Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan industry Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2009-2013

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR POPULASI PERUSAHAAN FARMASI

N0 Kode

Emiten

Nama Perusahaan Waktu Listing

Perusahaan

1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 11 November 1994

2 INAF PT. Indofarma Tbk 17 April 2001

3 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 30 Juli 1991

4 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 4 Juli 2001

5 MERK PT. Merck Tbk 23 Juli 1981

6 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 16 Oktober 2001

7 SCPI PT. Merck Sharp Dhome 8 Juni 1990

8 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 29 Maret 1983

9 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 17 Juni 1994

10 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 18 Desember 2013

LAMPIRAN 2

DAFTAR SAMPLE PERUSAHAAN

N0 Kode

Emiten

Nama Perusahaan Kriteria

1

Kriteria 2

Kriteria 3

1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk   

2 INAF PT. Indofarma Tbk   x

3 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk   

4 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk   

5 MERK PT. Merck Tbk   

6 PYPA PT. Pyridam Farma Tbk   x

7 SCPI PT. Merck Sharp Dhome   x

8 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

  

9 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk   

10 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk


(2)

LAMPIRAN 3

DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2009 No

Kode

Emiten Nama Perusahaan

Harga

Saham ROA EPS DPS 1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

1,490 0.04 0.06 45.00 2 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 1,300 0.14 91.47 25.00 3 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 127 0.34 11.25 3.38

4 MERK PT. Merck Tbk 86,000 0.09 6.55 5,350.00

5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk 9,500 0.41 14.16 8,000.00

6 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 730 0.11 77.99 35.00 DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2010

No

Kode

Emiten Nama Perusahaan

Harga

Saham ROA EPS DPS 1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,170 0.08 0.10 30.00

2 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 3,250 0.18 126.66 70.00

3 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 159 0.27 24.98 5.00

4 MERK PT. Merck Tbk 96,500 0.13 5.30 8,034.00

5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk 10,500 0.29 10.00 8,500.00

6 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 1,710 0.14 108.64 7.00

DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2011 No

Kode

Emiten Nama Perusahaan

Harga

Saham ROA EPS DPS

1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,150 0.09 0.11 31.50 2 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 3,400 0.18 149.96 95.00 3 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 340 0.39 30.93 6.19

4 MERK PT. Merck Tbk 132,500 0.13 10.32 0.83

5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk 10,500 0.33 12.95 8500.00


(3)

DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2012 No

Kode

Emiten Nama Perusahaan

Harga

Saham ROA EPS DPS

1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,690 0.10 0.13 52.50

2 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 1,030 0.18 174.78 19.00

3 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 720 0.18 37.05 5.54

4 MERK PT. Merck Tbk 152,000 0.13 4.81 3570.00

5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk 10,500 0.34 14.59 11000.00

6 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 3,675 0.30 141.15 75.00

DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2013 No

Kode

Emiten Nama Perusahaan

Harga

Saham ROA EPS DPS

1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 2,200 0.08 0.11 12.50

2 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 1,250 0.17 194.01 19.00

3 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 590 0.25 38.82 9.66

4 MERK PT. Merck Tbk 189,000 0.10 78.30 5350.00

5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk 10,500 0.35 16.13 12500.00

6 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 3,675 0.11 141.89 75.00

LAMPIRAN 4

VARIABEL DAN DEFENISI VARIABEL No Variable Konsep Variabel Indikator

1 Return On Asset

(X1)

Rasio yang akan membandingkan

antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva

ROA= ��������� ����� ℎ������

100%

2 Earning Per Share

(X2)

Rasio yang akan membandingkan

antara laba bersih dengan jumlah saham yang beredar

EPS= ���� ����� ℎ


(4)

3 Dividend Per Share (X3)

Rasio yang akan membandingkan

antara deviden yang dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar

DPS = ������� ���� ����������

����� ℎ�� ℎ�� ���� �������

100%

4 Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika

memperdagangkan saham di pasar bursa

Harga Rata-rata saham per lembar pada saat penutupan (Closing Price)

LAMPIRAN 5

HASIL OUTPUT SPSS

DESKRIPTIF STATISTIK Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LNHS 30 4.84 12.15 8.1839 1.97402

LNROA 30 1.39 3.71 2.8013 .57787

LNEPS 30 1.79 9.87 7.2111 2.50477

LNDPS 30 1.71 14.04 9.1120 3.08505

Valid N (listwise) 30


(5)

KURVA HISTOGRAM

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HS

N 30

Normal Parametersa Mean 21240

Std. Deviation 45931.2

Most Extreme Differences Absolute .370

Positive .370

Negative -.322

Kolmogorov-Smirnov Z 2.221

Asymp. Sig. (2-tailed) .000


(6)

NORMAL P-P PLOT OF REGRESSION

ONE SAMPLE KOLMOGROV-SMIRNOV One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.40049695

Most Extreme Differences Absolute .223

Positive .223

Negative -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 1.224


(7)

HASIL OUTPUT MULTIKOLONIERITAS Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000

LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033 .719 1.392

LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279 .743 1.346

LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000 .950 1.052

a. Dependent Variable: LNHS

HASIL OUTPUT UJI AUTOKOLERASI Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .705a .497 .439 1.47909 1.719

a. Predictors: (Constant), LNDPS, LNEPS, LNROA b. Dependent Variable: LNHS


(8)

ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

PEMASUKAN/PENGELUARAN VARIABEL Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000

LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033

LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279

LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000

a. Dependent Variable: LNHS

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 LNDPS, LNEPS,

LNROAa . Enter


(9)

HASIL OUTPUT UJI T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000

LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033

LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279

LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000

a. Dependent Variable: LNHS

HASIL OUTPUT UJI F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 56.126 3 18.709 8.552 .000a

Residual 56.880 26 2.188


(10)

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Eka, Putri, 2012. Pengaruh return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011). Skripsi S1. Universitas Brawijaya, Malang.

Alwi, Z Iskandar, 2003. Pasar Moda Teori dan Aplikasi, Yayasan Pancur siwah, Jakarta.

Anorage, Pandji dan Piji, 2003. Pengantar Pasar Modal, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Brighmanm Eugene F, Joel F. Housten, 2010. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan Buku 1, Erlanggan Jakarta.

Darmadji, Tjiptono, Fakhruddin, dan Hendy M, 2006. Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT), Medan.

Fahmi, Irham, 2006. Analisis Investasi dalam Pesrpektif Ekonomi dan Politik, PT. Refika Aditama, Bandung.

Ghozali, Imam, 2009. Ekonomitrika-Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17, Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartini, Titin, 2012. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi S1. STIE MDP.

Hunjra, Shehzad, Chani, Hassan, dan Mustafa, 2012. Impact Dividend Policy, Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), and Profit After Tax On Stock Price. International Journal of Economics and Empirical Research. Volume 2 number 3 Pages 109-115.


(12)

Husnan, Suad, 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekunder, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Hutami, Putri Rescyana, 2012. Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity,

dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Indutri

Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Jurnal Nominal

Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Badan Penerbit Fakults Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

. Volume 1 Nomor 1.

