TA : Rancang Bangun Aplikasi Simpan dan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Wijaya Mojokerto.

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI SIMPAN DAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WIJAYA MOJOKERTO

TUGAS AKHIR

Program Studi Sistem Informasi

Oleh:

Hendra Prasetya Putra Setiawan 12.41011.0031

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

viii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Koperasi ... 7

2.2 Prinsip-Prinsip Koperasi ... 7

2.3 Fungsi dan Peranan Koperasi ... 10

2.4 Jenis-Jenis Koperasi ... 12

2.4.1 Jenis Koperasi Menurut Fungsinya ... 12

2.4.2 Koperasi pada Tingkat dan Luas Daerah Kerja ... 13

2.5 Aplikasi ... 13


(3)

ix

2.7.1 Database ... 14

2.7.2 Database Management System (DBMS) ... 15

2.7.3 Desain Sistem ... 15

2.7.4 Diagram Alir (Flowchart) ... 16

2.7.5 Data Flow Diagram (DFD) ... 18

2.8 Tahapann System Development Life Cycle (SDLC) ... 20

2.8.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 20

2.8.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak ... 22

2.9 Teknik Wawancara ... 24

2.10 Teknik Observasi ... 24

2.11 Pengertian Black Box Testing ... 25

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 26

3.1 Analisis Sistem ... 26

3.1.1 Analisis Permasalahan ... 26

3.1.2 Analisis Kebutuhan ... 34

3.1.3 Hasil Analisis dan Usulan ... 35

3.2 Perancangan Sistem ... 39

3.2.1 System Flow Chart ... 39

3.2.2 Data Flow Diagram ... 52

3.2.3 Entity Relationship Diagram ... 63

3.2.4 Struktur Basis Data dan Tabel ... 67


(4)

x

3.2.7 Desain Uji Coba ... 96

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 105

4.1 Implementasi Sistem ... 105

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 105

4.1.2 Cara Installasi Program ... 106

4.2 Uji Coba Sistem ... 106

4.2.1 Uji Coba Form Utama ... 106

4.2.2 Uji Coba Form Master Kota ... 108

4.2.3 Uji Coba Form Master Bunga ... 112

4.2.4 Uji Coba Form Master Setoran ... 115

4.2.5 Uji Coba Form Master Administrator ... 118

4.2.6 Uji Coba Form Pendaftaran Anggota ... 120

4.2.7 Uji Coba Form Simpanan Wajib ... 124

4.2.8 Uji Coba Form Simpanan Sukarela ... 126

4.2.9 Uji Coba Form Pengambilan Simpanan ... 128

4.2.10 Uji Coba Form Peminjaman ... 130

4.2.11 Uji Coba Form Pembayaran ... 132

4.2.12 Uji Coba Form Cetak Laporan Daftar Anggota ... 134

4.2.13 Uji Coba Form Cetak Laporan Simpanan Wajib ... 135

4.2.14 Uji Coba Form Cetak Laporan Simpanan Sukarela ... 136

4.2.15 Uji Coba Form Cetak Laporan Pengambilan ... 137


(5)

xi

BAB V. PENUTUP ... 141

5.1 Kesimpulan ... 141

5.2 Saran ... 141

DAFTAR PUSTAKA ... 143

BIODATA PENULIS ... 144


(6)

1

1.1 Latar Belakang

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Wijaya merupakan suatu wadah usaha yang bergerak dalam bidang koperasi simpan pinjam dimana lokasi KPRI Wijaya ini terletak di jalan Raden Wijaya 62 Mojokerto Kota. Pada KPRI Wijaya yang selain bergerak pada bidang koperasi simpan pinjam ternyata juga memiliki usaha menyediakan kebutuhan para anggotanya berupa bantuan dana untuk pendidikan, kesehatan dan terdapat pula tunjangan yang dibutuhkan oleh para anggotanya.

Pada kegiatan di KPRI Wijaya Mojokerto dalam penanganan transaksi yang berupa simpan dan pinjam terlebih dahulu calon peminjam uang atau yang ingin menyimpan uang diwajibkan menjadi anggota koperasi terlebih dahulu dimana calon tersebut dapat mendaftarkan pada pihak administrasi dengan hanya memberikan identitas yang berupa nama kepada pihak administrasi. Setelah calon pendaftar tersebut telah memenuhi syarat dan menjadi anggota koperasi maka anggota tersebut dapat melakukan penyimpanan ataupun peminjaman uang berdasarkan ketentuan pada KPRI Wijaya Mojokerto yang nantinya pihak administrasi akan mencatat transaksi tersebut pada buku simpan pinjam koperasi. Pada proses simpanan atau pembayaran angsuran anggota nantinya untuk proses pembayaran akan dilakukan oleh pihak bendahara sekolah yang menangani penggajian dimana sebelumnya pihak administrasi akan membuat daftar anggota koperasi dan laporan peminjaman anggota yang akan diberikan pada pihak


(7)

bendahara sekolah dengan pemotongan gaji sesuai jumlah pembayaran simpanan maupun pembayaran angsuran. Jika anggota koperasi ingin mengambil simpanan maka anggota koperasi diwajibkan memenuhi syarat untuk pengambilan simpanan dimana syarat pengambilan simpanan anggota yaitu tidak menjadi anggota koperasi dan dengan membawa surat pensiun sebagai pegawai atau surat yang menyatakan bahwa anggota tersebut tidak menjadi pegawai lagi yang mana jika syarat tersebut telah dibawa maka, pihak adsministrasi akan memproses dengan jumlah nominal simpanan yang telah disimpan anggota selama ini. Untuk proses peminjaman pada KPRI Wijaya, anggota koperasi hanya perlu melakukan konfirmasi terhadap pihak administrasi koperasi dimana nantinya ada beberapa syarat dalam melakukan peminjaman. Syarat peminjaman pada KPRI Wijaya tersebut yaitu maksimal peminjaman tidak lebih dari 5 juta rupiah dan anggota tersebut tidak memiliki tanggungan pinjaman yang nantinya jika anggota tersebut telah memenuhi syarat maka, pinjaman yang dilakukan oleh anggota akan diproses oleh pihak administrasi koperasi sesuai dengan jumlah nominal yang telah ditulis anggota.

Dalam perkembangannya pada KPRI Wijaya ternyata terdapat beberapa permasalahan yang disebabkan oleh pengelolaan data-data yang terlalu lama berhubungan dengan kegiatan yang berjalan dalam koperasi khususnya pada kegiatan pendaftaran, penyimpanan dan peminjaman. Hal ini dapat dilihat pada proses pengambilan simpanan dimana pihak administrasi harus merekap data simpanan anggota yang dilakukan mulai dari awal anggota tersebut melakukan simpanan untuk mengetahui jumlah nominal keseluruhan. Selain permasalahan diatas juga terdapat permasalahan seperti pihak administrasi kesulitan untuk


(8)

mengetahui data riwayat pinjaman dan pembayaran anggota yang telah lunas ataupun belum lunas dikarenakan data-data yang disimpan terlalu banyak dan tidak dibeda-bedakan berdasarkan transaksi yang dilakukan yang menyebabkan potensi kesalahan yang terjadi pada proses transaksi tersebut menjadi tinggi. Dengan mengetahui potensi masalah yang ada saat ini sangat mempengaruhi kinerja dari kegiatan koperasi tersebut yang mana dalam hal ini dikarenakan semua transaksi yang dilakukan, khususnya dalam simpan dan pinjam menggunakan pencatatan pada buku manual. Hal ini berpotensi terjadi kesalahan yang cukup tinggi dalam proses pencatatan dikarenakan data yang terlalau banyak yang berujung pada kesalahan perhitungan sisa hasil usaha dari KPRI Wijaya.

Melihat banyaknya potensi masalah pada sistem yang sedang berjalan saat ini maka, akan dibuatkan sebuah sistem yang akan membantu mengatasi permasalahan yang terjadi pada koperasi tersebut. Solusi yang diajukan yaitu dengan membuat Rancang Bangun Aplikasi Simpan dan Pinjam untuk KPRI Wijaya guna mengatasi permasalahan yang ada. Aplikasi ini diharapkan akan memberikan manfaat untuk mempermudah dan mengatasi permasalahan dalam kegiatan KPRI Wijaya Mojokerto sekarang ini khususnya dalam pengoptimalan pendaftaran, penyimpanan dan peminjaman.


(9)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi yang dapat menyimpan data

anggota, simpanan wajib atau sukarela, pengambilan simpanan, peminjaman dan pembayaran pada KPRI Wijaya Mojokerto ?

2. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi yang dapat menghasilkan

laporan anggota, simpanan wajib atau sukarela, pengambilan simpanan, peminjaman dan pembayaran pada KPRI Wijaya Mojokerto ?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan – batasan masalah yang digunakan berdasarkan rumusan

masalah yang telah dijelaskan yaitu :

1. Aplikasi hanya digunakan untuk proses pendaftaran anggota, penyimpanan

dan peminjaman.

2. Aplikasi hanya digunakan untuk pengurus yang menangani proses

administrasi dalam Koperasi.

