Perumusan Masalah Kerangka Teori

5 Universitas Indonesia Usahanya untuk mendapatkan pengakuan mengalami kegagalan karena ilusi tentang mata biru yang dibuat oleh tokoh Soaphead Church kepada Pecola.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah identitas dari beberapa tokoh seperti Pecola Breedlove, Pauline Breedlove, Cholly Breedlove, dan Three Whores China, Poland, dan Miss Marie dalam memahami dirinya dan bagaimana hubungan antara keempat tokoh tersebut dengan orang-orang di sekitarnya yang mempengaruhi pemahaman identitas mereka berdasarkan konsep identitas Appiah dalam novel The Bluest Eye karya Toni Morrison, dilihat dari lingkup keluarga dan komunitas.

1.3 Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah teori identitas yang dipaparkan oleh Kwame Anthony Appiah, seorang sosiolog Inggris berdarah Ghana. Teori identitas Appiah memberikan kritik terhadap konsep identitas menurut Charles Taylor dalam esainya dalam buku Multiculturalism. Ia beranggapan bahwa identitas yang dimiliki setiap individu dipengaruhi juga oleh jender, ras, agama, seksualitas, budaya, dan kebangsaan yang ada dalam dirinya dan dibutuhkan pengakuan dari masyarakat perihal keberadaan identitas tersebut Appiah dalam Gutmann, 1994:150. Oleh karena itu, setiap individu bisa saja memiliki identitas ganda. Namun, Appiah juga menegaskan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih identitasnya ada kaitannya dengan collective identities Appiah dalam Gutmann, 1994: 158. Identitas kolektif terdiri dari beberapa faktor seperti agama, ras, budaya, dan sebagainya yang membentuk identitas individu seseorang. Di dalam The Bluest Eye, identitas Pecola, Pauline, dan China, Poland, dan Miss Marie juga dipengaruhi oleh identitas kolektif yang dimiliki oleh orang-orang di sekitarnya. Akan tetapi, Appiah juga menambahkan Pembentukan identitas..., Winda Adtyaningsih Utami, FIBUI, 2012 6 Universitas Indonesia bahwa identitas kolektif tersebut juga memiliki batas yang biasanya berupa aturan dan ekspektasi dari lingkungan terhadap suatu individu Appiah dalam Gutmann, 1994: 151. Hal inilah yang kemudian menjadi benturan dalam kebebasan identitas itu sendiri. Pada saat benturan antara identitas kolektif dan ekspektasi masyarakat terjadi, maka, terjadi penolakan terhadap identitas terjadi di masyarakat. Namun demikian, setiap manusia berhak menentukan dan mempertahankan identitasnya tersebut. Menurut Appiah, apabila terjadi pemaksaan, ia berhak mendapatkan perlindungan Appiah dalam Gutmann, 1994:159. Teori mengenai identitas ini merupakan acuan dalam penelitian saya dan akan dijelaskan secara rinci pada bab selanjutnya.

1.4 Metodologi Penelitian