 9.4.2 Kepala Bagian Produksi dan Laboratorium ... IX-8 9.4.3 Kepala Bagian Personalia dan Pemasaran ... IX-9 9.4.4 Sekretaris ... IX-9 9.5 Sistem Kerja dan Tenaga Kerja ... IX-10 9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja ... IX-10 9.7 Jumlah Tingkat Pendidikan dan Gaji Tenaga Kerja ... IX-10
BAB X ANALISA EKONOMI
10.1 Modal Investasi ... X-1 10.2 Hasil Penjualan ... X-3 10.3 Biaya Produksi Tetap ... X-3 10.4 Perkiraan Laba/Rugi Usaha ... X-4 10.5 Aspek Analisa Ekonomi ... X-5
BAB XI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A
LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D LAMPIRAN E
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Timbunan Sampah dikota Medan ... I-1 Tabel 2.1 Komposisi Sampah Organik ... II-2 Tabel 2.2 Komposisi Sampah Berdasarkan Unsur ... II-2 Tabel 2.3 Komposisi Biogas ... II-4 Tabel 2.4 Sifat-Sifat Gas ... II-15 Tabel 3.1 Kompsisi Sampah Organik ... III-1 Tabel 3.2 Komposisi Sampah Berdasarkan Unsur ... III-1 Tabel 3.3 Komposisi Karbohidrat ... III-2 Tabel 3.4 Komposisi H2
Tabel 3.5 Kompsisi CO
S ... III-2 2
Tabel 3.6 Komposisi CH
... III-2 4
Tabel 3.7 Neraca Massa pada Treser ... III-3 ... III-2
Tabel 3.8 Nerca Massa pada Tangki Penampungan ... III-3 Tabel 3.9 Neraca Massa pada Fermentor ... III-12 Tabel 3.10 Neraca Massa pada Absorber CO2
Tabel 3.11 Neraca Massa pada Absorber H
... III-13 2
Tabel 4.1 Neraca Panas Masuk pada Heater ... IV-2 S ... III-14
Tabel 4.2 Neraca Panas Keluar pada Heater ... IV-2 Tabel 4.3 Neraca Panas Masuk Fermentor (alur 3)... IV-3 Tabel 4.4 Neraca Panas Keluar Fermentor (alu 5) ... IV-3 Tabel 4.5 Neraca Panas Keluar Fermentor (alur 6) ... IV-4 Tabel 6.1 Data Penggunaan Intrumen pada Pabrik ... VI-2 Tabel 7.1 Kualitas Air Sibolangit ... VII-2 Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah ... VIII-5 Tabel 9.1 Jumlah, Tingkat Pendidikan dan Gaji Tenaga Kerja ... IX-12
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Flowsheet Proses ... II Gambar 7.1 flowsheet Utilitas ... VII Gambar 8.1 Denah Lokasi Pabrik ... VIII-6 Gambar 9.1 Struktur Organisasi ... IX-13 Gambar LE.1 Grafik Break Event Point (BEP) ... LE
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dengan pola hidupkonsumtif sudah tentu diikuti dengan meningkatnya produksi sampah.Disemua daerah sampah selalu menimbulkan masalah yang rumit untuk dipecahkan.Masalah persampahan perkotaan diindonesia saat ini sudah sampai pada tingkat sangat serius.Berbagai pihak ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu kesehatan dan lingkungan pemukiman.
Kota medan termasuk diantara kota-kota besar di Indonesia, juga tak luput dari permasalahan sampah kota.Sebagai ibukota Propinsi Sumatra Utara,Kota Medan termasuk pusat perdagangan,industri dan jasa yang berkembang pesat.kota ,Medan
sebagai metropolitan, memiliki luas 265,1 km2
Tabel 1.1. Timbulan sampah dikota Medan
, yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kecamatan kelurahan. Jumlah timbunan sampah pada tahun 2004 mencapai 396.775 ton/tahun.Dinas kebersihan mencatat timbulan sampah dikota medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No Tahun Jumlah timbulan sampah
(ton/tahun)
1 2001 476.964
2 2002 500.506
3 2003 500.780
4 2004 396.755
Sumber: Dinas kebersihan, 2005.
Dengan melihat pertambahan jumlah penduduk kota medan yang semakin banyak menyebabkan sumber daya alam yang tersedia semakin berkurang misalnya bahan bakar minyak (BBM), Eksploitasi sumber daya alam terutama minyak bumi yang berlebihan telah memberikan ancaman terhadap lingkungan dan keselamatan manusia itu sendiri. Hal lain yang juga dihawatirkan banyak orang jumlah cadangan
(9)
minyak bumi dari hari ke hari semakin berkurang dan terancam habis. Karena itu perlu upaya untuk mencari energi alternatif guna menghemat cadangan minyak bumi yang pada saat ini semakin sedikit. Biogas adalah salah satu energi yang dapat dikembangkan mengingat bahan bakunya cukup tersedia.Biogas adalah energi yang terbarukan sehingga sangat mungkin untuk menggantikan BBM yang terancam habis, pada sisi lain penggunaan biogas dapat mengatasi permasalahan sampah kota mengingat mayoritas sampah kota berasal dari bahan organik yang dapat digunakan untuk bahan baku biogas.biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses pembusukan bahan- bahan organik oleh bakteri padakondisi an aerop (hampa udara). Gas bio yang dihasilkan dari proses fermentasi terdiri dari : CH4 atau methane (60-70%),Co2 atau karbon dioksida (20-30%),O2 (1-4%),N2 (0,5-3%),Co atau karbon monoksida (1%) dan H2S (kurang dari 1%). Campuran gas bio ini menjadi mudah membakar jika memiliki kandungan gas methane sebesar lebih dari 50 %.
Apabila gas ini dibakar akan berwarna biru dan menghasil banyak energi panas. Satu meter kubik biogas setara dengan 5.200-5.900 Kcal atau apabila dipakai untuk memanaskan air dapat meningkatkan 130 Kg air dari 20 derajat sampai mendidih atau
menyalakan lampu 50-100 watt selama 6 jam.
1.2 Perumusan Masalah
Pengaruh pertumbuhan ekonomi membuat hidup masyarakat menjadi berkecukupan, yang menjadikan lekat pola hidup produksi massal dan konsumtif, sehingga jumlah sampah yang dihasilkan semakin membengkak. Konsekuensinya adalah semakin menipisnya sisa tahun penampungan di tempat pembuangan akhir, serta sulitnya mendapatkan lahan tempat pembuangan akhir yang baru, sehingga jumlah sampah tidak layak bakar membengkak. Atas dasar itu, dewasa ini daur ulang sampah menjadi barang bermanfaat menjadi orientasi, karena di samping dapat mengurangi beban tempat pembuangan akhir, juga turut mengurangi konsumsi sumber daya alam dan meringankan beban lingkungan.
Metan adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global dan ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang
(10)
sumber energi yang berguna untuk kepentingan masyarakat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Sementara ini kebutuhan dalam negeri cukup terpenuhi, untuk itu pendirian pabrik metana ini ditujukan untuk kebutuhan ekspor, sehingga dapat meningkat devisa negara dan mengurangi pengangguran di Indonesia dan juga dapat memenuhi permintaan industri yang menggunakan bahan baku dari sampah maupun limbah dari berbagai pabrik.
1.3 Tujuan Perancangan
Tujuan Pra Rancangan Pabrik ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu teknologi kimia industri yang meliputi neraca massa, neraca energi, operasi teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu teknologi kimia industri lainnya yang penyajiannya disajikan pada Pra Rancangan Pabrik Proses Pembuatan metanasi dari sampah organik.
1.4 Manfaat Perancangan
Pendirian pabrik proses pembuatan gas metana dari sampah organik ini adalah mengadakan energi alternatif sebagai pengganti BBM dan mengurangi ketergantungan rakyat terhadap BBM,serta menibgkatkan masyarakat miskin perkotaan melalui usaha industri daur ulang (biogas).
(11)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan adari aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau tidak digunakan lagi (tchobanoglous, dkk,1993).Menurut petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan
Pengelolaan Bidang ke-PLP-an perkotaan dan pedesaan, sampah adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan (dep.PU Ditjen Cipta Karya, 1999).
Sementara itu, Hadiwiyoto (1983) mendefenisikan sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, atau karena pengelolaan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya, yang ditinjau dari aspek pencemaran atau ganguan kelestarian lingkungan.
2.2. Klasifikasi sampah
Bila dilihat dari sifatnya, sampah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang mengandung senyawa-senyawa orgaik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen.Yang termasuk sampah organik adalah daun-daunan, kayu, kertas, karton, sisa-sisa makanan,sayur,buah, yang mudah diuraikan oleh mikroba.
b. Sampah anorganik
Terdiri dari kaleng, plastik, besi, logam, gelas atau bahan lain yang yang tidak tersusun oleh senyawa-senyawa organic. Sampah anorganik tidak dapat diuraikan oleh mikroba.
Berdasarkan data yang ada pada Dinas Kebersihan Kota Medan adapun komposisi unsure-unsur dari sampah organik basis kering dapat dilihat dalam tabel 2.1
(12)
Tabel 2.1 Komposisi Sampah Organik
Bahan Organik %
Sampah dedaunan 32
Makanan 16,2
Kertas 17,5
Kayu 4,5
(Sumber : Dinas kebersihan kota medan, 2005)
Tabel 2.2 Komposisi Sampah berdasarkan Unsur Komponen
Sampah
Persentase Massa (berat kering)
Carbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur Abu
Dedaunan 47,80 6,00 38,00 3,40 0,30 4,50
Makanan 48,00 6,40 37,60 2,60 0,10 5,30
Kertas 43,50 6,00 44,00 0,30 0,20 6,00
Kayu 49,50 6,00 42,70 0,20 0,10 1,50
(Sumber : Dinas kebersihan kota medan, 2005)
2.3. Sejarah Penemuan Biogas
Gas methan ini sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma Kuno untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan, proses fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas methan ini pertama kali ditemukan oleh Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh Wilam Henry pada tahun 1806. dan Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), adalah orang pertama yang memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.
Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900. pada akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan sebagai biogas dilakukan oleh Jerman dan Perancis pada masa antara dua Perang Dunia. Selama Perang Dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua Eropa yang membuat alat penghasil biogas kecil yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Akibat kemudahan dalam memperoleh BBM dan harganya yang murah pada tahun 1950-an, proses pemakaian biogas ini mulai ditinggalkan. Tetapi, di negara-negara berkembang kebutuhan akan
(13)
sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Oleh karena itu, di India kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke-19. saat ini, negara berkembang lainnya, seperti China. Filipina, Korea, Taiwan dan Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat penghasil biogas. Selain di negara
berkembang, teknologi biogas juga telah dikembangkan di negara maju seperti Jerman..
Salah satu cara penanggulangan sampah organik yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah dengan menerapkan teknologi anerobik untuk menghasilkan biogas. Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa udara). Umumnya, semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas. Tetapi hanya bahan organik homogen, baik padat maupun cair yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Bila
sampah-sampah organik tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan
karbondioksida (CO2). Tapi, hanya CH4 yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Umumnya kandungan metana dalam reaktor sampah organik berbeda-beda. secara rentang komposisi biogas adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3. Komposisi Biogas
Komponen %
Metana (CH4)
Karbon dioksida (CO2)
Nitrogen (N2)
Hidrogen (H2)
Hidrogen sulfida (H2S)
Oksigen (O2
55-75 25-45 0-0.3 1-5 0-3 0.1-0.5 )
(14)
Dalam skala laboratorium, penelitian di bidang biogas tidak membutuhkan biaya yang besar tetapi harus ditunjang dengan peralatan yang memadai. Perangkat utama yang digunakan terutama adalah tabung digester, tabung penampung gas, pipa penyambung, katup, dan alat untuk identifikasi gas. Untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya biogas dari reaktor, salah satu uji sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan uji nyala. Biogas dapat terbakar apabila mengandung kadar metana minimal 57% yang
menghasilkan api biru (Hammad et al., 1999). Sedangkan menurut Hessami (1996),
biogas dapat terbakar dengan baik jika kandungan metana telah mencapai minimal 60%. Pembakaran gas metana ini selanjutnya menghasilkan api biru dan tidak mengeluarkan asap.
2.4. Mekanisme pembentukan biogas
Sampah Organik sayur-sayuran dan buah-buahan seperti layaknya kotoran ternak adalah substrat terbaik untuk menghasilkan biogas. Proses pembentukan biogas melalui pencernaan anaerobik merupakan proses bertahap, dengan 3 tahap utama yakni:
1. Tahap Hidrolisis
Dimana pada tahap ini bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lipid, dan protein didegradasi oleh mikroorganisme hidrolitik menjadi senyawa terlarut seperti asam karboksilat, asam keto, asam hidroksi, keton, alkohol, gula sederhana, asam-asam amino, H2 dan CO2.
• Lipida dirubah menjadi Asam lemak rantai panjang dan Gliserin
(15)
• Protei dirubah menjadi Asam amino
Protein Asam amino
• Asam nukleat dirubah menjadi Purin dan Pirimidin
Asam nukleat
(16)
Pada Asam nukleat terdapat Asam Posfat sebagai pembentuk, asam Pospat akan terionisasi secara sendirinya saat reaksi terjadi hal disebabkan gugus Posfat memiliki sifat dapat larut didalam air. Sehingga pada Purin dan Pirimidin tidak lagi terdapat asam Posfat yang berasal dari asam nukleat.
• Polisakarida dirubah menjadi monosakarida.
Polisakarida terbagi atas : - Pati - Glikogen
- Selulosa
Pati (amilum) merupakan polisakarida yang mengandung 75-80% amilopektin dan
amilosa 20-25% yang mana terdiri atas D-Glukopinarosa yang berikatan α(1-4)
glikosidik. Ikatan D-glikopinarosa merupakan polimer dari Glukosa.
D-Glukopinarosa Glukosa
Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki rantai yang panjang. Sama
halnya dengan pati. Glikogen memiliki gugus rantai lurus α(1-4) dan gugus rantai
bercabang α(1-6) glikosidik, sehingga Glikogen memiliki ikatan yang lebih panjang dari pada pati.
(17)
Selulosa merupakann polisakarida. Pati, glikogen, dan selulosa merupakan
polisakarida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang berupa kayu. Oleh sebab itu pati, glikogen, selulosa memiliki cabang atau ikatan polimer yang panjang. Selulosa memiliki gugus rantai lurus.
2. Tahap Asidogenesis
Tahap asidogenesis merupakan tahap penguraian monomer-monomer dari Asam lemak
rantai panjang, Gliserin, Asam amino, Glukosa, Purin dan Pyrimidin.
Monomer tersebut diuraikan hingga menjadi Asam lemak volatil, alkohol, H2S, CO2, N2, H2
• Asam lemak rantai panjang diuraikan menjadi Asam lemak volatil.
.
Asam lemak rantai panjang terdiri atas :
- Asam lemak stearat
- Asam lemak palmitat
- Asam lemak oleat
(18)
Asam lemak palmitat Asam propionat Hidrogen
• Gliserin dirubah menjadi Asam propionat
Gliserin Asam propionat Hidrogen
• Asam amino diurai menjadi asam akrilat
Asam amino Asam akrilat Nitrogen Hidrogen
• Glukosa diurai menjadi akohol (etanol)
Glukosa Etanol
• Purin diurai menjadi asam propionat
Purin Asam propionate phospat
(19)
• Pirimidim diurai menjadi asam butirat
Pirimidin Asam butirat
1.Reaksi pada asam lemak rantai panjang + gliserin
Asam lemak stearat Asam butirat
Asam lemak palmitat Asam propionat
Gliserin Asam propionat
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
+
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH4
(20)
2. Reaksi pada Asam nukleat
Asam nukleat Pirimidin purin
Purin Asam propionate phospat
Pirimidin Asam butirat
Asam nukleat
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
+
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
(21)
3. Reaksi pada keseluruhan Asam lemak rantai panjang + gliserin, Asam amino, Asam nukleat.
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH
Asam butirat asam propionate asam laktat
4
Asam nukleat
Asam amino Asam akrilat
+
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
(22)
Asam amino Asam nukleat
6CH3CH2COOH + 12CH3CH2CH2COOH + CH3-CHOH-COOH + CH2
Asam butirat Asam propionat Asam laktat Asam akrilat
=CH-
COOH + 7CO2
2 27
+ H2 + 4CH4 + N2 + H3PO4
3. Asetogenesis
Hasil asidogenesis dikonversi menjadi hasil akhir bagi produksi metana berupa asetat, hidrogen, dan karbondioksida. Sekitar 70% dari COD semula diubah menjadi asam asetat. Pembentukan asam asetat kadang-kadang disertai dengan pembentukan karbondioksida atau hidrogen, tergantung kondisi oksidasi dari bahan organik aslinya.
Etanol, asam propionat, dan asam butirat dirubah menjadi asam asetat oleh bakteri asetogenik dengan reaksi seperti berikut (Said, 2006) :
CH3CH2OH + CO2 CH3COOH + 2H2………( pers 1)
Etanol Asam Asetat
CH3CH2COOH + 2H2O CH3COOH + 2H2…………..(pers.2)
Asam Propionat Asam Asetat
CH3CH2CH2COOH + 2H2O 2CH3COOH + 2H2…………..(pers.3)
Asam Butirat Asam Asetat
4. Metanogenesis
Pada tahap metanogenesis, terbentuk metana dan karbondioksida. Metana dihasilkan dari asetat atau dari reduksi karbondioksida oleh bakteri asetotropik dan hidrogenotropik dengan menggunakan hidrogen.
Tiga tahap pertama di atas disebut sebagai fermentasi asam sedangkan tahap keempat disebut fermentasi metanogenik (Lettinga, et all, 1994). Tahap asetogenesis terkadang ditulis sebagai bagian dari tahap asidogenesis.
Berbagai studi tentang digesti anerobik pada berbagai ekosistem menunjukkan bahwa 70 % atau lebih metana yang terbentuk diperoleh dari asetat (pers.1. Jadi asetat
(23)
merupakan intermediet kunci pada seluruh fermentasi pada berbagai ekosistem tersebut (Main et al. 1977). Hanya sekitar 33% bahan organik yang dikonversi menjadi metana
melalui jalur hidrogenotropik dari reduksi CO2 menggunakan H2
Reaksi kimia pembentukan metan dari asam asetat dan reduksi CO
(pers.2) (Marchaim, 1992)..
2
Asetotropik metanogenesis :
dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut :
CH3COOH CH4 + CO2
Hidrogenotropik metanogenesis :
………. (pers.1)
CH2 + CO2 CH4 + H2O ………. (pers.2)
2.5. Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Pr oses biogas
Lingkungan besar pengaruhnya pada laju pertumbuhan mikroorganisme baik pada proses aerobik maupun anaerobik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses anaerobik antara lain: temperatur, pH, konsentrasi substrat dan zat beracun.
1. Temper atur
Gas dapat dihasilkan jika suhu antara 4 - 60°C dan suhu dijaga konstan. Bakteri akan menghasilkan enzim yang lebih banyak pada temperatur optimum. Semakin tinggi temperatur reaksi juga akan semakin cepat tetapi bakteri akan semakin berkurang. Proses pembentukan metana bekerja pada rentang temperatur 30-40°C, tapi dapat juga terjadi pada temperatur rendah, 4°C. Laju produksi gas akan naik 100-400% untuk setiap kenaikan temperatur 12°C pada rentang temperatur 4-65°C. Mikroorganisme yang berjenis thermophilic lebih sensitif terhadap perubahantemparatur daripada jenis mesophilic. Pada temperatur 38°C, jenis mesophilic dapat bertahan pada perubahan temperatur ± 2,8°C. Untuk jenis thermophilic pada suhu 49°C, perubahan suhu yang dizinkan ± 0,8°C dan pada temperatur 52°C perubahan temperatur yang dizinkan ± O,3°C.
(24)
2. pH (keasaman)
Bakteri penghasil sangat sensitif terhadap perubahan pH. Rentang Hoptimumntuk jenis bakteri penghasil metana antara 6,4 - 7,4. Bakteri yang tidak menghasilkan metana tidak begitu sensitif terhadap perubahan pH, dan dapat bekerja pada pH antara 5 hingga 8,5. Karena proses anaerobik terdiri dari dua tahap yaitu tahap pambentukan asam dan tahap pembentukan metana, maka pengaturan pH awal proses sangat penting. Tahap pembentukan asam akan menurunkan pH awal. Jika penurunan ini cukup besar akan dapat menghambat aktivitas mikroorganisme penghasil metana. Untuk meningkatkat pH dapat dilakukan dengan penambahan kapur.
