BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Islam, latihan rohani yang diperlukan manusia diberikan dalam bentuk ibadah. Semua ibadah dalam Islam baik dalam bentuk sholat, puasa, zakat, maupun
haji, bertujuan untuk membuat rohani manusia tetap ingat kepada Tuhan. Keadaan senantiasa dekat dengan Tuhan dapat mempertajam rasa kesucian yang selanjutnya
menjadi rem bagi hawa nafsunya untuk melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku.
1
Diantara ibadah dalam Islam shalatlah yang membawa manusia kepada sesuatu yang amat dekat kepada Tuhan, bila dihayati.
2
Agama bahkan memerintahkan orang tua agar mendidik anak-anaknya untuk sholat dikala mereka telah berusia tujuh tahun dan memukulnya jika mereka tidak
mau mengerjakan sholat. Sebagaimana sabda Nabi SAW: Allah memerintahkan kita semua untuk selalu memelihara shalat, karena
sholat adalah amalan yang paling pertama dihisab dari seorang hamba di hari kiamat, apabila sholatnya ditolak maka amalan-amalan yang lainpun ditolak sebagaimana
firman Allah:
ةﺮ ا :
اﻮﻈ ﺎ ﻰ تاﻮ ﱠ ا ﱠ اوةﺎ ﻰﻄْ ﻮْا اﻮ ﻮ و ﻪﱠ ﺎ
1
Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fiqih Dakwah, PT: Mitra cahaya Utama, 2006, cet.ke-I, h. 125
2
Ibid. h. 177
Artiny
a : “
Peliharalah semua shalat mu dan peliharalah shalat wustha.berdirilah untuk Allah dalam shalat mu dengan
khusyu’. Al-Baqarah:238
3
Dengan sholat manusia tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi kesulitan, ia tahu bahwa Allah dekat, Ia Maha Tahu dan Maha Penyayang. Seseorang
yang khusyu’ dalam sholatnya, merasakan bahwa dirinya sedang berhadapan dengan Allah. Dengan kondisi kejiwaan seperti itu, ia mampu menggungkapkan perasaannya
kepada Allah, ia akan berdo’a, memohon dan mengadu kepada Sang Maha Mengerti. Dengan sholat yang khusyu’ itu, segala persoalan yang dihadapinya, yang
menghimpit dan menekannya, akan teratasi, jiwanya akan menjadi tenang. Dan sholat adalah terapi yang paling tepat bagi segala penyakit batin dan kejiwaan sehingga
otaknya dapat kembali melaksanakan tugasnya.
4
Shalat yang sempurna dan dikerjakan denga khusyu’ serta penuh ketundukan kepada Allah dapat membuat hati terang , mendidik jiwa bersih serta mengajarkan
kepada manusia tentang bagaimana tatakrama beribadat dan mengerjakan kewajiban- kewajiban terhadap Allah. Shalat juga akan menghiasi dan memperindah seseorang
dengan akhlak yang terpuji dan mental yang sehat, seperti sifat jujur, mengemban amanat, memenuhi janji, bersikap adil dan lain sebagainya.
5
Konsekwensi logis dari
3
Departemen Agama RI,,Al-Quran Dan Terjemahnya, Juz 1-30, PT: Karya Insani Indonesia 2004, h. 49
4
Zakiah Daradjat, Sholat Menjadikan Hidup Bermakna, Jakarta: CV Ruhama, 1995, cet. Ke- 6. h.12
5
Rif’at Syauqi Nawawi, Sholat Ilmiah Dan Amaliah, Jakarta: PT. Fikahati, 2001, cet. September. h. 13
kondisi kejiwaan seseorang seperti itu ialah bahwa ia akan terhindar dari sikap bohong, ingkar, dan sifat-sifat tercela.
Maka kiranya jelaslah kebenaran firman Allah mengenai sholat sebagai berikut:
نا و ﺮ آا ﷲا ﺮآﺬ و ﺮﻜ او ءﺎﺸ ا ﻰﻬ ة
ا نﻮ
ﺎ ﷲا تﻮ ﻜ ا
:
Artinya: Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar dan sesungguhnya mengingnat Allah sholat adalah
keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
.
6
Pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi orang dari kejatuhan kepada gangguan jiwa dan dapat pula mengembalikan kesehatan jiwa
bagi orang yang gelisah. Karena kegelisahan-kegelisahan dan kecemasan-kecemasan yang tidak berujung berpangkal itu, umumnya datang dari ketidakpuasan atau
kekecewaan-kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong orang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridho Allah dan terbayanglah
kebahagiaan yang akan dirasakan dikemudian hari. Sholat, do’a-do’a dan permohonan ampun kepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin
6
Departemen Agama, op.cit. h. 566
yang akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya.
7
Ibadah sholat yang dilakukan dengan baik, berpengaruh bagi orang yang melakukannya. Ibadah yang dikakukannya membawa ketenangan, ketentraman, dan
kedamaian dalam hidupnya masing-masing. Manusia yang tenang hatinya, tidak akan goncang dan sedih hatinya ketika ditimpa musibah.
8
Sholat adalah kewajiban manusia yang harus dikakukan oleh setiap orang yang sudah menyatakan dirinya sebagai
orang mu’min, ibadah sholat sudah dilakukan oleh orang muslim yang konsekwen dengan imannya akan tetapi mereka yang belum merasakan ni’matnya ibadah,
mungkin saja mengganggap bahwa sholat merupakan kewajiban yang memberatkan.
