agar tidur nyenyak mohonlah perlindungan kepada Allah agar dijaga-Nya selama tidur. Jika orang Islam taat melaksanakan sholat wajib sehari semalam dengan
khusyu, insya Allah akan terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan serta dari stress, dan kegoncangan jiwa.
28
2. Kesehatan Mental
a. Pengertian Kesehatan Mental
Jasmani dikatakan sehat apabila energi yang ada mencukupi, daya tahan yang ada mencukupi, memiliki kekuatan untuk menjalankan aktivitas, dan kondisi badan
terasa nyaman dan sehat. Dr. kartini kartono mengatakan bahwa orang yang memiliki mental sehat memiliki sifat-sifat khas, antara lain mempunyai kemampuan untuk
bertindak secara efesien, memiliki tujuan-tujuan hidup yang jelas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usahanya,
memiliki regulasi diri dan integrasi kepribadian dan memiliki batin yang selalu tenang.
29
Apabila ditinjau dari etimologi, kata “mental”berasal dari kat latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa yunani,
kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental ilmu kesehatan mental.
28
Zakiah Daradjat, op.cit. hlm. 21-34
29
Yusak Burhanuddin, Kesehatan Mental, Bandung, PT. Pustaka Setia, 1999, cet. ke-1, h. 9
Ilmu kesehatan mental juga memiliki beberapa definisi dari para pakar yang ditinjau dari berbagai pandangan dan bidangnya masing-masing. berikut ini
merupakan beberapa definisi dari kesehatan mental: 1.
Kesehatan Mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala jiwa neurose dan gejala penyakit jiwa psychose
2. Kesehatan Mental adalah adanya kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, masyarakat atau lingkungannya.
3. Kesehatan Mental adalah pengetahuan dan perbuatan seseorang untuk
mengembangkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga menyebabkan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain,
serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa. 4.
Kesehatan Mental adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta terciptanya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari sehingga
merasakan kebahagiaan dan kepuasan dirinya.
30
Pengertian kesehatan mental yang dikemukakan oleh Sigmund freud membatasi pengertian kesehatan mental itu pada “rasa tanggung jawab” seseorang
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Marie Jahoda kesehatan mental tidak hanya terbatas kepada absennya seseorang dari gangguan dan penyakit
jiwa. Tetapi memiliki sifat atau karakteristik seperti: memiliki sikap kepribadian
30
ibid, hal. 10-12
terhadap diri sendiri dalam arti ia mengenal dirinya dengan baik, memiliki pertumbuhan, perkembangan dan perwujudan diri.
31
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat batasan yang tepat adalah yang luas mencakup semua batasan yang pernah ada, yaitu: terhindar dari gangguan dan
penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah- masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa, adanya keserasian fungsi-fungsi jiwa
tidak ada konflik dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal mungkin.
32
Sedangkan pengertian kesehatan jiwa menurut paham ilmu kedokteran pada waktu sekarang adalah satu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-
sifat yang harmonis sesuai dan memperhatikan semua segi-segi dalam penghidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain.
33
b. Karakteristik Mental Yang Sehat Pada prinsipnya manusia memiliki mental yang sehat, namun karena suatu
hal ada sebagian orang yang tidak memiliki mental yang sehat. Orang yang tidak sehat mentalnya mempunyai tekanan-tekana batin. Denagn kondisi tersebut, ia
31
Jalaludin dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Kalam Mulia, 1993, cet. Ke-1. hlm. 76
32
Zakiah Daradjat, Islam Dan Kesehatan Mental Jakarta: PT. Gunung Agung, 1995, cet. Ke- 7, hlm.9
33
Dadang Hawari, Al-quran Ilmu kedokteran jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1996cet. Ke-II. hlm. 11
merasa tidak tenang, tidak nyaman, bahkan kepribadiannya menjadi kacau. Kekacauna mental ini disebabkan karena kurangnya kesadaran, memiliki konflik-
konflik emosional, tidak berani menghadapi tantangan kesulitan hidup, apalagi hidup di tengah-tengah masyarakat yang tengah mengalami disorganisasi dan disintegrasi
sosial. Penyebab lain adalah krisis-krisis yang terjadi di masyarakat, yang menyebabkan seseorang ingin melarikan diri dari realitas hidup. Tidak bagi orang
yang memiliki mental yang sehat, mereka memiliki batin yang aman, tenang dan tentram. Bebagai usaha untuk mencapai kebahagiaan dan ketentraman pada
hakikatnya bertujuan untuk mencari ketenangan hidup.namun, tidak semua orang mampu mencapai keinginan tersebut, karena adanya rintangan yang membuat
seseorang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan. Menurut Al-Quran, jiwa yang tenang ditandai dengan memiliki rasa aman,
terbebas dari rasa takut dan sedih di dunia maupun di akhirat. Jadi sifat orang yang jiwanya telah mencapai tingkat muthmainah tenang adalah hatinya selalu tentram
karena ingat kepada Allah, yakin seyakin-yakinnya terhadap apa yang diyakininya sebagai kebenaran, dan oleh karena itu ia tidak mengalami konflik batin, tidak
merasa cemas dan tidak pula takut. Sifat atau kondisi seperti inilah yang oleh Abdullah Yusuf Ali dalam the Meaning of the Glorious Quran disebut sebagai
puncak kebahagiaan bagi seseorang mukmin.
