Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan industry Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2009-2013

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pasar Modal
Menurut Pandji dan Piji (2003:6) “Pasar modal adalah suatu
bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat
saham dan obligasi”. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani
hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai investor
dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten
(perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal
untuk

keperluan

investasi

portofolio

sehingga


akhirnya

dapat

memaksimumkan penghasilan.
2.1.2 Pengertian Saham
Menurut Fatma (2006:59) “saham adalah sebagai penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Pada sisi lain
saham adalah instrumen investasi yang paling banyak dipilih oleh investor
Karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Menurut Darmadji (2006:6) “saham (stock

atau

share) dapat

didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”, saham berwujud
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik

perusahaan yang menerbitkan surat harga tersebut. Saham merupakan
salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.

Universitas Sumatera Utara

Investasi dengan

membeli saham dari suatu perusahaan, berarti para

investor dan calon investor telah menginvestasikan sebagian dari dananya
dengan

harapan

para

investor dan

calon investor mendapatkan


keuntungan dari penjualan kembali saham tersebut. Sifat dasar dari
investasi adalah memberikan
investor dalam memperoleh

peran untuk para investor atau calon
laba perusahaan. Setiap pemegang saham

merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga para pemegang saham
berhak atas penghasilan perusahaan setelah seluruh kewajiban perusahaan
telah dipenuhi. Saham dapat digunakan untuk mencapai tujuan investasi.
2.1.3 Karaktersitik Yuridis Pemegang Saham
karaktersitik yuridis yang dimiliki oleh para pemilik saham antara
lain:
a.

Resiko terbatas (limited risk), dimana para pemegang saham hanya
bertanggung

jawab sampai jumlah yang disetorkan kedalam


perusahaan.
b. Pengendalian utama (ultimate control), dimna pemegang saham
(secara kolektif) akan menentukan arahan dan tujuan perusahaan.
c. Klaim sisa (residual claim), dimana pemegang saham merupakan
pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan
(dalam bentuk deviden) dan sisa aktiva dalam proses likuidasi
prusahaan.

Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Jenis-Jenis Saham
Dalam transaksi jual-beli saham di Bursa Efek, saham merupakan
instrument yang paling banyk diperdagangkan. Menurut Simatupang
(2010:25) ada beberapa yang membedakan jenis-jenis saham antara lain :
a.

b.

Berdasarkan Cara Peralihan
Berdasarkan cara peralihan saham, maka saham dapat digolongkan

menjadi 2 bagian yaitu :
1) Saham Atas Nama (Registered Stock)
Saham atas nama dimana nama pemilik saham tertera diatas
saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui
pencatatan dokumen peralihan.
2) Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)
Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham
tidak tertera diatas saham, sehingga otomatis pemegang saham
dianggap sebagai pemilik saham, dengan demikian barang siapa
yang dapat menunjukkan sertifikat saham itu maka ia dapat
dikatakan pemilik dari saham tersebut kecuali dapat dibuktikan
telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihannya. Jenis saham
atas unjuk tidak diperdagangkan dipasar modal Indonesia saat ini.
Berdasarkan Hak Tagih/Manfaat Saham
1) Saham Biasa (Common Stock)
Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang
mewakilkan kepada manajemen perusahaan untuk menjalankan
operasi perusahaan. Menurut Jogiyanto (2003:73) sebagai pemilik
perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak
yaitu :

a. Hak Kontrol
Pemegang saham biasanya mempunyai hak untuk memilih
dewan

direksi.

Ini

berarti

bahwa

pemegang

saham

mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan
memimpin

perusahaannya.


Pemegang

saham

dapat

melakukan hak kontrolnya dalam bentuk pemilihan suara
dalam pemilihan dewan direksi
b.

Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Universitas Sumatera Utara

Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasa berhak
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Laba yang
didapat perusahaan pada dasarnya tidak semua dibagikan,
sebagain laba akan ditanamkan kembali pada perusahaan.
Laba yang ditahan (retained earning) merupakan sumber

dana internal perusahaan. Laba yang tidak ditahan akan
dibagikan dalam bentuk deviden. Tidak semua perusahaan
akan membagikan deviden. Keputusan perusahaan membayar
deviden atau tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan
devidennya(dividend policy).
c.

