BAB III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
A. Pengertian Pajak Restoran A.1. Defenisi pajak dan pajak daerah
Sebelum membahas mengenai gambaran pajak restoran ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang defenisi pajak. Batasan atau defenisi pajak
bermacam-macam, untuk lebih jelasnya penulis menguraikan beberapa pendapat para ahli di bidang perpajakan yang beraneka ragam mengenai pajak yang pada
hakekatnya mempunyai tujuan yang sama, antara lain :
1. Prof. Dr. PJA. Adiriani
Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan, dengan tidak mendapat prestasi secara
langsung, yang dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai engeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
2. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang dapat
ditunjukan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan pribadi kepada daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
A. 2. Fungsi Pajak
Pemerintah daerah dalam meakukan pungutan pajak harus tetap menempatkan sesuai dengan fungsinya. Fungsi pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Fungsi Budgeter Pajak sebagai alat untuk mengisi kas negara yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintahan dan pembangunan b. Fungsi
Reguler Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur melaksanakan kebijakan dalam
bidang sosial dan ekonomi.
A. 3. Defenisi pajak restoran yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan restoran. Ada beberapa pengertian tentang restoran, antara
lain : a.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karo No. 05 Tahun 2006
Restoran adalah tempat yang disediakan untuk menyantap makanan dan minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi, kedai mie, kedai
kopi,warung tempat jualan makanan minuman, tempat berdiskotiq dan berkaraoke kecuali usaha jasa boga dan jasa usaha catering.
B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-Undangan Tentang Pajak Daerah Kabupaten Karo
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 sebagai pengganti Undang- undang N0. 22 tahun 1999 telah menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai
pengaturan hubungan pusat dan daerah, khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan maupun dalam hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
yang dikenal sebagai era otonomi daerah. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar daat
melaksanakan otonomi daerah, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan daerah diantaranya dengan menetapkan Undang-undang No. 34 tahun 2000 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah,
diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah terus berupaya untuk mengumpulkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak dan retribusi daerah.
Undang-undang tersebut didukung dengan dikeluarkannya PP No. 65 tahun 2001 tentang pajak daerah.
Daerah melaksanakan PP No. 65 tahun 2001, pemerintah Kabupaten Karo diberi wewenang untuk membuat satu peraturan daerah dalam rangka menggali
sumber pemasukan daerah. Salah satu adalah mengeluarkan Perda No. 5 tahun 2006 tentang pajak restoran.
Ketentuan Umum Perda No. 5 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran.
1. Daerah adalah Kabupaten Karo.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom
yang lain sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah 3.
Bupati adalah Bupati Karo.
Universitas Sumatera Utara
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Karo.
5. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo.
6. Dinas adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo.
7. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang dapat berbentuk badan hukum
dan atau bukan badan hukum. 8. Restoran adalah tempat yang disediakan untuk menyantap makanan dan
minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi, kedai mie, kedai kopi, warung tempat jual makanan minuman, tempat berdiskotiq dan berkaraoke
kecuali usaha jasa boga dan jasa usaha catering. 9.
Pajak Restoran yang disebut pajak adalah pajak atas pelayanan restoran. 10. Pengusaha restoran adalah perorangan ataupun badan untuk menyelenggarakan
usaha restoran untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
11. Pembayaran adalah jumlah yang dibayarkan dan atau seharusnya dibayarkan pembeli untuk harga jual, penggantian yang diminta atau seharusnya diminta
penanggung pajak usaha dimaksud dengan penukar atas pemakaian atau pembelian.
12. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang sclanjutnya disingkat SK.PD adalah surat keputusan yang menentukan besarya jumlah pajak terutang.
13. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan pcrhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan pcrundang-undangan pajak daerah.
Universitas Sumatera Utara
14. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib pajak untuk melakukan pembayaran dan penyetoran
pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh kepala daerah.
15. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besamya jumlah pajak yang
terutang, jumlah kredit pajak. jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besamya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang ditetapkan.
16. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang selanjuntnya disingkat dengan SKPDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas
jumlah pajak yang telah ditetapkan. 17. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPLB adalah
surat keputusan yang menentukan jumlah kelcbihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya
terutang. 18. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat
untuk melakukan tagihan pajak dan alau sanksi administrasi bcrupa bunya dan atau denda.
19. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komonditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan. atau organosasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun,
bentuk usaha tetap dan bentuk badan usaha lainnya.
Universitas Sumatera Utara
20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besamya
dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. 21. Putusan banding adalah penyelesaian sengketa pajak atas banding terhadap
surat keputusan keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak 22. Surat Keputusan Keberatan adalah surtat keputusan atas keberatan terhadap
surat ketetapan pajak daerah. surat ketetapan pajak daerah kurang bayar, surat ketetapan pajak daerah kurang bayar lambahan. surat ketetapan pajak daerah
lebih bayar, surat ketetapan pajak daerah nihil atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.
23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegialan untuk mencari, megumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhan kewajiban daerah berdasarkan peraturan perundang- undangan pajak daerah.
24. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negri sipil yang selanjutnya disebut
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
Universitas Sumatera Utara
C. Objek dan Subjek Pajak Restoran 1. Objek pajak restoran