Proyeksi Kemampuan Mengembalikan Pinjaman Daerah

xiv TA 9495 75.939.972 TA 9596 89.708.648 56.954.979 30.375.989 TA 9697 110.490.038 67.281.486 35.883.459 TA 9798 142.575.438 82.867.529 44.196.015 TA 9899 147.825.157 106.931.579 57.030.175 TA 9900 189.984.047 110.868.868 59.130.063 TA 2000 213.267.273 142.488.035 75.993.619 TA 2001 396.151.350 159.950.455 85.306.909 TA 2002 499.258.921 297.113.513 158.460.540 TA 2003 598.971.007 374.444.191 199.703.568 TA 2004 667.724.699 449.228.255 239.588.403 Sumber: lampiran B data diolah, 2005 Menurut PP No. 1072000 Menurut Perda No. 62002

4.3.3 Proyeksi Kemampuan Mengembalikan Pinjaman Daerah

Untuk menentukan kemampuan keuangan daerah dalam mengembalikan pinjaman pada tahun anggaran 2005-2009 dengan menghitung hasil proyeksi yang menggunakan metode kuadrat terkecil The least Square Method yaitu dengan memproyeksikan penerimaan umum dan belanja wajib. Perhitungan hasil proyeksi tersebut dapat dilihat pada Lampiran C. Tabel IV.9 menunjukkan proyeksi DSCR Kota Semarang tahun anggaran 2005-2009. Pada tahun anggaran 2005 DSCR sebesar 5,2 dan pada tahun anggaran 2009 menjadi sebesar 62,4. Pada tahun anggaran 2009 semua pinjaman diperkirakan sudah lunas kecuali pinjaman tahun 1994 dari Bank Dunia yang akan lunas pada tahun 2014. Hal ini mengakibatkan rendahnya angsuran pinjaman dan nilai DSCR tinggi dengan asumsi tidak ada pinjaman daerah yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang dalam kurun waktu tersebut memiliki kemampuan keuangan untuk melakukan pinjaman. xv TABEL IV.9 PROYEKSI KEMAMPUAN KOTA SEMARANG DALAM MENGEMBALIKAN PINJAMAN DAERAH MENURUT PP No. 1072000 TAHUN ANGGARAN 2005-2009 000 Rp Tahun Penerimaan Belanja Dana Netto Angsuran DSCR Anggaran Umum Wajib Pinjaman 1 2 3 4=2-3 5 6=4:5 2005 652.074.613 469.105.711 182.968.902 35.401.987 5,2 2006 713.300.737 512.634.090 200.666.647 35.401.987 5,7 2007 774.526.862 556.162.469 218.364.393 27.134.487 8,0 2008 835.752.986 599.690.848 236.062.138 22.115.105 10,7 2009 896.979.110 643.219.226 253.759.884 4.068.151 62,4 Sumber: lampiran C DPKD Kota Semarang, 2004 data diolah 4.4 Analisis Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Kota Semarang dalam Mengelola Pinjaman Daerah 4.4.1 Transparansi dalam Pengelolaan Pinjaman Daerah Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yaitu terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap setiap informasi yang dibutuhkan. Sebagai salah satu instrumen kontrol, maka perlu diberikan keleluasan masyarakat untuk dapat mengakses informasi tentang pinjaman daerah. Data mengenai posisi pinjaman daerah Kota Semarang belum dapat diakses oleh masyarakat, sedangkan yang dapat diakses hanya ringkasan APBD. Lembaga yang secara khusus bertanggungjawab terhadap informasi keuangan daerah di Kota Semarang belum ada. Pada saat ini informasi keuangan daerah secara keseluruhan dikelola oleh Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah pada bagian pembukuan. Namun informasi tersebut belum dapat diakses oleh masyarakat. xvi

4.4.2 Akuntabilitas dalam Pengelolaan Pinjaman Daerah