Hak Preemptive
Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk
mendapatkan

prestasi

kepemilikan

yang

sama

jika


perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak ini
mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk
melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Tujuan
kedua adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari
nilai yang merosot.
2) Saham Preferen (Preferen Stock)
Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi
(bond) dan saham biasa. Saham preferen memberikan hasil yang
tetap berupa deviden preferen dibandingkan dengan saham biasa,
saham preferen mempunya beberapa hak yaitu hak atas deviden

Universitas Sumatera Utara

tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.
Oleh karena itu saham preferen mempunyai karakteristik diantara
saham biasa dan obligasi antara lain : Jenis saham preferen
menurut Simatupang (2010:37) antara lain :
a.


b.

c.

Convertible Prefered Stock
Convertible Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang
pada suatu waktu tertentu dapat ditukarkan menjadi saham
biasa dengan tingkat resiko penukaran ditentukan besarnya
dan syarat lainnya pada saat saham preferen diterbitkan.
Callable Prefered Stock
Callable Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang
memberikan hak kepada perusahaan yang menerbitkan saham
preferen untuk membeli kembali saham preferen tersebut
pada waktu dan nilai tertentu.
Adjustable-Rate Prefered Stock
Adjustable-Rate Prefered Stock adalah jenis saham preferen
yang menetapkan sistem pembayaran deviden tidak selalu
tetap, dan besar kecilnya deviden yang dibayarkan ditetapkan
pada tingkat suku bunga tertentu.


2.1.5 Keuntungan dan Resiko Investasi Saham
a.

Keuntungan Investasi Saham
Sesuai dengan yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa saham
adalah salah satu jenis investasi yang ada di pasar modal. Sebagai
produk investasi saham memberikan manfaat atau keuntungan bagi
para investor. Oleh karena itu keuntungan dari investasi saham yang
akan diperoleh investor adalah :
1) Deviden
Deviden

adalah

pembagian

keuntungan

yang

diberikan

perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Setiap deviden yang akan dibagikan kepada investor

Universitas Sumatera Utara

seluruh deviden yang dihasilkan oleh perusahaan harus mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor yang
mendapat deviden adalah investor yang memegang saham hingga
batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat
pengumuman deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan
kepada investor adalah deviden tunai (Cash Dividend) , deviden
saham (Stock Devidend).
2) Capital Gain
Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas dipasar sekunder.
Pada umumnya capital gain berorientasi pada jangka pendek.
Para investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari capital
gain biasanya akan membeli saham pada pagi hari dan kemudian
akan menjualnya pada siang hari.
Disamping dari dua keuntungan diatas para pemegang saham juga
bisa mendapatkan saham bonus (jika ada). Saham bonus adalah saham
yang dibagikan perusahaan kepada investor yang diambil dari agio
saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga
nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di
pasar perdana.
b.

Risiko Investasi Saham
Saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang
keuntungan tetapi dari keuntungan yang didapat pemegang saham dari

Universitas Sumatera Utara

investasinya tersebut saham juga memiliki potensi resiko yang tinggi.
Berikut ini adalah risiko yang akan diterima para pemegang saham
dalam investasi saham adalah :
1) Tidak Medapat Deviden
Saham dibagikan kepada para investor apabila perusahaan
tersebut dalam operasinya mengalami keuntungan. Apabila
perusahaan mengalami kerugian dalam opersai usahanya maka
perusahaan tidak dapat membagikan dividen kepada investor.
Dengan demikian keuntungan para pemegang saham untuk
medapatkan deviden dientukan oeh kinerja perusahaan.
2) Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham para investor tidak akan
selalu mendapatkan capital gain

atas saham yang dijualnya.