Jumingan, 2006. Analisa Laporan Keuangan, Bumi Aksara, Jakarta.

Lukma, Ade Fatma, 2006. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Meythi, Kwang, dan Rusli, 2011. “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi

Munawir, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

. Volume 10 Nomor 2 hal 2671-2684.

Murthada, Sinuraya, 2006. Teori Manajemen Keuangan., Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Onibala, Tommy, dan Rate, Analisis Rasio Profitabilitas dan Resiko Keuangan Terhadap Harga Saham XL Axiata Tbk Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2012. Jurnal EMB.

Samsul, Mohamad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta.

Volume 2 Nomor 1 Hal 374-384.

Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Saparuddin, 2011. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Devidend Per Share (DPS) Pada Perusahaan Coal Mining yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. Skripsi S1, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.


(13)

Simatupang, Mangsa, 2010. Investasi Saham dan Reksa Dana, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sugiono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Syaiful, Achmad Susanto, 2011. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di BEI. Skripsi S1. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Syamsudin, Lukman, 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bachtiar, Yanuar, 2012. Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Agricultutre di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial.

Zullarni, Sri, 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining and Mining Servicedi Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis. Volume 3 Nomor 1.

Volume 4 Nomor 2.

http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-sucipto.pdf. Diakses pada tanggal

21 Mei 2014. Medan. www. idx. co. id.


(14)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini hanya membahas pengaruh Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Devidend Per Share (DPS) terhadap Harga Saham Perusahaan farmasi yang Go Public di BEI.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat comfirmation research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis. Dimana data/variabel di teliti terlebih dahulu kemudian di jelaskan hubungannya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang menggunakan tabel dan grafik serta bersifat kuantitatif.

3.3 Populasi dan Sample Penelitian

Menurut Sugiono (2006:90) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2009-2013 dan telah memberikan laporan keuangan perusahaan, sehingga diperoleh jumlah populasi sebanyak 10 perusahaan.


(15)

Tabel 3.1

Perusahaan Farmasi Yang Menjadi Populasi Penelitian N0 Kode

Emiten Nama Perusahaan

Waktu Listing Perusahaan 1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 11-Nov-94

2 INAF PT. Indofarma Tbk 17-Apr-01

3 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 30-Jul-91

4 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 04-Jul-01

5 MERK PT. Merck Tbk 23-Jul-81

6 PYPA PT. Pyridam Farma Tbk 16-Oct-01

7 SCPI PT. Merck Sharp Dhome 08-Jun-90

8 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 29-Mar-83

9 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 17-Jun-94

10 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 18-Dec-13

Sumber : Olahan Peneliti

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI sedangkan sampel penelitian digunakan dengan metode purposive sampling, yang merupakan teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu (disengaja), Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2013.

2. Perusahaan farmasi yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2009-2013.


(16)

Tabel 3.2

Perusahaan Farmasi Yang Menjadi Sample Penelitian

Sumber : Olahan Peneliti

3.4 Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka, atau data kuantitatif yang diangkakan. Data sukender yaitu data/informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan indutri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data penelitian merupakan faktor penting menjadi pertimbangan dalam No Kode

Emiten Nama Perusahaan

Waktu Listing Perusahaan

Kriteria Sample

Sample

1 2 3

1 KLBF PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 11-Nov-94       1 2 INAF PT. Indofarma Tbk 17-Apr-01     x - 3 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 30-Jul-91       1 4 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 04-Jul-01       1 5 MERK PT. Merck Tbk 23-Jul-81       1 6 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 16-Oct-01     x - 7 SCPI PT. Merck Sharp Dhome 08-Jun-90     x -

8 SQBB

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

29-Mar-83       1 9 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 17-Jun-94       1

10 SIDO

PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

18-Dec-13 x x x

-


(17)

penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari literatur atau dokumen berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan yang telah diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesi

3.5 Operasional Variabel

Variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu variabel dependen dan 3 (Tiga) variabel independen :

a. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel tidak bebas/tidak terikat keberadaannya yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah harga saham .

b. Variabel Independen

Variabel indpenden adalah variabel bebas yang keberadannya dapat dipengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif/negatif bagi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Return On Asset (ROA)

ROA merupakan rasio yang diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri.


(18)

EPS merupakan rasio yang menunjukkan laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan untuk detiap lembar saham selama suatu periode tertentu.

3) Dividend Per Share (DPS)

DPS merupakan total deviden tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar.

Tabel 3.3

Variabel dan Defenisi Operasional No Variable Konsep Variabel Indikator

1 Return On Asset

(X1)

Rasio yang akan membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva

ROA= ��������� ����� ℎ������

100%

2 Earning Per Share

(X2)

Rasio yang akan membandingkan antara laba bersih dengan jumlah saham yang beredar

EPS = ���� ����� ℎ

����� ℎ�� ℎ�� ���� �������

100%

3 Dividend Per Share

(X3)

Rasio yang akan membandingkan antara deviden yang dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar

DPS = ������� ���� ����������


(19)

4 Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika

memperdagangkan saham di pasar bursa

Harga Rata-rata saham per lembar pada saat penutupan (Closing Price)

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang terkumpul untuk kemudian dapat diintreprestasi hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis statistik dan uji hipotesis, dan regresi linear berganda.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 for windows (Statistic Product & Service Solution). Pengujian dengan menggunakan asumsi klasik dilakukan untuk menghindari atau mengurangi biasnya atas hasil penelitian yang dilakukan. Untuk pengujian analisis asumsi klasik yang digunakan adalah:

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2009:107) “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penggangu mempunyai distribusi normal”. Adapun cara untuk mendeteksi apakah variabel penggangu memiliki distribusi normal dengan analisis grafik dan uji statistik. Bila signifikan > 0,05 berarti distribusi normal, sedangkan bila signifikan <


(20)

0.05 bearti distribusi tidak normal. Bila terjadi data yang tidak normal maka cara mendeteksi data yang tidak normal adalah :

1) Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya. 2) Lakukan trimming

Trimming adalah membuang data yang secara nyata berbeda

dengan data lainnya. 3) Lakukan winsorizing

Winsorizing adalah mengubah nilai data yang secara nyata berbeda dengan data lainnya kedalam suatu nilai tertentu.

Untuk mendeteksi apakah terjadi residual berdistribusi normal atau tidak normal dapat digunakan dengan pendekatan grafik, histogram, Kolmogrov-Smirnov.

1) Pendekatan Grafik

Analisis grafik adalah analisis untuk menguji normalitas dengan analisis grafik dengan melihat histogram dan normal probability plot.

2) Pendekatan Kolmogrov Smirnov

Alat ini digunakan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi dengan normal.

3) Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dari kurva. Kurva yang normal adalah kurva yang memiliki kemiringan tidak ke kiri


(21)

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Erlina (2011:103) “multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi sempurna diantra variabel-variabel bebas, maka konsekuensinya adalah :

1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. 2) Nilai t akan turun

3) Varian dan nilai standard error setiap koefisien menjadi tidak terhingga.

Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai VIF (varian inflation factor) dan tolerance dan korelasi diantara variabel independen. VIP adalah suatu estimasi berapa besar multikolonieritas meningkatkan varian paada suatu koefisien estimasi sebuah variabel independen. Batas dari varian inflation factor adalah 10, jika VIF dibawah 10 maka tidak terjadi gejala multikolonieritas. Rumus yang digunakan adalah :

VIF = 1

��������� atau ���������=

1 VIF

Menurut Erlina (2011:104) cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolonieritas adalah :


(22)

2) Mengeluarkan salah satu variable 3) Menambah ukuran sampel

4) Transformasi variabel multikolonieritas c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2009:79) “uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu (Residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1”.

Apabila adanya data yang autokolerasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Weston (D-W) dengan criteria sebagai berikut :

1) Nilai D-W dibawah -2 berarti ada autokolerasi positif

2) Nilai D-W diantara -2 sampai +2 bearti tidak ada autokolerasi. 3) Nilai D-W diatas +2 berarti ada autokolerasi negatif

d. Uji Heterokedastisitas

Menurut Erlina (2011:106) “pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari suatu penggangu (Residual) satu pengamatan ke pengamatan lain”. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. Ada beberapa pengujian yang dapat digunakan untuk mendeteksi heterokedastisitas adalah dengan melihat penyebaran variance residual pada diagram pancar (scatter plot). Pada gambar scatter plot yang menyatakan regresi linier berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika :


(23)

1) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. 3) Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit atau melebar. 4) Penyebaran titik data sebaiknya tidak berpola. 3.6.2 Analisis Statistik

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh antara variabel dependen dengan variabel independen baik secara parsial dan simultan. Dalam penelitian ini regresi linier berganda digunakan utnuk mengetahui pengaruh return on asset, earning per share, dividend per share terhadap harga saham pada perusahaan industry farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun persamaan yang digunakan adalah :

�=�+�1�1 +�2�2 + �3�3 + � Keterangan :

Y = Harga saham

a = Konstanta

β= koefisien regresi berganda X1= Return On Asset (ROA)


(24)

X2

X

= Earning Per Share (EPS)

3

e= error term

= Dividend Per Share (DPS)

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi ini untuk menguji penelitian ini yaitu menggunakan uji-t (parsial) dan uji F (simultan).

1) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t (pengujian parsial) ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari masing-masing variabel independen yang terdiri atas ROA, EPS dan DPS terhadap harga saham. pengukuran pengaruh ini melibatkan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

2) Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk melihat pengaruh variabel independen dan variabel dependen.


(25)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik, dimana analisis statistic yang digunakan adalah menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Exel. Selanjutnya data yang sudah diolah akan dilakukan pengujian melalui uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Pengujian asumsi klasik dan dan uji hipotesis akan dilakukan pengujian menggunakan software SPSS. Dalam pengujian ini software yang digunakan adalah SPSS 16.0. Prosedur yang dilakukan adalah dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke dalam software SPSS tersebut sehingga akan menghasilkan output-output sesuai dengan analisis data yang telah ditentukan. Oleh karena dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan yang akan menjadi sample peneliti adalah sebanyak enam (6) perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sample dari peneliti adalah sebagai berikut ini :

Tabel 4.1

Daftar Sample Penelitian

No Kode

Emiten Nama Perusahaan

1 KLBF PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 2 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk

3 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 4 MERK PT. Merck Tbk

5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 6 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk


(26)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian merupakan bagian dari hasil penelitian yang mempunyai fungsi untuk menggambarkan variabel independen (bebas) dan variabel dependen. Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini :

Tabel 4.2 Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LNHS 30 4.84 12.15 8.1839 1.97402

LNROA 30 1.39 3.71 2.8013 .57787

LNEPS 30 1.79 9.87 7.2111 2.50477

LNDPS 30 1.71 14.04 9.1120 3.08505

Valid N (listwise) 30

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.2 maka dapat dijelaskan bahwa :

a. Variabel Harga Saham (HS) memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum 4.84, nilai maksimum sebesar 12.5, rata-rata harga saham adalah 8.1839 dan simpangan bakunya 1.97402. Pada hal tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi harga saham maka semakin baik perusahaan.


(27)

b. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum 1.39, nilai maksimum sebesar 3.71, nilai rata-ratanya adalah 2.8013 dan simpangan bakunya adalah 0.57787. Pada ini menyatakan bahwa semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja perusahaan.

c. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum 1.79, nilai maksimum sebesar 9.87, nilai rata-ratanya adalah 7.2111 dan simpangan bakunya adalah 2.50477. Dalam hal ini semakin tinggi EPS yang ada maka semakin baik perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya laba perusahaan akan meningkat EPS.

d. Variabel Dividend Per Share (DPS) memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum 1.71, nilai maksimum sebesar 14.04, nilai rata-ratanya adalah 9.1120, dan simpangan bakunya 3.08505. Dalam hal ini semakin tinggi DPS suatu perusahaan maka semakin tinggi pula deviden yang akan diterima oleh pemegang saham.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakuka n dalam penelitian ini model Komogorov-Smirnov. Hal yang dilakukan untuk melihat apakah data berditribusi normal berdasarkan uji Kolomogorov-Smirnov dapat dilihat dari :


(28)

2. Nilai Sig atau signifikan dibawah 0.05 maka data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal.

Berikut ini uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

One Sample Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HS

N 30

Normal Parametersa Mean 21240

Std. Deviation 45931.2

Most Extreme Differences Absolute .370

Positive .370

Negative -.322

Kolmogorov-Smirnov Z 2.221

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan hasil uji statistik pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa data tidak berdistribusi dengan normal, hal ini disebabkan oleh Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel tersebut dibawah 0.05. oleh sebab itu peneliti akan melakukan perbaikan pada data tersebut agar memenuhi uji normalitas. Ada pun cara yang dilakukan untuk mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2009:107) yaitu :

1. Lakukan tarnsformasi data ke bentuk lainnya, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (LN).

2. Lakukan trimming, yaitu membuang data outlier.


(29)

Oleh karena itu guna memenuhi uji normalitas maka peneliti akan mentransformasikan data penelitian ini ke dalam bentuk natural (LN) kemudian data di uji ulang dengan menggunakan uji normalitas. Hasil uji normalitas pada data ini dapat ditransformasikan yang dapat dilihat pada histogram, normal probability plot, dan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini cara yang digunakan adalah dengan melakukan transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural (Ln), dimana data yang ditransformasikan adalah harga saham menjadi LnHS, return on asset menjadi LnROA, earning per share LnEPS, dividend per share menjadi LnDPS kemudian data diuji kembali dengan menggunakan uji normalitas, berikut ini adalah analisis grafik menggunakan histogram, normal Probability-Plot, dan Kolmogrov-Smirnov setelah dilakukan transformasi yaitu :

Sumber : Data Olahan SPSS Gambar 4.1 Kurva Histogram


(30)

Pada gambar 4.1 diatas menunjukkan histogram yang memiliki kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan atau tidak condong ke kiri dan ke kanan, melainkan ketengah berbentuk lonceng. Kurva yang memiliki bentuk seperti lonceng maka data berdistribusi secara normal. Selain melaui kurva peneliti juga menggunakan metode lain yaitu melalui garfik dengan melihat normal-Probability-Plot. Jika data berdistribusi secara normal akan mengikuti garis diagonal. Uji normalitas berikut ini untuk melihat normal probability-plot yaitu :

Sumber : Data Olahan SPSS

Gambar 4.2

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Pada kurva P-Plot menunjukkan penyebaran titik-titik data disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Pada kurva P-Plot maka regresi memenuhi unsur normalitas atau dengan kata lain model regresi layak dipakai untuk prediksi nilai perusahaan berdasarkan masukan dari variabel indenden.