9
Adapun factor yang menghambat dan menjadi problema dalam menyelenggarakan sholat dengan baik dan benar antara lain factor interen yaitu
kurangnya pemahaman akan fungsi dan tujuan sholat mereka menganggap bahwa sholat hanya suatu kewajiban kepada Tuhan tanpa diketahui oleh siapapun, mereka
tidak menjadikan sholat sebagai kebutuhan kita akan Allah jalan menuju ketenangan, factor eksternal yaitu pergaulan dan lingkungan siswa berada.
Berpijak dari fenomena yang ada siswa yang tidak melaksanakan sholat akan mudah emosi dan mudah tergoda oleh godaan-godaan amoral yang beragam
7
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Gunung Agung, 2001, cet. Ke-16. h. 72
8
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Jakarta: CV Karya Mulia, 2005, ed. Ke-2, h.119
9
Chotibul Umam, dkk, Fiqih, Kudus: Menara Kudus, 1994, cet. h. 53
bentuknya seperti premanisme, dan tawuran antar pelajar yang banyak merugikan pihak sekolah maupun siswa itu sendiri.
Madrasah Tsanawiyah Serpong merupakan salah satu madrasah Tsanawiyah yang berlokasi diwilayah kecamatan Serpong, yang melaksanakan penjabaran mata
pelajaran pendidikan Agama Islam dengan baik dengan menggunakan metode pendekatan yang agamis untuk mata pelajaran tertentu yang menciptakan suasana
keagamaan, yaitu pelaksanaan pendekatan keteladanan seperti keteladanan melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, perilaku pendidik
dan tenaga kependidikan lainnya yang merupakan akhlak terpuji, diantranya pembiasaan mengucap salam, berjabat tangan dengan rekan-rekan satu profesi,
mencium tangan pimpinan sebatas usia mereka pantas diperlakukan seperti itu, displin, menjauhi sifat-sifat yang tercela, karena orang yang sakit jiwanya adalah
orang yang tidak memiliki sikap i’tidal keseimbangan dalam berakhlak. Sebaliknya orang yang yang sehat jiwanya shihiyat al-nafs adalah orang yang bersikap I’tidal
dalam berakhlak. Orang yang sakit jiwanya adalah buruk sikapnya atau akhlaknya seperti bersikap nifak munafik, memperturutkan hawa nafsu, berlebih-lebihan
dalam berbicara, marah, dengki, iri, takabur, sombong, dan bakhil. Akan tetapi sifat- sifat tercela ini dapat delebur dengan sholat yang khusyu’ sebab, seseorang yang
hendak melaksanakan sholat ia diawali terlebih dahulu dengan berwudlu yang mana wudlu dapat meruntuhkan kotoran-kotoran yang ada pada anggota tubuh sebab
anggota tubuh itu tercemar dan ternoda, baik secara lahiriah maupun batiniah, sifat- sifat tercela ini pula menurut kesehatan mental dapat dipandang sebagai penyebab
gangguan kejiwaan, karena sifatnya yang dapat menimbulkan guncangan batin dan ketidak tentraman jiwa atau menurut istilah tazkiyat membawa kepada kebinasaan.
10
Akan tetapi kenyataan yang ada sangatlah berbeda dengan apa yang diharapkan siswa sering kali sholat namun mereka tidak juga dapat mencegah
kemungkaran atau bahkan mempunyai jiwa yang sehat dengan baik, diantaranya seperti tidak jujur, tidak disiplin, sombong, mudah marah-marah atau kemaksiatan-
kenaksiatan yang dilarang agama serta masih banyak yang lainnya. Padahal hubungan antara sholat dengan kesehatan mental telah diketahui dan dirasakan oleh banyak
orang, hal ini juga didasarkan pada QS Al- Mu’minun 40: 1 – 2:
نﻮ ﺆ ا :
- ﺆ ا ا ﺪ
نﻮ .
نﻮ ﺎﺧ ﻬ ه ﺬ ا
Artinya : “ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang- orang yang khusu’ dalam sholatnya
”. QS. Al-Mu’minun 40: 1- 2
11
Sholat adalah ibadah yang didalamnya terjadi hubungan ruhani antara makhluk dan kholiknya. Sholat juga dipandang sebagai munajat berdoa dalam hati
yang khusyu’ kepada Allah. Orang yang sedang mengerjakan sholat dengan khusyu’ tidak merasa sendiri. Seolah-olah ia berhadapan dan melakukan dialog dengan Tuhan.
Suasana spiritual seperti ini dapat menolong manusia untuk mengungkapkan segala perasaan dan berbagai permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, ia
mendapatkan tempat untuk mencurahkan segala yang ada dalam jiwa dan pikirannya.
10
A.F. Jaelani, Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental, Jakarta: Amzah 2000 cet. l. h. 82-83
11
Departemen Agama, op.cit. h. 475
Dengan sholat yang khusyu’ orang akan mendapatkan ketenangan jiwa, karena merasa diri dekat dengan Allah dan memperoleh ampunan -Nya.
12
Fenomena inilah yang kemudian menarik penulis untuk melakukan penelitian
dalam tugas pembuatan skripsi dengan judul ” PENGARUH SHOLAT FARDLU TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI MTs. SERPONG”
Alasan pemilihan judul
• Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh sholat terhadap kesehatan mental
siswa •
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pelaksanaan siswa dalam menjalankan ajaran Islam yaitu melaksanakan ibadah sholat sehari-hari.
• Jika melihat kenyataan yang ada khusususnya umat Islam terutama orang
awam, bahwa sholat hanya merupakan suatu perintah menurut hukum Islam semata, tanpa melihat secara lebih jauh bagimana sebenarnya pengaruh sholat
bagi kesehatan mental anak. Padahal kesehatan mental penting untuk kehidupannya terutama terhadap kejiwaan anak.
B. Pembatasan dan Perumusan masalah