3. Aplikasi tidak menangani proses pembagian sisa hasil usaha.

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang ada di atas maka tujuan yang didapatkan adalah:

1. Menghasilkan aplikasi simpan dan pinjam untuk KPRI Wijaya Mojokerto


(10)

2. Menghasilkan aplikasi yang juga dapat membuat laporan tentang daftar anggota, simpanan, pengambilan simpanan, peminjaman dan pembayaran yang dilakukan oleh anggota guna untuk evaluasi ke depan.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diberikan kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Wijaya Mojokerto melalui Aplikasi ini adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk mengelola data pendaftaran, penyimpanan dan peminjaman dimana akan lebih mempermudah dalam melakukan kegiatan yang dilakukan serta pelaporan kegiatan simpan dan pinjam pada koperasi.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan Rancang Bangun Aplikasi Simpan dan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Wijaya Mojokerto ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang hal-hal yang menjadi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat yang dicapai, serta Sistematika Penulisan Tugas Akhir yang akan dibuat.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori yang menjadi penunjang dari pembuatan Aplikasi Simpan dan Pinjam dimana diantaranya


(11)

Konsep Basis Data, Tahapan Software Development Life Cycle,

Teknik Wawanccara, Teknik Observasi dan Pengertian Black Box

Testing.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisis sistem yang sedang berjalan saat ini, identifikasi permasalahan, metode penelitian, model pengembangan sistem yang akan dibuat dan perancangan

sistem dimana dalam perancangan sistem terdiri dari system flow,

context diagram, data flow diagram, conceptual data model,

pysical data model, struktur basis data dan desain input/output.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi dari sistem yang telah dibuat dengan memberikan penjelasan-penjelasan fungsi dari seluruh sistem yang ada. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang

cara pengujian menggunakan black box texting untuk mengetahui

apakah sistm yang telah dibuat berjalan sesuai dengan fungsinya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari rancang dan bangun sistem Aplikasi Simpan dan Pinjam pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Wijaya Mojokerto terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada, serta saran untuk pengembangan sistem dimasa mendatang.


(12)

7

2.1 Koperasi

Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1967). Dalam pengertian yang lain, yakni dalam Pasal 1 UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, menegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pengertian koperasi juga dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata koperasi berasal dari bahasa Latin "coopere",

yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation

berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama.

2.2 Prinsip – Prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah

ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman

kerja koperasi. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut merupakan “rules of the game

dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lain.


(13)

Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Prinsip ini mengandung pengertian bahwa,seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Setiap orang yang akan menjadi anggota harus menyadari bahwa, koperasi akan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya. Dengan keyakinan tersebut, maka partisipasi aktif setiap anggota terhadap organisasi dan usaha koperasi akan timbul.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.

Prinsip pengelolaan secara demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota. Para pengelola koperasi berasal dari para anggota koperasi itu sendiri.

c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).

Setiap anggota yang memberikan partisipasi aktif dalam usaha koperasi akan mendapat bagian sisa hasil usaha yang lebih besar dari pada anggota yang pasif. Anggota yang menggunakan jasa koperasi akan membayar nilai jasa tersebut terhadap koperasi, dan nilai jasa yang diperoleh dari anggota tersebut akan diperhitungkan pada saat pembagian SHU.

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Anggota adalah pemilik koperasi, sekaligus sebagai pemodal dan pelanggan. Simpanan yang disetorkan oleh anggota kepada koperasi akan digunakan koperasi untuk melayani anggota, termasuk dirinya sendiri.


(14)

Apabila anggota menuntut pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas modal yang ditanamkan pada koperasi, maka hal tersebut berarti akan membebani dirinya sendiri, karena bunga modal tersebut akan menjadi bagian dari biaya pelayanan koperasi terhadapnya. Dengan demikian, tujuan berkoperasi untuk meningkatkan efisiensi dalam mencapai kepentingan ekonomi bersama tidak akan tercapai. Modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan untuk melayani anggota dan masyarakat sekitarnya, dengan mengutamakan pelayanan bagi anggota. Dari pelayanan itu, diharapkan bahwa koperasi mendapatkan nilai lebih dari selisih antara biaya pelayanan dan pendapatan.

e. Kemandirian.

Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang

bertanggungjawab, otonomi, swadaya, dan keberanian

mempertanggungjawabkan segala tindakan/perbuatan sendiri dalam pengelolaan usaha dan organisasi. Agar koperasi dapat mandiri, peran serta anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa sangat menentukan. Bila setiap anggota konsekuen dengan keanggotaannya dalam arti melakukan segala aktivitas ekonominya melalui koperasi dan koperasi mampu menyediakannya, maka prinsip kemandirian ini akan tercapai.

f. Pendidikan perkoperasian.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Koperasi (SDMK) adalah sangat vital dalam memajukan koperasinya. Hanya dengan kualitas SDMK


(15)

yang baiklah, maka cita-cita atau tujuan koperasi dapat diwujudkan. Nampaknya UU No. 25/1992 mengantisipasi dampak dari globalisasi ekonomi di mana SDMK menjadi penentu utama berhasil tidaknya koperasi melaksanakan fungsi dan tugasnya.

g. Kerja sama antar koperasi.

Kerja sama antarkoperasi dapat dilakukan di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Prinsip ini sebenarnya lebih bersifat “strategi” dalam bisnis. Dalam teori bisnis ada dikenal “Synergy Strategy” yang salah satu aplikasinya adalah kerja sama antar dua organisasi atau perusahaan.

2.3 Fungsi dan Peranan Koperasi

Fungsi dan peran koperasi Indonesia Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh

perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta

mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Yang pertama tertera dalam undang-undang tersebut adalah

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, yang berarti setiap koperasi harus bisa mengembangkan potensi setiap anggota atau kekayaan koperasi dalam berbagai bidang yang siap untuk digunakan secara maksimal. Serta memajukan perekonomian anggota koperasi dan masyarakat sekitar yang sekiranya dapat mendukung kemajuan koperasi. Berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dibidang keahlian dan pendidikan serta


(16)

ekonomi yang menunjang kehidupan manusia. Memperkokoh perekonomian rakyat, ini sifatnya global bagi nasional. Koperasi dapat memajukan dan mendongkrak perekonomian internal yaitu anggota dan eksternal yaitu masyarakat luar.

Mengembangkan perekonomian nasional, tidak selamanya kita tutup mata dalam kemajuan koperasi yang bisa membangun perekonomian nasional, mengurangi pengangguran dengan cara memberi keahlian dan potensi kesetiap anggota koperasi untuk bisa produktif dan mandiri dizaman globalisasi. Serta mengurangi sifat-sifat konsumtif kita terhadap barang dan jasa orang lain. Dan

yang terakhir mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi.

Mendidik penerus bangsa ini dari tingkat bawah sampai tingkat atas dalam menanamkam jiwa berorganisasi di masyarakat. Serta terus melatih para pelajar kita supaya dapat mengembangkan lagi kreativitasnya dalam berwirausaha dan berorganisasi. Itulah fungsi dan peran koperasi bagi masyarakat Indonesia yang telah diatur oleh perundang-undangan negara sebagai cerminan perhatian negara pada pertumbuhan perekonomian yang merakyat, dapat mengsejahterakan, dan mendidik masyarakat didunia wirausaha.


(17)

2.4 Jenis-jenis koperasi

Koperasi yang ada di indonesia memiliki berbagai macam jenis yang terdiri dari berbagai macam fungsi atau memiliki tingkatan yang berbeda. Koperasi juga dibeda-bedakan menurut jasa yang diberikan berdasarkan dari kegiatan koperasi tersebut.

2.4.1 Jenis Koperasi Menurut Fungsinya

Berdasarkan jenis koperasi menurut fungsinya terbagi menjadi beberapa diantaranya yaitu :

a. Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang

menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya.

b. Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan

fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

c. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa,

dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi.

d. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa


(18)

dsb dan sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.

2.4.2 Koperasi pada Tingkat dan Luas Daerah Kerja

Koperasi dibagi menjadi beberapa jenis yang berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja dimana memiliki fungsi dan bagian masing-masing. Berdasarkan pembagian tersebut koperasi dibagi menjadi beberapa yaitu :

1. Koperasi Primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota

sebanyak 20 orang perseorangan.

2. Koperasi Sekunder Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan badan

koperasi.

Koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :

a. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit

koperasi primer

b. Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3

koperasi pusat

c. Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah

koperasi gabungan.

2.5 Aplikasi

Menurut Jogiyanto (2006) aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Jogiyanto juga menjelaskan bahwa pengertian aplikasi secara umum adalah suatu proses dari cara manual


(19)

yang ditranformasikan ke komputer dengan membuat sistem atau program agar data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

2.6 Microsoft Visual Basic

Visual Basic .NET 2010 adalah salah satu bahasa pemrograman yang

tergabung dalam Microsoft Visual Studio 2010. Microsoft Visual Studio 2010

diperkenalkan pertama kali ke masyarakat umum pertengahan Mei 2009 (Yuswanto dan Subari, 2010).

Dalam Visual Studio 2010 diperkenalkan beberapa kelebihan, diantaranya : a. Teknologi yang ada mendukung “parallel programming” untuk manajemen

developer dengan hadirnya fitur proyek manajemen, work item tracking,

simple server reporting service, dan version control.

b. Visual Studio 2010 sudah mendukung analisis dan desain UML bukan hanya

coding, compile dan system.

2.7 Konsep Basis Data

Pada konsep basis data merupakan sebuah konsep struktur pada atribut-atribut yang ada pada sebuah tabel yang memiliki relasi dengan tabel lainnya.

2.7.1 Database

Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data oparasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu


(20)

mengunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redudansi dan inkosistensi data, kesulitan pengaksesan

data, isoalasi data untuk standarisasi, multile user (banyak pemakai), dan masalah

keamanan, masalah integrasi, dan masalah data independence (kebesaran data).

2.7.2 Database Management System (DBMS)

Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)

merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis data adalah kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data., menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

2.7.3 Desain Sistem

Setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2006) desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:

a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.

c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.


(21)

e. Berupa gambaran, perencnaan dan pembuatn sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

f. Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem.

2.7.4 Diagram Alir (Flowchart)

Menurut Jogiyanto (2006) bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan tentang urutan-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Bagan alir sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang tampak sebagai berikut :

Tabel 2.1 Simbol Flowchart

Simbol Keterangan Simbol Keterangan

Dokumen Menunjukkan

dokumen input dan

output baik untuk

proses manual,

mekanik atau

computer

Display Menunjukkan

output yang

ditampilkan di

monitor

Proses Manual Menunjukkan

pekerjaan manual

yang tidak dilakukan

oleh sistem

Proses Menunjukkan

kegiatan proses

dari operasi


(22)

Simbol Keterangan Simbol Keterangan

Alur Data Menunjukkan alur

dari setiap proses

Keyboard Menunjukkan

input yang

menggunakan

keyboard atau

papan ketik

Database Menunjukkan

database dalam

suatu sistem

External Data

(Tabel)

Menunjukkan

tabel yang terdapat

dalam database

On-Page

Reference

Konektor yang

digunakan untuk

menghubungkan

gambar dalam satu

halaman

Off-Page

Reference

Konektor yang

digunakan untuk

menghubungkan

bukan satu

halaman

a. Diagram Alur Dokumen (Document Flow)

Document flow adalah bagan alir dokumen atau bisa disebut juga sebagai bagan alir formulir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk

tembusan-tembusannya. Dalam pembuatannya, document flow memiliki

ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah notasi-notasi yang ada di dalamnya. (Jogiyanto, 2006)


(23)

Tabel 2.2 Simbol Document Flow

No. Simbol Fungsi

1. Terminator Merupakan bentuk dari terminator simbol yang digunakan pada awal pembuatan

document flow sebagai awal (Start) dan akhir

(End)

2. Manual Process Merupakan notasi dari proses manual yang

ada pada document flow karena dalam notasi

document flow segala bentuk proses masih

belum dilakukan oleh komputer.

3. Document Merupakan notasi dari dokumen pada

document flow. Notasi dokumen ini umumnya

digambarkan sebagai bentuk lain dari arsip, laporan atau dokumen lainnya yang berbentuk kertas.

4. Decision

(Keputusan)

Merupakan notasi dari suatu keputusan dalam pengerjaan document flow. Dalam penggambaran notasi decision ini selalu menghasilkan dengan keputusan ya atau tidak.

2.7.5 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Kendall (2003), Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan

pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem, yang berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem yang dibahas. Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa digunakan untuk merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem. Prosedur-prosedur tersebut yaitu konseptualisasi bagaimana data-data berpindah di dalam organisasi, proses-proses atau transformasi dimana data-data melalui,


(24)

dan apa keluarannya. Jadi, melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut DFD, penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data di dalam organisasi. Menurut Kendall (2003), dalam memetakan DFD, terdapat beberapa simbol yang digunakan antara lain:

1. External entity

Suatu external entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen,

atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat.

Gambar 2.1 Simbol External Entity

2. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan data tanda panah. Aliran data

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau

entitas dengan proses.

Fl ow_1 Fl ow_1

Gambar 2.2 Simbol Data Flow

3. Process

Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan.


(25)

4. Data Store

Data store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

penyimpanan data.

1 Stor_2

Gambar 2.4 Simbol Data Store

2.8 Tahapan System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Pressman (2015), System Development Life Cycle (SDLC) ini

biasanya disebut juga dengan model waterfall. Menurut Pressman (2015), nama

lain dari Model Waterfall adalah Model Air Terjun kadang dinamakan siklus

hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang

sistematis dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak.

2.8.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak dimulai dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut

melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling),

konstruksi (construction), serta penyerahan system perangkat lunak ke para

pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak yang dihasilkan.


(26)

Gambar 2.5 Model Waterfall

Gambar 2.5 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall.

Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus

menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi, Pressman (2015) memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan

tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.

Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software

Engineering. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai

dari level kebutuhan system lalu menuju ke tahap Communication, Planning,

Modeling, Construction, dan Deployment.

Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam

Model Waterfall menurut Pressman (2015) :

a. Communication

Tahap pertama, pihak pengembang akan melakukan pengumpulan data kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Pada tahap ini, pengembang dapat mengetahui sistem seperti apa yang harus dibuat.

b. Planning

Setelah diketahui sistem seperti apa yang harus dibuat, pengembang dapat melakukan perencanaan proyek pengembangan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.


(27)

c. Modelling

Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah

perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.

Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software,

representasi interface, dan detail (algoritma) procedural.

d. Construction

Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding

atau pengkodean merupakan penerjemah desain dalam Bahasa yang bias

dikenali oleh computer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang

diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secata nyata

dalam mengerjakan suatu software, artinya pengguna computer akan

dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan

dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah

menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

e. Deployment

Setelah semua tahap selesai dan perangkat lunak dinyatakan tidak terdapat kesalahan, pada tahap ini dilakukan implementasi (instalasi), pemeliharaan perangkat lunak dan feedback dari pelanggan.

2.8.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak

Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.


(28)

Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.

Menurut Kendall dan Kendall (2003), analisis dan perancangan sistem berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau mentransformasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output informasi dalam konteks bisnis khusus. Kemudian, analisis dan perancangan

sistem tersebut dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan

mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut :

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya


(29)

sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.

2.9 Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengambilan data oleh peneliti dengan langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatatap muka secara

langsung, tetapi dapat melalui media tertentu misalnya telepon, teleconference,

chatting melalui internet, bahkan melalui short message service (SMS) dan

e-mail. (Suliyanto, 2006).

Teknik ini merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait penelitian yang dilakukan. Di dalam dunia teknologi informasi, para pengembang sebuah sistem sering menggunakan teknik ini untuk menggali informasi yang

dibutuhkan stakeholder atau pemilik kepentingan.

2.10 Teknik Observasi

Teknik obervasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar pengamatan, serta bisa juga berupa catatan singkat mengenai hal-hal apa saja yang diobservasi. (Suliyanto, 2006).


(30)

Observasi sering digunakan sebagai teknik pengumpulan data tambahan selain wawancara, namun ada juga yang menggunakan observasi tanpa menggunakan wawancara. Di dalam melakukan observasi, panca indra yang paling berperan adalah penggamatan dengan mata atau melihat.

2.11 Pengertian Black Box Testing

Menurut Rizky (2011), pengertian dari Black Box Testing adalah suatu

tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja

internalnya. Berdasarkan hal tersebut, para tester memandang perangkat lunak

seperti layaknya “kotak hitam” yang tidak terlihat isinya, tetapi dikenai proses

testing bagian luarnya saja.

Black Box Testing hanya memandang perangkat lunak dari sisi

spesifikasi dan kebutuhan yang telah ditentukan pada awal perancangan.

Keuntungan dari jenis testing ini antara lain:

1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan

teknis program.

2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug sering ditemukan oleh komponen

tester yang berasal dari pengguna.

3. Hasil dari balck box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan

yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.


(31)

26 BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Pada tahap analisa sistem ini akan membahas tentang proses bisnis dari KPRI Wijaya Mojokerto dimana nantinya dari proses bisnis yang ada akan

digambarkan pada document flow yang dilakukan untuk menganalisa

permasalahan yang terjadi.

3.1.1 Analisis Permasalahan

Pada proses analisis permasalahan yang ada pada koperasi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara secara langsung pada pihak administrasi koperasi. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai proses kegiatan yang ada pada koperasi selanjutnya akan menganalisa proses bisnis dari beberapa kegiatan yang ada di koperasi mulai dari proses pendaftaran anggota, penyimpanan dan peminjaman.

Pada kegiatan di KPRI Wijaya Mojokerto dalam penanganan transaksi yang berupa simpan dan pinjam terlebih dahulu calon peminjam uang atau yang ingin menyimpan uang diwajibkan menjadi anggota koperasi terlebih dahulu dimana calon tersebut dapat mendaftarkan pada pihak administrasi dengan memberikan identitas berupa nama calon anggota. Setelah pihak administrasi memproses calon anggota tersebut maka anggota tersebut dapat melakukan peminjaman ataupun penyimpanan uang berdasarkan ketentuan pada KPRI


(32)

Wijaya Mojokerto yang nantinya pihak administrasi akan mencatat transaksi tersebut pada buku simpan pinjam koperasi.

Proses kegiatan yang ada pada koperasi mulai dari pendaftaran, penyimpanan dan peminjaman akan lebih didetailkan dan digambarkan pada

document flow yang menggambarkan alur dari proses bisnis yang sedang berjalan

saat ini. Berikut proses kegiatan pada KPRI Wijaya Mojokerto yang digambarkan

dengan document flow yaitu proses pendaftaran anggota, proses simpanan, proses

pengambilan simpanan, proses peminjaman dan proses pembayaran.

A. Document Flow Proses Pendaftaran Anggota

Pada proses ini merupakan proses dimana pertama kali jika ingin menjadi anggota KPRI Wijaya, diwajibkan untuk melakukan pendaftaran dimana calon anggota nantinya hanya perlu datang ke bagian administrasi untuk memberikan identitas berupa nama calon anggota. Setelah Selanjutnya bagian administrasi nantinya akan memberikan pilihan apakah calon anggota berkeinginan untuk melakukan simpanan sukarela yang mana jika calon anggota berkeinginan atau tidak, maka pihak administrasi akan langsung mencatat pada buku simpanan anggota dan calon anggota tersebut telah resmi menjadi anggota dari KPRI Wijaya Mojokerto.