3. Konsentrasi Substrat
Sel mikroorganisme mengandung Carbon, Nitrogen, Posfor dan Sulfur dengan perbandingan 100 : 10 : 1 : 1. Untuk pertumbuhan mikroorganisme, unsur-unsur di atas harus ada pada sumber makanannya (substart). Konsentrasi substrat dapat mempengaruhi proses kerja mikroorganisme. Kondisi yang optimum dicapai jika jumlah mikroorganisme sebanding dengan konsentrasi substrat. Kandungan air dalam substart dan homogenitas sistem juga mempengaruhi proses kerja mikroorganisme. Karena kandungan air yang tinggi akan memudahkan proses penguraian, sedangkan homogenitas sistem membuat kontak antar mikroorganisme dengan substrat menjadi lebih intim.
4. Zat Baracun
Zat organik maupun anorganik, baik yang terlarut maupun tersuspensi dapat menjadi penghambat ataupun racun bagi pertumbuhan mikroorganisme jika terdapat pada
konsentrasi yang tinggi. Untuk logam pads umumnya sifat racun akan semakin bertambah dengan tingginya valensi dan berat atomnya. Bakteri penghasil metana lebih sensitif terhadap racun daripada bakteri penghasil asam.
Ada beberapa senyawa yang bisa menghambat (proses) penguraian dalam suatu unit biogas saat menyiapkan bahan baku untuk produksi biogas, seperti antiobiotik, desinfektan dan logam berat (Setiawan, 2005).
(25)
Biogas yang bebas pengotor (H2O, H2S, CO2
Tabel 2.4 Tabel kesetaraan Biogas
, dan partikulat lainnya) dan telah mencapai kualitas pipeline adalah setara dengan gas alam. Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya pun telah layak sebagai bahan baku pembangkit listrik, pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika dikompresi, biogas dapat menggantikan gas alam terkompresi yang digunakan pada kendaraan. Di Indonesia nilai potensial pemanfaatan biogas ini akan terus meningkat karena adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan.Berdasarkan sumber Departemen Pertanian, nilai kesetaraan biogas dengan sumber energi lain adalah sebagai berikut:
Bahan Bakar Jumlah
Biogas Elpiji
Minyak tanah Minyak solar Bensin
Gas kota Kayu bakar
1 m3
0,46 kg 0,62 liter 0,52 liter 0,80 liter
1,50 m3
3,50 kg
sumber Departemen Pertanian,2005 2.5Prinsip Teknologi Biogas
Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan proses
fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan sehingga dihasilkan gas methan. Gas methan adalah gas yang mengandung satu atom C dan 4 atom H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas methan yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga dihasilkan energi panas. Bahan organik yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah sampah organik, limbah yang sebagian besar terdiri dari kotoran, dan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, serta air yang cukup banyak. Proses ini sebetulnya terjadi secara almiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan
(26)
sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Namo Bintang yang terletak di Pancurbatu Sumatra Utara
Prinsip pembangkit biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan bagian-bagian pokok terdiri atas percerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipi penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini terdapat bakteri methan yang mengolah limbah bio atau biomassa dan menghasilkan biogas. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain.
Alat biogas ini terbagi atas dua tipe, tipe terapung (floating type) yang dikembangkan di India dan tipe kubah tetap (fixed dome type) yang dikembangkan di China, biogas dikenal sebagai gas rawa atau lumpur dan bisa digunakan sebagai bahan bakar. Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob. Pada umumnya semua jenis bahan-bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas (Anonim, 2005). Pembentukan biogas terjadi selama proses fermentasi berjalan (Setiawan, 2005).
Penggunaan biogas sudah dikenal oleh Rusia dan Inggris sejak lama. India sejak masih dijajah dikenal sebagai pengguna energi biogas yang sangat luas, bahkan sudah disatukan dengan WC biasa. Pembuatan dan penggunaan biogas di Indonesia mulai digalakkan pada awal tahun 1970-an dengan tjuan memanfaatkan buangan atau sisa yang berlimpah dari benda yang tidak bermanfaat menjadi yang bermanfaat, serta mencari sumber energi lain diluar kayu bakar dan minyak tanah. Berdasarkan bahan-bahan untuk membuat biogas, cara dan lingkungan untuk menghasilkannya, biogas dapat dihasilkan di manapun. Pembuatan giogas bisa dalam bentuk yang sederhana untuk kepentingan bersama beberapa rumah atau leibh. Secara sederhana, pembuatan biogas bisa dengan drum bekas yang masih kuat atau sengaja dibuat dalam bentuk bejana dari tembol atau bahan-bahan lainnya (Suriawiria, 2005).
Biogas dieprgunakan dengan cara yang sama seperti penggunaan gas lainnya yang
mudah terbakar dengan mencapurnya dengan oksigen (O2). Untuk mendapatkan hasil
pembakaran yang optimal perlu dilakukan proses pemurnian/penyaringan karena biogas mengandung beberapa gas lain yang tidak menguntungkan (Anonim, 2005)
(27)
Biogas dapat digunakan untuk kepentingan penerangan dan memasak. Lampu atau kompor yang sudah umum dan biasa dipergunakan untuk gas lain selain biogas tidak cocok untuk pemakaian biogas, sehingga memerlukan penyesuaian karena bentuk dan sifat biogas berbeda dengan bentuk dan sidfat gas lain yang sudah umum. Pusat Teknologi Pembangunan (PTP) ITB telah sejak lama membuat lampu atau kompor yang dapat menggunakan biogas, yang asalnya dari lampu petromak atau kompor gas biasa yang dapat menggunakan biogas dengan pertimbangan keselamatan dan penggunaan. Kompor biogas tersebut tersusun dari rangka, pembakar, spuyer, cincin penjepit spuyer dan cincin penagtur udara, yang kalau sudah diatur akan mempunayai spesifikasi
termperatur nyala api dapat menacapai 5600
Gas metan hasil fermentasi merupakan kandungan utama biogas yang mempunyai nilai kalor antara 590 – 700 K.cal/m
C dengan warna nyala biru muda pada malam hari, dan laju pemakaian biogas 350 liter/jam, serta harganya diperkirakan antara Rp.2.500,00 sampai Rp.3.000,00 saja (catatan tahun 1978). (Suriawiria, 2005).
3
. sumber kalor lain dari biogas adalah dari H2 serta CO dalam jumlah kecil, sedang karbon dioksida dan gas nitrogen tak berkontribusi dalam soal nilai panas. Nilai kalor biogas lebih besar dari sumber energi lainnya, seperti coalgas (586 K.cal/m3) ataupun watergas (302 K.cal/m3). Nilai kalor biogas lebih kecil dari gas
alam (967 K.cal/m3
Biogas merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat tinggi dan cepat daya nyalanya, sehingga sejak biogas berada pada bejana pembuatan sampai penggunaannya untuk penerangan ataupun memasak, harus selalu dihindarkan dari api yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan (Suriawiria, 2005).
). Setiap kubik biogas setara dengan 0,5kg gas alam cair (liquid petroleum gases/LPG),0,5 L bensin dan 0,5 L minyak diesel Biogas sanggup membangkitkan tenaga listrik sebesar 1,2 – 1,50 kilo watt hour (kwh) (setiawan,2004).
Pembuatan biogas dimulai dengan memasukkan bahan organik ke dalam digester, sehingga bakteri anaerob membusukkan bahan organik tersebut dan menghasilkan gas yang disebut biogas. Biogas yang telah terkumpul di dalam digester dialirkan melalui pipa penyalur gas menuju tangki peyimpan gas atau langsung ke lokasi penggunaannya, misalnya kompor. Biogas dapat dipergunakan dengan cara yang sama seperti cara penggunaan gas lainnya yang mudah terbakar. Pembakaran biogas dilakukan dengan mencampurnya dengan oksigen (O2). Untuk mendapatkan hasil pembakaran yang
(28)
optimal perlu dilakukan proses pemurnian/penyaringan karena biogas mengandung beberapa gas lain yang tidak menguntungkan. Keuntungan lain yang diperoleh adalah dihasilkannya lumpur yang dapat digunakan sebagai pupuk. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas sistem biogas antara lain jenis bahan organik yang diproses, temperatur digester, ruangan tertutup atau kedap udara, pH, tekanan udara serta kelembaban udara. Komposisi gas yang terdapat di dalam biogas adalah 40-70 % metana (CH4), 30-60 % karbondioksida (CO2) serta sedikit hidrogen (H2) dan hidrogen sulfida (H2
Dari proses fermentasi dihasilkan campuran biogas yang terdiri atas, metana (CH S) (Anonim, 2005).
4),
karbon dioksida, hidrogen, nitrogen dan gas lain seperti H2S. Metana yang dikandung
biogas ini jumlahnya antara 54 – 70%, sedang karbon dioksidanya antara 27 – 43%. Gas-gas lainnya memiliki persentase hanya sedikit saja (Setiawan,2005).
2.5. Mikroba yang berperan
Mikroba merupakan salah satu faktor kunci yang ikut menentukan berhasil tidaknya suatu proses penanganan limbah cair organik secara biologi. Keberadaannya sangat diperlukan untuk berbagai tahapan dalam perombakan bahan organik. Marchaim (1992) menyatakan bahwa efektifitas biodegradasi limbah organik menjadi metana membutuhkan aktifitas metabolik yang terkoordinasi dari populasi mikrobia yang berbeda-beda. Populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi disebut sebagai starter.
Bakteri, suatu grup prokariotik, adalah organisme yang mendapat perhatian utama baik dalam air maupun dalam penanganan air limbah (Jenie dan Winiati, 1993). Jadi, dalam proses anaerobik, mikrobia yang digunakan berasal dari golongan bakteri. Bakteri yang bersifat fakultatif anaerob yaitu bakteri yang mampu berfungsi dalam kondisi aerobik maupun anaerobik. Bakteri-bakteri tersebut dominan dalam proses penanganan limbah cair baik secara aerobik ataupun anaerobik.
Marchaim (1992) menyatakan bahwa digesti ataupun pencernaan bahan organik yang efektif membutuhkan kombinasi metabolisme dari berbagai jenis bakteri anaerobik.
(29)
Beberapa jamur (fungi) dan protozoa dapat ditemukan dalam penguraian anaerobik, tetapi bakteri merupakan mikroorganisme yang paling dominan bekerja didalam proses penguraian anaerobik. Sejumlah besar bakeri anaerobik dan fakultatif yang terlibat dalam proses hidrolisis dan fermentasi senyawa organik antara lain adalah Bacteroides, Bifidobakterium, Clostridium, Lactobacillus, Streptococcus. Bakteri asidogenik (pembentuk asam) seperti Clostridium, bakteri asetogenik (bakteri yang memproduksi asetat dan H2
Bakteri metana yang telah berhasil diidentifikasi terdiri dari empat genus (Jenie dan Rahayu,1993):
) seperti Syntrobacter wolini dan Syntrophomonas wolfei (Said, 2006)
1. Bakteri bentuk batang dan tidak membentuk spora dinamakan Methanobacterium
2. Bakteri bentuk batang dan membentuk spora adalah Methanobacillus
3. Bakteri bentuk kokus yaitu Methanococcus atau kelompok koki yang membagi
diri.
