C. Objek dan Subjek Pajak Restoran 1. Objek pajak restoran
Objek pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di Restoran termasuk bar, café, rumah makan, buffet, kantin, kedai nasi,
kedai kopi dan meliputi penjualan makanan, minuman di tempat yang disertai tempat penyantapannya maupun yang diantar, dibawa pulang take away .
Dikecualikan dari objek Pajak Restoran adalah : a.
Pelayanan jasa boga atau catering b.
Pelayanan yang disediakan oleh Restoran atau Rumah Makan yang pendapatan brutonya tidak melebihi batas Rp. 600.000,- enam ratus ribu
rupiah per bulan. c.
Penjualan makanan dan minuman di tempat yang disertai dengan fasilitas penyantapannya di hotel.
2. Subjek Pajak
Restoran Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan hukum yang melakukan
pembayaran atas pelayanan restoran. Wajib Pajak Restoran adalah Pengusaha Restoran, Rumah Makan, kedai nasi kopi, warung nasi.
D. Cara Perhitungan Pajak Restoran, Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tariff dengan
dasar pengenaan pajak. Misalnya dasar pengenaan pajaknya sebesar Rp. 500.000,00 dikalikan dengan tariff pajak restoran sebesar 10.
Universitas Sumatera Utara
Besar Pajak =Rp. 500.000,00 x 10 =Rp.50.000,00
Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 satu bulan tahun takwim. Pajak terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan
pelayanan di restoran dilakukan. Setiap wajib pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD.
SPTPD tersebut harus diisi dengan jelas, benar, lengkap serta ditandatangani oleh Wajip Pajak dan kuasanya. Kemudian harus disampaikan kepada Dipenda selambat-
lambatnya 15 lima belas hari setelah berakhirnya masa pajak.
E. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran
Tata cara pembayaran Pajak Restoran adalah sebagai berikut : 1.
Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh kepala daerah sesuai yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB,
SKPDKBT, STPD. 2. Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak hams disetor ke kas daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan kepala daerah.
3. Pembayaran pajak tersebut dilakukan dengan mengunakan Surat Setoran Pajak Daerah SSPD.
4. Pembayaran pajak hams dilakukan sekaligus atau lunas. 5.
Kepala daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu yang ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
6. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga 2 sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang
dibayar. 7. Kepala daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk menunda
pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan dengan dikenakan bunga 2 sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.
8. Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA