Disparitas Pembangunan Antar Sektor Di Kabupaten Tapanuli Selatan

DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR SEKTOR DI
KABUPATEN TAPANULI SELATAN

TESIS

Oleh :

SYAMSUL BAHRI RITONGA
002103062/PWD

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2002
Syamsul Bahri Ritonga : Disparitas Pembangunan Antar Sektor Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2002
USU Repository © 2007

RINGKASAN
Syamsul Bahri Ritonga, "Disparitas Pembangunan An tar Sektor Di Kabupaten Tapanuli
Selatan” dengan komisi pembimbing Dr. M. Arief Nasution, MA (Ketua), Drs. H.B.
Tarmizi, SU (Pembimbing I) dan lic.rer,reg. Sirojuzilam, SE (Pembimbing II).

Pengamatan tentang proses pembangunan daerah tidak dapat dilepaskan dari
sistem ekonomi-politik negara yang bersangkutan. Pendekatan sektoral menitik
beratkan pada pertanyaan : sektor apa yang perlu mendapat prioritas untuk
dikembangkan, baru kemudian di mana akan dikembangkan masing-m a s i n g s e k t o r
t e r s e b u t . D a l a m k e n y a t a a n p e n d e k a t a n i n i s e r i n g t i d a k diambil dalam kerangka
totalitas, melainkan hanya untuk beberapa sektor tertentu, misalnya sektor industri atau
pertanian.
Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 20 kecamatan dan satu kota
administratif, merupakan salah satu kabupaten terbesar di Sumatera Utara. dengan
luas wilayah 12.275,80 Km 2 (sekitar 17,13 persen dari luas Sumatera Utara) dengan
jumlah penduduk pada tahun 2000 sebesar 728.799 jiwa. Dilihat dari kontribusi
sektoral, sektor pertanian masih merupakan sektor utama di daerah dimana pada
tahun 2000 kontribusinya mencapai 39 persen, diikuti sektor jasa sekitar 36,55 persen
dan sektor pengolahan sekitar 24,45 p e r s e n . K e b i j a k s a n a a n p e m b a n g u n a n d i
K a b u p a t e n T a p a n u l i S e l a t a n dia r ahk an un tuk men ingk a tk an laju p er tu mbuh an
ekon o mi deng an titik berat pada sektor pertanian terutama untuk pemenuhan
kebutuhan pokok pangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui disparitas pembangunan an t ar
sek to r ek o n o mi y an g terj ad i d i Kab u p a t e n T a p an u l i S e l a t a n , d a n m e n g e t a h u i
f a k t o r y a n g m e m p e n g a r u h i n y a s e r t a u n t u k m e n d a p a t k a n strategi yang perlu

dijalankan guna mengurangi disparitas pembangunan a.ntar sektor di Kabupaten
Tapanuli Selatan.

Syamsul Bahri Ritonga : Disparitas Pembangunan Antar Sektor Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2002
USU Repository © 2007

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang dihasilkan dari
berbagai instansi dan hasil publikasi resmi. Menganalisis disparitas digunakan indeks
location quotient (LQ) dan koefisien dispersi. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
disparitas digunakan metode kuadrat terkecil biasa atau ordinary least square (OLS) dengan regresi
linier berganda. Untuk mendapatkan strategi yang perlu dijalankan guna
mengurangi disparitas pembangunan antar sektor digunakan analisis SWOT yang disesuaikan
dengan Renstra dan Propeda Kabupaten Tapanuli Selatan.
Sektor ekonomi yang menjadi basis di Tapanuli Selatan adalah sektor p ertan ian
d en g an su b sek to rn y a t an a ma n b a h an mak an an , tan a ma n perkebunan dan peternakan.
Koefisien disparitas pembangunan antar sektor di Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan
yang paling rendah dibandingkan dengan daerah lain di kawasan pantai barat Sumatera Utara.
Variabel bebas yang dimasukkan dalam persamaan regresi mampu secara seremp ak
me mb erik an p eng aruh y ang sign ifik an terhadap variab el terikatnya pada tingkat
kepercayaan 99 persen. Variasi variabel bebas yang digunakan dalam persamaan mampu

secara bersama-sama menjelaskan hubungannya terhadap variasi variabel terikatnya sebesar
71,8 persen.
Produktivitas tenaga kerja memberikan pengaruh yang negatif terhadap koefisien
disparitas pembangunan antar sektor di Kabupaten Tapanuli Selatan. Dari pengujian
statistik variabel ini tidak memberikan pengaruh y ang sig nifik an p ad a tingk at
k ep ercay aan 95 p ersen. Pen g elu aran pembangunan memberikan pengaruh yang
negatif dan signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB memberikan pengaruh yang positip dan signifikan pada tingkat kepercayaan 95
persen. Kontribusi sektor pengolahan memberikan pengaruh yang negatif dan
signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengaruh kontribusi sektor jasa
terhadap koefisien disparitas tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Jumlah
usaha kecil dan menengah (UKM) memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan pada
tingkat kepercayaan

Syamsul Bahri Ritonga : Disparitas Pembangunan Antar Sektor Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2002
USU Repository © 2007

95 persen terhadap koefisien disparitas pembangunan antar sektor di
Kabupaten Tapanuli Selatan.
D e n g a n a n a l i s i s S W O T d i d a p a t k e b i j a k a n s t r a t e g i s u n t u k me n g u r a n g i disparitas

pembangunan antar sektor sesuai dengan Renstra dan Propeda T a p a n u l i s e l a t a n
a n t a r a l a i n p e m b e r d a y a a n U K M , p e n g e m b a n g a n agroindustri yang
b e r o r i e n t a s i e k s p o r , p e n i n g k a t a n i n f r a s t r u k t u r d a n mempermudah penanaman modal,
pemilihan SDA yang ramah lingkungan, menumbuhkan suasana yang berinvestasi dan
berusaha yang kondusif dan peningkatan kemampuan aparatur daerah.

Syamsul Bahri Ritonga : Disparitas Pembangunan Antar Sektor Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2002
USU Repository © 2007