(33)

Document Flow

Pendaftaran Anggota

KPRI Wijaya Mojokerto

Calon Anggota Administrasi

Start

Mencatat anggota koperasi

Finish Buku Simpanan Nama Calon Anggota

dan Simpanan Sukarela

Gambar 3.1 Document Flow Proses Pendaftaran Anggota

B. Document Flow Proses Simpanan

Pada proses ini merupakan proses dimana dilakukan prosedur simpanan yang dilakukan oleh anggota ataupun melalui pihak penggajian sekolah yang mana untuk simpanan wajib nantinya pertama pihak administrasi koperasi akan membuat daftar simpanan anggota yang telah mendaftar berdasarkan yang ada pada buku simpanan. Jika pihak administrasi telah membuat daftar simpanan anggota maka nantinya daftar simpanan aggota tersebut akan diberikan kepada


(34)

pihak bendahara sekolah yang bertugas dalam penggajian pegawai yang mana pihak bendahara sekolah akan melakukan pembayaran dan pemotongan jumlah gaji bulanan pegawai berdasarkan jumlah pembayaran simpanan yang menjadi tanggungan anggota koperasi. Anggota koperasi juga dapat melakukan simpanan sukarela berdasarkan keinginan dari anggota dimana anggota dapat memberikan jumlah simpanan sukarela kepada pihak administrasi koperasi yang mana nantinya pihak administrasi akan membuat rekapan untuk simpanan yang dilakukan baik dari simpanan wajib maupun simpanan sukarela anggota koperasi.

Document Flow Simpanan Anggota KPRI Wijaya

Administrasi Bendahara Sekolah Anggota

Phase

Start

Buku Simpanan

Daftar Simpanan Anggota Membuat

Daftar Simpanan

Anggota

Daftar Simpanan Anggota

Pemotongan Gaji Bulanan

Jumlah Simpnan Anggota Jumlah Simpanan

Anggota

Jumlah Simpnan Anggota

Finish

Simpanan Anggota

Jumlah Simpanan Sukarela

Mencatat buku simpanan

anggota

Buku simpanan


(35)

C. Document Flow Proses Pengambilan Simpanan

Pada proses ini merupakan proses dimana dilakukan prosedur pengambilan simpanan yang dilakukan oleh anggota dimana anggota pertama kali diwajibkan membawa syarat pengambilan simpanan yaitu surat pensiun atau surat yang menyatakan bahwa anggota tersebut telah berhenti menjadi pegawai yang sesuai dengan prosedur yang menjadi ketetapan KPRI Wijaya. Jika anggota telah membawa persyaratan pengambilan simpanan tersebut dan diberikan ke pihak administrasi koperasi, maka pihak administrasi akan melakukan pengecekan sesuai atau tidak dengan ketentuan. Jika saat pengecekan tidak sesuai maka pihak anggota diwajibkan memberikan persyaratan sesuai dengan ketentuan yang menjadi aturan pada koperasi Wijaya Mojokerto. Namun jika persyaratan yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan maka pihak administrasi akan mencatat pengambilan simpanan pada buku simpanan sesuai dengan jumlah simpanan anggota selama ini dan memberikan nominal simpanan yang terdiri dari simpanan wajib dan simpanan sukarela anggota. Pihak administrasi juga akan langsung memberikan keterangan pada buku simpanan anggota bahwa anggota tersebut telah dinyatakan keluar atau sudah tidak menjadi anggota dari koperasi wijaya Mojokerto.


(36)

Document Flow Pengambilan Simpanan Anggota KPRI Wijaya Mojokerto

Anggota Administrasi

P

h

ase

Start

Syarat Pengambilan Simpanan

Syarat Pengambilan Simpanan

Mengecek kelengkapan pengambilan simpanan

Sesuai ?

Syarat Pengambilan Pengambilan Simpanan telah di

cek

Mencatat dan mengambil

simpanan anggota

Nominal simpanan Nominal simpanan

Finish

Buku Simpanan

Gambar 3.3 Document Flow Proses Pengambilan Simpanan

D. Document Flow Peminjaman

Pada proses ini merupakan proses dimana anggota koperasi melakukan peminjaman dimana pertama kali dilakukan oleh anggota yang langsung datang ke pihak administrasi dengan mengkonfirmasikan nominal peminjaman yang akan dilakukan. Setelah dikonfirmasi maka pihak administasi akan melakukan pengecekan riwayat peminjaman berdasarkan pada buku peminjaman. Jika anggota pernah melakukan peminjaman tetapi belum lunas maka anggota tersebut harus melengkapi atau menunggu sampai peminjaman telah lunas. Namun jika pengecekan riwayat peminjaman yang dilakukan tidak mengalami masalah maka pihak administrasi akan mencatat peminjaman pada buku pinjaman dan


(37)

memberikan jumlah nominal uang sesuai dengan nominal yang diajukan anggota dimana untuk peminjaman tidak dapat lebih dari 5 juta sesuai dengan peraturan KPRI Wijaya.

Document Flow Peminjaman Anggota KPRI Wijaya Mojokerto

Anggota Administrasi

Phase

Nominal Peminjaman

Start

Nominal Peminjaman

Mengecek history dan kelengkapan peminjaman anggota

Status Peminjaman ?

Nominal Peminjaman yang

disetujui Ya Tidak

Nominal peminjaman Nominal

peminjaman

Finish

Mencatat dan memberikan

pinjaman

Buku Pinjaman

Gambar 3.4 Document Flow Proses Peminjaman

E. Document Flow Proses Pembayaran

Pada proses ini merupakan proses dimana anggota melakukan pembayaran peminjaman melalui bendahara sekolah dimana pertama kali pihak administrasi koperasi akan melakukan perekapan peminjaman anggota dari buku


(38)

peminjaman yang mana nantinya daftar peminjaman anggota akan diberikan kepada bendahara sekolah. Jika bendahara sekolah telah mendapatkan daftar peminjaman anggota maka bendahara sekolah akan melakukan pemotongan gaji bulanan berdasarkan jumlah dari peminjaman pada daftar yang telah diberikan yang nantinya akan dibayarkan kepada pihak administrasi koperasi. Apabila pihak bendahara sekolah telah melakukan pembayaran angsuran berdasarkan peminjaman maka pihak administrasi akan mencatat pembayaran angsuran pada buku peminjaman koperasi yang telah disediakan.

Document Flow Pembayaran Simpanan Anggota KPRI Wijaya

Administrasi Bendahara Sekolah

Phase

Start

Buku Pinjaman

Daftar Pinjaman Anggota

Rekap Daftar Pinjaman

Anggota

Daftar Pinjaman Anggota

Pemotongan Gaji Bulanan

Jumlah Simpnan Anggota Jumlah

peminjaman Anggota

Jumlah pembayaran

Anggota

Finish

Arsip pembayaran peminjaman

Mencatat buku pinjaman

Buku Pinjaman


(39)

3.1.2 Analisis Kebutuhan

Pada aplikasi simpan dan pinjam koperasi Wijaya yang akan dibuat, nantinya akan terbagi menjadi beberapa pengguna yang dapat mengakses atau menggunakan aplikasi ini menurut kebutuhannya. Berikut pengguna dari aplikasi simpan dan pinjam koperasi Wijaya :

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan

No. Pengguna Kebutuhan Keluaran

1 Administrasi (Bendahara)

a. Dapat menginputkan data Kota

b. Dapat menginputkan data Anggota

c. Dapat menginputkan data simpanan, baik simpanan wajib atau simpanan sukarela

d. Dapat menginputkan data peminjaman

e. Dapat menginputkan data pembayaran angsuran f. Dapat menginputkan data

pengambilan simpanan g. Cetak Daftar Anggota h. Cetak Laporan Peminjaman

a. Data Kota b. Data Anggota

c. Data Simpanan Wajib atau Simpanan Sukarela

d. Data Peminjaman e. Data Pembayaran

Angsuran

f. Data Pengambilan Simpanan

g. Daftar Anggota h. Laporan Peminjaman

2. Sekretaris a. Cetak Laporan Anggota b. Cetak Laporan Simpanan

Wajib dan Simpanan Sukarela

c. Cetak Laporan Peminjaman d. Cetak Laporan Pembayaran e. Cetak Laporan Pengambilan

Simpanan

a. Laporan Anggota b. Laporan Simpanan

Wajib dan Simpanan Sukarela

c. Laporan Peminjaman d. Laporan Pembayaran e. Laporan Pengambilan

Simpanan

3. Administrator a. Maintenance Data

Administrator

b. Maintenance Data Kota c. Maintenance Data Bunga d. Maintenance Data Setoran

a. Data Administrator b. Data Kota

c. Data Bunga d. Data Setoran


(40)

3.1.3 Hasil Analisis dan Usulan

Dalam kegiatan pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Wijaya Mojokerto saat ini, proses transaksi yang diterapkan masih berupa catatan tertulis atau manual. Kegiatan tersebut dapat dilihat dari proses bisnis yang ada pada koperasi dimana mulai dari prosedur pendaftaran, penyimpanan maupun peminjaman yang dicatat pada buku simpan dan pinjam. Selain itu dalam proses bisnis pendaftaran yang ada pada koperasi, pencatatan data identitas dari calon anggota yang mendaftar tidak dipisah berdasarkan proses kegiatannya yang mengakibatkan kesalahan dalam hal pelaporan dimana seharusnya memiliki sebuah laporan tersendiri untuk menampung data anggota. Dalam kegiatan pengelolaan data yang berhubungan dengan transaksi simpan dan pinjam juga mengalami permasalahan dalam pengelolaan data. Hal ini dapat dilihat pada proses pengambilan simpanan dimana pihak administrasi harus merekap data simpanan anggota yang dilakukan mulai dari awal anggota tersebut melakukan simpanan untuk mengetahui jumlah nominal keseluruhan. Selain permasalahan diatas juga terdapat permasalahan seperti pihak administrasi kesulitan untuk mengetahui data riwayat pinjaman dan pembayaran anggota yang telah lunas ataupun belum lunas dikarenakan data-data yang disimpan terlalu banyak dan tidak dibeda-bedakan berdasarkan transaksi yang dilakukan yang menyebabkan potensi kesalahan yang terjadi pada proses transaksi tersebut menjadi tinggi. Dengan mengetahui potensi masalah yang ada saat ini sangat mempengaruhi kinerja dari kegiatan koperasi tersebut yang mana dalam hal ini dikarenakan semua transaksi yang dilakukan, khususnya dalam simpan dan pinjam menggunakan pencatatan pada buku manual. Hal ini berpotensi terjadi kesalahan


(41)

yang cukup tinggi dalam proses pencatatan dikarenakan data yang terlalau banyak yang berujung pada kesalahan perhitungan sisa hasil usaha dari KPRI Wijaya.

