Nilai F- hitung diperoleh dengan rumus :
� − hitung =
2
�−1 1
−
2
�−�
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel Kriteria pengujiannya
H : β
1
= β
2
= β
3
= 0 Ho diterima F hitung F tabel artinya variabel independen secara
bersama- sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Ha : β
1
≠ β
2
≠ β
3
≠0 Ha diterima F hitung F tabel artinya variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
nilainya berkisar antara 0 dan 1. Semakin besar R
2
berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen.
Formula untuk mencari nilai R
2
adalah sebagai berikut : R
2
=
SSR SST
atau: R
2
= 1 -
SSR SST
Keterangan:
R
2
= Koefisien determinansi berganda. SSR = Sum of Square Regression, atau jumlah kuadrat regresi, yaitu
merupakan total variasi yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. SST = Sum of Square Total, atau jumlah kuadrat total, yaitu merupakan
total variasi Y. SSE
= Sum of Square Error, atau jumlah kuadrat error, yaitu merupakan total variasi yang tidak dapat dijelaskan oleh garis
regresi. Bila R
2
= 0 artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R
2
= 1, artinya variasi dari Y 100 persen dapat diterangkan oleh X. Jadi, baik atau tidaknya suatu model ditentukan oleh
nilai yang memenuhi 0 R R
2
1.
4. Uji Elastisitas
Salah satu ukuran derajad kepekaan yang sering digunakan dalam analisis
permintaan adalah elastisitas, yang didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat dari perubahan nilai salah
satu variabel yang menentukan permintaan sebesar satu persen. Persamaan untuk menghitung elastisitas adalah sebagai berikut:
Elastisitas = Persentase perubahan Q
Persentase perubahan X ×
∆QQ ∆XX
=
∆Q ∆X
×
X Q
Dimana Q adalah jumlah barang yang diminta, X adalah variabel dalam
fungsi permintaan, dan ΔQ jumlah perubaan ΔX variabel tersebut. Oleh
karena itu, setiap variabel independen dalam fungsi permintaan memiliki satu elastisitas Arsyad, 2002.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dijelaskan di Bab IV mengenai “Analisis
Permintaan Beras di Indonesia tahun 2001-2013 ”, maka dapat ditarik kesimpulan
terkait tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan uji koefisien parsial, harga beras berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap permintaan beras di Indonesia pada tahun 2001-2013.
2. Berdasarkan uji koefisien parsial, pendapatan perkapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan beras di Indonesia pada tahun 2001-
2013.
3. Berdasarkan uji koefisien parsial, jumlah penduduk berpengaruh positif dengan tingkat signifikasi tertinggi dibandingkan variabel-variabel lainnya
terhadap permintaan beras di Indonesia pada tahun 2001-2013. Permintaan beras di Indonesia cenderung berfluktiatif seiring meningkatnya jumlah
penduduk di Indonesia.
4. Berdasarkan Uji Serempak. Variabel independen yaitu harga beras, pendapatan perkapita, dan jumlah penduduk secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen yaitu permintaan beras di
Indonesia pada tahun 2001-2013 dengan tingkat kepercayaan 95.
5. Elasitisitas harga dan pendapatan terhadap permintaan beras di Indonesia tahun 2001 - 2013 bersifat inelastis. Sedangkan elastisitas jumlah penduduk
terhadap permintaan beras di Indonesia tahun 2001 - 2013 bersifat elastis.
B. Saran
Dari berbagai kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka beberapa saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi
ketergantungan akan beras antara lain:
1. Harga beras dan pendapatan perkapita memiliki pengaruh dan signifikan terhadap permintaan beras di Indonesia, maka pemerintah diharapkan dapat
mengendalikan harga beras dengan mengefektifkan peranan Bulog di dalam persoalan harga dasar pembelian baik ditingkat petani maupun di tingkat
penggilingan dan daya beli masyarakat akan dapat menjangkau harga beras. 2. Jumlah penduduk memiliki hubungan positif dan sangat signifikan terhadap
permintaan beras di Indonesia. Maka demikian, besarnya kebutuhan beras di Indonesia juga didasari oleh besarnya jumlah penduduk Indonesia sebagai
negara penduduk terbesar ke-4 di dunia. Dalam rangka mengurangi konsumsi dan ketergantungan Indonesia yang tinggi pada beras, pemerintah juga harus
membuat kebijakan mengendalikan pertumbuhan penduduk yang besar serta melaksanakan diversivikasi pangan secara efektif.
3. Pemerintah harus segera melaksanakan kembali UU Pokok Agraria No. 5 tahun 1960 mengenai penataan struktur penguasaan, pemilikan, pemanfaatan,
dan penggunaan tanah, serta menjalankan Reforma Agraria dengan tujuan meningkatkan kembali fungsi lahan dan meningkatkan produktivitas pangan
di dalam negeri sehingga Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan mengurangi kebijakan impor.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono , 2010, “Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya”, Ekonisia :
Yogyakarta. Alias Bin Abdullah, 2003, “Estimate of Rice Consumption in Asian Countries and
the World Towards 2050 ”. Jurnal. Tottori University: Japan.
Arsyad, Lincolin, 1992, ”Ekonomi Pembangunan”, Edisi 2, Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik, 2001-2013
, ”Indonesia Dalam Angka”, BPS, Indonesia. Bulog, 2001-
2013. “Harga Beras berdasarkan Inpres HPP 2001-2013”, Bulog, Indonesia.
Cahyono, Andi, 2001, Analisis Penawaran Dan Permintaan Beras Di Provinsi Lampung Dan Kaitannya Dengan Pasar Beras Domestik dan
Internasional. skripsi. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Etik Umiyati, Ridwansyah. M, Riyanto. W, 2013, Permintaan Beras di Provinsi
Jambi. Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Jambi : Jambi. Harahap, Hasyrul. A, 2010, Analisis Permintaan Beras Di Sumatera Utara. tesis.
Universitas Negeri Medan : Medan Hendriani, 2005, Analisis Permintaan Beras Di Kabupaten Karawang. skripsi.
Universitas Tirtayasa : Serang. Hendrik, Mulyo W, 2011, Analisis Permintaan Beras Di Kabupaten Klaten.
skripsi. Universitas Sebelas Maret : Surakarta. Irawan, Andi, 2006, Analisis Penawaran dan Permintaan Beras di Luar Jawa.
Jurnal. Fakultas Ekonomi IPB : Bogor Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2001-
2013. “Bahan Pokok”, Kemendag, Indonesia.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2001- 2013. “Konsumsi Beras
Nasional ” Kementan, Indonesia.