Apabila para investor menjual saham dengan harga jual lebih
rendah dari harga beli maka investor akan mengalami capital loss.
3) Perusahaaan Bangkrut atau Likuidasi
Jika sebuah perusahaan bangkrut maka akan berdampak seacara
langsung terhadap saham tersebut. Sesuai dengan peraturan
pencatatan saham di bursa efek jika sebuah perusahaan bangkrut
atau likuidasi maka secara otomatis perusahaan tersebut akan
dikeluarakn dari bursa (delisting).
4) Saham Dikeluarkan dari Bursa (delisting)

Universitas Sumatera Utara

Saham perusahaan yang akan dikeluarkan (delist) dari bursa
adalah perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk. Perusahaan
yang di delist dari bursa adalah perusahaan yang mengalami
kerugian akibat dari penurunan penjualan saham, di lain sisi
perusahaan juga di delist dari bursa karena perusahaan tidak dapat
membagikan dividen kepada investor akibat dari kerugian
perusahaan.
5) Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)
Resiko yang dapat menggangu investor untuk melakukan
investasinya adalah jika suatu saham di suspend atau dihentikan
perdagangannya oleh bursa efek, yang menyebabkan investor
tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut.
Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat (satu atau
dua sesi perdagangan atau pun beberapa hari perdagangan). Hal
suspensi dilakukan oleh bursa efek jika suatu saham mengalami
lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan di pailitkan oleh
kreditornya, atau berbagai kondisi yang mengharuskan bursa
menghentikan perdagangan saham tersebut sementara. Jika sudah
didapatkan informasi yang jelas dari perusahaan maka status
suspend atas saham tersebut akan dicabut oleh bursa dan saham
dapat diperdagangkan kembali seperti semula.
2.1.6 Harga Saham
Harga saham adalah nilai bukti penyertaa modal pada perseroan
terbatas yang telah listed di bursa efek, dimana saham tersebut telah

Universitas Sumatera Utara

beredar (outstading securities). Saham merupakan tanda penyertaan atau
kepemilikan para pemegang saham suatu perusahaan. Selembar saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa bahwa pemilik kertas
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut .
Banyaknya saham yang dimilik para pemegang saham sesuai dengan
besarnya penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Menurut
Simatupang (2000:13) harga saham dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
a.

b.

c.

Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham
yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting
karena deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan
berdasarkan nilai nominal.
Harga Perdana
Harga perdana adalah harga pada waktu saham dicatat di bursa efek
dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang
disebut IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada perdana
biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (Underwriter) dan emiten.
Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten akan
dijual kepada masyarakat.
Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan
investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di
bursa efek. Transaksi disini tidak melibatkan emiten dan penjamin
emisi. Harga saham yang diterbitkan setiap hari di surat kabar atau
media masa adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan
(Closing Price)
aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

2.1.7 Penilaian Harga Saham
Menurut Sunariyah

(2006:168) ada beberapa pendekatan yang

dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham. Pendekatan yang
umum digunakan dalam menilai harga saham adalah :
a.

Analisa Teknikal
Menurut Husnan (2001:349) “analisa teknikal adalah upaya untuk
memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga
saham tersebut diwaktu yang lalu”. Analisa teknikal merupakan

Universitas Sumatera Utara

b.

upaya yang harus dilakukan para investor untuk menentukan waktu
yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Indikator yang
digunakan para investor dalam pengambilan keputusan untuk
menjual saham tersebut dengan menggunakan indikator-indikator
teknis atau analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah
moving average, short interest ratio, dan volume perdagangan,
sedangkan analisa grafik diharapkan dapat mengidentifikasi
berbagai hal seperti key reserval, head and shoulders, dan
sebagainya.
Analisa Fundamental
Menurut Husnan (2001:315) ” analisa fundamental adalah mencoba
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham dimasa yang akan datang dan menetapkan hubungan
variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham”.
Analisa fundamental merupakan analisis yang berbasis pada
berbagai data riil untuk mengevaluasi nilai suatu saham. Indikator
yang umum digunakan dalam analisa fundamental adalah
pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau
pengembalian atas ekuitas (return on equity), margin laba (profit
margin), dan data keuangan lainnya seabagai sarana untuk menilai
kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa
yang akan datang.

2.1.8 Faktor –faktor yang mempengaruhi harga saham
Harga saham yang ada di pasar modal selalu mengalami perubahan
(fluktuatif) karena adanya perubahan harga dari saham tersebut akan
menimbulkan kenaikan harga maupun penurun. Oleh karena itu faktor
yang menyebabkan harga seham tersebut naik atau pun turun adalah
sebagai berikut:
a.

