Memiliki Sifat Gotong Royong
B a n g g a s e b a g a i B a n g s a I n d o n e s i a
75
Sumber: Gatra, 19 Juli 2006
Gambar 4.12 Gotong royong membangun rumah
Bangsa Indonesia sejak dahulu sudah terbiasa hidup bergotong royong. Mereka saling membantu bila ada
kesulitan atau ada pekerjaan yang dilakukan. Menanam padi misalnya, dilakukan secara bersama-sama dengan
tetangga. Begitu pula sewaktu menuainya. Sifat gotong royong ini dijalankan secara turun temurun dalam diri
bangsa Indonesia. Sifat gotong royong menjadi adat yang baik bagi bangsa Indonesia.
Di berbagai daerah, gotong royong dilakukan oleh warga masyarakat meskipun dengan nama atau istilah
yang berbeda-beda. Di Jawa ada istilah sambatan, dan gugur gunung. Di Bali ada subak yaitu pengairan
sawah secara bersama-sama. Istilah lain misalnya mapalus, keregan, dan grojogan. Namun, semuanya
itu merupakan kegiatan bekerja sama, kerja bakti atau gotong royong.
Sifat gotong royong dalam kehidupan bangsa Indonesia harus tetap kita
pertahankan. Sebab dengan gotong royong pekerjaan menjadi ringan. Gotong
royong juga memperkuat persatuan dan kesatuan.
Sekarang ini, sifat gotong royong diwujudkan dengan sikap dan perilaku
sebagai berikut. a.
Acara kerja bakti bersama di lingkungan kerja masing-masing.
b. Piket kelas atau sekolah.
c. Mengadakan pertemuan bersama.
d. Saling membantu bila ada orang
punya hajat.
Selain gotong royong, apa
lagi yang dapat
memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa?
U
ji
D
iri
7 6
P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n 3
Pemerintah juga memberikan penghargaan kepada kelompok masyarakat atau daerah yang secara
bergotong royong membangun daerahnya. Contohnya setiap tanggal 17 Agustus diadakan lomba menghias
gapura. Gapura yang dihias bagus dan menarik mendapat hadiah dari pemerintah daerah. Untuk
menghias gapura dalam rangka acara 17 Agustus diperlukan sifat dan semangat gotong royong dari warga
masyarakat.