4. Bakteri bentuk sarcina pada sudut 900
Bakteri metanogen melaksanakan peranan penting pada digesti anaerob karena mengendalikan tingkat degradasi bahan organik dan mengatur aliran karbon dan elektron dengan menghilangkan metabolit perantara yang beracun dan meningkatkan efisiensi termodinamik dari metabolisme perantara antar spesies.
dan tumbuh dalam kotak yang terdiri dari 8 sel yaitu Methanosarcina.
Soetarto et all. (1999) menyatakan bahwa bakteri metanogen merupakan obligat anaerob yang tidak tumbuh pada keadaan yang terdapat oksigennya dan menghasilkan metan dari oksidasi hidrogen atau senyawa organik sederhana seperti asetat dan metanol serta tidak dapat menggunakan karbohidrat, protein, dan substrat komplek organik lain.
Bakteri penghasil metan bersifat gram varibel, anaerob, dapat mengubah CO2 menjadi
metan, dinding selnya mengandung protein tetapi tidak mempunyai peptidoglikan. Bakteri ini merupakan mikrobia Archaebacteria yang merupakan jasad renik prokariotik yang habitatnya sangat ekstrim. Archaebacteria adalah kelompok prokariot yang sangat berbeda dari eubacteria. Dinding selnya tidak mengandung peptidoglika (murein), tidak sensitif terhadap kloramfenikol. Pada Methanobacterium sp., dinding selnya mengandung materi seperti peptidoglikan yang disebut pseudopeptidoglikan atau pseudomurein
(30)
tersusun dari N asetil glukosamin dan asam N asetil talosaminuronat (2 gula amino). Asam amino yang ada semuanya bentuk L (pada peptidoglikan bentuk D). dinding sel Archaebacteria tahan terhadap lisosim. Methanosarcina sp. Mengandung dinding sel tebal galaktosamin, asam glukuronat, dan glukosa. Dinding sel Methanococcus dan Methanomicrobium mengandung protein dan kekurangan karbohidrat.
Dwidjoseputro (1998) menyatakan bahwa ciri genus Methanobacterium adalah anaerob, autotrof/hetorotrof, dan menghasilkan gas metan. Bakteri autotrof (seringkali dibedakan antara kemoautotrof dan fotoautotrof) dapat hidup dari zat-zat anorganik. Bakteri heterotrof membutuhkan zat organik untuk kehidupannya.
Substrat yang digunakan oleh bakteri metanogen berupa karbon dengan sumber
energi berupa H2/CO2, format, metanol, metilamin, CO, dan asetat. Kebanyakan
metanogen dapat tumbuh pada H2/CO2, akan tetapi beberapa spesies tidak dapat
memetabolisme H2/CO2. Nutrisi yang dibutuhkan oleh metanogen bervariasi dari yang
sederhana sampai kompleks. Berkaitan dengan asimilasi karbon, ada yang berupa metanogen autotrof dan heterotrof. Di habitat aslinya, bakteri metanogen terantung dari bakteri lain yang menyuplai nutrien esensial seperti sisa mineral, vitamin, asetat, asam amino, atau faktor-faktor tumbuh lainnya (Main and Smith, 1981).
2.7. Deskripsi Proses
Hal utama untuk proses metanasi adalah sampah yang akan di olah. Hal penting lainnya berupa jenis cairan yang dihasilkan dari sampah tersebut yaitu berupa
CH3COOH, H2 + CO2 yang berupa gas. Pada proses metanasi ini yang paling berperan
penting adalah cairan CH3COOH, Smith dan Mah (1966) menunjukkan bahwa 37%
metana dihasilkan dari CH3COOH dan selebihnya dibandingkan dengan didalam seluruh
proses yang ada dalam proses tersebut berperan juga C6H12O6
Pada topik yang telah dijelaskan diatas dalam proses ini dilakukan proses fermentasi pada karbohidrat yang mengasilkan asam asetat, dapat kita lihat pada reaksi berikut;
(karbohidrat) dan lemak.
(31)
Produk Asam asesat dan Hidrogen akan menghasilkan metana pada reaksi berikut;
2C2H4O2 2CH4 + 2CO
4H
2
2 + CO2 CH4 + 2H2
Dari reaksi metanasi diaas metana berasal dari Karbohidrat 66%, Asam asetat 33% dan selebihnya dihasilkan Hidrogen
O
Pada flowsheet yang ada dijelaskan perodurnya sebagai berikut:
1. Sampah domestik terdiri dari sampah besi, kaca, pasir dan plastik. Hal pertama
yang harus dilakukan adalah memisahkan sampah-sampah tersebut. Sampah plastik dapat dibakar atau diolah lagi untuk menghasilkan composit, pada sampah organik dimasukkan ke dalam timbangan untuk dilakukan proses selanjutnya.
2. Proses kedua dilakukan pemotongan atau pencacah sampah, sampah-sampah
organik tersebut akan dibuat hingga menjadi seperti bubur. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pengadukan didalam digester.
3. Setelah sampah dicacah kemudian dimasukkan kedalam pompa pengisian,
didalam pompa pengisian diberi steam untuk menguapkan sampah yang akan dipompakan. Uap dan cairan sampah dipompakan kedalam tangki fermentasi. Waktu tinggal yang dilakukan pada tangki fermentasi selama 6 jam pada shuku
pertama-tama 350. Pada tangki fermentasi juga dilakukan penambahan
mikroorganisme dan suhu dinaikkan hingga 650
4. Setelah proses fermentasi selesai dilakukan kemudian lumpur yang dihasilkan
dialirkan kedalam bak penampung lumpur untuk diolah menjadi produk kompos. C. Sifat mokroorganisme yang ada harus bersifat termofilik, hal ini akan mendukung mutu dan jumlah gas metana yang dihasilkan.
5. Proses dilanjutkan kedalam kondensor, didalam kondensor suhu gas yang
dihasilkan diturunkan dengan menggunakan air sebagai pendingin. Hal ini dilakukan untuk menghindari ledakan uap gas yang bersuhu tinggi dari fermentor.
(32)
6. Gas yang telah dimasukkan kedalam kondensor kemudian dialirkan kedalam kolom absorbsi. Absorbsi berfungsi untuk memisahkan gas-gas ada dimana
reagent yang digunakan adalah air. Air berfungsi untuk mengikat gas CO2. Gas
CO2
7. Gas kemudian diproses kembali dengan menggunakan mengabsorbsi gas H
yang diikat dengan reagent air ialah gas-gas yang memiliki fasa yang sama dengan fasa air.
2S yang berlebihan, gas H2
Dalam proses pembuatan gas metana ini terdapat hal-hal lainnya yaitu:
S yang diperoleh secara berlebihan selain bau yang tidak menyenangkan dan juga dapat membuat kondisi kurang baik. Reagent yang digunakan adalah Fe (besi). Fe (besi) dapat mengikat gas Sulfur yang dihasilkan.
COD effluent lumpur 22370 mg/liter, BOD effluent lumpur 13980 mg/liter. Laju alir proses 590 m3
Steam hanya bekerja sebagai pemanas saja, apabila dilakukan secara kontak langsung maka steam akan berjalan dengan lambat, hal ini disebabkan karena sampah organik yang akan diproses sudah bebentuk lebih bubur.
/hari. pH 13.
Ukuran yang dapat dipompakan oleh pompa adalah 200 mess. Pada tangki fermentasi adapun terdapat didalamnya perbandingan solid dan liquid ialah 15% untuk padatan dan 40% untuk air dan Mikroorganisme yang dicampurkan. Suhu yang bekerja pada tangki fermentasi 650C – 750C. tekanan untuk proses ini 1,14 atm. Aktivator yang
(33)
LAMPIRAN A
NERACA MASSA
Kapasitas = 570 ton/hari
=
jam 24
hari 1 hari
kg 000 . 600
x
= 23750 kg/hari
Basis = 1 jam operasi
Satuan perhitungan = kg/jam
Dalam perhitungan neraca massa ini, digunakan neraca unsur dari unsur-unsur penyusun senyawa. Komposisi sampah organik adalah sebagai berikut:
Tabel LA.1 Komposisi sampah organik
Bahan organik %
Sampah dedaunan 32
Makanan 16,2
Kertas 17,5
Kayu 4,5
Air 29,8
Tabel LA.2 Komposisi sampah berdasarkan unsur Komponen
sampah
Persentase Massa (berat kering)
Carbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur
Dedaunan 47,80 6,00 38,00 3,40 0,30
Makanan 48,00 6,40 37,60 2,60 0,10
Kertas 43,50 6,00 44,00 0,30 0,20
Kayu 49,50 6,00 42,70 0,20 0,10
(34)
Tabel LA.3 Komposisi Karbohidrat C6H12O
Komponen C
6
6H12O6 BM Fraksi
Carbon, C Hidrogen, H
Oksigen, O
12 1 16
0,4 0,067 0,533
Tabel LA.4 Komposisi H2
Komponen H
S
2S BM Fraksi
Hidrogen, H Sulfur, S
1 32
0,06 0,94
Tabel LA.5 Komposisi CO
Komponen CO
2
BM
2 Fraksi
Carbon, C Oksigen, O
12 16
0,273 0,727
Tabel LA.6 Komposisi CH
Komponen CH
4
BM
4 Fraksi
Carbon, C Hidrogen, H
12 1
0,75 0,25
1. Thresher
Fungsi : sebagai alat untuk mempekecil ukurannya hingga menjadi bubur.
Thresher
1 2
Dedaunan 32% Makanan 16,2% Kertas 17,5% Kayu 4,5%
Dedaunan 32% Makanan 16,2% Kertas 17,5% Kayu 4,5%
LA-I
(35)
Asumsi:
- Olahan berupa bahan organik yaitu dedaunan, makanan, kertas, kayu
- Sisa merupakan bahan anorganik yang tidak ikut diolah. Sampah anorganik
antara lain: kaca, logam, dan lain-lain. F1dedaunan
F
= 0,320 x 23750 kg/jam = 7600 kg/jam
1 makanan F
= 0,162 x 23750 kg/jam = 3847,5 kg/jam
1 kertas F
= 0,175 x 23750 kg/jam = 4156,3 kg/jam
1 kayu F
= 0,045 x 23750 kg/jam = 1068,8 kg/jam
1
air = 0,298 x 23750 kg/jam = 7077,5 kg/jam
Bahan masuk = bahan keluar
Alur 1
F1 = F2
C ; F
Untuk dedaunan
1
C = 0,478 x F1
= 0,478 x 7600 kg/jam = 3632,5 kg/jam
dedaunan
H ; F1H
O ; F
= 0,06 x 7600 kg/jam = 456 kg/jam
1 O
N ; F
= 0,38 x 7600 kg/jam = 2888 kg/jam
1 N
S ; F
= 0,034 x 7600 kg./jam = 258,4 kg/jam
1 S Abu ; F
= 0,003 x 7600 kg/jam = 22,8 kg/jam
1
abu = 0,045 x 7600kg/jam = 342 kg/jam
C ; F
Untuk makanan
1
C = 0,48 x F1
= 0,48 x 3847,5 kg/jam = 1846,8 kg/jam
makanan
H ; F1H
O ; F
= 0,064 x 3847,5 kg/jam = 246,24 kg/jam
1 O
N ; F
= 0,376 x 3847,5 kg/jam = 1446,66 kg/jam
1 N
S ; F
= 0,026 x 3847,5 kg./jam = 100,04 kg/jam
1
S = 0,001 x 3847,5 kg/jam = 3,85 kg/jam
(36)
Abu ; F1abu = 0,05 x 3847,5 kg/jam = 192,38 kg/jam
C ; F
Untuk kertas
1
C = 0,435 x F1
= 0,435 x 4156,3 kg/jam = 1807,99 kg/jam
kertas
H ; F1H
O ; F
= 0,06 x 4156,3 kg/jam = 249,38 kg/jam
1 O
N ; F
= 0,44 x 4156,3 kg/jam = 1828,77 kg/jam
1 N
S ; F
= 0,003 x 4156,3 kg./jam = 12,47 kg/jam
1 S Abu ; F
= 0,002 x 4156,3 kg/jam = 8,31 kg/jam
1
abu = 0,06 x 4156,3 kg/jam = 249,38 kg/jam
C ; F
Untuk kayu
1
C = 0,495 x F1
= 0,495 x 1068,8 kg/jam = 529,06 kg/jam
kayu
H ; F1H
O ; F
= 0,06 x 1068,8 kg/jam = 64,13 kg/jam
1 O
N ; F
= 0,427 x 1068,8 kg/jam = 456,38 kg/jam
1 N
S ; F
= 0,002 x 1068,8 kg./jam = 2,14 kg/jam
1 S Abu ; F
= 0,001 x 1068,8 kg/jam = 1,07 kg/jam
1
abu = 0,015 x 1068,8 kg/jam = 16,032 kg/jam
Total untuk sampah masuk (F1
F
): 1
unsur makanan + F1unsur mankanan + F1unsur kertas + F1 Total C untuk sampah masuk (F
unsur kayu 1
C
3632,8 + 1846,8 + 1807,99 + 529,06 = 7818,7 kg/jam ) :
Total H untuk sampah masuk (F1H
456 + 246,24 + 249,38 + 64,13 = 1018,76 kg/jam ) :
Total O untuk sampah masuk (F1O
2888 + 1446,66 + 1828,77 + 456,38 = 6619,87 kg/jam ) :
Total N untuk sampah masuk (F1N
258,4 + 100,04 + 12,47 + 2,14 = 373,05 kg/jam ) :
(37)
Total S untuk sampah masuk (F1S
22,8 + 3,85 + 8,31 + 1,07 = 36,03 kg/jam ) :
Total Abu untuk sampah masuk (F1Abu
342 + 192,375 + 249,375 + 16,031 = 806,09 kg/jam ) :
F
Alur 2
1 = F2 F
= 16672,5 2
C = F1C F
= 7818,7 kg/jam 2
H = F1H F
= 1018,76 kg/jam 2
O = F1O F
= 6619,87 kg/jam 2
N = F1N F
= 373,05 kg/jam 2
S = F1S F
= 36,03 kg/jam 2
abu = F1abu F
= 806,08 kg/jam 2
H2O = F1H2O = 7077,5 kg/jam
Tabel LA.7 Neraca Massa pada thresher (TR-01)
No Unsur Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 1 Alur 2
1 Carbon (C ) 77818,7 77818,7
2 Hidrogen (H) 1018,76 1018,76
3 Oksigen (O) 6619,87 6619,87
4 Nitrogen (N) 373,05 373,05
5 Sulfur (S) 36,03 36,03
6 Abu 806,09 806,09
7 H2O 7077,5 7077,5
Total 23750 23750
2. Tangki penampungan umpan (TK-01)
Tangki
C H
C H
(38)
F2 = F3
F
Alur 3
2 = F3 F
= 16672,5 3
C = F2C F
= 7818,7 kg/jam 3
H = F2H F
= 1018,76 kg/jam 3
O = F2O F
= 6619,87 kg/jam 3
N = F2N F
= 373,05 kg/jam 3
S = F2S F
= 36,03 kg/jam 3
abu = F2abu F
= 806,08 kg/jam 3
H2O = F2H2O
Tabel LA.8 Neraca massa pada Tangki Penampungan (TK-01)
= 7077,5 kg/jam
No Unsur Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 2 Alur 3
1. Carbon (C ) 77818,7 77818,7
2. Hidrogen (H) 1018,76 1018,76
3. Oksigen (O) 6619,87 6619,87
4. Nitrogen (N) 373,05 373,05
5. Sulfur (S) 36,03 36,03
6. Abu 806,09 806,09
7. H2O 7077,5 7077,5
Total 23750 23750
3. fermentor (FR-01)
2 3
4 C6H12O6
HO
CH4
CO Bakteri anaerob
(39)
Asumsi :
• bahan organik terkonversi menjadi gas metana sebesar 90 %
• Jumlah bakteri anaerob sebesar 15 % dari substrat
• Unsur N2 semuanya dianggap gas sebesar 3 %
• Lipida dirubah menjadi Asam lemak rantai panjang dan Gliserin
Lipida
3 5
6
Lumpur N2
Air Bakteri
(40)
• Protei dirubah menjadi Asam amino
Protein Asam amino
• Asam nukleat dirubah menjadi Purin dan Pirimidin
Asam nukleat
Pirimidin Purin Asam phospat
• Polisakarida dirubah menjadi monosakarida.
Polisakarida terbagi atas : - Pati - Glikogen
- Selulosa
(41)
D-Glukopinarosa Glukosa
α(1-4) Glikogen Glukosa
2. Tahap Asidogenesis
(42)
Tahap asidogenesis merupakan tahap penguraian monomer-monomer dari Asam lemak rantai panjang, Gliserin, Asam amino, Glukosa, Purin dan Pyrimidin.
Monomer tersebut diuraikan hingga menjadi Asam lemak volatil, alkohol, H2S, CO2, N2, H2
• Asam lemak rantai panjang diuraikan menjadi Asam lemak volatil.
.
Asam lemak rantai panjang terdiri atas :
- Asam lemak stearat
- Asam lemak palmitat
- Asam lemak oleat
Asam lemak stearat Asam butirat Metana
Asam lemak palmitat Asam propionat Hidrogen
• Gliserin dirubah menjadi Asam propionat
Gliserin Asam propionat Hidrogen
• Asam amino diurai menjadi asam akrilat
(43)
Asam amino Asam akrilat Nitrogen Hidrogen
• Glukosa diurai menjadi akohol (etanol)
Glukosa Etanol
• Purin diurai menjadi asam propionat
Purin Asam propionate phospat
• Pirimidim diurai menjadi asam butirat
Pirimidin Asam butirat
1.Reaksi pada asam lemak rantai panjang + gliserin
Asam lemak stearat Asam butirat
Asam lemak palmitat Asam propionat
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
(44)
Gliserin Asam propionat
2. Reaksi pada Asam nukleat
Asam nukleat Pirimidin purin
Purin Asam propionate phospat
+
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH4
Asam butirat asam propionate asam laktat
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
(45)
Pirimidin Asam butirat
Asam nukleat
3. Reaksi pada keseluruhan Asam lemak rantai panjang + gliserin, Asam amino, Asam nukleat.
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH
Asam butirat asam propionate asam laktat
4 CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
+
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
(46)
Asam nukleat
Asam amino Asam akrilat
+
Asam amino Asam nukleat
6CH3CH2COOH + 12CH3CH2CH2COOH + CH3-CHOH-COOH + CH2
Asam butirat Asam propionat Asam laktat Asam akrilat
=CH-
COOH + 7CO2
2 27
+ H2 + 4CH4 + N2 + H3PO4
3. Tahap Asetogenesis
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
+
(47)
2CH3CH2OH + 2CO2 2CH3COOH + 2H2………( pers 1)
12CH3CH2COOH + 2H2O 12CH3COOH + 24H2
6CH
…………..(pers.2)
3CH2CH2COOH + 12H2O 12CH3COOH + 12H2…………..(pers.3)
2CH3CH2OH + 12CH3CH2COOH + 6CH3CH2CH2COOH + 2CO2 + 36H2
40H
2 + 26CH3
4. Tahap Metagenesis
COOH
C6H12O6 + 2H2O 2C2H4O2 + 2CO2 + 4H 2C
2
2H4O2 2CH4 + 2CO2
CO
2 + 4H2 CH4 + 2H2
C
O
6H12O6 3CH4 + 3CO2
F
Alur 3
3 N2 F
= 373,05 kg/jam 3
H2O F
= 7077,5 kg/jam 3
abu Untuk H
= 806,09 kg/jam 2
Komposisi H
S, dimana : 2
Komposisi S:
BM Fraksi
H S 1 32 0,06 0,94
Sehingga F3H2S
94 , 0 3 S F
= = 38,329 kg/jam
F3kbhd = F3 – F3N2 – F3H2O – F3abu – F3
= 23750 – 373,05 – 7077,5 – 806,5 – 38,329 = 15455,031 kg/jam H2S
Untuk karbohidrat (C6H12O6 C : 0,4 x F
) 3
0,4 x 15455,031 = 6182,0124 kg/jam
kbhd
+
+
Bakteri Bakteri LA-XV(48)
H : 0,067 x 15455,031 = 1035,4870 kg/jam
O : 0,533 x 15455,031 = 8237,5315 kg/jam
Untuk H2
H : 0,06 x F S
3
0,06 x 38,329 = 2,29 kg/jam H2S
S : 0,94 x 38,329 = 36,029 kg/jam
Untuk N N : 1 x F 2 3
N2 = 373,05 kg/jam
F
Alur 4
3
baktri = F4 = 0,15F3
= 0,15 x 23750 kg/jam
= 3562,5 kg/jam
Reaksi : C
Alur 6
6H12O6 3CH4 + 3CO2
N
3
kbhd
BM F3kbhd
= = 180 031 , 15455 = 85,86 274 , 77 ) 1 ( 9 , 0 86 , 85 1 3 1 = − − = − = x xX N kbhd kbhd kbhd γ τ γ F
Untuk karbohidrat : 6
kbhd = F3kbhd + (BMkbhd x τkbhd x r1
= 15455,031 + (180x – 1 x 77,274 ) = 1545,711 kg/jam )
(49)
C : 0,4 x F6kbhd H : 0,067 x F
= 0,4 x 1545,711 = 618,284 kg/jam
6 kbhd O : 0,533 x F
= 0,067 x 1545,711 = 103,562 kg/jam 6
kbhd F
= 0,533 x 1545,711 = 823,863 kg/jam 6
H2O = F3H2O F
= 7077,5 kg/jam 6
bakteri = F3bakteri F
= 3562,5 kg/jam 6
abu = F3abu F
= 806,09 kg/jam 6
N2 = 0,7 x 373,05 = 261,135 kg/jam
F
Alur 5
5
CH4 = BMCH4 x τCH4 x r = 16 x 3 x 77,274
1
= 3709,152 kg/jam C : 0,75 x F5CH4
H : 0,25 x F
= 2781,864 kg/jam 5
CH4 = 927,288 kg/jam
Untuk Karbon dioksida (CO2
F
) : 5
Co2 = BMCO2 x τCO2 x r = 44 x 3 x 77,274
1
= 10200,168 kg/jam C : 0,273 x F5CO2
H : 0,727 x F
= 2184,645 kg/jam 5
CO2 = 7415,522 kg/jam
Untuk H2
F
S : 5
H2S = F3H2S
C : 0,06 x 38,329 = 2,29 kg/jam = 38,329 kg/jam
H : 0,94 x 38,329 = 36,029 kg/jam
Untuk N2
F
: 5
N2 = F3N2 – F6N2
= 373,0 – 261,135 = 11,915 kg/jam = 38,329 kg/jam
(50)
Tabel LA.9 Neraca Massa Pada Fermentor (FR-01)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 3 Alur 4 Alur 5 Alur 6
1. C6H12O6 15455,031 - - 1545,711
2. H2O 7077,5 - - 7077,5
3. N2 373,05 - 111,915 261,135
4. H2S 38,329 - 38,329 -
5. Abu 806,09 - - 806,09
6. Bakteri - 3562,5 - 3562,5
7. CH4 - - 3709,152 -
8. CO2 - - 10200,168 -
Total
23750 3562,5 14059,564 13253,932
27312,5 27312,5
4. Absorbsi (AB-01)
Asumsi :
• Co2 yang terikat dengan air sebesar 70 % dari umpan CO2
Absorbsi
7
8
9 10
H2O
CH4
CO2
N2
H2S
CH4
CO2
N2
H2S
CO2
H2O
(51)
• H2O yang digunakan sebesar 30 % umpan keseluruhan
F
Alur 7
7
CH4 = F5CH4 F
= 3709,152 kg/jam 7
CO2 = F5CO2 F
= 10200,168 kg/jam 7
N2 = F5N2 F
= 111,915 kg/jam 7
H2S = F5H2S = 38,329 kg/jam
F
Alur 10
10
H2O = 0,3 x F7H2O
= 0,3 x 14059,564 = 4217,8692 kg/jam
Untuk CO
Alur 8
2 F
8
CO2 = 0,7 x F7CO2
= 0,7 x 10200,168 = 7140,117 kg/jam
C : 0,273 x 7140,117 = 1949,2519 kg/jam O : 0,727 x 7142,117 = 5190,8650 kg/jam
Alur 9
Untuk CH F
4 9
CH4 = F7CH4
C : 0,75 x 3709,152 = 2781,864 kg/jam = 3709,152 kg/jam
H : 0,25 x 3709,152 = 927,288 kg/jam
Untuk CO2
F
9
C02 = F7C02 = 3060,051 kg/jam
(52)
C : 0,273 x 3060,051 = 835,393 kg/jam H : 0,727 x 3060,051 = 2224,657 kg/jam
Untuk N F
2 9
N2 = F7N2 = 111,915 kg/jam
Untuk H2
F
S 9
H2S = F7H2S
C : 0,06 x 38,329 = 2,29 kg/jam = 38,329 kg/jam
H : 0,94 x 38,329 = 36,029 kg/jam
Tabel LA.10 Neraca massa pada Absorbsi (AB-01)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 7 Alur 10 Alur 9 Alur 8
1. CH4 3709,152 - 3709,152 -
2. CO2 10200,168 - 3060,051 10200,168
3. N2 111,915 - 111,915 -
4. H2S 38,329 - 38,329 -
5. H2O - 4217,117 - 4217,117
Total
14059,564 4217,117 6919,447 11357,234
18276,681 18276,681
11. Absorbsi (AB-02)
Absorbsi (Fe) 9
10 11
12
CH4
CO2
N2
H2S
CH4
CO2
N2
H2S
Fe
(53)
Asumsi :
- H2
- H
S yang masuk diabsorb kembali dengan menggunakan reagent Besi (Fe) 2
- Fe yang digunakan sama dengan 20 % dari keseluruhan.
S yang terikut dengan Fe (besi) sebesar 80 % dari umpan
Sehingga :
Reaksi : 3H2S + 3 Fe 3 FeS + 3H2
F
Alur 9
9 CH4 F
= 3709,152 kg/jam
9 CO2 F
= 3060,051 kg/jam
9 N2 F
= 111,915 kg/jam
9
H2S = 38,329 kg/jam
F
Alur 11
11
Fe = 0,2 x F
= 0,2 x 6919,447 kg/jam 9
= 1383,89 kg/jam
Untuk H
Alur 10
2 F
S 9
H2S = 0,8 x F9H2S
= 0,8 x 38,329 kg/jam
= 30,663 kg/jam
H : 0,06 x 30,663 = 1,84 kg/jam
S : 0,94 x 30,663 = 28,823 kg/jam
F11Fe = 1383,89 kg/jam
(54)
F
Alur 12
12
CH4 = F9CH4 F
= 3709,152 kg/jam 12
CO2 = F9CO2 F
= 3060,051 kg/jam 12
N2 = F9N2 F
= 111,915 kg/jam
12
H2S = F9H2S - F10H2S
= 38,329 kg/jam – 30,663 kg/jam
= 7,666 kg/jam
H : 0,06 x 7,666 = 0,456 kg/jam
S : 0,94 x 7,666 = 7,20 kg/jam
Tabel LA.11 Neraca massa pada Absorbsi (AB-02) reagent Fe (besi)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
9 11 10 12
1. CH4 3709,152 - - 3709,152
2. CO2 3060,051 - - 3060,051
3. N2 111,915 - - 111,915
4. H2S 38,329 - 30,663 7,666
5. Fe - 1383,89 1383,89 -
Total
6919,447 1383,89 1414,553 6888,784
8303,337 8303,337
(55)
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas = 570 ton/hari
=
jam 24
hari 1 hari
kg 000 . 600
x
= 23750 kg/hari
Basis = 1 jam operasi
Satuan perhitungan = kg/jam
Dalam perhitungan neraca massa ini, digunakan neraca unsur dari unsur-unsur penyusun senyawa. Komposisi sampah organik adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Komposisi sampah organik
Bahan organik %
(56)
Makanan 16,2
Kertas 17,5
Kayu 4,5
Air 29,8
Tabel 3.2 Komposisi sampah berdasarkan unsur Komponen
sampah
Persentase Massa (berat kering)
Carbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Sulfur
Dedaunan 47,80 6,00 38,00 3,40 0,30
Makanan 48,00 6,40 37,60 2,60 0,10
Kertas 43,50 6,00 44,00 0,30 0,20
Kayu 49,50 6,00 42,70 0,20 0,10
(Sumber : dinas kebersihan kota Medan, 2005)
Tabel 3.3 Komposisi Karbohidrat C6H12O
Komponen C
6
6H12O6 BM Fraksi
Carbon, C Hidrogen, H
Oksigen, O
12 1 16
0,4 0,067 0,533
Tabel 3.4 Komposisi H2
Komponen H
S
2S BM Fraksi
Hidrogen, H Sulfur, S
1 32
0,06 0,94
Tabel 3.5 Komposisi CO2
III-1
(57)
Komponen CO2 BM Fraksi Carbon, C
Oksigen, O
12 16
0,273 0,727
Tabel 3.6 Komposisi CH
Komponen CH
4
BM
4 Fraksi
Carbon, C Hidrogen, H
12 1
0,75 0,25
1. Thresher
Fungsi : sebagai alat untuk mempekecil ukurannya hingga menjadi bubur.
Tabel 3.7 Neraca Massa pada thresher (TR-01)
No Unsur Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 1 Alur 2
1 Carbon (C ) 77818,7 77818,7
2 Hidrogen (H) 1018,76 1018,76
3 Oksigen (O) 6619,87 6619,87
4 Nitrogen (N) 373,05 373,05
5 Sulfur (S) 36,03 36,03
6 Abu 806,09 806,09
Thresher
1 2
Dedaunan 32% Makanan 16,2% Kertas 17,5% Kayu 4,5%
Dedaunan 32% Makanan 16,2% Kertas 17,5% Kayu 4,5%
(58)
7 H2O 7077,5 7077,5
Total 23750 23750
2. Tangki penampungan umpan (TK-01)
Tabel 3.8 Neraca massa pada Tangki Penampungan (TK-01)
No Unsur Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 2 Alur 3
1. Carbon (C ) 77818,7 77818,7
2. Hidrogen (H) 1018,76 1018,76
3. Oksigen (O) 6619,87 6619,87
4. Nitrogen (N) 373,05 373,05
5. Sulfur (S) 36,03 36,03
6. Abu 806,09 806,09
7. H2O 7077,5 7077,5
Total 23750 23750
3. fermentor (FR-01)
Tangki penampungan
C H O N S Abu
C H O N S Abu
2 3
Fermentor
3
4
5 6
C6H12O6
H2O
N2
H2S
Abu
CH4
CO2
N2
H2S
H2
Bakteri anaerob
(59)
• Lipida dirubah menjadi Asam lemak rantai panjang dan Gliserin
Lipida
• Protei dirubah menjadi Asam amino
(60)
Protein Asam amino
• Asam nukleat dirubah menjadi Purin dan Pirimidin
Asam nukleat
Pirimidin Purin Asam phospat
• Polisakarida dirubah menjadi monosakarida.