A. Model Pengembangan

Melihat dari hasil analisis yang ada berdasarkan dari proses bisnis yang ada pada KPRI Wijaya, maka akan dilakukan sebuah tahapan untuk pengembangan yang dapat mengatasi permasalahan yang ada. Tahap ini akan menjelaskan tentang fungsi-fungsi dari progam yang akan dibuat dengan melihat proses bisnis yang ada khususnya dalam kegiatan simpan dan pinjam pada KPRI Wijaya Mojokerto.

A.1 Usulan Sistem

Pada usulan sistem ini akan menjelaskan tentang peranan setiap fungsi-fungsi yang akan dibuat pada aplikasi simpan dan pinjam dimana nantinya dapat mempermudah dalam pembuatan aplikasi berdasarkan pada tiap proses kegiatan yang dilakukan pada KPRI Wijaya. Model usulan akan dijelaskan pada gambar 3.6 sebagai berikut :


(42)

Aplikasi Simpan dan Pinjam KPRI Wijaya Mojokerto

Input Proses Output

Phase Data syarat pendaftaran anggota Proses Pendaftaran Anggota Daftar Anggota Simpanan Wajib Bukti Simpanan Wajib

Peminjaman PeminjamanBukti

Pembayaran Pinjaman Bukti Pembayaran Pinjaman Kartu Anggota 1 2 1 Simpanan Sukarela Bukti Simpanan Sukarela Rekap Simpanan Sukarela 2 Rekap Peminjaman Rekap Simpanan Wajib 5 8 Pengambilan Simpanan Syarat Pengajuan Tidak Menjadi Anggota Modal Koperasi 2 Bukti Pengambilan Simpanan Rekap Pengambilan Simpanan Rekap Pembayaran Pinjaman 8 Membuat Laporan Simpan Pinjam 3 4 6 7 3 4 5 6 7 Laporan Simpanan Wajib Laporan Simpanan Sukarela Laporan Peminjaman Laporan Pengambilan Simpanan Laporan Pembayaran 8 2 8

Gambar 3.6 Blok Diagram Usulan Sistem

Pada gambar 3.6 dijelaskan fungsi dari aplikasi simpan pinjam KPRI

Wijaya yang akan dibuat dimana terdiri atas input, proses dan output. Input pada

aplikasi simpan dan pinjam KPRI Wijaya terdiri atas syarat pendaftaran anggota, daftar anggota, kartu anggota, laporan peminjaman, modal koperasi, syarat pengajuan tidak menjadi anggota, rekap simpanan wajib, rekap simpanan


(43)

sukarela, rekap peminjaman, rekap pengambilan simpanan dan rekap pembayaran pinjaman yang digunakan untuk tiap proses kegiatan yang ada pada koperasi.

Pada proses yang ada pada sistem aplikasi terdiri atas beberapa proses dimana untuk proses pendaftaran anggota koperasi akan berjalan jika calon anggota yang akan mendaftar menjadi anggota koperasi memberikan syarat pendaftaran anggota dimana yaitu kartu identitas penduduk atau kartu tanda kepegawaian. Proses untuk simpanan wajib atau sukarela akan berjalan jika calon yang ingin menyimpan telah terdaftar menjadi anggota koperasi yang mana untuk simpanan wajib akan dibayarkan oleh bagian bendahara sekolah yang menangani penggajian dan untuk simpanan sukarela pihak anggota sendiri yang akan melakukan transaksi simpan dengan memberikan kartu anggota kepada pihak administrasi kopera. untuk pengambilan simpanan dan peminjaman akan berjalan jika calon pengambil simpanan memiliki kartu anggota koperasi yang nantinya pihak administrasi akan memproses transaksi pengambilan simpanan atau peminjaman pada bagian administrasi koperasi. Untuk pembayaran pinjaman akan dilakukan jika pihak bendahara sekolah yang menangani penggajian telah menerima daftar laporan peminjaman dari administrasi koperasi atau anggota yang melakukan pembayaran peminjaman sendiri dengan membawa bukti peminjaman yang sebelumnya telah dilakukan. Dan proses selanjutnya untuk pembuatan laporan akan berjalan jika mendapatkan inputan dari rekapan-rekapan transaksi yang telah dilakukan

Output yang akan dihasilkan antara lain yaitu daftar anggota dan kartu

anggota dari proses pendaftaran yang nantinya akan diserahkan kepada bagian bendahara sekolah untuk pemotongan gaji yang digunakan untuk simpanan wajib


(44)

tiap bulan, rekap simpanan wajib atau sukarela dari proses simpanan wajib atau sukarela, rekap peminjaman dari proses peminjaman yang juga akan diberikan kepada bendahara sekolah untuk pemotongan gaji yang digunakan untuk membayar angsuran tiap bulan, rekap pengambilan simpanan dari proses pengambilan simpanan, rekap pembayaran pinjaman dari proses pembayaran pinjaman anggota dan laporan simpanan wajib atau sukarela, laporan peminjaman, laporan pengambilan simpanan dan laporan pembayaran dari proses pembuatan laporan simpan pinjam.

3.2 Perancangan Sistem

Berdasarkan dari diagram blok pada gambar 3.6 yang telah dibuat maka akan dilakukan perancangan aplikasi atas diagram blok tersebut dimana pada rancangan ini nantinya terdiri dari beberapa tahapan pembuatan aplikasi

diantaranya adalah system flow, Context Diagram (CD), Data Flow Diagram

(DFD) yang terdiri dari DFD level 0 dan DFD level 1, Conceptual Data Model

(CDM), Pysical Data Model (PDM) dan struktur tabel yang berdasarkan dari

PDM yang telah dibuat.

3.2.1 System Flow Chart

A. System Flow Mengelola Master Kota

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

pengelolaan data master kota yang nantinya digunakan untuk melengkapi data identitas pada anggota.


(45)

System Flow Mengelola Master Kota

Administrator Sekretaris

P

h

ase

Start

Data Kota

Input Data Kota

Simpan/Update Data Kota

Kota

Finish

Gambar 3.7 System Flow Pengelolaan Master Kota

B. System Flow Mengelola Master Bunga

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

pengelolaan data master bunga yang nantinya digunakan pada saat melakukan transaksi peminjaman.


(46)

System Flow Mengelola Master Bunga

Administrator Sekretaris

P

h

ase

Start

Data Bunga

Input Data Bunga

Simpan/Update Data Bunga

Bunga

Finish

Gambar 3.8 System Flow Pengelolaan Master Bunga

C. System Flow Mengelola Master Setoran

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

pengelolaan data master setoran yang nantinya digunakan pada saat melakukan transaksi simpanan wajib.


(47)

System Flow Mengelola Master Setoran

Administrator Sekretaris

P

h

ase

Start

Data Setoran

Input Data Setoran

Simpan/Update Data Setoran

Setoran

Finish

Gambar 3.9 System Flow Pengelolaan Master Setoran

D. System Flow Mengelola Master Administrator

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

pengelolaan data master administrator yang nantinya digunakan untuk menentukan hak akses dalam menggunakan aplikasi simpan dan pinjam.


(48)

System Flow Mengelola Master Administrator Administrator Sekretaris

P

h

ase

Start

Simpan/Update Data Administrator

Administrator

Finish

Data Anggota Input Data Anggota

Gambar 3.10 System Flow Pengelolaan Master Administrator

E. System Flow Pendaftaran Anggota

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

pendaftaran anggota dimana calon anggota harus menyerahkan kartu pegawai kepada pihak administrasi. Setelah pihak administrasi menerima kartu pegawai tersebut maka akan diinputkan nomor pegawai serta identitas seperti nama, alamat

dan nomor handphone yang nantinya akan disimpan dan mencetak kartu anggota


(49)

System Flow Pendaftaran Anggota

Administrasi Calon Anggota

Start

Kartu Identitas Pegawai

Menyimpan data anggota dan membuat kartu

anggota Input Data

Anggota

Kartu Anggota Kartu Anggota

Finish

Data Anggota Data Kota

Gambar 3.11 System Flow Pendaftaran Anggota

F. System Flow Simpanan Wajib

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

simpanan wajib dimana pihak administrasi akan mencetakan daftar anggota yang akan diberikan kepada bendahara sekolah. Setelah pihak bendahara menerima daftar anggota maka untuk pembayaran simpanan wajib bendahara sekolah akan memotong gaji sesuai dengan jumlah simpanan wajib yang akan diberikan ke administrasi. Pihak administrasi yang telah menerima pembayaran atas simpanan wajib nantinya akan menginputkan dan menyimpan ke dalam sistem sesuai


(50)

dengan daftar yang telah diberikan, serta sistem juga akan mencetak bukti simpanan wajib yang akan diberikan kepada bendahara sekolah.