(31)

Selain kurva P-Plot untuk melihat normalitas data, selain P-Plot dan histogram peneliti juga menggunakan kolmogrov-smirnov. Berikut ini adalah analisis menggunakan kolmogrov-smirnov.

Tabel 4.4

One Sample Kolmogrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.40049695

Most Extreme Differences Absolute .223

Positive .223

Negative -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 1.224

Asymp. Sig. (2-tailed) .100

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dikatakan bahwa data telah terditribusi secara normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat Asymp. Sig (2-tailed) diatas 0.05, yaitu sebesar 0.100.

4.2.2.2 Uji Multikoloniaritas

Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah antara variabel-variabel terdapat multikolonieritas atau tidak. Uji multikolonieritas dalam penelitian ini adalah dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Gangguan multikolonieritas tidak terjadi jika VIF dibawah 5


(32)

atau Tolerance diatas 0.1. hasil pengujian terhadap multikolonieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000

LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033 .719 1.392

LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279 .743 1.346

LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000 .950 1.052

a. Dependent Variable: LNHS Sumber : Olahan Data SPSS

BerdasarBerdasarkan data olahan SPSS diatas, dapat diketahui bahwa tidak terjadi multikolonieritas pada seluruh variabel data. Hal ini bias diketahui dengan keterangan berikut ini :

a. Return On Asset (ROA) mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.719 lebih

besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.392 lebih kecil dari 5.

b. Earning Per Share (EPS) mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.743 lebih

besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.346 lebih kecil dari 5.

c. Devidend Per Share (DPS) mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.950 lebih

besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.052 lebih kecil dari 5.

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak terjadi multikolonieritas.


(33)

4.2.2.3 Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya autokolerasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Jika terjadi autokolerasi maka nilai Durbin-Watson (DW) lebih besar dari 2. Dalam uji

Durbin-Watson ketentuan untuk melihat adanya autokolerasi adalah sebagai

berikut ini :

a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokolerasi positif.

b. Angka D-W diantara -2 samapai +2 berarti tidak ada autokolerasi. c. Angka D-W diata +2 berarti ada autokolerasi negatif.

Berikut ini adalah uji autokolerasi dalam penelitian ini : Tabel 4.6

Uji Autokolerasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .705a .497 .439 1.47909 1.719

a. Predictors: (Constant), LNDPS, LNEPS, LNROA b. Dependent Variable: LNHS

Sumber : Data Olahan SPSS

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa uji autokolerasi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) adalah 1.719 lebih kecil dari 2. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokolerasi dalam penelitian ini.


(34)

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan plot grafik antara ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residual). Cara menentukan ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan SPSS. Berikut ini merupakan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heterokedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik berikut ini :

Sumber : Data Olahan SPSS Gambar 4.3

Scatterplot

Pada gambar grafik diatas bahwa scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.


(35)

Tabel 4.7 Uji Heterokedastisitas

Untuk melihat hasil yang lebih akurat mengenai tentang pengujian heterokedastisitas maka dapat diliha pada tabel diatas. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan diatas tingkat kepercayaan diatas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam pengujian ini tidak terdapat heterokedastisitas.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi linier berganda pada pengolahan data dengan SPSS 16.0. Dalam penelitian ini gunakan signifikansinya 0.05 artinya kemungkinan kesalahan yang ditolerir adalah 0.05 atau lebih kecil dari 0.05 dan sebaliknya apabila lebih besar dari 0.05 maka data tersebut tingkat signifikan. Setelah data diolah menggunakan SPSS 16.0, maka diperoleh hasil pengolahan data sebagai berikut :

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000

LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033 .719 1.392

LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279 .743 1.346

LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000 .950 1.052

a. Dependent Variable: LNHS Sumber : Olahan Data SPSS


(36)

Tabel 4.8

Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut ini :

Y = 6.608+(-1.262)X1+0.141X2+0.450X3+e Keterangan :

Y = Harga Saham

X1 = Return On Asset (ROA) X2 = Earning Per Share (EPS) X3 = Dividend Per Share (DPS) e = Error

Dari model regresi linier berganda diatas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : a. Besarnya konstanta adalah 6.608 hal ini menunjukkan bahwa semua variabel

independen tidak terpengaruh sehingga harga saham adalah 6.608.

b. Return On Asset (ROA) variabel ini bertanda negatif artinya artinya ROA

mempunyai hubungan yang searah dengan harga saham. Setiap kenaikan Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000

LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033

LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279

LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000


(37)

ROA sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan harga saham sebesar -1.262, jika semua variabel dianggap tetap.

c. Earning Per Share (EPS) bertanda positif yang artinya EPS mengalami

kenaikan 1% maka akan menyebabkan peningkatan harga saham sebesar 0.141, jika semua variabel dianggap tetap.

d. Dividend Per share (DPS) ) bertanda positif yang artinya DPS mengalami

kenaikan 1% maka akan menyebabkan peningkatan harga saham sebesar 0.450, jika semua variabel dianggap tetap.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

Dari uji asumsi klasik diatas dapat disimpulkan bahwa data yang ada terdistribusi normal serta tidak terdapat multikolonieritas, heterokedastisitas, dan autokolerasi. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.9

Pemasukan/Pengeluaran Variabel

Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel yang dimasukkan dalam persamaan adalah variabel independen Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LNDPS, LNEPS,

LNROAa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LNHS


(38)

2. Variabel independen tidak ada yang keluar. 4.2.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji-t (pengujian parsial) dilakukan untuk menguji apakah pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah :

a. Jika thitung < ttabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%.

b. Jika thitung > ttabel, Ho ditolak Ha diterima, untuk α = 5%

Berikut ini merupakan output SPSS dari uji-t : Tabel 4.10 Output SPSS Uji-t

B e r d a s a r

Berdasarkan tabel diatas maka disimpulkan sebagai berikut :

1. Untuk variabel ROA nilai �ℎ�����-2.251 dengan signifikansi sebesar 0.033 dan ttabel yaitu 1.705. Dari data ini dapat menunjukkan thitung < ttabel (-2.251 < 1.705) dengan tingkat signifikan 0.033 < 0.05, maka H1 diterima. Dengan demikian bahwa terdapat pengaruh ROA terhadap harga saham dengan tingkat signifikansi 0.033 didalam perusahaan. Semakin tinggi ROA, maka semakin baik keadaan perusahaan farmasi dan menunjukkan bahwa perusahaan farmasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000

LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033

LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279

LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000

a. Dependent Variable: LNHS Sumber : Olahan Data SPSS


(39)

semakin efektif dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan laba bersih.