Faktor Internal
Menurut Alwi (2003:87) yang mempengaruhi faktor internal harga
saham adaah :
1)
Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan
produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan
laporan penjualan.
2)
Pengumuman pendanaan (financing announcements) seperti
pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

Universitas Sumatera Utara

3)

b.

Pengumuman badan direksi manajemen (management board of
director announcements) seperti perubahan dan penggantian
direktur, manajemen, dan struktur organisasi.
4)
Pengumuman pengambilalihan diversifikasi seperti laporan
merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh
pengakuisisian dan diakuisisi.
5)
Pengumuman investasi (investment announcements) seperti
melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan
penutupan usaha lainnya.
6)
Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements) seperti
negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan , dan lainnya.
7)
Pengumuman laporan keuangan perusahaan seperti peramalan
laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah tahun fiskal,
earning per share (EPS), devidend per share (DPS), price
earning ratio (PER), net profi margin (NPM), return on Asset
(ROA), dan lain-lain.
Faktor Eksternal
Menurut Alwi (2003:87) yang mempengaruhi faktor internal harga
saham adaah :
1)
Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga
tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai
regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
2)
Pengumuman hokum (legal announcements) seperti tuntutan
karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
3)
Pengumuman industri sekuritas (securities announcements)
seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume
atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan
trading.
4)
Gejoak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya
pergerakan harga saham di bursa efek suatu Negara.
5)
Berbagai isu bank dari dalam dan luar negeri.

2.1.9 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2007:64) “Rasio adalah

alat yang dapat

digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial”.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship ) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan
dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini maka dapat menjelaskan

Universitas Sumatera Utara

atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka
rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar. Menurut Harahap (2011:301), penggolongan
rasio terdiri dari :
a.

Rasio Likuiditas

b.

Rasio Solvabilitas

c.

Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

d.

Rasio Laverage

e.

Rasio Aktivitas

f.

Rasio Pertumbuhan

g.

Rasio Penilaian Pasar (Market Based)

h.

Rasio Produktivitas

Rasio keuangan digunakan untuk melihat suatu perusahaan yang akan
memberikan gambaran tentang perusahaan dan prediksi perusahaan
tersebut dimasa yang akan datang. Jadi dapat dipahami bahwa rasio
keuangan memberikan pengukuran yang relatif pada kondisi perusahaan.
Dengan adanya kinerja keuangan dapat melihat kondisi kesehatan
perusahaan.
2.1.10 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupaka hal yang sangat mempengaruhi harga
saham. Jika kinerja keuagan perusahaan meningkat secara tidak langsung
akan

menaikkan

harga saham. Menurut Fahmi (2006:64) “ kinerja

Universitas Sumatera Utara

keuangan

adalah

refleksi gambaran dari pencapaian

keberhasilan

perusahaan yaitu keberhasilan yang dicapai atas berbagai aktivitas yang
dilakukan perusahaan”. Sedangkan menurut Sucipto (2003)

“kinerja

keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat dapat
mengukur

keberhasilan

suatu

organisasi

atau

perusahaan

dalam

meghasilkan laba”. Kinerja keuangan dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2.1.11 Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan malakukan
perbaikan pada kegiatan operasional perusahaan agar dapat bersaing
dengan perusahaan lain. Kinerja keuangan dapat di nilai dengan beberapa
alat analisis. Analisis yang digunakan menurut Jumingan (2006:242)
adalah :
1.

Analisis perbandingan Laporan Keuangan
Teknik analisis dengan menggunakan ini adalah membandingkan
laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan
perubahan, baik dalam jumlah mau pun dalam persentase.
2. Analisis Trend
Teknik analisis ini mengetahui keadaan keuangan apakah
menunjukkan kenaikan atau penurunan.
3. Analisis Persentase Per komponen (common size)
Teknik analisis ini untuk mengetahui persentase investasi pada
masing-masing aktiva terhadap keseluruhan total aktiva maupun
utang.
4. Analisis Sumber Pengguaan Modal Kerja
Teknik analisis ini untuk mengetahui besarnya sumber dan
penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang ditentukan.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Teknik analisis ini untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab
terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.
6. Analisis Rasio Keuangan

Universitas Sumatera Utara

7.