System Flow Simpanan Wajib

Administrasi Bendahara Sekolah

Phase

Start

Data Anggota

Cetak Daftar Anggota

Daftar Anggota

Daftar Anggota

Nominal Simpanan Wajib

Input Simpanan Wajib

Menyimpan Simpanan Wajib dan Cetak Bukti

Simpanan

Data Simpanan Wajib

Bukti Simpanan Wajib

Bukti Simpanan Wajib

Finish Pemotongan Gaji

Data Setoran

Data Administrator


(51)

G. System Flow Simpanan Sukarela

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

simpanan Sukarela dimana anggota yang akan melakukan simpanan sukarela diwajibkan memberikan kartu anggota dan uang sukarela kepada pihak administrasi. Pihak administrasi nantinya akan menyimpan dan membuatkan bukti simpanan sukarela untuk anggota sesuai dengan nominal yang telah diberikan.

Sisflow Simpanan Sukarela

Administrasi Anggota

Phase

Start

Nominal Simpanan

Sukarela

Kartu Anggota

Input Simpanan Sukarela

Menyimpan dan membuat bukti

simpanan sukarela

Bukti Simpanan Sukarela

Simpanan Sukarela

Bukti Simpanan Sukarela

Finish

Data Administrator


(52)

H. System Flow Pengambilan Simpanan

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

pengambilan simpanan dimana anggota sebelumnya memberikan syarat pengambilan simpanan yang terdiri dari kartu anggota dan surat pernyataan. Untuk surat pernyataan tidak menjadi anggota akan menjadi bukti dokumen yang akan disimpan oleh pihak koperasi sedangkan untuk kartu anggota selain menjadi bukti dokumen koperasi juga akan diinputkan kedalam sistem untuk dilakukan pengecekan apakah anggota masih memiliki tanggungan peminjaman. Jika anggota masih memiliki tanggungan peminjaman maka anggota diwajibkan untuk melunasi peminjaman terlebih dahulu, namun jika anggota tidak memiliki peminjaman maka sistem akan langsung dapat memproses pengambilan simpanan. Data pengambilan simpanan nantinya akan disimpan ke dalam sistem, dimana data anggota akan otomatis menjadi anggota pasif atau sudah tidak menjadi anggota koperasi. sistem juga nantinya akan memberikan bukti pengambilan simpanan yang sesuai dengan simpanan anggota selama menjadi anggota yang terdiri dari simpanan wajib dan simpanan sukarela.


(53)

System Flow Pengambilan Simpanan

Anggota administrasi

Phase

Start

Syarat Pengambilan Simpanan (Kartu Anggota dan Surat

Pernyataan)

Syarat Pengambilan Simpanan (Kartu Anggota dan Surat

Pernyataan)

Input Data Anggota

Mengecek Kelengkapan

Lengkap ?

Tidak

Data Anggota

Ya

Simpan dan cetak pengambilan simpanan anggota

Bukti Pengambilan Simpanan

Data Pinjaman

Bukti Pengambilan Simpanan

Finish

Data Pengambilan Simpanan

Data Simpanan Wajib

Simpanan Sukarela

Data Administrator


(54)

I. System Flow Peminjaman

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

peminjaman dimana pertama kali anggota diwajibkan untuk memberikan kartu anggota yang nantinya pihak administrasi akan menginputkan ke dalam sistem dan sistem akan mengecek riwayat peminjaman dari anggota. Saat pengecekan riwayat peminjaman, jika anggota masih memiliki tanggungan peminjaman maka anggota tidak dapat melakukan peminjaman kecuali jika anggota tersebut melunasi peminjaman sebelumnya terlebih dahulu sesuai dengan peraturan pada buku laporan koperasi Wijaya Mojokerto. Namun jika anggota saat pengecekan riwayat tidak memiliki tanggungan maka sistem akan dapat memproses yang nantinya anggota akan diberikan bukti atas peminjaman yang dilakukan.

System Flow Peminjaman

Anggota Administrasi

Phase

Start

Kartu Anggota

Kartu Anggota

Input Data Peminjaman

Mengecek Riwayat Peminjaman

Data Peminjaman

Lunas ?

Tidak

Menyimpan Peminjaman dan

cetak Bukti Peminjaman

Bukti Peminjaman Bukti Peminjaman

Finish

Ya

Data Administrator Data Bunga


(55)

J. System Flow Pembayaran Pinjaman

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

pembayaran pinjaman dimana ada 2 cara. Cara pertama pembayaran pinjaman melalui pihak bendahara sekolah yang mendapatkan daftar peminjaman anggota dari pihak administrasi koperasi yang nantinya pembayaran dilakukan dengan pemotongan gaji. Cara kedua pembayaran pinjaman akan dilakukan oleh anggota sendiri dengan membawa bukti pinjaman dan diberikan kepada pihak administrasi. Setelah melakukan pembayaran anggota tersebut akan mendapatkan bukti atas pembayaran angsuran pinjaman yang diberikan oleh pihak administrasi.

System Flow Pembayaran Pinjaman

Administrasi Bendahara Sekolah Anggota

Phase

Start

Data Peminjaman

Cetak Daftar Angsuran Peminjaman

Daftar Angsuran Peminjaman

Daftar Angsuran Peminjaman

Nominal Angsuran Peminjaman

Input Angsuran

Menyimpan Angsuran dan

Cetak Bukti Pembayaran

Data Pembayaran

Bukti Pembayaran

Bukti Pembayaran

Finish

Kartu Anggota

Bukti Peminjaman

Bukti Pembayaran Potongan Gaji

Data Administrator


(56)

K. System Flow Pelaporan

Pada system flow ini akan menjelaskan tentang alur proses pada

pelaporan yang berhubungan dengan kegiatan simpan dan pinjam yang dilakukan oleh sekretaris. Pelaporan simpan dan pinjam ini dapat memilih berdasarkan periode yang diinginkan.

System Flow Pelaporan Simpan dan Pinjam

Sekretaris Ketua

Phase

Start

Data Anggota Data Simpanan Wajib Simpanan Sukarela Data Pengambilan Simpanan Data Peminjaman Data Pembayaran Cetak laporan simpan dan pinjam Laporan Daftar Anggota Laporan Simpanan Wajib Laporan Simpanan Sukarela Laporan Pengambilan Simpanan Laporan Peminjaman Laporan Pembayaran Laporan Pembayaran Laporan Peminjaman Laporan Pengambilan Simpanan Laporan Simpanan Sukarela Laporan Simpanan Wajib Laporan Daftar Anggota Finish Input Periode


(57)

3.2.2 Data Flow Diagram

Pada tahap Data Flow Diagram (DFD) ini akan dilakukan perancangan

dengan menggunakan beberapa simbol yang menggambarkan jalannya arus data dari tiap entitas ke dalam proses sistem. Dalam merancang DFD ini tentunya

didasarkan pada system flow koperasi yang telah dirancang dan

diimplementasikan ke dalam DFD dimana tujuan dari merancang DFD ini untuk memudahkan pengguna dalam melihat arus data dari tiap proses yang ada dalam sistem.

A. Context Diagram

Pada Context Diagram ini menjelaskan tentang gambaran umum tentang

proses-proses inputan yang diperlukan dalam aplikasi simpan dan pinjam di

koperasi Wijaya yang terdiri dari Entitas Eksternal dan Entitas Internal. Context

Diagram ini merupakan gambaran proses besar dari Data Flow Diagram (DFD)

sebelum dilakukannya decompose proses. Pada entitas eksternal yaitu calon

anggota atau anggota, sekretaris, bendahara sekola dan ketua koperasi. Adapun


(58)

Kartu Pegawai

Daftar Angsuran Peminjaman Bukti Pembayaran Nominal Angsuran Peminjaman

Laporan Pembayaran Mengelola Data Kota

Mengelola Data Administrator Mengelola Data Bunga Mengelola Data Setoran

Calon Anggota/Anggota

1

Aplikasi Simpan dan Pinjam KPRI Wijaya Mojokerto

Bendahara Sekolah

Ketua Kartu Anggota

Daftar Pegawai Nominal Simpanan Wajib Bukti Simpanan Wajib Nominal Simpanan Sukarela

Kartu Anggota Bukti Simpanan Sukarela

Surat Pernyataan Bukti Pengambilan Simpanan

Bukti Peminjaman Bukti Pembayaran

Laporan Peminjaman Laporan Pengambilan Simpanan

Laporan Simpanan Sukarela Laporan Simpanan Wajib

Laporan Daftar Anggota Sekretaris


(59)

B. Bagan Berjenjang

Pada bagan berjenjang akan menjelaskan tentang hirarki dari sub proses yang ada dalam aplikasi simpan dan pinjam KPRI Wijaya. Dalam hirarki proses

yang ada pada bagan berjenjang ini akan dimulai dari context diagram sampai

dengan sub proses yang ada di bawah context diagram yaitu data flow diagram

(DFD) yang terbagi menjadi data flow diagram level 0 dan data flow diagram

level 1.