2. Untuk variabel EPS thitun g 1.107,dengan signifikansi sebesar 0.279 dan ttabel yaitu 1.705. Dari data ini dapat menunjukkan thitung < ttabel (1.107 < 1.705) dengan tingkat signifikan 0.279 > 0.05, maka H2 ditolak. Secara parsial EPS tidak mempengaruhi harga saham.

3. Untuk variabel DPS thitung 4.922,dengan signifikansi sebesar 0.000 dan ttabel yaitu 1.705. Dari data ini dapat menunjukkan thitung > ttabel (4.922 > 1.705) dengan tingkat signifikan 0.000 < 0.05, maka H3 diterima. Maka hal ini secara parsial dapat mempengaruhi harga saham.

4.2.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

a. Jika Fhitung < Ftabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%.

b. Jika Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Ha diterima, untuk α = 5%

Berikut ini hasil perhitungan dari uji F :

Tabel 4.11 Output Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 56.126 3 18.709 8.552 .000a

Residual 56.880 26 2.188


(40)

Tabel .Tabel 4.8 menunjukkan bahwa Fhitung 8.552,dengan signifikansi sebesar 0.000 dan ttabel yaitu 2.705. Dari data ini dapat menunjukkan thitung > ttabel (8.552 > 2.705) dengan tingkat signifikan 0.000 < 0.05, Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas dalam penelitian ini mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian data yang dilakukan pada periode 2009-2013 untuk ROA, dan DPS pada perusahaan industri farmasi menunjukkan bahwa secara parsial ROA dan DPS memiliki pengaruh yang signifikan yaitu ROA sebesar 0.033 dan DPS sebesar 0.000 dimana dibawah signifikansi yaitu sebesar 0.05 semetara EPS secara parsial tidak mempengaruhi harga saham diaman signifikan EPS pada penelitian ini adalah 0.279 lebih besar dari 0.05. secara simultan menunjukkan bahwa ROA, EPS, dan DPS berpengaruh terhadap harga saham dimana besar signifikansi dari uji F adalah 0.00 dibawah dari 0.05. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kinerja keuangan mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Jika dilihat dari hasil penelitian bahwa Return On Asset (ROA) mempengaruhi harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor tertarik untuk melihat asset-asset dari suatu perusahaan untuk menentukan keputusan membeli saham suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indra R. Onibala, Parengkuan Tommy, Paulina Van Rate (2014) yang menyatakan bahwa rasio Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh terhadap saham baik secara parsial mau pun simultan. Jika pada Earning Per Share (EPS) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham


(41)

sementara secara simultan menunjukan bahwa variabel EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh Eka Putri Aprilia (2012) dan sesuai dengan yang dilakukan Saparuddin (2011) yang menyatakan bahwa secara parsial mau EPS tidak memiliki pengaruh. Secara simultan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pada Dividend Per Share (DPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini disebakan oleh dengan pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan kenaikan harga saham suatu perusahaan. Dengan pembagian dividen kepada pemegang saham akan menjadi bahan pertimbangan suatu investor untuk menanamkan investasinya pada suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saparuddin (2012) dan Rescyana Putri hutami (2012) yang menyatakan bahwa DPS memiliki pengaruh terhadap harga saham.


(42)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini, peneliti menguji Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Devidend Per Share (DPS). Apakah variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan indutri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 6 perusahaan yang listing selama periode tersebut. Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Return On Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan antara ROA dan

harga saham yang berarti H1 diterima. Hasil pengujian hipotesis ini mengindikasikan bahwa perusahaan farmasi telah berhasil memanfaatkan dan memaksimalkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu yang menjadi acuan yang penting bagi investor dalam membuat keputusan investasi.

b. Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan antara EPS dan

harga saham yang berarti H2 diterima. Hasil pengujian hipotesis ini mengindikasi bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor. Hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan tersebut. Peningkatan jumlah permintaan


(43)

saham akan mendorong harga saham naik. Dengan demikisn jika EPS meningkat maka pasar akan merespon dengan diikuti kenaikan harga saham.

c. Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara signifikan antara DPS dan

harga saham yang bearti H3 diterima. Pengujian hipotesis mengindikasi bahwa DPS dapat meningkatkan harga saham karena dividen yang dibagikan kepada investor mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang.

d. Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Devidend Per Share

(DPS) secara simultan berpengaruh pada harga saham. 5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada berbagai pihak adalah sebagai berikut ini :

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, terutama dalam bidang Return On Asset, Earning Per Share, Devidend Per Share, dan harga saham.

b. Bagi Investor

Bagi investor atau pun calon investor yang akan menanamkan investasinya agar dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan sebelum menanamkan investasinya.


(44)

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti berikutnya terhadap rasio keuangan, harga saham, dan pasar modal. Dan dapat menjadi referensi untuk peneliti-peneliti berikutnya yang inginmeneliti dalam bidang kajian yang sama. Peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen di dalam penelitian mereka selanjutnya, menambah periode pengamatan pada penelitian berikutnya atau dapat membandingkan dengan meneliti jenis perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal.


(45)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal

Menurut Pandji dan Piji (2003:6) “Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi”. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai investor dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan.

2.1.2 Pengertian Saham

Menurut Fatma (2006:59) “saham adalah sebagai penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Pada sisi lain saham adalah instrumen investasi yang paling banyak dipilih oleh investor Karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Menurut Darmadji (2006:6) “saham (stock atau share) dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”, saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat harga tersebut. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.


(46)

Investasi dengan membeli saham dari suatu perusahaan, berarti para investor dan calon investor telah menginvestasikan sebagian dari dananya dengan harapan para investor dan calon investor mendapatkan keuntungan dari penjualan kembali saham tersebut. Sifat dasar dari investasi adalah memberikan peran untuk para investor atau calon investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak atas penghasilan perusahaan setelah seluruh kewajiban perusahaan telah dipenuhi. Saham dapat digunakan untuk mencapai tujuan investasi. 2.1.3 Karaktersitik Yuridis Pemegang Saham

karaktersitik yuridis yang dimiliki oleh para pemilik saham antara lain:

a. Resiko terbatas (limited risk), dimana para pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan kedalam perusahaan.

b. Pengendalian utama (ultimate control), dimna pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arahan dan tujuan perusahaan. c. Klaim sisa (residual claim), dimana pemegang saham merupakan

pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa aktiva dalam proses likuidasi prusahaan.


(47)

2.1.4 Jenis-Jenis Saham

Dalam transaksi jual-beli saham di Bursa Efek, saham merupakan instrument yang paling banyk diperdagangkan. Menurut Simatupang (2010:25) ada beberapa yang membedakan jenis-jenis saham antara lain : a. Berdasarkan Cara Peralihan

Berdasarkan cara peralihan saham, maka saham dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu :

1) Saham Atas Nama (Registered Stock)

Saham atas nama dimana nama pemilik saham tertera diatas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen peralihan.

2) Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)

Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham tidak tertera diatas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai pemilik saham, dengan demikian barang siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham itu maka ia dapat dikatakan pemilik dari saham tersebut kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihannya. Jenis saham atas unjuk tidak diperdagangkan dipasar modal Indonesia saat ini. b. Berdasarkan Hak Tagih/Manfaat Saham

1) Saham Biasa (Common Stock)

Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan. Menurut Jogiyanto (2003:73) sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu :

a. Hak Kontrol

Pemegang saham biasanya mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk pemilihan suara dalam pemilihan dewan direksi


(48)

Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Laba yang didapat perusahaan pada dasarnya tidak semua dibagikan, sebagain laba akan ditanamkan kembali pada perusahaan. Laba yang ditahan (retained earning) merupakan sumber dana internal perusahaan. Laba yang tidak ditahan akan dibagikan dalam bentuk deviden. Tidak semua perusahaan akan membagikan deviden. Keputusan perusahaan membayar deviden atau tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan devidennya(dividend policy).

c. Hak Preemptive

Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan prestasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak ini mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Tujuan kedua adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.

2) Saham Preferen (Preferen Stock)

Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Saham preferen memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunya beberapa hak yaitu hak atas deviden


(49)

tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu saham preferen mempunyai karakteristik diantara saham biasa dan obligasi antara lain : Jenis saham preferen menurut Simatupang (2010:37) antara lain :

a. Convertible Prefered Stock

Convertible Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang pada suatu waktu tertentu dapat ditukarkan menjadi saham biasa dengan tingkat resiko penukaran ditentukan besarnya dan syarat lainnya pada saat saham preferen diterbitkan. b. Callable Prefered Stock

Callable Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang menerbitkan saham preferen untuk membeli kembali saham preferen tersebut pada waktu dan nilai tertentu.

c. Adjustable-Rate Prefered Stock

Adjustable-Rate Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang menetapkan sistem pembayaran deviden tidak selalu tetap, dan besar kecilnya deviden yang dibayarkan ditetapkan pada tingkat suku bunga tertentu.

2.1.5 Keuntungan dan Resiko Investasi Saham a. Keuntungan Investasi Saham

Sesuai dengan yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa saham adalah salah satu jenis investasi yang ada di pasar modal. Sebagai produk investasi saham memberikan manfaat atau keuntungan bagi para investor. Oleh karena itu keuntungan dari investasi saham yang akan diperoleh investor adalah :

1) Deviden

Deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Setiap deviden yang akan dibagikan kepada investor


(50)

seluruh deviden yang dihasilkan oleh perusahaan harus mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor yang mendapat deviden adalah investor yang memegang saham hingga batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan kepada investor adalah deviden tunai (Cash Dividend) , deviden saham (Stock Devidend).

2) Capital Gain

Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas dipasar sekunder. Pada umumnya capital gain berorientasi pada jangka pendek. Para investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari capital gain biasanya akan membeli saham pada pagi hari dan kemudian akan menjualnya pada siang hari.

Disamping dari dua keuntungan diatas para pemegang saham juga bisa mendapatkan saham bonus (jika ada). Saham bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada investor yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.

b. Risiko Investasi Saham

Saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tetapi dari keuntungan yang didapat pemegang saham dari


(51)

investasinya tersebut saham juga memiliki potensi resiko yang tinggi. Berikut ini adalah risiko yang akan diterima para pemegang saham dalam investasi saham adalah :

1) Tidak Medapat Deviden

Saham dibagikan kepada para investor apabila perusahaan tersebut dalam operasinya mengalami keuntungan. Apabila perusahaan mengalami kerugian dalam opersai usahanya maka perusahaan tidak dapat membagikan dividen kepada investor. Dengan demikian keuntungan para pemegang saham untuk medapatkan deviden dientukan oeh kinerja perusahaan.

2) Capital Loss

Dalam aktivitas perdagangan saham para investor tidak akan selalu mendapatkan capital gain atas saham yang dijualnya. Apabila para investor menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli maka investor akan mengalami capital loss. 3) Perusahaaan Bangkrut atau Likuidasi

Jika sebuah perusahaan bangkrut maka akan berdampak seacara langsung terhadap saham tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek jika sebuah perusahaan bangkrut atau likuidasi maka secara otomatis perusahaan tersebut akan dikeluarakn dari bursa (delisting).


(52)

Saham perusahaan yang akan dikeluarkan (delist) dari bursa adalah perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk. Perusahaan yang di delist dari bursa adalah perusahaan yang mengalami kerugian akibat dari penurunan penjualan saham, di lain sisi perusahaan juga di delist dari bursa karena perusahaan tidak dapat membagikan dividen kepada investor akibat dari kerugian perusahaan.

5) Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)

Resiko yang dapat menggangu investor untuk melakukan investasinya adalah jika suatu saham di suspend atau dihentikan perdagangannya oleh bursa efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat (satu atau dua sesi perdagangan atau pun beberapa hari perdagangan). Hal

suspensi dilakukan oleh bursa efek jika suatu saham mengalami

lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan di pailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi yang mengharuskan bursa menghentikan perdagangan saham tersebut sementara. Jika sudah didapatkan informasi yang jelas dari perusahaan maka status suspend atas saham tersebut akan dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.

2.1.6 Harga Saham


(53)

beredar (outstading securities). Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan para pemegang saham suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut . Banyaknya saham yang dimilik para pemegang saham sesuai dengan besarnya penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Menurut Simatupang (2000:13) harga saham dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : a. Harga Nominal

Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga perdana adalah harga pada waktu saham dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (Underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten akan dijual kepada masyarakat.

c. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek. Transaksi disini tidak melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga saham yang diterbitkan setiap hari di surat kabar atau media masa adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (Closing Price)

aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

2.1.7 Penilaian Harga Saham

Menurut Sunariyah (2006:168) ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham. Pendekatan yang umum digunakan dalam menilai harga saham adalah :

a. Analisa Teknikal

Menurut Husnan (2001:349) “analisa teknikal adalah upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga


(54)

upaya yang harus dilakukan para investor untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Indikator yang digunakan para investor dalam pengambilan keputusan untuk menjual saham tersebut dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah

moving average, short interest ratio, dan volume perdagangan,

sedangkan analisa grafik diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai hal seperti key reserval, head and shoulders, dan sebagainya.

b. Analisa Fundamental

Menurut Husnan (2001:315) ” analisa fundamental adalah mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menetapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham”. Analisa fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi nilai suatu saham. Indikator yang umum digunakan dalam analisa fundamental adalah pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on equity), margin laba (profit margin), dan data keuangan lainnya seabagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.

2.1.8 Faktor –faktor yang mempengaruhi harga saham

Harga saham yang ada di pasar modal selalu mengalami perubahan (fluktuatif) karena adanya perubahan harga dari saham tersebut akan menimbulkan kenaikan harga maupun penurun. Oleh karena itu faktor yang menyebabkan harga seham tersebut naik atau pun turun adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Menurut Alwi (2003:87) yang mempengaruhi faktor internal harga saham adaah :

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

2) Pengumuman pendanaan (financing announcements) seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.