8.

Teknik analisis ini untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu
dalam neraca maaupun laporan laba rugi baik secara individu mau pun
simultan.
Analisis Perubahan Laba Kotor
Teknik analisis ini untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab
terjadinya perubahan laba.
Analisis Break Even
Teknik analisis ini untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus
dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Dengan adanya kinerja keuangan pada suatu perusahaan maka dapat
melihat kondisi kesehatan perusahaan. Oleh karena itu rasio yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.

Return On Asset (ROA)
Menurut Harahap (2011:305) menyatakan bahwa return on asset
merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur
dari volume penjualan. Rasio ini semakin besar semakin baik. Salah
satu yang hal yang penting untuk melihat prospek dari suatu
perusahaan dimasa yang akan datang dapat dilihat dari return on
asset. Apabila rasio return on asset dari suatu perusahaan mengalami
kenaikan maka kinerja

perusahaan dianggap baik dan akan

meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut secara otomatis harga saham

perusahaan

tersebut akan mengalami kenaikan, sebaliknya apabila rasio return
on asset suatu perusahaan mengalami penurunan maka peusahaan
tersbut akan dianggap mempunyai kinerja yang buruk oleh investor
sehingga investor tidak akan menanamkan modalnya di perusahaan

Universitas Sumatera Utara

tersebut. Untuk melihat besarnya rasio return on asset dari suatu
perusahaan dapat digunakan rumus sebagai berikut:
��� =

���� �����ℎ
����� ������

2. Earning Per Share (EPS)
Menurut Samsul (2006:167) mengemukakan bahwa semakin tinggi
earning per share dari suatu perusahaan maka prospek perusahaan
baik sementara sebaliknya jika eraning per share dari suatu
perusahaan rendah maka prospek perusahaan akan kurang baik. Cara
yang digunakan untuk menegtahui prospek earning per share adalah
:
a. Menghitung rata-rata earning per share beberapa tahun yang
lalu.
b. Eraning per share tahun berjalan sama dengan earning per
share tahun depan.
c. Earning per share beberapa bulan dalam tahun berjalan
dikonversi menjadi satu tahun.
Menurut Darmadji (2006:195) “Earning Per Share (EPS) adalah
rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham”. Semakin
tinggi nilai eraning per share tentu akan menyebabkan semakin
besar laba dan akan meningkatkan jumlah deviden yang akan
diterima

pemegang

saham.

Menurut

Syamsudin

(2009:66)

mengatakan bahwa pada umumnya para pemegang saham tertarik

Universitas Sumatera Utara

dengan earning per share (EPS) yang besar karena hal tersebut
merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Salah satu
alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden
dari investasi yang ditanamkan pada suatu perusahaan. Apabila EPS
sebuah perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut mempunyai
kinerja perusahaan yang baik, maka
perusahaan tersebut

laba yang dimiliki dari

yang akan dibagikan kepada investor akan

semakin tinggi dan sebaliknya perusahaan yang memiliki EPS yang
rendah maka kinerja dari perusahaan tersebut buruk, maka laba yang
dimiliki perusahaan tersebut yang akan dibagikan kepada investor
juga akan semakin kecil. Untuk mengetahui besar-kecilnya
keuntungan yang akan diterima pemegang saham dapat digunakan
dengan rumus sebagai berikut :
��� =

���� �����ℎ
�����ℎ ��ℎ�� �������

Jika pada perusahaan tersebut memiliki saham prefern maka rumus
yang digunakan adalah :
��� =
3.

���� �����ℎ − ������� ��ℎ�� ��������
�����ℎ ��ℎ�� ����� �������

Devidend Per Share (DPS)
Dividen merupakan pembagian keuntungan kepada pemegang saham
dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
lembar saham yang dimiliki masing-masing oleh para pemegang

Universitas Sumatera Utara

saham. Dividend per share digunakan untuk mengukur jumlah
rupiah yang akan diberikan kepada investor dari keuntungan setiap
lembar saham yang dimiliki investor. Dividend per share yang akan
dibagikan kepada setiap investor atas saham yang dimiliki dapat
digunakan dengan rumus sebagai berikut :
��� =

������� ���� ����������
�����ℎ ��ℎ�� �������

Perusahaan yang dividend per share lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan sejenisnya akan lebih diminati oleh investor,
karena investor akan

memperoleh kepastian modal yang

ditanamkannya yakni hasilnya berupa deviden. Namun perlu diingat
bahwa perusahaan juga perlu bahwa perusahaan juga perlu
memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu
menetapkan kebijakan deviden yang berkaitan dengan penentuan
pembagian

pendapatan

(earning)

antara

penggunaan

untuk

dibayarkan kepada pemegang saham sebagai devidend dan untuk
digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi
perusahaan. Signaliling theory menyebutkan bahwa kecenderungan
harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan devidend
dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan
saham. Tetapi ada pendapat yang lain yang menyatakan bahwa
deviden itu akan mengalami kenaikan/penurunan bukan karena
kenaikan/penurunan harga saham tetapi kenaikan/penurunan dividen
saham itu bisa disebabkan oleh prospek perusahaan.
2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan harga saham
perusahaan sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara

No
1

Peneliti
Susanto, 2011

Variabel Penelitian
- Current Ratio (CR)
- Debt Equity to Ratio
(DER)
- Return On Asset
(ROA)
- Ukuran Perusahaan

2

Aprilia, 2012

3

Onibala, 2014

4

Meythi, 2013

- Return On Equity
(ROE)
- Dividend Payout
Ratio (DPR)
- Earning Per Share
(EPS)
- Price Earning Ratio
(PER)
Tingkat
Suku
Bunga
-Harga Saham
- Return On Asset
(ROA)
- Return On Equity
(ROE)
- Net Profit Margin
(NPM)
- Resiko Kurs
- Harga Saham
- Current Ratio (CR)
- Earning Per Share
(EPS)
- Harga Saham

5

Hunjra, 2012

- Earning Per Share
(EPS)
- Return On Equity
(ROE)
- Profit After Tax On
Stock Price
- Dividend Yield
- Harga Saham

Hasil Penelitian
Secara parsial variabel CR,
DER, ROA, dan ukuran
perusahaan tidak memiliki
pengaruh
terhadap
harga
saham
sedangkan
secara
simultan CR, ROA, DER, dan
ukuran perusahaan memiliki
pengaruh
terhadap
harga
saham
Secara Parsial ROE dan EPS
memiliki
pengaruh
yang
signifikan terhadap harga
saham sedangkan DPR , PER,
dan tingkat suku bunga tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap
harga
saham.
Sementara ROE, EPS, DPR,
dan PER berperpengaruh
secara simultan terhadap harga
saham..
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa Return
On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM), dan Resiko
Kurs secara parsial maupun
simultan memiliki pengaruh
terhadap harga saham.
Secara Parsial CR dan EPS
tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga
saham sedangkan variabel CR
dan EPS secara simultan
memiliki
pengaruh
yang
signifikan terhadap harga
saham.
Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa dividend
memiliki
pengaruh
yield
negatif terhadap harga saham
sedangkan earning per share
(EPS), return on equity
(ROE), dan profit after tax
memiliki
pengaruh
yang
positif terhadap harga saham.

Universitas Sumatera Utara

6

Hutami, 2012

- Dividen Per Share
(DPS)
- Return On Equity
(ROE)
- Net Profit Margin
(NPM)
- Harga Saham
- Earning per Share
(EPS)
- Devidend Per Share
(DPS)
- Harga Saham

7

Saparuddin,
2011

8

Zulliarni, 2012

- Return On Asset
(ROA)
- Price Eraning Ratio
(PER)
- Dividend Payout
Ratio (DPR)
- Harga Saham

9

Hartini, 2012

10

Bachtiar, 2012

- Earning Per Share
(EPS)
- Harga Saham
- Earning Per Share
(EPS)
- Price Eraning Ratio
(PER)
Return
On
Invesment (ROI)
- Return On Equity
(ROE)
- Debt Equity to
Ratio (DER)
- Harga Saham