Pada bagan berjenjang aplikasi simpan dan pinjam koperasi Wijaya Mojokero akan terdiri dari delapan sub proses utama yaitu pengelolaan master, pendaftaran, simpanan wajib, simpanan sukarela, pengambilan simpanan, peminjaman, pembayaran dan pelaporan. Pertama pengelolaan master memiliki sub proses yaitu mengelola master kota, master bunga, master setoran dan master administrator. Kedua pendaftaran hanya memiliki sub proses simpan dan cetak kartu anggota. Ketiga simpanan wajib memiliki sub proses yaitu cetak daftar anggota serta simpan dan cetak bukti simpanan wajib. Keempat simpanan sukarela hanya memiliki sub proses simpan dan cetak bukti simpanan sukarela. Kelima pengambilan simpanan memiliki sub proses yaitu pengecekan kelengkapan serta simpan dan cetak bukti pengambilan simpanan. Keenam peminjaman memiliki sub proses yaitu pengecekan riwayat peminjaman serta simpan dan cetak bukti peminjaman. Ketujuh pembayaran memiliki sub proses yaitu cetak daftar angsuran peminjaman serta simpan dan cetak bukti pembayaran. Dan yang terakhir pelaporan hanya memiliki sub proses cetak laporan dimana nanti dari sub proses cetak laporan dapat memilih laporan mana yang pihak koperasi ingin cetak.


(60)

0 Aplikasi Simpan dan Pinjam KPRI Wijaya

Mojokerto 1 Pengelolaan Master 2 Pendaftaran 3 Simpanan Wajib 4 Simpanan Sukarela 5 Pengambilan Simpanan 6 Peminjaman 7 Pembayaran 8 Pelaporan 1.1 Mengelola Master Kota 1.2 Mengelola Master Bunga 1.3 Mengelola Master Setoran 1.3 Mengelola Master Administrator 2.1 Simpan dan Cetak

Kartu Anggota

3.1 Cetak Daftar

Anggota

3.2 Simpan dan Cetak

Bukti Simpanan Wajib

4.1 Simpan dan Ceta

Bukti Simpanan Sukarela 5.1 Pengecekan Kelengkapan 5.2 Simpan dan Cetak Bukti Pengambilan Simpanan 6.1 Pengecekan Riwayat Peminjaman 6.2 Simpan dan Cetak Bukti Peminjaman

7.1 Cetak Daftar Angsuran Pinjaman

7.2 Simpan dan Cetak Bukti Pembayaran

8.1

Cetak Laporan


(61)

C. DFD Level 0 Aplikasi Simpan dan Pinjam

Pada DFD level 0 ini merupakan sub proses utama dari context diagram

aplikasi simpan dan pinjaman koperasi Wijaya Mojokerto. Pertama pengelolaan master memiliki sub proses yaitu mengelola master kota, master bunga, master setoran dan master administrator. Kedua pendaftaran hanya memiliki sub proses simpan dan cetak kartu anggota. Ketiga simpanan wajib memiliki sub proses yaitu cetak daftar anggota serta simpan dan cetak bukti simpanan wajib. Keempat simpanan sukarela hanya memiliki sub proses simpan dan cetak bukti simpanan sukarela. Kelima pengambilan simpanan memiliki sub proses yaitu pengecekan kelengkapan serta simpan dan cetak bukti pengambilan simpanan. Keenam peminjaman memiliki sub proses yaitu pengecekan riwayat peminjaman serta simpan dan cetak bukti peminjaman. Ketujuh pembayaran memiliki sub proses yaitu cetak daftar angsuran peminjaman serta simpan dan cetak bukti pembayaran. Dan yang terakhir pelaporan hanya memiliki sub proses cetak laporan dimana nanti dari sub proses cetak laporan dapat memilih laporan mana yang pihak koperasi.


(62)

Kartu Identitas Pegawai

Nominal Simpanan Sukarela

Bukti Simpanan Wajib Mengelola Data Kota

Mengelola Data Setoran Mengelola Data Bunga

Mengelola Data Administrator

Calon Anggota/Anggota Bendahara Sekolah Ketua 1.2 Pendaftaran 1.3 Simpanan Wajib 1.4 Simpanan Sukarela 1.5 Pengambilan Simpanan 1.6 Peminjaman 1.7 Pembayaran 1.8 Pelaporan Informasi Pelaporan Laporan Pembayaran Laporan Peminjaman Laporan Pengambilan Simpanan

Laporan Simpanan Sukarela Laporan Simpanan Wajib Laporan Daftar Anggota 1 Anggota

2 Peminjaman

3 Pembayaran

4 Simpanan Wajib

5 Simpanan Sukarela

6 Pengambilan Simpanan Kartu Anggota

Daftar Anggota Nominal Simpanan

Kartu Anggota Bukti Simpanan Sukarela

Kartu Anggota Surat Pernyataan Kartu Anggota Bukti Peminjaman Daftar AngsuranPinjaman Bukti Pembayaran

Nominal Angsuran Pinjaman

Bukti Pengambilan Simpanan Bukti Peminjaman Kartu Anggota Bukti Pembayaran Sekretaris 1.1 Pengelolaan Master 7 Kota 8 Bunga 9 Setoran 10 Administrator


(63)

D. DFD Level 1 Pengelolaan Master

Pada pengelolaan master yang ada pada aplikasi simpan dan pinjam Koperasi Wijaya Mojokerto terdapat sub proses yaitu mengelola master kota, master bunga, master setoran dan master administrator. DFD level 1 pengelolaan master ini juga menggunakan tabel untuk keperluan penyimpanan pada pengelolaan dimana tabel tersebut terdiri atas tabel kota, bunga, setoran dan administrator.

Sekretaris 7 Kota

8 Bunga

9 Setoran

10 Administrator 1.1.1

Mengelola Master Kota

1.1.2 Mengelola Master

Bunga

1.1.3 Mengelola Master

Setoran

1.1.4 Mengelola Master

Administrator

Gambar 3.21 DFD Level 1 Pengelolaan Master

E. DFD Level 1 Pendaftaran

Pada pendaftaran anggota koperasi Wijaya Mojokerto ini memiliki sub proses hanya simpan dan cetak kartu anggota serta menggunakan tabel anggota dan kota.

Kartu Pegawai

Kartu Anggota Calon Anggota/

Anggota

1 Anggota

7 Kota 1.2.1

Simpan dan Cetak Kartu Anggota


(64)

F. DFD Level 1 Simpanan Wajib

Pada simpanan wajib koperasi Wijaya Mojokerto ini memiliki sub proses cetak daftar anggota serta simpan dan cetak bukti simpanan anggota. DFD level 1 simpanan wajib ini juga menggunakan tabel anggota, simpanan wajib, administrator dan setoran.

Daftar Anggota

Bukti Simpanan Wajib

Bendahara Sekolah 1 Anggota

4 Simpanan Wajib

1.3.1 Cetak Daftar Anggota

1.3.2 Simpan dan

Cetak Bukti Simpanan Wajib

Nominal Simpanan Wajib

9 Setoran 10 Administrator

Gambar 3.23 DFD Level 1 Simpanan Wajib

G. DFD Level 1 Simpanan Sukarela

Pada simpanan sukarela koperasi Wijaya Mojokerto ini hanya memiliki sub proses simpan dan cetak bukti simpanan sukarela serta menggunakan tabel administrator dan simpanan sukarela.


(65)

Bukti Simpanan Sukarela Kartu Anggota

Nominal Simpanan Sukarela

Calon Anggota/ Anggota

5 Simpanan Sukarela 1.4.1 Simpan dan Cetak

Bukti Simpanan Sukarela 10 Administrator

Gambar 3.24 DFD Level 1 Simpanan Sukarela

H. DFD Level 1 Pengambilan Simpanan

Pada pengambilan simpanan koperasi Wijaya memiliki sub proses yaitu mengecek kelengkapan serta simpan dan cetak pengambilan simpanan. DFD level 1 pengambilan simpanan ini menggunakan tabel yaitu tabel peminjaman, anggota, administrator, simpanan wajib, simpanan sukarela dan pengambilan simpanan.

Syarat Kelengkapan (Kartu Anggota dan Surat

Pernyataan)

Data Kelengkapan Anggota

Bukti Pengambilan

Simpanan Calon Anggota/

Anggota

1 Anggota 2 Peminjaman

4 Simpanan Wajib

5 Simpanan Sukarela

6 Pengambilan Simpanan 1.5.1

Mengecek Kelengkapan

1.5.2 Simpan dan Cetak

Pengambilan Simpanan 10 Administrator


(66)

I. DFD Level 1 Peminjaman

Pada Peminjaman koperasi Wijaya Mojokerto memiliki sub proses yaitu mengecek riwayat peminjaman serta simpan dan cetak bukti pinjaman. DFD level 1 peminjaman ini menggunakan tabel yaitu peminjaman, administrator dan bunga.

Kartu Anggota Calon Anggota/

Anggota

2 Peminjaman

1.6.1 Mengecek Riwayat

Peminjaman

1.6.2 Simpan dan Cetak Bukti

Pinjaman Konfirmasi

Peminjaman

Data Anggota Telah Dicek

Bukti Peminjaman 8 Bunga

10 Administrator

Gambar 3.26 DFD Level 1 Peminjaman

J. DFD Level 1 Pembayaran

Pada pembayaran koperasi Wijaya Mojokerto memiliki sub proses yaitu cetak daftar angsuran peminjaman serta simpan dan cetak bukti pembayaran. DFD level 1 pembayaran ini menggunakan tabel peminjaman, administrator dan pembayaran.


