Kemudian menghitung required return saham individu dan required return industri farmasi periode 2009-2013 dengan menggunakan model CAPM.
2. Membuat garis SML Security Market Line dengan melewati dua titik yaitu titik pertama Rf dengan beta sama dengan nol dan titik kedua Rm dengan
beta sama dengan satu. Kemudian masukkan required return dan beta masing-masing sekuritas sesuai perhitungan dengan model CAPM untuk
menentukan nilai wajar dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel.
3. Membuat garis SML Security Market Line seperti pada langkah kedua dengan memasukkan expected return dan beta dari masing-masing
perusahaan farmasi yang dijadikan sampel. 4. H
didukung jika sekuritas terletak di atas garis SML Return yang diharapkan Return yang disyaratkan = Undervalued
H
1
didukung jika sekuritas terletak di bawah garis SML Return yang diharapkan Return yang disyaratkan = Overvalued
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah untuk
menilai apakah saham-saham perusahaan sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2009-2013 memiliki harga yang wajar dengan menggunakan model
CAPM. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seluruh perusahaan farmasi yang dijadikan sampel penelitian berada pada
kondisi harga yang tidak wajar. Kelima perusahaan tersebut yaitu KLBF, TSPC, KAEF, INAF, dan PYFA merupakan saham yang undervalued atau
terlalu murah karena berada di atas garis SML. 2. Hasil penelitian menunjukkan saham perusahaan KLBF dan TSPC
memberikan return yang besar dengan risiko yang lebih kecil dari risiko pasar, yang artinya kedua perusahaan ini dapat dikatakan lebih baik
dibanding ketiga perusahaan lain yang dijadikan sampel. Secara keseluruhan saham-saham perusahaan farmasi yang berada pada kondisi undervalued
masih berpotensi menuju harga wajarnya, sehingga saham perusahaan farmasi dapat dipilih sebagai alternatif investasi jangka panjang.
3. Hipotesis dalam penelitian ini H
0:
Return yang diharapkan Return yang disyaratkan = Undervalued diterima, karena seluruh sekuritas terletak di
atas garis SML, yang artinya kelima saham perusahaan farmasi tersebut berada pada kondisi undervalued.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, adapun saran
yang dapat diberikan antara lain: 1. Bagi investor dan calon investor yang akan mengambil keputusan untuk
berinvestasi, sebaiknya dilakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap saham dengan tujuan untuk mengidentifikasi saham yang salah
harga mispriced, sehingga investor tidak salah dalam memilih investasi yang dilakukannya.
2. Bagi perusahaan atau emiten sebaiknya selalu memperhatikan kinerja sahamnya agar terus menarik minat para investor untuk berinvestasi di
perusahaannya. Selain itu, terus meningkatkan kinerja perusahaan secara jujur dan transparan.
3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan model valuasi yang lain atau beberapa model valuasi sekaligus dengan objek penelitian
pada sektor lain yang terdaftar di BEI dan periode penelitian yang terbaru.