Dividend Per Share (DPS),
Return On Equity (ROE), dan
Net Profit Margin (NPM)
memiliki
pengaruh
yang
positif dan signifikan terhadap
harga saham baik parsial
maupun simultan.
Secara Parsial Earning Per
Share (EPS) berpengaruh
negatif
harga
saham
sementara Devidend Per Share
(DPS) berpengaruh positif
terhadap
harga
saham
sedangkan Eraning Per Share
(EPS) dan Devidend per Share
(DPS) memiliki pengaruh
yang
signifikan
secara
simultan
terhadap
harga
saham.
Secara parsial Return On Asset
(ROA), Price Eraning Ratio
(PER), terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap harga
saham sedangkan Dividend
Payout Ratio (DPR) tidak
terdapat
pengaruh
yang
signifikan terhadap harga
saham
sementara
secara
simultan ROA, PER, dan DPR
berpengaruh secara simultan.
Earning Per Share (EPS)
memiliki pengaruh terhadap
harga saham.
Secara parsial Earning Per
Share (EPS) dan Price
Eraning Ratio(PER) memiliki
pengaruh signifikan sedangkan
Return On Investmen (ROI),
Return On Equity (ROE), dan
Debt to Equity Ratio tidak
memiliki pengaruh signifikan
terhadap
harga
saham
sedangkan secara simultan
Return On Invesment (ROI),
Return On Equity (ROE),
earning Per Share (EPS),

Universitas Sumatera Utara

Price Equity Ratio (PER), dan
Debt to Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham.

2.3

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan

suatu model yang menerangkan

bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara
teoritis antara variabel penlitian yaitu variabel independen (Return On Asset,
Earning Per Share, dan Devidend Per Share) dengan variabel dependen (Harga
Saham). Adapun kerangka konseptual

dalam

penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Return On Asset (ROA)
X1
Earning Per share (EPS)

H1

Harga

X2

Saham

Devidend Per Share (DPS)

(Y)

X3
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan hubungan teori
dengan faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Kerangka-kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan antara variabel
dependen dengan variabel dependen yaitu :
1.

Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset. Rasio
Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham, rasio ini semakin
tinggi berate semakin baik karena perusahaan semakin efektif dalam
memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan
demikian semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif. Hal
ini akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan
daya tarik investor

terhadap perusahaan akan semakin meningkat.

Peningkatan daya tarik tersebut disebabkan oleh keuntungan (return) yang
diberikan perusahaan kepada para investor.
2.

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar
keutungan (returni) yang diperoleh investor atau pemegang saham. Para
investor atau pemegang saham sangat tertarik pada EPS, karena hal ini
meruapakan gambaran dari jumlah rupiah yang diperoleh dari setiap lembar
saham dan gambaran perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila EPS
yang dibagikan kepada investor tinggi maka menandakan perusahaan dapat
memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham.
Dengan demikian EPS merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan
perusahaan dalam mencapai keuntungan.

3.

Dividend Per Share merupakan total semua deviden yang dibagikan kepada
pemegang saham. DPS yang tinggi diyakini akan dapat meningkatkan harga

Universitas Sumatera Utara

saham suatu perusahaan. Perusahaan yang bisa membagikan devidennya
secara besar akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan dan
sebaliknya perusahaan yang tidak membagikan deviden harga sahamnya akan
menurun. DPS merupakan salah satu yang digunakan investor dalam
menentukan harga saham suatu perusahaan, karena semakin besar deviden
semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dan akan
mempengaruhi harga saham.
2.4

Hipotesis
Menurut Erlina (2011:42) hipotesis adalah propoisi yang dirumuskan

dengan maksud untuk tujuan empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai
konsep atau kostruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Dengan demikian hipotesis mrupakan penjelasan sementara tentang prilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
H1

: Ratio On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Devidend Per Share

secara parsial maupun simultan berpengaruh

terhadap harga

saham

pada

perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2009-2013.

Universitas Sumatera Utara