(55)

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan penggantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.

5) Pengumuman investasi (investment announcements) seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements) seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan , dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah tahun fiskal, earning per share (EPS), devidend per share (DPS), price earning ratio (PER), net profi margin (NPM), return on Asset (ROA), dan lain-lain.

b. Faktor Eksternal

Menurut Alwi (2003:87) yang mempengaruhi faktor internal harga saham adaah :

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Pengumuman hokum (legal announcements) seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements) seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.

4) Gejoak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu Negara.

5) Berbagai isu bank dari dalam dan luar negeri. 2.1.9 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Munawir (2007:64) “Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial”. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship ) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini maka dapat menjelaskan


(56)

atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Menurut Harahap (2011:301), penggolongan rasio terdiri dari :

a. Rasio Likuiditas b. Rasio Solvabilitas

c. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas d. Rasio Laverage

e. Rasio Aktivitas f. Rasio Pertumbuhan

g. Rasio Penilaian Pasar (Market Based) h. Rasio Produktivitas

Rasio keuangan digunakan untuk melihat suatu perusahaan yang akan memberikan gambaran tentang perusahaan dan prediksi perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Jadi dapat dipahami bahwa rasio keuangan memberikan pengukuran yang relatif pada kondisi perusahaan. Dengan adanya kinerja keuangan dapat melihat kondisi kesehatan perusahaan.

2.1.10 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupaka hal yang sangat mempengaruhi harga saham. Jika kinerja keuagan perusahaan meningkat secara tidak langsung akan menaikkan harga saham. Menurut Fahmi (2006:64) “ kinerja


(57)

keuangan adalah refleksi gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan yaitu keberhasilan yang dicapai atas berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan”. Sedangkan menurut Sucipto (2003) “kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam meghasilkan laba”. Kinerja keuangan dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba.

2.1.11 Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan malakukan perbaikan pada kegiatan operasional perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Kinerja keuangan dapat di nilai dengan beberapa alat analisis. Analisis yang digunakan menurut Jumingan (2006:242) adalah :

1. Analisis perbandingan Laporan Keuangan

Teknik analisis dengan menggunakan ini adalah membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah mau pun dalam persentase.

2. Analisis Trend

Teknik analisis ini mengetahui keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3. Analisis Persentase Per komponen (common size)

Teknik analisis ini untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan total aktiva maupun utang.

4. Analisis Sumber Pengguaan Modal Kerja

Teknik analisis ini untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang ditentukan. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Teknik analisis ini untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.


(58)

Teknik analisis ini untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maaupun laporan laba rugi baik secara individu mau pun simultan.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor

Teknik analisis ini untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

8. Analisis Break Even

Teknik analisis ini untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Dengan adanya kinerja keuangan pada suatu perusahaan maka dapat melihat kondisi kesehatan perusahaan. Oleh karena itu rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Return On Asset (ROA)

Menurut Harahap (2011:305) menyatakan bahwa return on asset merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Rasio ini semakin besar semakin baik. Salah satu yang hal yang penting untuk melihat prospek dari suatu perusahaan dimasa yang akan datang dapat dilihat dari return on asset. Apabila rasio return on asset dari suatu perusahaan mengalami kenaikan maka kinerja perusahaan dianggap baik dan akan meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut secara otomatis harga saham perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan, sebaliknya apabila rasio return on asset suatu perusahaan mengalami penurunan maka peusahaan tersbut akan dianggap mempunyai kinerja yang buruk oleh investor sehingga investor tidak akan menanamkan modalnya di perusahaan


(59)

tersebut. Untuk melihat besarnya rasio return on asset dari suatu perusahaan dapat digunakan rumus sebagai berikut:

��� = ���������ℎ

�����������

2. Earning Per Share (EPS)

Menurut Samsul (2006:167) mengemukakan bahwa semakin tinggi earning per share dari suatu perusahaan maka prospek perusahaan baik sementara sebaliknya jika eraning per share dari suatu perusahaan rendah maka prospek perusahaan akan kurang baik. Cara yang digunakan untuk menegtahui prospek earning per share adalah :

a. Menghitung rata-rata earning per share beberapa tahun yang lalu.

b. Eraning per share tahun berjalan sama dengan earning per

share tahun depan.

c. Earning per share beberapa bulan dalam tahun berjalan

dikonversi menjadi satu tahun.

Menurut Darmadji (2006:195) “Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham”. Semakin tinggi nilai eraning per share tentu akan menyebabkan semakin besar laba dan akan meningkatkan jumlah deviden yang akan diterima pemegang saham. Menurut Syamsudin (2009:66) mengatakan bahwa pada umumnya para pemegang saham tertarik


(60)

dengan earning per share (EPS) yang besar karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden dari investasi yang ditanamkan pada suatu perusahaan. Apabila EPS sebuah perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut mempunyai kinerja perusahaan yang baik, maka laba yang dimiliki dari perusahaan tersebut yang akan dibagikan kepada investor akan semakin tinggi dan sebaliknya perusahaan yang memiliki EPS yang rendah maka kinerja dari perusahaan tersebut buruk, maka laba yang dimiliki perusahaan tersebut yang akan dibagikan kepada investor juga akan semakin kecil. Untuk mengetahui besar-kecilnya keuntungan yang akan diterima pemegang saham dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut :

��� = �����ℎ������ℎ�������ℎ�������

Jika pada perusahaan tersebut memiliki saham prefern maka rumus yang digunakan adalah :

���= ���������ℎ − ���������ℎ����������

�����ℎ��ℎ��������������

3. Devidend Per Share (DPS)

Dividen merupakan pembagian keuntungan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki masing-masing oleh para pemegang


(61)

saham. Dividend per share digunakan untuk mengukur jumlah rupiah yang akan diberikan kepada investor dari keuntungan setiap lembar saham yang dimiliki investor. Dividend per share yang akan dibagikan kepada setiap investor atas saham yang dimiliki dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut :

��� = ���������������������

�����ℎ��ℎ���������

Perusahaan yang dividend per share lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya akan lebih diminati oleh investor, karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya yakni hasilnya berupa deviden. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga perlu bahwa perusahaan juga perlu memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan deviden yang berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai devidend dan untuk digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan. Signaliling theory menyebutkan bahwa kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan devidend dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan saham. Tetapi ada pendapat yang lain yang menyatakan bahwa deviden itu akan mengalami kenaikan/penurunan bukan karena kenaikan/penurunan harga saham tetapi kenaikan/penurunan dividen saham itu bisa disebabkan oleh prospek perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan harga saham perusahaan sebagaimana diuraikan sebagai berikut :


(62)

No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Susanto, 2011 - Current Ratio (CR)

- Debt Equity to Ratio (DER)

- Return On Asset

(ROA)

- Ukuran Perusahaan

Secara parsial variabel CR, DER, ROA, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham sedangkan secara simultan CR, ROA, DER, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga saham

2 Aprilia, 2012 - Return On Equity (ROE)

- Dividend Payout

Ratio (DPR)

- Earning Per Share

(EPS)

- Price Earning Ratio (PER)

- Tingkat Suku Bunga

-Harga Saham

Secara Parsial ROE dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan DPR , PER, dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sementara ROE, EPS, DPR, dan PER berperpengaruh secara simultan terhadap harga saham..