Polisakarida terbagi atas : - Pati - Glikogen
- Selulosa
D-Glukopinarosa Glukosa
(61)
α(1-4) Glikogen Glukosa
2. Tahap Asidogenesis
Tahap asidogenesis merupakan tahap penguraian monomer-monomer dari Asam
lemak rantai panjang, Gliserin, Asam amino, Glukosa, Purin dan Pyrimidin.
Monomer tersebut diuraikan hingga menjadi Asam lemak volatil, alkohol, H2S, CO2, N2, H2
• Asam lemak rantai panjang diuraikan menjadi Asam lemak volatil.
.
Asam lemak rantai panjang terdiri atas :
(62)
- Asam lemak palmitat
- Asam lemak oleat
Asam lemak stearat Asam butirat Metana
Asam lemak palmitat Asam propionat Hidrogen
• Gliserin dirubah menjadi Asam propionat
Gliserin Asam propionat Hidrogen
• Asam amino diurai menjadi asam akrilat
Asam amino Asam akrilat Nitrogen Hidrogen
• Glukosa diurai menjadi akohol (etanol)
Glukosa Etanol
(63)
• Purin diurai menjadi asam propionat
Purin Asam propionate phospat
• Pirimidim diurai menjadi asam butirat
Pirimidin Asam butirat
1.Reaksi pada asam lemak rantai panjang + gliserin
Asam lemak stearat Asam butirat
Asam lemak palmitat Asam propionat
Gliserin Asam propionat
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
+
(64)
2. Reaksi pada Asam nukleat
Asam nukleat Pirimidin purin
Purin Asam propionate phospat
Pirimidin Asam butirat
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH4
Asam butirat asam propionate asam laktat
3CH3-CH2-COOH + H2 + 2H3PO4
CH3CH2CH2COOH + ½N2 + H2
+
(65)
Asam nukleat
3. Reaksi pada keseluruhan Asam lemak rantai panjang + gliserin, Asam amino, Asam nukleat.
5OH-C-C3H7 + 9CH3-CH2-COOH + CH3-CHOH-COOH + 7CO2 + 10H2 + 4CH
Asam butirat asam propionate asam laktat
4
Asam nukleat
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4
CH3CH2CH2COOH + 3CH3CH2COOH +
Asam propionate Asam butirat
½N2 + 2H2 + 2H3PO4 III-10
(66)
Asam amino Asam akrilat
+
Asam amino Asam nukleat
6CH3CH2COOH + 12CH3CH2CH2COOH + CH3-CHOH-COOH + CH2
Asam butirat Asam propionat Asam laktat Asam akrilat
=CH-
COOH + 7CO2
2 27
+ H2 + 4CH4 + N2 + H3PO4
3. Tahap Asetogenesis
2CH3CH2OH + 2CO2 2CH3COOH + 2H2………( pers 1)
12CH3CH2COOH + 2H2O 12CH3COOH + 24H2
6CH
…………..(pers.2)
3CH2CH2COOH + 12H2O 12CH3COOH + 12H2…………..(pers.3)
2CH3CH2OH + 12CH3CH2COOH + 6CH3CH2CH2COOH + 2CO2 + 36H2
40H
2 + 26CH3
4. Tahap Metagenesis
COOH
C6H12O6 + 2H2O 2C2H4O2 + 2CO2 + 4H 2C
2
2H4O2 2CH4 + 2CO2
CO
2 + 4H2 CH4 + 2H2
C
O
6H12O6 3CH4 + 3CO2
+
+
+
BakteriBakteri
(67)
Tabel 3.9 Neraca Massa Pada Fermentor (FR-01)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 3 Alur 4 Alur 5 Alur 6
1. C6H12O6 15455,031 - - 1545,711
2. H2O 7077,5 - - 7077,5
3. N2 373,05 - 111,915 261,135
4. H2S 38,329 - 38,329 -
5. Abu 806,09 - - 806,09
6. Bakteri - 3562,5 - 3562,5
7. CH4 - - 3709,152 -
8. CO2 - - 10200,168 -
Total
23750 3562,5 14059,564 13253,932
27312,5 27312,5
4. Absorbsi (AB-01)
Tabel 3.10 Neraca massa pada Absorbsi (AB-01)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 7 Alur 10 Alur 9 Alur 8
Absorbsi
7
8
9 10
H2O
CH4
CO2
N2
H2S
CH4
CO2
N2
H2S
CO2
H2O
(68)
1. CH4 3709,152 - 3709,152 -
2. CO2 10200,168 - 3060,051 10200,168
3. N2 111,915 - 111,915 -
4. H2S 38,329 - 38,329 -
5. H2O - 4217,117 - 4217,117
Total
14059,564 4217,117 6919,447 11357,234
18276,681 18276,681
11. Absorbsi (AB-02)
Tabel 3.11 Neraca massa pada Absorbsi (AB-02)
No Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
9 11 10 12
1. CH4 3709,152 - - 3709,152
2. CO2 3060,051 - - 3060,051
3. N2 111,915 - - 111,915
4. H2S 38,329 - 30,663 7,666
5. Fe - 1383,89 1383,89 -
Total
6919,447 1383,89 1414,553 6888,784
8303,337 8303,337
Absorbsi (Fe) 9
10 11
12
CH4
CO2
N2
H2S
FeS
CH4
CO2
N2
H2S
Fe
(69)
(70)
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN NERACA PANAS
Satuan perhitungan : kkal/jam
Basis temperatur : 25oC (298 K)
Tabel LB.1 Data karakteristik zat
Komponen Berat Molekul Cp (kkal/kmol)
Padat Cair Gas
C6H12O6 180 0,224 - -
Abu 852,29 0,321 - -
CO2 44 - 19,05* 0,2055
H2O 18 - 1,0 0,4512
N2 28 0,224* - 0,243
CH4 16 - - 5,34
H2S 34 - - 7,2
*)menggunakan metode Hurst and Harrison
(sumber : Perry, 1997)
Tabel LB.2 Data Entalpi (panas) Permbentukan ∆Ho Komponen
f(298)
∆Ho
f(298) (kkal/kmol)
C6H12O6 -120,26
CO2 -94,05
CH4 -17,89
(71)
1. Fermentor (FR-01)
Reaksi yang terjadi :
C6H12O6 3CH4 + 3CO2
Persamaan energi :
Panas masuk = panas keluar + Akumulasi Asumsi akumulasi = 0
Sehingga neraca akan menjadi : Panas masuk = panas keluar
Panas bahan masuk + panas steam = panas bahan keluar + panas reaksi ∆Hr(298) = (3.∆Hf(298)CH4 + 3. ∆Hf(298)) – (∆Hf(298)C6H12O6
= 3. (-17,89) + 3. (-94,05) – (-120,26)
)
= - 53,67 + (- 282,15) + 120,26
= - 215,56 kkal / gmol = - 215560 kkal / kmol
r.∆Hr(298) = -215560 x 81,315 = -17528261 kkal/ kmol
P = 1,14 atm T = 65oC
3
4
5
6
C6H12O6
H2O
N2
H2S
Abu
30oC
65o
C
65oC
CH4
CO2
N2
H2
H2S
Bakteri anaerob
Lumpur N2
Air
(72)
Tabel LB-3. Perhitungan Panas Bahan Masuk Fermentor (alur 3)
Komponen Fs3
(kg) Ns3 (kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns3 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal)C6H12O H 6 2 N O H 2 2 Abu S 15455,031 7077,5 373,05 38,329 806,09 85,86 413,88 13,323 1,127 1 1,12 5,0 1,12 36 1,605 96,1632 2069,45 14,92176 40,572 1,605
∆H in , alur 3 2222,711
Dianggap tidak ada panas masuk pada bakteri
Tabel LB-4. perhitungan Panas Bahan Keluar Fermentor (alur 5 )
Komponen Fs5
(kg)
Ns5
(kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns5 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal) CH CO 4 N 2 H 2 (g) 2 3709,152 S 10200,168 111,915 38,329 231,822 231,822 3,996 1,127 213,6 8,22 9,72 288 49517,179 1905,576 38,841 324,576∆H out , alur 5 51786,172
(73)
Komponen Fs6 (kg) Ns6 (kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns6 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal) Abu N H 2 2 806,09 O 261,135 7077,5 1 9,326 413,88 12,84 8,96 40 12,84 83,560 16555,2∆H out , alur 6 16651,6
Total ∆H out = ∆H5 out + ∆H6
= 51786,172 + 16651,6 out
= 68437,772 kkal
Panas yang diberikan oleh steam (Qs) :
dT dQs
= ∆H out total + r.∆Hr -∆H
= 68,347,772 + 17528261,4 – 2222,711
in
= 17594476,46 kkal
Reaktor menggunakan steam uap panas sebagai media pemanas yang masuk pada
suhu 120oC dan tekanan 1 atm, kemudian keluar sebagai pada suhu 100o
∆H
C dan tekanan 1 atm.
steam
Maka, massa steam (m
= 2716 - 419,1 = 2296,9 kj / kg = 548,97 kkal/kg …………(Reklaitis, 1983)
s
m
) adalah :
s = =
∆∆ 548,97kkal/kg
kkal 46 , 17594476 steam H Qs
= 32049,978 kg
2. Kondensor (C-01)
Kondensor
65oC 30o
C
Air pendingin 25oC
CH4
CO2
N2
H2S
CH4
CO2
N2
(74)
Tabel LB-6. Perhitungan Panas Bahan Masuk Kondensor (alur 5)
Komponen Fs5
(kg)
Ns5
(kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns5 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal) CH CO 4 N 2 H 2 (g) 2 3709,152 S 10200,168 111,915 38,329 231,822 231,822 3,996 1,127 213,6 8,22 9,72 288 49517,179 1905,576 38,841 324,576∆H in , alur 5 51786,172
Tabel LB-7. Perhitungan Panas Bahan Masuk Kondensor (alur 7)
Komponen Fs5
(kg)
Ns5
(kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns5 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal) CH CO 4 N 2 H 2 (g) 2 3709,152 S 10200,168 111,915 38,329 231,822 231,822 3,996 1,127 26,7 1,0275 1,215 36 6189,647 238,197 4,855 40,5725 7
(75)
∆H out , alur 5 6473,271
Karena tidak terjadi ∆Ep dan ∆Ek pada kondensor, maka perubahan panas steam
sama dengan perubahan entalpinya (∆H).
dT dQs
= ∆H out total + r.∆Hr -∆Hin, tot
= 6473,271 – 51786,172
= -45312,901 kkal (tanda negatif berrti melepas panas)
Kondensor dilengkapi dengan jacket yang berisi air pendingin yang masuk pada suhu 25oC dan air sisa keluar pada suhu 60o
dt Cp 303
298 (l)
∫
C.