34
34
Ahmad Mubarok, Jiwa Dalam Alquran, Jakarta: PT Paramadina, 2000, cet. Ke-1.hlm. 82
Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan mental atau ciri mental yang sehat adalah dasar-dasar yang harus di tegakkan manusia guna mendapatkan kesehatan
mental dan terhindarnya dari gangguan kejiwaan. Diantara prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
A. Memiliki gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri B. Memiliki keterpaduan atau integrasi diri
C. Memiliki perwujudan diri sebagai proses kematangan diri D. Berkemampuan menerima orang lalin, melakukan aktifitas sosial, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal E. Berminat dalam tugas dan pekerjaan
F. Memiliki agama, cita-cita, dan falsafah hidup G. Pengawas diri
H. Rasa benar dan tanggung jawab.
35
Selanjutnya dikemukakan bahwa setiap gangguan dalam perkembangan kesehatan jiwa tersebut diatas yang menjelma sebagai perubahan dalam fungsi jiwa
seseorang itu, merupakan gangguan di bidang kejiwaan. Dipihak lain organisasi kesehatan se-Dunia WHO, 1959 memberikan criteria
jiwa atau mental yang sehat, adalah sebagai berikut: ¾ Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun
kenyataan itu buruk baginya.
35
A.F. Jaelani, op.cit, hlm. 76
¾ Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya. ¾ Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
¾ Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.
36
Berkenaan dengan pribadi normal dan mental yang sehat, Dr. Kartini Kartono mengutip principles of abnormal psychology karangan Maslow and Mittleman, yaitu
sebagai berikut: a
Memiliki rasa aman sense of security yang tepat, mampu berhubungan dengan orang lain dalam bidang kerja, pergaulan dan dalam lingkungan
keluarga. b
Memiliki penilaian self evaluation wawasan diri yang rasional dengan harga diri yang tidak berlebihan, memiliki kesehatan secara moral, dan tidak
dihinggapi rasa bersalah. Selain itu juga dapat menilai prilaku orang laain yang asosial dan tidak manusiawi sebagai gejala prilaku yang menyimpang.
36
Dadang Hawari, ibid. hlm. 11-12
c Mempunyai spontanitas dan emosional yang tepat. d Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat dan mampu
memuaskannya dengan cara yang sehat, namun tidak diperbudak oleh nafsunya sendiri.
e Mempunyai pengetahuan diri yang cukup dengan memiliki motif hidup yang sehat dan kesadaran tinggi.
f Memiliki tujuan hidup yang wajar, tepat, dan realitas sehingga bisa dicapai dengan kemampuaan sendiri serta memiliki keuletan dalam
mengejar tujuan hidupnya agar bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya.
37
Berkenaan dengan gangguan kesehatan jiwa pada seseorang adalah: perasaannya yang tidak stabil, mudah tersinggung, rasa rendah diri, dan sedih tidak
beralasan.
38
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Dari beberapa ciri-ciri atau criteria jiwa yang sehat adalah mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri baik dirinya sendiri, orang lain, maupun
lingkungan. Penyesuaian diri atau pribadi adalah, penerimaan individu terhadap dirinya, tidak benci, lari, dongkol atau tidak percaya padanya. Kehidupan
kejiwaannya ditandai oleh sunyi dari kegoncangan dan keresahan jiwa yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas dan tidak puas.
37
Ibid. Yusak Burhanuddin, hlm, 13-14
38
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1976, cet. Ke-I. hlm. 39
Keadaan konflik yang umum dalam kehidupan sehari-hari mencakup pula fakta kejiwaan lainnya, yaitu takut dan cemas. Sesungguhnya frustasi, konflik, dan
cemas merupakan suatu rangkaian, yang unsur-unsurnya berkaitan satu sama lainnya.
