Ruang Lingkup Pembelajaran Tematikik Kurikulum Pembelajaran Tematik
Maka dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa permasalahan yang berkaitan tentang tingginya angka mengulang kelas serta putus sekolah di usia dini di latar
belakangi oleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang belum sesuai dengan pola pikir anak pada usia dini yang berpola pikir masih holistic, serta berkaitan dengan kurangnya kesiapan
pendidikan prasekolah atau Taman Kanak-Kanak pada peserta didik awal yang akan memasuki tingkat MI SD. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil, pada saat ini hanya
sedikit peserta didik kelas satu Sekolah Dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 19992000 tercatat hanya 12,61 atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6
tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.
Sementara itu dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik jika dibandingkan
dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak sebelumnya. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu
dan dua Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja
mengulang kelas atau bahkan putus sekolah. Maka berdasarkan paada pertimbangan pemikiran diatas dan guna implementasi
Standar Isi SI pendidikan yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal bawah SD MI yakni kelas satu, dua dan tiga akan lebih tepat
jika dikelola dalam pembelajaran terpadu terintegrasi melalui pendekatan pembelajaran tematik pada semua mata pelajaran. Untuk itu diperlukan pedoman pelaksanaan model
pembelajaran tematik untuk kelas I hingga kelas III pada tingkat SDMI. Hal ini penting, untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan
contoh konkret.