3 Onibala, 2014 - Return On Asset (ROA)

- Return On Equity

(ROE)

- Net Profit Margin (NPM)

- Resiko Kurs - Harga Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return

On Asset (ROA), Return On

Equity (ROE), Net Profit

Margin (NPM), dan Resiko Kurs secara parsial maupun simultan memiliki pengaruh terhadap harga saham.

4 Meythi, 2013 - Current Ratio (CR) - Earning Per Share

(EPS)

- Harga Saham

Secara Parsial CR dan EPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel CR dan EPS secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

5 Hunjra, 2012 - Earning Per Share (EPS)

- Return On Equity

(ROE)

- Profit After Tax On Stock Price

- Dividend Yield - Harga Saham

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa dividend

yield memiliki pengaruh

negatif terhadap harga saham sedangkan earning per share (EPS), return on equity (ROE), dan profit after tax memiliki pengaruh yang


(63)

6 Hutami, 2012 - Dividen Per Share (DPS)

- Return On Equity

(ROE)

- Net Profit Margin

(NPM) - Harga Saham

Dividend Per Share (DPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham baik parsial maupun simultan.

7 Saparuddin, 2011

- Earning per Share (EPS)

- Devidend Per Share (DPS)

- Harga Saham

Secara Parsial Earning Per

Share (EPS) berpengaruh

negatif harga saham sementara Devidend Per Share (DPS) berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan Eraning Per Share (EPS) dan Devidend per Share (DPS) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap harga saham.

8 Zulliarni, 2012 - Return On Asset (ROA)

- Price Eraning Ratio (PER)

- Dividend Payout

Ratio (DPR) - Harga Saham

Secara parsial Return On Asset (ROA), Price Eraning Ratio (PER), terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sementara secara simultan ROA, PER, dan DPR berpengaruh secara simultan. 9 Hartini, 2012 - Earning Per Share

(EPS)

- Harga Saham

Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh terhadap harga saham.

10 Bachtiar, 2012 - Earning Per Share (EPS)

- Price Eraning Ratio (PER)

- Return On

Invesment (ROI)

- Return On Equity

(ROE)

- Debt Equity to

Ratio (DER) - Harga Saham

Secara parsial Earning Per

Share (EPS) dan Price

Eraning Ratio(PER) memiliki pengaruh signifikan sedangkan Return On Investmen (ROI), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan secara simultan Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), earning Per Share (EPS),


(64)

Price Equity Ratio (PER), dan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel penlitian yaitu variabel independen (Return On Asset, Earning Per Share, dan Devidend Per Share) dengan variabel dependen (Harga Saham). Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan hubungan teori dengan faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

Return On Asset (ROA) X1

Earning Per share (EPS) X2

Harga

Saham

(Y) Devidend Per Share (DPS)


(65)

Kerangka-kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan variabel dependen yaitu :

1. Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset. Rasio Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham, rasio ini semakin tinggi berate semakin baik karena perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik investor terhadap perusahaan akan semakin meningkat. Peningkatan daya tarik tersebut disebabkan oleh keuntungan (return) yang diberikan perusahaan kepada para investor.

2. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar

keutungan (returni) yang diperoleh investor atau pemegang saham. Para investor atau pemegang saham sangat tertarik pada EPS, karena hal ini meruapakan gambaran dari jumlah rupiah yang diperoleh dari setiap lembar saham dan gambaran perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila EPS yang dibagikan kepada investor tinggi maka menandakan perusahaan dapat memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham. Dengan demikian EPS merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai keuntungan.

3. Dividend Per Share merupakan total semua deviden yang dibagikan kepada


(66)

saham suatu perusahaan. Perusahaan yang bisa membagikan devidennya secara besar akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan dan sebaliknya perusahaan yang tidak membagikan deviden harga sahamnya akan menurun. DPS merupakan salah satu yang digunakan investor dalam menentukan harga saham suatu perusahaan, karena semakin besar deviden semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dan akan mempengaruhi harga saham.

2.4 Hipotesis

Menurut Erlina (2011:42) hipotesis adalah propoisi yang dirumuskan dengan maksud untuk tujuan empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau kostruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis mrupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ratio On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Devidend Per Share secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013.


(1)

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak Selaku Ketua Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Firman Syarif, M.Si, Ak, Selaku Ketua Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak., Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan menyumbangkan pikirannya kepada penulis.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak.,CA Selaku Penguji yang telah memberikan saran dan kritik terhadap skripsi ini dan bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak., Selaku Pembanding yang telah memberikan saran dan kritik terhadap skripsi ini.

6. Terima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta Bapak Effendi Sitorus dan Ibu Mutiara Pardosi, dan adikku Kristina, Baha Raja, Eli Ezer, Sartika, dan semua keluarga atas doa, motivasi dan bimbingan yang telah diberikan. Penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Medan, November 2014


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1 Pasar Modal ... 11

2.1.2 Pengertian Saham ... 11

2.1.3 Karakteristik Yuridis Pemegang Saham ... 12

2.1.4 Jenis-Jenis Saham ... 13

2.1.5 Keuntungan dan Resiko Investasi Saham ... 15

2.1.6 Harga Saham ... 19

2.1.7 Penilaian Harga Saham ... 20

2.1.8 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham ... 20

2.1.9 Analisis Rasio Keuangan ... 22

2.1.10 Kinerja Keuangan ... 23

2.1.11 Pengukuran Kinerja Keuangan ... 23

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

2.4 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup ... 34

3.2 Rancangan Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.5 Operasional Variabel ... 37

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.6.2 Analisis Statistik ... 43


(3)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian ... 45

4.2 Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian ... 46

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 47

4.2.2.2 Uji Multikoloniaritas... 51

4.2.2.3 Ui Autokolerasi ... 53

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 54

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 55

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 57

4.2.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 58

4.2.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 59

4.3 Pembahasan... 60

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Populasi Penelitian ... 35

3.2 Sample Penelitian ... 36

3.3 Variabel dan Defenisi Operasional ... 38

4.1 Daftar Sample Penelitian... 45

4.2 Deskriptif Statistik ... 46

4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov ... 48

4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov ... 51

4.5 Uji Multikolonieritas ... 52

4.6 Uji Autokolerasi ... 53

4.7 Uji Heterokedastisitas ... 55

4.8 Analisis Regresi Linier Berganda ... 56

4.9 Pemasukan/Pengeluaran Variabel ... 57

4.10 Output Uji-t ... 58


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 Kurva Histogram Uji Normalitas... 49

4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 50


(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi Perusahaan ... 71

2 Daftar Sampel Perusahaan ... 71

3 Daftar Variabel Penelitian ... 72

4 Variabel dan Defenisi Operasional ... 73