39
a. Frustasi
Frustasi merupakan pernyataan sikap seseoranng akibat adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, atau adanya suatu hal yang menghalangi
keinginannya.contohnya banyak sekali seperti yang terdapat pada kehidupan kita sehari-hari, contoh yang sederhana sikap seorang anak yang tidak dapat berbuat
sekehendak hatinya karena ia harus menaati peraturan orang tuannya. Misalnya, makan, minum, tidur, dan bermain.ada berbagai sikap yang ditunjukkkan oleh
seseorang bila menghadapi rasa frustasinya, orang yang sehat mentalnya dapat menerima frustasi itu untuk sementara, sambil menunggu kesempatan yang
memungkinkanuntuk mencapai keinginannya.sebaliknya, orang yang tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara yang wajar. Ia berusaha mengatasinya
dengan caranya sendiri, tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya misalnya, dengan kekerasan.
b. Konflik
Apabila dalam diri seseorang terdapat dua dorongan atau lebih yang saling bertentangan dan tidak dipenuhi dalam waktu yang bersamaan dapat menyebabkan
39
Mustafa Fahmi, Penyesuaian Diri Pengertian Dan Peranannya Dalam Kesehatan Mental, ter Zakiah Daradjat, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1982, cet. I. hlm. 20
adanya konflik jiwa pada seseorang. Konflik jiwa ini dapat dibagi dalam dua kategori yaitu:
a Pertentangan antara dua hal yang diinginkan tetapi tidak mungkin diambil
keduanya. b
Pertentangan antara dua hal berbeda yang salah satu diantaranya sangat diharapkannya, sementara satu lainnya ingin dihindari.konflik ini terjadi apabila
ada dua macam keinginan yang saling bertentangan atau saling menghalangi. c
Pertentangan antara dua hal yang tidak diinginkan, yaitu sama-sama tidak disenangi jika salah satu dihindari maka harus menghadapi yang lainnya, yang
juga tidak diinginkan.
c. Kecemasan
Kecemasan adalah luapan berbagai emosi yang menjadi satu. Kecemasan ini terjadi ketika seseorang sedang menghadapi sesuatu yag menekan perasaan dan
menyebabkan pertentangan batin dalam dirinya. Dalam kecemasan terdapat segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa dosa atau bersalah, terancam,
dan sebagainya.
40
d. Masalah Kesehatan Mental Pada Anak 13-16 Setelah si anak melalui umur 12 tahun, berpindah ia dari masa kanak-kanak
yang terkenal tenang, mereka memasuki masa goncang, karena pertumbuhan cepat disegala bidang terjadi. Pertumbuhan jasmani yang pada umur sekolah tampak serasi
dan seimbang, berubah menjadi goncang dan tidak seimbang dan berjalan sangat
40
Yusak Burhanudin, ibid, hlm. 55-57
cepat, yang menyebabkan si anak mengalami kesukaran. Pertumbuhan yang paling menonjol terjadi pada umur-umur ini, adalah pertumbuhan jasmani cepat, seolah-olah
ia bertambah tinggi dengan kecepatan yang jauh lebih terasa daripada masa kanak- kanak dulu. Tumbuhnya bertambah cepat, akan tetapi tidak serentak seluruhnya,
maka terjadilah ketidakseimbangan, gerak dan tubuhnya tampak kurang serasi, misalnya ia tampak tinggi kurus dengan kaki, tangan dan hidung lebih besar daripada
bagian tubuh lainnya. Semua perubahan jasmani cepat itu, menimbulkan kecemasan pada remaja,
sehingga menyebabkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekuatiran. Bahkan kepercayaan kepada agama yang telah bertumbuh pada umur sebelumnya,
mungkin pula mengalami kegoncangan, karena ia kecewa terhadap dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-
kadang menjadi ragu dan berkurang, yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang- kadang rajin dan kadang-kadang malas. Perasaannya kepada Tuhan terganggu kepada
perubahan emosi yang sedang dialaminya. Kadang-kadang ia merasa sangat membutuhkan Tuhan, dan kadang-kadang pula ia kurang membutuhkan Tuhan.
41
3. Pengaruh Sholat Fardlu Terhadap Kesehatan Mental Pada hakekatnya ibadah sholat yang merupakan media bersyukur itu manfaat
dan gunanya bukanlah untuk Allah, tetapi untuk kepentingan manusia. Allah tidak memperoleh apa-apa tetapi manusialah yang mendapatkan keuntungan. Manusia
41
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003, cet. Ke-16, h. 132- 133
tidak dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh keridloan-Nya selama dia kotor jiwa, pikiran dan perbuatannya. Apabila ia ingin bertakarrub dan
mendapat keridloan-Nya, haruslah ia membersihkan dirinya dari pekerjaan-pekerjaan tercela dan sifat-sifat jahat.