(67)

Daftar Angsuran Pinjaman

Bukti Pembayaran

Kartu Anggota

Bukti Pembayaran

Nominal Angsuran Pinjaman

Bendahara Sekolah Calon Anggota/

Anggota

2 Peminjaman

3 Pembayaran 1.7.1

Cetak Daftar Angsuran Peminjaman

1.7.2

Simpan dan Cetak Bukti Pembayaran Pinjaman 10 Administrator

Gambar 3.27 DFD Level 1 Pembayaran

K. DFD Level 1 Pelaporan

Pada pelaporan koperasi Wijaya Mojokerto hanya memiliki sub proses cetak laporan dimana nantinya dapat memilih laporan apa yang diinginkan oleh pihak administrasi. DFD level 1 pelaporan ini menggunakan tabel yaitu tabel peminjaman, anggota, pembayaran, simpanan wajib, simpanan sukarela dan pengambilan simpanan.


(68)

Laporan Daftar Anggota Ketua

4 Simpanan Wajib

6 Pengambilan Simpanan 5 Simpanan Sukarela 3 Pembayaran

2 Peminjaman 1 Anggota

1.8.1 Cetak Laporan

Laporan Simpanan Sukarela Laporan Simpanan Wajib

Laporan Pengambilan Simpanan Laporan Peminjaman

Laporan Pembayaran

Gambar 3.28 DFD Level 1 Pelaporan

3.2.3 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan gambaran hubungan

antar diagram pada basis data dimana pada sistem ini menggambarkan hubungan diagram pada aplikasi simpan dan pinjam koperasi Wijaya Mojokerto. Pada ERD

sendiri akan disajikan dalam bentuk Conceptual Data Model (CDM) dan Physical

Data model (PDM).

A. Conceptual Data Model

Conceptual Data Model (CDM) pada aplikasi simpan dan pinjam

koperasi Wijaya Mojokerto merupakan gambaran dari hubungan tiap database


(69)

Dimiliki punya bunga Mempunyai Memiliki dilakukan diolah didapatkan melakukan Simpanan Sukarela Simpanan Wajib ditangani memiliki Menangani tangani mengolah Kota kode_kota nama_kota

<pi> Variable characters (10) Variable characters (20)

<M> Identifier_1 <pi>

Bunga kode_bunga

bunga

<pi> Variable characters (10) Integer <M> Identifier_1 <pi> Anggota kode_anggota no_pegawai nama_anggota Alamat no_telpon status nominal_gaji tanggal_daftar

<pi> Variable characters (10) Variable characters (30) Variable characters (50) Variable characters (100) Variable characters (15) Variable characters (10) Integer Date <M> Identifier_1 <pi> simpanan_wajib kode_wajib nominal_wajib jenis_wajib tanggal_simpan

<pi> Variable characters (10) Integer

Variable characters (20) Date <M> Identifier_1 <pi> Simpanan_sukarela kode_sukarela tanggal_simpan nominal_sukarela jenis_sukarela

<pi> Variable characters (10) Date

Integer

Variable characters (20) <M> Identifier_1 <pi> pembayaran kode_pembayaran cicilan_ke sisa_angsuran tanggal_pembayaran

<pi> Variable characters (10) Integer Integer Date <M> Identifier_1 <pi> peminjaman kode_peminjaman jumlah_peminjaman cicilan angsuran keterangan tanggal_peminjaman

<pi> Variable characters (10) Integer

Integer Integer

Variable characters (10) Date <M> Identifier_1 <pi> pengambilan_simpanan kode_pengambilan total_simpanan tanggal_pengambilan

<pi> Variable characters (10) Integer Date <M> Identifier_1 <pi> setoran kode_setoran setoran

<pi> Variable characters (10) Integer <M> Identifier_1 <pi> administrator kode_administrator password bagian

<pi> Variable characters (10) Variable characters (50) Variable characters (10)

<M>

Identifier_1 <pi>


(70)

B. Physical Data Model

Phsical Data Model (PDM) pada aplikasi simpan dan pinjam koperasi

Wijaya Mojokerto merupakan gambaran dari hubungan tiap tabel pada database

yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi tersebut beserta hasil relasi–relasinya.

Dalam PDM ini terdapat beberapa tabel yaitu tabel kota, bunga, setoran, setoran,

administrator, anggota, simpanan wajib, simpanan sukarela, pengambilan simpanan, peminjaman dan pembayaran. Pada PDM yang merupakan tabel master adalah tabel kota, administrator, setoran, bunga dan anggota. Untuk tabel yang menjadi penyimpanan data transaksi adalah tabel simpanan wajib, simpanan sukarela, pengambilan simpanan, peminjaman dan pembayaran yang natinya tiap tabel master yang merupakan primery key akan menjadi foreign key dari tiap transaksi yang membutuhkan tabel master. Dalam penjelasan atribut akan lebih dijelaskan pada struktur basis data dan tabel ini akan dijelaskan satu persatu tabel-tabel yang digunakan dalam pembuatan aplikasi simpan dan pinjam koperasi Wijaya Mojokerto. Dalam struktur basis data ini nantinya juga akan menjelaskan tentang atribut yang ada pada tiap tabel beserta dengan tipe dari tiap atribut tersebut.


(1)

138

Gambar 4.30 Form Cetak Laporan Pengambilan Simpanan Tabel 4.15 Hasil Uji Form Cetak Laporan Pengambilan Simpanan

No Tujuan Input Output

Diharapkan

Output Sistem

1. Cetak laporan pengambilan simpanan

Memilih periode cetak laporan pengambilan simpanan yang diinginkan. Lalu tekan simbol cetak.

Laporan pengambilan simpanan berhasil dicetak.

1. Sukses 2. Hasil output sistem sesuai dengan output yang

diharapkan.

4.2.16 Uji Coba Form Cetak Laporan Peminjaman

Pada form cetak laporan peminjaman berisikan informasi laporan peminjaman dari aplikasi simpan dan pinjam koperasi Wijaya Mojokerto. Tampilan form laporan akan otomatis muncul dan pengguna dapat mencetak laporan peminjaman sesuai dengan kebutuhan.


(2)

139

Gambar 4.31 Form Cetak Laporan Peminjaman Tabel 4.16 Hasil Uji Form Cetak Laporan Peminjaman

No Tujuan Input Output

Diharapkan

Output Sistem

1. Cetak laporan peminjaman

Memilih periode cetak laporan peminjaman yang

diinginkan. Lalu tekan simbol cetak.

Laporan peminjaman berhasil dicetak.

1. Sukses, hasil output sistem sesuai dengan output yang diharapkan.

4.2.17 Uji Coba Form Cetak Laporan Pembayaran

Pada form cetak laporan pembayaran berisikan informasi laporan pembayaran dari aplikasi simpan dan pinjam koperasi Wijaya Mojokerto. Tampilan form laporan akan otomatis muncul dan pengguna dapat mencetak laporan pembayaran sesuai dengan kebutuhan.


(3)

140

Gambar 4.32 Form Cetak Laporan Pembayaran Tabel 4.17 Hasil Uji Form Cetak Laporan Pembayaran

No Tujuan Input Output

Diharapkan

Output Sistem

1. Cetak laporan pembayaran.

Memilih periode cetak laporan pembayaran yang

diinginkan. Lalu tekan simbol cetak.

Laporan pembayaran berhasil dicetak.

1. Sukses, hasil output sistem sesuai dengan output yang diharapkan.


(4)

141 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil uji coba dan implementasi aplikasi simpan dan pinjam yang telah dibuat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu :

1. Aplikasi simpan dan pinjam ini dapat digunakan untuk proses transaksi simpan dan pinjam dan juga dapat menampung data-data transaksi simpan dan pinjam seperti data anggota, data simpanan wajib ataupun sukarela, data pengambilan simpanan, data peminjaman dan data pembayaran pinjaman.

2. Aplikasi yang dibuat dapat menunjang dalam hal proses pelaporan yang dilakukan oleh pihak koperasi Wijaya khususnya dalam pelaporan transaksi simpan dan pinjam seperti laporan anggota, laporan simpanan wajib ataupun sukarela, laporan pengambilan simpanan, laporan peminjaman, laporan pembayaran pinjaman

5.2 Saran

Berdasarkan pada penjelasan tentang aplikasi simpan dan pinjam yang telah dibuat, dapat diberikan beberapa saran untuk pengembangan sistem ini diantaranya sebagai berikut :

1. Sistem dapat lebih dikembangkan kompleksitas dengan menggabungkan beberapa sistem, misalnya dengan menambahkan sistem penggajian ataupun sistem yang berhubungan dengan kegiatan koperasi lainnya.


(5)

142

2. Sistem yang telah dibuat dapat ditambahkan beberapa proses dalam pelaporan seperti pelaporan jumlah modal koperasi ataupun pelaporan tentang pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).


(6)

143 Daftar Pustaka

Jogiyanto. (2006). Analisis dan Desain Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Apilkasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Ofset.

Kendall, K. (2003). Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: Index. Marlinda. (2004). Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi .

Republik Indonesia. (1967). Pasal 3 Undang-undang No. 12 Tahun 1967 tentang Koperasi. Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. (1992). Pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. (1992). Undang-undang No. 25 Tahun1992 Pasal 4 tentang Fungsi dan Peranan Koperasi. Jakarta: Sekretariat Negara.

Rizky. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Pressman, Roger S. (2015). Software Engineering A Practitioner's Approach 8th. New York: McGraw-Hill Book .

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Ofset.

Yuswanto dan Subari. (2010). Pemograman Visual Basic. Jakarta: Cerdas Pustaka.