=
kg kmol x kmol
kJ
18 1 5
,
2638 = kJ/kg ………..(Reklaitis, 1983)
= 146,583 kJ/kg = 35,034 kkal/kg
Maka masa air (ma
M
) yang digunakan adalah : a
dT Q K
K
∫
∆ 303298 (l) Cp
= =
kg kkal
kkal
/ 034 , 35
901 , 45312
(76)
BAB IV
NERACA ENERGI
Satuan perhitungan : kkal/jam
Basis temperatur : 25oC (298 K)
Tabel 4.1 Data karakteristik zat
Komponen Berat Molekul Cp (kkal/kmol)
Padat Cair Gas
C6H12O6 180 0,224 - -
Abu 852,29 0,321 - -
CO2 44 - 19,05* 0,2055
(77)
N2 28 0,224* - 0,243
CH4 16 - - 5,34
H2S 34 - - 7,2
*)menggunakan metode Hurst and Harrison
(sumber : Perry, 1997)
Tabel 4.2 Data Entalpi (panas) Permbentukan ∆Ho Komponen
f(298)
∆Ho
f(298) (kkal/kmol)
C6H12O6 -120,26
CO2 -94,05
CH4 -17,89
(sumber ; Reklaitis, 1983)
1. Fermentor (FR-01)
P = 1,14 atm T = 65oC
3
4
5
6
C6H12O6
H2O
N2
H2S
Abu 30
o
C
65o
C
65oC
CH4
CO2
N2
H2
H2S
Bakteri anaerob
Lumpur N2
Air
(78)
Tabel 4-3. Perhitungan Panas Bahan Masuk Fermentor (alur 3)
Komponen Fs3
(kg) Ns3 (kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns3 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal)C6H12O H 6 2 N O H 2 2 Abu S 15455,031 7077,5 373,05 38,329 806,09 85,86 413,88 13,323 1,127 1 1,12 5,0 1,12 36 1,605 96,1632 2069,45 14,92176 40,572 1,605
∆H in , alur 3 2222,711
Dianggap tidak ada panas masuk pada bakteri
Tabel 4-4. perhitungan Panas Bahan Keluar Fermentor (alur 5 )
Komponen Fs5
(kg) Ns5 (kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns5 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal) CH CO 4 N 2 H 2 (g) 2 3709,152 S 10200,168 111,915 38,329 231,822 231,822 3,996 1,127 213,6 8,22 9,72 288 49517,179 1905,576 38,841 324,576(79)
∆H out , alur 5 51786,172 Tabel 4-5. Perhitungan Panas Bahan Keluar Fermentor (alur 6)
Komponen Fs6
(kg)
Ns6
(kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns6 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal) Abu N H 2 2 806,09 O 261,135 7077,5 1 9,326 413,88 12,84 8,96 40 12,84 83,560 16555,2∆H out , alur 6 16651,6
2. Kondensor (C-01)
Tabel 4-6. Perhitungan Panas Bahan Masuk Kondensor (alur 5)
Komponen Fs5
(kg) Ns5 (kmol) dt Cp 303 298 (l)
∫
(kkal/ kmol)Ns5 Cp dt
303 298 (l)
∫
. (kkal) CH CO 4 3709,1522 10200,168
231,822 231,822 213,6 8,22 49517,179 1905,576 Kondensor
65oC 30o
C
5 7
Air pendingin 25oC
Air sisa 60oC CH4
CO2
N2
H2S
CH4
CO2
N2
(1)
Maka pajak penghasilan yang harus dibayar adalah :
• 10 % x Rp 50.000.000,- = Rp 5.000.000,- • 15 % x Rp (100.000.000,- – 50.000.000,-) = Rp 7.500.000,- • 30 % x Rp (154.293.761.687,- - 100.000.000 ,-) = Rp 46.258.128.480,- Total PPh = Rp 46.246.628.480
C. Laba setelah Pajak
Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – PPh
= Rp 154.293.761.687,- 46.246.628.480,- = Rp 108.047.133.207,-
LE. 4 Analisa Aspek Ekonomi
A. Profit Margin (PM)
PM = 100%
penjualan total pajak sebelum Laba x
PM = 100%
040 . 154 . 167 . 252 , 687 . 761 . 293 . 154 x Rp Rp −
= 61,3 %
Profit margin sebesar 61,3 %, menunjukan keuntungan perusahan yang diperoleh tiap perusahaan tiap tahunnya.
B. Break Even Point (BEP)
BEP = 100%
variabel Biaya -penjualan Total tetap Biaya x
BEP = 100%
, 042 . 781 . 055 . 25 , 040 . 154 . 167 . 252 , 311 . 611 . 817 . 72 x Rp Rp Rp − − − −
= 32,06 %
BEP merupakan titikkeseimbangan penerimaan dan pengeluaran dari suatu pabrik/unit dimana semakin kecil BEP maka perusahaan semakin baik. BEP biasanya tidak lebih dari 50 %, maka dari hasil diatas diketahui pendapatan dan pengeluaran sebanding.
(2)
Kapasitas produksi gas Metana pada titik BEP = 7899.878 kg/jam x 32,06 % = 253.290 kg
Nilai penjualan pada titik BEP = 32,06 % x Rp 252.167.154.840,- = Rp 8.084.478.983.000,-
C. Pay Out Time (POT)
POT = x tahun ROI 1
1
ROI =
492 . 825 . 836 . 210 207 . 133 . 047 . 108 Investasi Modal Total pajak setelah Laba Rp Rp = = 0,512
POT = x1tahun 512
, 0
1
= 1,9 tahun
POT selama 1,9 tahun merupakan jangka waktu pengembalian modal dengan asumsi bahwa perusahaan beroperasi dengankapasitas penuh tiap tahun.
D. Return on Network (RON)
RON = x100%
ri Modalsendi
hpajak Labasetela
RON = 100%
200 . 095 . 502 . 126 207 . 133 . 047 . 108 x Rp Rp
= 85,41 %
E. Internal Rate of Return (IRR)
Untuk menentukan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan pengeluaran dari tahun ke tahun disebut “Cash Flow”. Untuk memperoleh pengeluaran dari tahun yang disebut Cash flow diambil ketentuan sebagai berikut:
• Laba kotor diasumsikan mengalami kenaikan 10 % tiap tahun • Harga tanah diasumsikan mengalami kenaikan 10% tiap tahun • Massa pembangunan disebut tahun ke nol
• Jangka waktu cash flow dipilih 10 tahun
(3)
• Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada tahun ke -10 Cash flow = laba setelah pajak + depresiasi
• Berdasarkan perhitungan diperoleh IRR sebesar 64,04 %
(4)
Tabel LE.10 Data Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
Tahun Laba sebelum pajak Pajak Laba sesudah Pajak Depresiasi Net Cash Flow P/F
i = 51 %
PV pada i = 51 %
P/F pada i = 52 %
Pv pada i = 52 %
0 0 0 0 0 -4.627.323.621.931,68 1 -4.627.323.621.931,68 1 -4.627.323.621.931,68
1 9.917.554.709.000 2.975.248.913.000 6.942.305.786.000 3.811.911.101,24 6.946.117.697.101,24 0.6623 4.600.413.751.000 0.6579 3.026.612.207.000 2 10.909.310.179.900 3.272.775.551.000 7.636.534.628.900 3.811.911.101,24 7.632.722.717.000 0.4386 3.347.712.184.000 0.4328 1.448.889.833.000 3 11.891.065.650.800 3.567.002.195.000 8.324.063.455.800 3.811.911.101,24 8.320.251.544.000 0.2904 2.416.201.048.000 0.2848 68.813.405.850 4 12.872.821.121.700 3.861.828.836.000 9.010.992.285.700 3.811.911.101,24 9.007.180.374.000 0.1924 1.732.981.504.000 0.1873 32.458.743.570 5 13.854.567.592.600 4.156.356.477.000 9.698.220.115.600 3.811.911.101,24 9.694.408.204.000 0.1274 1.235.067.605.000 0.1232 15.216.032.890 6 14.836.332.063.500 4.450.882.118.000 10.385.449.945.500 3.811.911.101,24 10.381.638.030.000 0.0844 87.621.024.970 0.0811 7.106.065.125 7 15.818.087.534.400 4.746.008.759.000 11.072.078.975.400 3.811.911.101,24 11.068.267.060.000 0.0559 61.871.612.870 0.0533 3.297.756.966 8 16.799.843.005.300 5.039.935.400.000 11.759.907.605.300 3.811.911.101,24 11.756.095.690.000 0.0370 43.497.554.050 0.0351 1.526.764.147 9 17.781.598.476.200 5.334.462.041.000 12.447.136.435.200 3.811.911.101,24 12.443.324.520.000 0.0245 30.486.145.070 0.0231 704.229.951,1 10 18.763.353.947.100 5.628.988.682.000 13.134.365.265.100 3.811.911.101,24 13.130.553.350.000 0.0162 21.271.496.430 0.00152 32.332.674,57
IRR = 51 % +
(52 51)% )66 , 655 . 914 . 4 ( 657 . 063 . 042 . 2
657 . 063 . 042 . 2
− −
− x
= 51,9 %
(5)
0
5E+10
1E+11
1.5E+11
2E+11
2.5E+11
1
3
5
7
9
11
Kapasitas produksi (% )
B
ia
y
a
(
R
u
p
ia
h
)
penjualan
biaya variabel
biaya tetap
biaya produksi
Gambar LE.1 Break Event Point BEP = 5,8%
(6)
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
PABRIK PEMBUATAN GAS METANA DARI SAMPAH ORGANIK
RUPSDewan Komisaris
General Manager
Manager Prooduksi
Kabag Utilitas
Kabag Proses
Kabag Laboratorium
Manager Teknik SDM/Umum Manager
Finansial/Marketing
Kabag
maintanance & Listrik
Kabag
Instrumentasi
Kabag Perso nalia
Kabag SDM
Kabag Keam anan
Kabag Marketing
Kabag Pembelian
KARYAWAN
Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Metana dari Sampah Organik