Apabila manusia meresapkan benar-benar segala bacaan sholat dari awal sampai akhir, niscaya dapat membentuk pikiran dan hatinya sebaik-baiknya. Bacaan-
bacaan sholat yang berisi puji-pujian, pengakuan, pengaduan, harapan, doa dan sebagainya itu sebagai penuntun jiwa kearah kebaikan. Kemudian hadirnya hati
menyertai kehadiran fisiknya di situ segala fungsi jiwa cipta rasa dan karsa dikonsentrasikan kepada Allah. Selain itu ada pula yang yang harus ditanamkan yaitu
merasa malu, malu akan kekurangan ibadat yang belum memadai, bahkan masih banyak kekurangannya. Untuk itu hendaklah ia merasa malu.
Islam mempunyai pedoman dan landasan pokok dalam memenuhi kebutuhan lahiriyah yang berupa: papan, pangan, sandang, dan lainnya. Demikian pula untuk
kebutuhan rohani jiwa nya, seperti kebutuhan rasa kasih sayang, rasa harga diri, rasa tentram, dan lainnya. Oleh karena itulah, lewat agama Islam dengan praktek
ibadahnya menjadi filter dan penyelaras antara kebutuhab hidup yang bersifat lahiriyah dan kebutuhan hidup batiniyah. Sholat merupakan ibadah yang telah
difardlukan Allah kepada umat Islam. Tujuan utamanya adalah agar manusia selalu dekat dengan Allah dengan selalu mengingat-Nya, sehingga mendorong manusia
untuk berusaha dan tidak tergelincir serta terperosok kepada kemungkaran dan
kesesatan. Dengan mengingat Allah setiap waktu, maka timbullah dalam dirinya perasaan dekat dan selalu diawasi oleh Allah, sehingga dalam menghadapi
permasalahan hidup senantiasa akan dihadapinya dengan hati yang lapang, sabar, dan tawakkal. Dengan demikian hidup ini dirasakan tenang, tentram, damai, dalam jiwa
yang bebas dari beban, sehingga timbullah gairah bekerja dan beribadah yang seimbang yang senantiasa terkontrol oleh sholat.
42
Kedudukan spiritual yang terkandung dalam ibadah sholat dapt berpengaruh pada kejiwaan seorang manusia. Kekuatan tersebut dapat membangkitkan harapan-
harapan, menguatkan keinginan, meninggikan cita-cita, melahirkan kemampuan yang kadang diluar batas kemampuan akal manusia, tetapi peristiwanya tetap dapat
ditangkap oleh orang yang mengalaminya. Kekuatan itupun memberi rasa tanggung jawab dalam mengemban tugas dan tujuan manusia dalam kehidupan dunia ini
dengan baik.
43
Ibadah sholat juga memiliki pengaruh besar untuk mengobati perasaan bersalah atau berdosa yang menyebabkan perasaan khawatir dan penyakit jiwa. Hal
tersebut dikarenakan sholat dapat menghapus berbagai dosa manusia, mensucikan jiwa dari noda kesalahan, serta membangkitkan jiwa selalu berharap meraih ampunan
dan keridhoan Allah SWT.
44
42
Rafi’udin, dan Alim Zainudin, op.cit h. 102-103
43
Muhammad ‘Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadits, Al-Hadits Wa’lum An- Nafs, Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004, cet. Ke-I. h. 340
44
ibid
Kerangka Berpikir Sholat merupakn hubungan ruhani antara makhluk dengan kholiknya, orang
yang sedang mengerjakan sholat dengan khusyu tidak merasa sensiri. Sholat bertujuan agar manusia selalu dekat dengan Allah, sehingga mendorong manusia
untuk berusaha dan tidak tergelincir serta terperosok kepada kesesatan. Ibadah sholat memiliki pengaruh besar untuk mengobati perasaan bersalah, gelisah, dan tidak
tenang. Adapun yang dimaksuk kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala jiwa seperti cemas, adanya konflik, hingga timbul rasa gelisah dan frustasi.
Adapun unsur yang terpenting dalam menentukan corak kepribadian seseorang adalah nilai-nilai agama. Upaya penanganan penderitaan gangguan
kejiwaan adalah dengan meneparkan ajaran agama diantaranya sholat lima waktu. Karena sholat yang dilakukan dengan benar dan khusyu membuat pelakunya menjadi
tenang dan tentram. Berdasarkan uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa secara umum anak
yang melakukan sholatnya dengan baik dan benar maka jiwa atau mentalnya akan baik, karena jiwa atau mental yang sehat akan mempengaruhi gaya hidup yang
normal, berkepribadian yang baik hingga dapat tercipta masyarakat yang baik pula. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha=Ada pengaruh yang signifikan antara sholat dengan kesehatan mental.
Ho=Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sholat dengan kesehatan mental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN