Strategi pengembangan produksi komoditas perkebunan dan pusat-pusat Pelayanan di Kabupaten Indragiri Hilir
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI
KOMODITAS PERKEBUNAN DAN PUSAT-PUSAT
PELAYANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
T. EDDY EFRIZAL
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANLAN BOGOR
BOGOR
2004
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir kajian pembangunan daerah
ini berjudul "Strategi Pengembangan Produksi Komoditas Perkebunan dan
Pusat-Pusat Pelayanan di Kabupaten Indragiri Hilirn addah benar karya saya
sendiri dan belum diajukan dalarn bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Semua sumber data dan inforrnasi yang berasd atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalarn teks dan
dicantumkan dalam D a f h Pustaka di bGian akhir kajian ini.
H.T.Eddy Efrizal
NRP A 153020255
ABSTRAK
T. EDDY EFRIZAL. Strategi Pengembangan Produksi KomoQtas Perkebunan
dan Pusat-Pusat Pelayanan di Kabupaten Indragiri Hilir. Dibimbing oleh
YUSMAN SYAUKAT dan ERNAN RUSTIADI.
Kajian ini mengambil j udul "Strategi pengembangan Produksi Komoditas
Perkebunan Unggulan dan Pusat-Pusat Pelayanan di Kabupaten Indragri Hilir.
Dibandingkan dengm kabupaten lain di Provinsi hau, Indragiri Hilir merupakan
kabupaten yang termiskin dalam hal sumbe~dayaalam, terutama surnber-sumber
mineral dan bahan galian. Meskipun demi kian, Kabupaten Indragiri Hi lir
mempunyai potensi besar di subsektor perkebunan. Maka kajian ini bertujuan
untuk: 1) rnencari sektor basis di Kabupaten Indragri Hilir yang secara relatif
lebih kuat dibanhngkan dengan kabupden-kabupaten lain, 2) mengkaji peran
subsektor perkebunan di Kabupaten Indragiri filir, 3) mengamlisis komoditaskornoditas unggulan masing-masing kecamatan, 4) menganalisis hirarki pusatpusat pelayanan sosial dan ekonomi serta 5) menyusun strategi pengembangan
komoditas unggulan di tingkat kecamatan.
Obyek kajian ini adalah Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Data
yang digunakan dalam kajian ini merupakan data sekunder sepern PDRB,
produksi pertanian dan perkebunan, fasilitas m u m , sosial dan failitas ekonomi
di Kabupaten Indragm Hilir. Data diolah dengan menggunakan analisis. Sektor
yang menjadi basis di Kabupaten Indragiri Hilir adalah sektor pertanian, sektor
bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, persewaan dm jasa perusahaan serta sektor jasajasa. Sedangkan komoditas unggulan di masing-masing kecamatan di Kabupaten
Indragiri Hi 1ir bervariasi j enis dan j umlahnya. Kelapa lokal menjadi komoditas
unggulan harnpir di semua kecamatan, kecuali di Kecamatan Tempding,
Kemuning dm Enok. Masing-masing komoditas unggulan membentuk ciuvter.
Kajian ini menganalisis pula hirarki pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi di
Kabupaten lndragiri Hdir . Kecamatan Tembi lahan merupakm pusat pelayanan
utama di Kabupaten Indragiri Hilir.
Arahan pengembangan kornoditas unggulan di Kabupaten Indragiri Hilir
ditujukan pada pembangunan sentra produksi dan industri pengolahan kornoditas
unggulan 1 masing-masing cluster. Rancangan program yang disusun terkait
dengan pengembangan masing-masing komoditas unggulan di tiaptiap sentra
produksi dan industri pengolahan.
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI
KOMODITAS PERKEBUNAN DAN PUSAT-PUSAT
PELAYANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
T. EDDY EFRIZAL
Tugas Akhir
S e m saIah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister F'rofesional pada
P r o w Studi Magster Manajemen Pembangunan Daerah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANTAN BOGOR
BOGOR
2004
Judul Tugas Akhir
:
Strategi Pengembangan Produksi Komoditas
Perkebunan dan Pusat-Pusat Pelayanan
dl
Kabupaten Indragiri Hilir
Nama Mahasiswa
:
T.Eddy EfrizaI
Program Studi
:
Magister Manajemen Pembangunan Daerah
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Dr. Ir. Yusman Svaukat. M.Ec
Tanggal Ujian : 7 September 2004
Tanggal Lulus :
...f...6...SEP
....... ..M
..O
...
l ............
Penulis dilahlrkan di Banda Aceh pada tanggal 15 April 1963 dari ayah
H. T.Isrneth dan f i u Hj. Rosnah. Pendis merupakan anak pertama dan empat
bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 20 Banda Aceh pada
tahun 1975, Sekolah Menengah Tingkat Pertama di SMPN 04 Banda Aceh di
tamatkan pada tahun 1978 dan tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas di SMAN
01 Banda Aceh pada tahun 1982. Pada tahun 1989 pendis hterima
di
Universitas Syah Kuala Damsdam Banda Aceh @a Fairultas Tekni k Sipil dan
diselesaikan pada tahun 1989, dengan mendapat gelar Sarjana T e h k Sipil.
Selanjutnya pada tahun 2002 penulis diterima pada Program Studi Magster
Manajemen Pembangunan Daerah, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian
Bogor.
Menikah Pada bulan Nopember 1989 dengan Ade Erra Wahyuni, SE,
yang dikaruniai empat orang anak yaitu Teuku Ihsan Nuradi, Cut Lathifah,
Nuradi, Cut Aatirah Nuradi, dan Cut Nisrina NuracZl
Bogor, September 2004
H.T. Eddy EfrizaI
Puji &n syukur yang setinggi-tingginya penulis panjatkan kehadirat A1lah
SWT, karena atas berkat clan rahrnawya jualah penulis dapt menyelesaikan
penulisan Kajian Pembangunan Daerah ini. Kemudian salawat dm salam kepada
Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang teiah berjalan mengangkat
harkat dan martabat manusia dan merubah alam kebodohan menjadi alam ilmu
pengetahuan.
Adapun j udul Kajian Pembangunan Daerah ini adalah "Analisis
Pengembangan Produksi Komoditas Perkebunan dan Pusat-Pusat Pelayanan di
Kabupaten Indragri Hilir".
Seiring dengan selesainya penulisan Kajian Pembangunan Daerah, pada
kesempatan ini penulis menyarnpaikan ucapan terima kasih kepada :
1 . Bupati Kabupaten Indragiri Hilir yang telah memberi kesempatan dna
dukungan untuk studi lanjut.
2. Pengeiola Program Magster Manajemen Pembangunan Daerah, Sekolah
Pascasarjana Institut Pertmian Bogor.
3. Bapak Dr. Ir. H. Yusman Syaukat, M.Ec selaku Pembimbing I yang telah
banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr selaku Pembimbing 11 yang telah
memberi pengarahan dm masukan dalam penulisan kajian ini.
5. Bapak dan Tbu Dosen Program Magister Manajemen Pabangunan Daerah
IPB Bogor.
6. Rekm-rekan Mahasiswa Program Magister Manajemen P e m b g u n a n Daerah
IPB Bogor.
7. Istri dan anak-anak tercinta yang tetah mernberi motivasi dan inspirasi kepada
penulis.
Penul i s menyadari bahwa dalam penulisan Kajian Pembangunan daerah
ini masih terdapat kekurangan-kekurangm. Oleh karena itu pendis berharap
adanya kriti kan dm masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam rangka
perbailcan kajian ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga kajian ini bermanfaat bagi banyak
pihak. Penulis berdoa semoga bantuan, arahan dan kritikan terhadap penulisan ini
mendapat balasan yang setirnpal disisi Altah SWT.Amin.
Bogor, September 2004
Penulis
8 Hak cipta milik T.Eddy Efrizal, tahun 2004
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip dun memperbanyak tanpa izzn tertulis dari
Institut Perranian Bogor, sebagian atau seluruhnyn dalam
Bentuk a p a p n , baik ce fak,fo focopi, mikrofilm, dan sebagninya
Tabel 1 . Jumlah Penduduk dm Kepadatan penduduk di Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2002.................................................................
Tabel 2. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Sektor T&un 1998-2002 (Juta Rp).....................................
Tabel 3 . PrcKfuksi Tanaman Perkebunan di Provinsi Riau Tahun 2002
(dalarn ton).........................................................................................
TabeI 4 . Jenis. Karakteristik.
Periode dan Sumber Data yang Digunakan
..
dalarn Kaj an ......................................................................................
Tabel 5. Rancangan Kajian untuk Membahas Tujuan
....................................
Tabel 6 . Format Tabel Analisis Skalograrn .....................................................
Tabel 7. Banyaknya Rumah Tbadah di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
1998-2002 (dalam buah) ....................................................................
Tabel 8. Banyaknya Penduduk di Kabupaten Indragri Hilir Menurut
Agama yang Dianut Tahun 1 998-2002 (dalam jiwa) ........................
Tabel 9. Banyaknya Murid dm Guru pa& STK, SD. SLTP dan SLTA
NegriISwasta di Kabupaten I n b g ~ r Hilir
i
Tahun 1998-2002
(dalam orang) .....................................................................................
Tabel 10. Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 1998-2002 (dalarn orang) ...........
Tabel I 1 . Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Indragin Hilir
Tahun 1998-2002...............................................................................
Tabel 12. Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupten hdragiri
HilirTahun 1998-2002 ....................................................................
Tabel 13. Angka Kernatian Bay di Propinsi Riau Tahun 2002 ........................
Tabel 14. Kelahiran yang Ditolong Tenaga Medis ............................................
Tabel 15. Pruduk hmestik Regional Bruto Kabupaten hdragiri Hilir
Menurut Lapngan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
1998-2002 (QIam juta rupiah) ..........................................................
Tabel 16. Pertumbuhan Ekonorni Kabupaten Indragri Hilir Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar h r g a Konstan Tahun 1998-2002
(dalam persen)....................................................................................
Tabel 17. Angka Partisip i Tenaga Kerja di Riau Tahun 2002 .......................
Tabel 1 8 . Persentase Pengangguran Terbuka di Riau Tahun 2002...................
Tabel 19. HasiI Anal isis Location Quotient di Kabupaten Indragiri Hilir.........
Tabel 20. Hasil Analisis Shtfd S h r e Klasik Kabupaten Indragiri Hilir .............
Tabel 2 1. Rangkuman Analisis LQ dan Sh# Shure ..........................................
46
Tabel 22. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Prduktivitas
Korndti Perkebunan di Kecamatan Ternpuling Tahun 2002 ..........
Tabel 23. Hasil Analisis LQ K o m d t a s Perkebunan ........................................
Tabel 24. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petmi dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecarnatan Tembilahan Hulu Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 25. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan
Ternbilahan Hulu .............................................................................
Tabel 26. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi P e r k e b m di K a x m t a n Tembilahan Tahm 2002 .........
Tabel 27. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecarnatan.................
Tabel 28. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dm Prduktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan Kuala hdragiri Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 29. Hasil Analisis LQ Komditas Perkebunan di Kecamatan Kuala
Indragiri .............................................................................................
Tabel 30. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dm Prduktwitas
K o m d t i Perkebunan di Kecamatan Batang Tuaka Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 3 1. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunarr di Kecarnatan
Batang Tuaka .....................................................................................
Tabel 32. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan CII Kecamatan Gaung Anak Serka Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 33. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan
Gaung Anak Serka .............................................................................
Tabel 34. Luas Areal, Produksi, Jumlah Pemni clan Prod&vitas
Komodi ti Perkebunan di Kecamatan Gaung Tahun 2002 .................
Tabel 35. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan
Gaung .................................................................................................
Tabel 36. Luas Areal, Produksi, Jurnlah Petani clan Produktivitas
Kornoditi Perkebunan & Kecmnatan Mandah Tahun 2002...............
Takl37. Hasil Analisis LQ Komdtas Perkebunan di Kecarnatan
Mandah ..............................................................................................
Tabel 38. Luas Areal, Pmduksi, Jumiah Petani dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan Kateman Tahun 2002 .............
Tabel 39. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan
Kateman .............................................................................................
Tabel 40. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan Pulau B m g Tahun
.................................................................
2002 .............................. .
.
Tabel 4 1. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan Pulau
Bunrng ............................... .
.............................................................
Tabel 42. Luas Areal, Produksi, JumIah Petani dan Produktivitas
Komditi Perkebunan di Kecarnatan Teluk belengkong Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 43. Hasil Analisis LQ Komditas Perkebunan di Kecarnatan
Teluk Belengkong..............................................................................
Tabel 44. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan Pelaqyran Tahun 2002...........
Tabel 45. HasiI Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecarnatan
PeIangran ..........................................................................................
Tabel 46. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi P e r k e b m di Kecamatan Enok Tahun 2002....................
Tabel 47. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan Enok.......
Tabel 48. Luas Areal, Prduksi, Jurnlah Petani dm Produktivitas
Komoditi Perkebunan d~Kecarnatan Tanah Merah Tahun 2002 ......
Tabel 49. Hasil Analisis LQ Kornuditas Perkebunan & KecamatanTanah
Merah .................................................................................................
Tdxl50. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petam dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan ICeteh Tahun 2002...................
Tabel 51. Hasil A d i s i s LQ Komoditas Perkebunan di Kecarnatan
Reteh ..................................................................................................
Tabel 52. Luas Areal, Prduksi, Jumlah Petani dan Praduktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecarnatan Keritang Tahun 2002 .............
Tabel 53. b i l Analisis LQ Komoditas Perkebunan & Kecamatan
Keritang ....................................... .,...................................................
Tabel 54.Luas Areal, Praduksi, Jumlah Petani dm Produktivitas
Komditi Perkebunan di Kecarnatan Kemuning Tahun 2002 ...........
Tabel 55. Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecarnatan Kemuning........
Tabel 56. Rangkuman Kornoditas Perkebunan Unggulan di MasingMasing Kecarnatan ............................................................................
Tabel 57. Hasil Analisis Skalogram di Kabupaten Indragiri Hilir.....................
Tabel 5 8 Arah Pengambangan Komoditas Perkebunan Kelapa Lokal .............
Tabel 59. Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Kelapa Htbrida .........
Tabel 60. Arah Pengembangan Komdtas Perkebunan Kelapa Sawit .............
Tabel 6 1 . Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Pinang........................
Takl 62. Arah Pengembangan Komoditas ferkebunan Sagu...........................
Takl 63. Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Karet ..........................
Tabel 64. Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Mengkudu .................
Tabel 65 . Arah Pengembngam Komoditas Perkebunan Kopi ...........................
85
86
88
90
Tabei 66 . Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Kakao ........................ 91
Tabel 67. Keterkaitan Antar Sentra-Sentra Produksi dan Arahan Strategi
Pengembangan ................................................................................... 93
TabeI 68. Arah Pengembangan Komoditas Unggulan Berdasarkan
Jenis.................................................................................................
96
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pernikiran Kajian ............................................................ 16
Gambar 2. Kontribusi Pertanian terhadap Total PDRB di Kabupaten Hilir
Tahun 1998.2002 .............................................................................
42
Gambar 3 . Kontribusi Subsektor Perkebunan terhadap Sektor Pertanian di
Kabupaten Endragiri Hilir Tahun 1998-2002................................... 43
Garnbar 4 . Kontribusi Subsektor Perkebunan krhadap Total PDlU3 di
Kabupaten lndragiri Hilir Tahun 1998-2002...................................
43
Gambar 5 . Peta Arah Pegembangan Kelapa Lokal .......................................... 77
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 . PDRB Kabupaten hdragiriHilir clan Propinsi h a u ................ 102
Lampiran 2. Hasil I. ocarion Question Sektor Perekonomian di
Kabupaten Tndragiri Hilir Tahun 1998 -2002 ........................... 103
Lampiran 3 . Peta Arah Pegembangan Kelap Lokal .................................... 104
Lampiran 4 . Peta Arah Pegembangan Kelapa Hibrida................................
105
Lampiran 5 . Peta Arah Pegembangan Kelapii Sawit .................................... 106
Lampiran 6. Peta Arah Pegembangan Pinang ..............................................
107
Lam pi ran 7. Peta Arah Pegembangan Sagu .............................................. 108
Lampiran 8. Peta Arah Pegembangan Karet ................................................ 109
Lampiran 9. Peta Arah Pegembangan Mengkudu.......................................
110
Lampiran 10. Peta Arah Pegembangan Kopi .............................................. 111
Lampiran 1 1. Peta Arah Pegembangan Kakao ............................................
112
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indragiri H-Iilirmerupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau
dengan luas wilayah 11.605,97 kin2, atau sekitar 12 persen dari seluruh wilayah
Riau. Kabupaten ini dibatasi oleh Kabupaten Indragiri Hulu di sebelah Barat,
Kabupaten Kampar di Utara, Kepulauan Riau di Timur dan Kabupaten Tanjung
Jabung Provinsi Jambi di sebelah Selatan. Sebagaimana dsterah lainnya di Riau,
kabupaten ini dilalui oleh beberapa sungai besar dan kecil. Terdapat tiga daerah
aliran sun*
(DAS) yang mengalir di Indragiri Hilir, yaitu DAS Kateman-
Guntung di bagian Utara, DAS Kuantdlndrag~ridi bagian tengah dan DAS
Reteh di bagan Selatan. Secara administratif, Kabupaten hdragiri Hilir terdiri
dari 1 7 kecamatan, 134 desa &n 18 kelurahan. Ibukota Kabupaten Lndragiri Hilir
terletak di Kecamatan Ternbilahan.
Letak geografis Kabupaten hdragiri Iillir sangat strategis karena
berdekatan dengan Batam, Singapura d m Malaysia. Sebagian besar wilayahnya
berupa pulau-pulau, sedangkan daratannya banyak dijumpai rawa-rawa dan paritpant. Begtu banyaknya parit yang dijumpai di Kabupaten Indragri Hilir,
sehingga wilayah ini dijuldu "Negeri seribu parit".
Penduduk asli Kabupaten hdragiri Hilir &ah
suku Melayu dan sering
disebut "Melayu Riau". Kehidupan suku Melayu Riau yang berdiam di Indragiri
Hilir m a t terbuka, ha1 ini terlihat dengan datang dan menetapya suku-suku lain
dan daerah asalnya ke daerah ini. Suku-suku lain yang menetap di Kabupaten
Indragiri Hilir antara lain adaIah suku Banjar, suku Bugs, suku Jawa, suku
laut/nelayan, dan keturunan Cina.
Penduduk Kabupaten Indragri Hilir berdasarkan hasil registrasi penduduk
pa& bulan Desemkr 2002 sebanyak 615.615 orang yang terdiri dari laki-laki
31 1.830 orang dan perempuan 303.785 orang dengan sex ratio 104, artinya
terdapat 104 orang laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Komposisi ini
menunjukkan pehndngan jumlah penduduk laki-laki clan perempuan yang
hampir seimbang. Rata-rata anggota rurnah tangga 4,4 o r a n g / d tangga
dengan kepadrrttan penduduk 53 [email protected] dengan kepadatan penduduk
tertingg terdapat di Kwamatan Tembilahan (292 orang per km2) dan terendah di
Kecamatan Batang Tuaka (23 orang per km2, lebih jelas dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk dm Kepadatan Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2002
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
KerItang
Reteh
Enok
Tanah Merah
Kuala Indragiri
Tembilahan
Ternpuling
Batang Tuaka
Gaung Anak Serka
Gaung
Mandah
Kateman
Kemuning
Tembilahan Hulu
Pulau Burung
Pelangiran
Teluk Blengkong
Jumlah
Luas Wilayah
(km2)
543,45
553,74
880,86
721.56
671,92
197,37
1.055,68
1.050,25
612,75
1 021,74
1.479,24
561,09
525,48
180,62
520,OO
53 1,22
499,OO
i 1.605,97
Jrnl Penduduk
(orang)
53.726
54.511
37.270
32.315
33.263
57.692
50.350
23.644
20.310
39.975
Kepadatan Penduduk
(orangflun2)
94
98
42
48
50
292
48
23
33
39
43.742
30
49.827
12.627
30.581
30.350
29,795
89
15.637
615.615
24
169
58
56
31
53
Sumber: Indragiri Hilir dalam Angka 2002.
Berdasarkan hasil semus penduduk tahun 2000, penduduk bemia 10
tahun ke atas yang temasuk angkatan keja berjurnIab 218.000 orang. Dari
2 18.000 orang angkatan kerja, yang berstatus penganggmn sejumlah 4.800 atau
2,2 persen. Persentase pengangguran ini sedilut lebih rendah dari pada angka
pengangguran nasional sebesar 3 persen. Lapangan kerja utama penduduk di
Kabupaten Indragiri Hilir adalah sektor pertanian (74,37 persen), sektor
perdagangan (1 1,07 persen) clan sektor jasa (6,29 persen). DiIihat dari jenis
pekejam utama mereka, sebagian besar penduduk yang bekerja adalah sebagai
tenaga kasarhuruh (63,5 persen). Hal ini sesuai dengan lapangan pekerjaan utama
tempat penduduk bekerja yaitu sektor pertmiam, sisanya sebagai tenaga produksi,
anghtan dan lain-lain.
Indikator rnakroekonomi yang biasa digunakan untuk mernperlihatkan
tingkat kesejahteraan rnasyarakat adalah pendapatan per kapita. Pada tahun 1999
pendapatan per kapita riil (PDRB per kapita) di Kabupaten Indragiri Kilir sebesar
Rp 1 ,623.802. Penciapatan perkapita riil pada tahun 2002 mengalami peningkatan
menjadi sebesar Rp 1.656.102.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Riau, Indragiri Hilir
merupakan kabupten yang termiskin &lam ha1 sumberdaya alam, terutama
sumber-sumber mineral dan bahan-bahan galian. Bahan tambang dan galian tidak
dapat dijurnpai di kabupaten ini daIam jumlah yang memadai secara ekonomis.
Meskipun miskin sumberdaya alam, khususnya migas, Kabupten Indragiri Hilir
mempunyai potensi besar di sector pertanian. Sumkrdaya aIam yang tersedia
adalah lahan pertanian tanaman pangan, holtikultura dm perkebunan. Perikanan
dalam bentuk pertambakan ikan clan udang juga dihasilkan di Kabupaten Indragiri
Hilir karena didukung kondisi wilayah yang dikelilingi sungai.
Kontribusi sektor pertanian &lam pernbentukan PDRB harga berlaku dari
tahun 1998 - 2002 terus mengalami peningkatan. Jika pada tahurl 1998 kontribusi
sektor pertmian seksar 46,73 persen, pada tahun 2002 sudah rnencapai sebesar
51$9 persen. Sektor lainnya yang reiatif besar kontribusinya pada tahun 2002
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,90 persen dan sektor
Tabel 2. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
. Mmmi Pcngo1ahan
. Listrik Dan Air Bersih
. Padagrmgan,H&l Dwn Restatan
7. Pengangkutim Dan Komunikasi
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 1998 - 2002.
Sektor perranian yang cukup berperan besar daIam perekonomian di
Kabupaten Indragiri Hilir adalah sub sektor perkebunan. Sesuai dengan kondisi
lahan yang pa& umurnnya krupa lahan gambut, sebagian k s a r wilayah di
Kabupaten Lndragiri Hilir telah dikembangkan sebagai daerah perkebunan. Ada
beberapa tanaman perkebunan yang dapat dijumpai di Kabupaten hdragiri Hilir,
antara lain: kelapa lokd, kelapa hybrida, kelapa sawit, karet, mengkudu dm
pinang. Produksi utama tanaman perkebunan berupa kelapa dan pinang. Tanaman
kelapa dijurnpai hampir merata di sernua kecamatm di Kabupaten lndragiri Hilir.
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan pengbasil kelapa dm pinang tehesar &
Provinsi Riau. Produksi kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2002
sebanyak 428.365 ton atau 80,52 persen dan total prduksi kelapa di Provinsi
Riau. Sedrtngkan produksi pinang seksar 1.794 ton atau 62,79 persen dan total
produksi pinang di Provinsi Riau. Tanaman perkebunan jika dikembangkan
dengan baik, tentunya menjadi salah satu potensi yang cukup besar untuk
mendorong kegiatan perekonomian di Kabupaten Indragiri Hilir.
Tabel 3. Tabel Prduksi Tanaman Perkebunan di Provinsi Riau Tahun 2002
14
15
Batam
Dumai
Jumlah
0
0
1,137
934,778
1,767
532,008
Sumber: Riau dalam Angka 2003.
0
5,016
3,697,552
ol
140
2,857
6
Meskipun perkebunan mempunyai potens1 besar dalam menopang
kegiatan perekonomian di Kabupaten lndragiri f i l i r , namun pengembangan
potensi perkeburran dirasakan belum ophmal. Ada kendda untuk mengemlmgkan
tanaman perkebunan di Kabupaten Indmgiri Hilir, salah satunya adalah kondisi
alarn yang kurang menguntungkan, karena merupakan wilayah dataran rendah
yang berawa-rawa Melihat kondisi tersebut, pengembangan tanaman perkebunan
di Kabupaten Indragiri Hilir h a w dirumuskan &lam suatu strategi kebiljakan
yang tepat.
1.2, Perurnusan Masakb
Sebagan besar tanah di Kabupaten Indragiri Hilir berup lahan gambut
yang tebal. Ti&
semua jenis tanaman bisa tumbuh subur di lafian gambut.
Tanaman yang bisa berkernbang cukup baik di lakin tersebut di antaranya adalah
tanaman perkeblllaan teruiama kelapa. Kabupaten Indragiri Hilir d i k e d dengan
daerah penghasil komoditas perkebunan yang cukup besar di Provinsi Riau.
Komoditas perkebunan tersebut memberikan sumbangan yang berarti bagi
perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir. Pertanyaamya kemudian adalah
seberapa besar kontnbusi subsektor perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir?
Setiap daerah mempunyai karakteristik wilayah, penduduk, dan
smherdaya yang berbeda. Perkhan sumberdaya yang dimiliki akan menjadikan
potensi masing-masing daerah menjadi berbeda. Demikian pula dengan
Kabupaten Indragiri Hilir, mempunyai sumberdaya yang be*
dengan
kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Riau. Kebijakan untuk mengembangkan
perekonomian pun, juga akan berbeda sesuai dengan potensi yang dirnilikinya.
7
Pertanyam yang mengemuka adalah dimana lekat daya saing Kabupaten Indragiri
h l i r relatif kuat dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Riau?
Masing-masing kecarnatan di Kabupaten Indrwri Hilir rnempunyai
karakteristik wilayah yang berbeda. Sumberdaya manusia yang terdapat di
masing-masing kecamatan juga tidak merata. Terkait dengan tanaman perkebunan
yang menjadi salah satu tulang punggung kegiatan ekonomi masyardcat dan
daerah maka identifikasi komoditas-kornoditas unggulan di masing-masing
kecamatan menjadi penting.
Kabupaten Indragiri Hilir rnerupakan d a h satu kabupaten yang cukup
luas wilayatmya. Secara adrmnistratif, Kabupaten indragiri Hilir terdiri dari I 7
kecamatan. Hubungan transportasi antar kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir
belum dapat dijangkau dengan baik. Banyaknya paritkungai yang a&
di
Kabupaten Indragiri Hilir menyebabkan beberap daerah sangat tergantung paa
kondisi paritlsungai. Pada saat paritlsungai surut, ada beberapa daerah yang
menjadi terisolasi. Kondisi ini tentunya akan menjadikan kegatan pelayanan
publik oleh pemerintah daerah menjadi terganggu. Melihat kondisi tersebut,
pertanyam yang timbul adalah bagaimana hirarki pusat-pusat pelayanan sosial
ekonomi di Kabupaten Indragiri Hilir selarna ini?
Karakteristik wilayah seperti telah dikemukakan sebelumnya a h
mempengaruhi arah kebijakan pengembangan kegiatan ekonomi di wilayah
tersebut. Pengembangan kegiatan ekonomi di setiap wilayah akan berbeda
tergantung dari potensi masing-masing wilayah tersebut. Demikian pula,
meskipun Kabupaten lndragiri Hilir dikenal sebagar salah satu penghasil
komoditas perkebunan utarna di Pmvinsi hau, tentunya tanaman perkebunan
tidak &pat k g ~ t usaja ditanam di semua kecmatan secara merata. Diperlukan
8
strategi pengembangan komoditas perkbunan di masing-masing kecamatan
sesuai dengan potensi wilayah tersebut relatif dengan wilayah lainnya.
Pertanyaannya adalah sejauhmana strategi pengembangan komdtas unggulan di
tingkat kecamatan?
1.3. Tujuan dan Manfaat Kajirrn
Berdasarkan pewusan masIah yang teiah diuraikan, maka tujuan yang
ingin dicapai dari kajian ini adalah:
1. Mengevaluasi peran sub sektor perkebunan di Kabupten lndragiri Hilir.
2. Mengidentifikasi sektor basis di Kabupaten Indragiri Hilir yang secara relatif
lebih kuat dibanhngkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Riau.
3 . Mengidentifikasi
komoditas-komoditas unggulan pada masing-masing
kecamatan di Kabupaten Indragri Hilir .
4. Menganalisis hirarki pusat-pusat pelayanan sosial dan ekonomi di Kabupaten
Indragiri h l i r .
5 . Menyusun strateg pengembangan komoditas perkebwn unggulan di tingkat
kecamatan.
Hasil kajian ini diharapkan dapat rnemberikan manfaat dalam bentuk:
1. M a s h dalam kebijaksanaan menentukan pusat-pusat produksi komoditas
perkebunan dan pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi di Kabupaten Indragiri
Hilir.
2. Menarnbah
khazanah
penel itian,
khususnya
dalarn
rangka
kajian
pembangunan daerah, yang pada akhirnya akan menciptakan programprogram pernbangunan yang sesuai dengan kondisi dan potensi &erah.
TI. TINJALJANPUSTAKA
Pada urnumnya tujuan kebijakan ekonomi yang ingin hcapai adalah
keseimbangan intern dan ekstern. Keseirnbangan intern diarahkan untuk mencapi
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kesempatan keja yang rneningkat dan
laju inflasi yang rendah. Pertumbufian ekonomi rnerupdcan persentase perubahan
produksi domestik bruto yang diukur menurut harga tetap tahun tertentu. Besaran
ini dalam pembangunan ekonorni menjadi salah satu kriteria untuk mengukur
perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah.
Masalah pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu fokus utama dalam
literatur ekonomi pembangunan. Pertumbuhan ekonomi berpokok pada proses
peningkatm prduksi barang dan jasa claim kegiatan ekonomi masyarakat.
Paham teori pertumbufian digunakan dalam teori dinamika sebagaimana ha1 itu
dikembangkan oleh para pemikir Keynesian dan Neoklasik (Todaro, 2000).
Pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan untuk meningkatkan kekayaan
suatu negara atau wilayah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi salah satu
tujuan utama dari pembangunan suatu negara atau wilayah. Pertumbuhan ekonomi
menurut Soubbtina dan Sheram (2000), sebagaimana dikutip oleh Bhinadi
(2002), selain meningkatkan kekayaan suatu negara (atau daerah) juga berpotensi
untuk menurunkan kerniskinan dm mengatas] permasalahan-pernasalahan sosiai
lainnya. Meskipun sejarah juga mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi kadangkadang tidak diikuti oleh kemajuan di dalam perribangunan surnberdaya manusia.
Pertumbuhan ekonomi yang diinginkan tentunya adalah pertumbuhan
ekonomi yang diikuf dengan peningkatan kualitas hidup manusia (quuljg
growth), bukan sekedar pertwnbuhan ekonomi yang mengejar tingginya angka
10
pertumbuhan. Pertumbuban ekonomi yang berkelanjutan dan bukan mempakan
pertumbuhan ekonomi yang terdi storsi atau pertumbuhan ekonomi yang tidak
berkelanjutan. Ciri dari pertumbuhan yang tidak berkelanjutm (mustained
growth) &ah
pertumbuhan ekonomi yang berlangsung begitu tinggi, namun
pada satu titik waktu mengalami penurunan dm terjadi stagnasi. Perekonomian
dalam keadaan tidak stabil, tejadi perubahan kondisi perekonomian yang cepat
berubah, akibatnya menyebabkan perekonomian mandek dan kesejahteraan
lenyap. Kondisi ini biasanya terjadi dalam konteks pemerintahan yang buruk dan
korup yang berakibat pada rendahnya investasi dan alokasi pengelwan pubiik
yang tidak efisien. Sementara itu pertumbuhan yang terdistorsi (distorted growth)
dicirikan oleh keadaan di mana perekonomim ham mernbayar berbagai biaya
yang muncul skibat tejadinya distorsi dalam perekonomian, antara lain: biaya
merosotnya
SDA,
ketertinggalan investasi
SDM, tidak
mencukupinya
perlindungan keamanan bag tenaga kerja anak-anak, subsidi untuk modal fisik,
potongadpembebasan pajak, ijin bagi tunggakan pajak, bantuan keuangan sebagai
insentif bagi investasi di bidang tertenty menyediakan subsidi kredit investasi
(World Bank, 2000).
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustuined growth) diceminkan
oleh keadaan di mana pertumbuhan ekonomi didukung melalui akumdasi aset
yang tidak mengalami distorsi, adanya dukungan publik untuk mengembangkan
pendidikan, memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan melindungi sumber daya
alam. Pola pertumbuhan jenis ini lebifi baik dibandingkan dua pola sebelumnya
untuk perbaikan kesejahteraan dan penurunan kemislunan. Supaya pertumbuhan
ekonomi dapat berkelanjutan, aset-aset utarna d a m perekonomian berupa fisik
11
dan keuangan, rnanusia dan sosial, alam dan lingkungan perlu tumbuh tanpa
terjadinya distorsi atau berada pada tingkat keseimbangan yang baik (World Bank,
2000).
Pembmgunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
salah satunya juga memiliki tujuan terciptanya pertumbuhan ekonorni yang tinggi.
Ada banyak teori perturnbuhan dan pembangunan ekonorni daerah di &lam
literatu ekonomi pernbartgunan, diantaranya adalah teori ekonomi Neo Klasik,
teori basis ekonomi dan teori kasusasi kurnulatif.
2.1. Teori Ekonomi Neo msik
Peranan teori ekonomi neo klasik tidak terlalu besar dalam menganalisis
pembangunan ekonomi daerah ( r e g i o d ) karena teori ini tidak memiliki dimensi
spesialis yang signifikan. Menurut Manuwoto (20031, Teori ini diplopri oleh
Borts Stein (1 964) dan dikemhangkan oleh Roman (1965) dan Siebert (1 969).
Kelompok ini berdasarkan analisis pada wur-unsur produksi, yang menentukan
pertumbuhan ekonomi regonal seperti tanah, tenaga keja, modal serta lalu lintas
(mobilisasi) modal terhadap p e r t u m b h ekonomi regional.
Menurut Manuwoto (20031, teori neo klasik menekankan bahwa
pembangunan daerah addah suatu upaya memacu pertumbuhan ekonorni daerah
rnelalui ekspor, aglomerasi daerah simp111 perturnbuhan, dan pemanfaatan
t e h l o g serta modemisasi yang ada untuk mencapai suatu keseimbangan dengan
daerah yang lebih maju. Pemiiciran neo klasik ter&pat hubungan antar tingkat
perturnbuhan suatu negara dengan perbedaan kemakmuran daerah (region
disparity) pada negara bersangkutan. Pada saat proses pembangunan baru dimulai
tingkat perbedaan kemakmuran antar daerah cenderung akan tingg (divergence),
17
2.2, Teori Bash Ekonomi (Ecomntie Base Tkeo'y)
Tmri ekonomi basis berasal dari export bass yang menjelaskan bahwa
sektor ekspor berperan penting dalam pemhgunan daerah, karena sektor
tersebut dapt memberikan kontribusi penting kepada perekonomian daerah,
karma:
1. Ekspor akan secm langsung meningkatkan pendapatan faktor-faktor produksi
dm penclapatan daerah.
2. Perkembangan ekspor akan menciptakan permintaan terhadap produksi
industri lokal yaitu industn yang produknya dipakai untuk melayani pasar
lokal .
Pertumbuhan suatu daerah ditentukan oleh eksploitasi kernanfaatan
alamiah dan pertumbuhan basis ekspr daerah yang bersangkutan. Teori basis
ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu
daerah adalah berhubungan langsung dengan tingkat permintaan akan b a m g clan
jasa dari Iuar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan
sumberdaya lokal, termasuk temga kerja dan balm baku untuk diekspr, akan
menghasilkan kekayaan dan menciptakan lapangan kerja di daerah. Pendapatan
yang diperoIeh dari hasil ekspor akan mengakrbatkan perkembangan kegiatankegiatan penduduk setempat, mobilisasi modal dm tenaga kerja, keuntungan
eksternal dan pertumbuhan tenaga kerja.
Inti dari model ekonomi basis adahh bahwa arah clan pertumbuhan s u m
wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu
13
sektor merupakan sektor basis ahu non-basis dapt digunakan beberapa metode,
yaitu: (1) metode pengukuran langsung dan (2) metade pengukuran tidak
langsung. Metode pengukuran langsung &pat
melalui survei langsung untuk
mengidentifikasi sektor mana yang mempakan sektor basis. Akan tetapi, metode
ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Mengmgat ha1
tersebut di atas, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggmakan
metade pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran tidak langsung,
yai tu: (1 ) rnetode melalui pendekatan asumsi; (2) metode location quotient; (3)
metode kombinasi (1 ) dan (2); dan (4) metode kebutuban minimum (Budiharsono,
200 1).
2.3. Teori ffiusasi Kumulatif (CumlotiveCo~csafabro)
Teori ini pada awalnya dikemukakan oleh ahli-ahli teori pusat
pettumbuhan seperti Myrdal ( 1957). Myrdal ( 1957) menjelaskan bahwa proses
kausasi kumulatif berdasarkan kekuatan relatif dm spread eflecr &n backwash
efect. Spread eflect dab kekuatan-kekuatan yang menuju konvergensi antar
daerah-daerah kaya dm daerah-daerah mislun. Dengan tumbuhnya daerah-daerah
kaya maka a h bertambah pula permintam terhadap produk dari daerah miskin
dm dengan demikian mendorong pertumbuhan daerah miskin tersebut.
Permintaan prctduk dan daerah miskin dapat mendorong lebih efisiemya
penggunaan sumberdaya, rnelalui realokasi intern dan sektor upah rendah ke
sektor upah tingg atau produktivitas tinggi yang menimbujkan pertumbuhan.
Kondisi daerahdaerah di sekitar kota yang semakin buruk menunjukan
konsep dasar dari tmri kausisi kumulaif ini. Kekuahn-kekuatan pasar cenderung
memperparah kesenjangan antar
daerahdaerah
tersebut (maju
dengan
14
terbelakang). Daerah yang maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif
dibandingkan daerah-daerah lainnya. Hal ini yang disebut dengan "backwash
effect". Tmri ini melihai bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antar
daerah ti&
hanya diserahkan pada kekuatan pasar (market mechanism) namun
perlu adanya campur tangan pemerintah dalam bentuk program-program
panbangunan daerah, terutama daerah yang relatif masih terbelakang.
3.1. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan pembangunan suatu daerah dipengaruhi oleh b e k m p unsur,
di antaranya adalah kondisi alam, potensi, sumberdaya, dan p r o w yang tepat.
Meskipun potensi suatu daerah cukup besar demikian pula sumberdaya manusia
yang dirniliki cukup memadai, tanpa ditunjang dengan program pembangunan
yang tepat maka kernajuan pembangunan di daerah tersebut akan terhambat.
Program pernbangunan yang baik ti&
dimunculkan secara tiba-tiba,
namun melalui sebuah proses. Proses yang hams dilalui untuk menghasilkan
program-program pembangunan yang baik antara lain: memuskan identifikasi
masalah, menginventarisir kendala-kendala pembangunan selarna ini, mencan'
potensi unggulan daerah tersebut, dan menyusun rancangan program strategis
pembangunan.
Dengan demikian rancangan program strategs pernbangunan daerah harus
mengacu pada potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah tersebut.
Termasuk di dalamnya &ah
kajian mengenai analisis pengembangam praduksi
komoditas perkebunan dan pusat-pusat pelayanan di Kabupaten lndragiri Hilir .
Proses yang akan dlakukan dalam menyusun rancangan program strategis
mengenai pengembangan prduksi komoditas perkebunan dan pusat-pusat
pelayanan dapat digambarkan &lam Gambar 1 . Gambar 1 menjelaskan alur
kerangka pikir kajian sejak dari rnenyusun permadahan, tujuan yang ingin
dicapai, analisis yang di lakukan sampai dengan output yang diharapkan dari
kajian ini.
1.
2.
3.
4.
5.
PERMASALAHAN
Sebempa besar komribusi subsektor perkebunan di Kabupaten Indragiri
Hilir?
D i m letak &ya saing Kabupaten Indmgiri Hilir relative lebih kuat
dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Riau?
Bagaimana identifikasi komoditas-komodiias unggulan di masing-masing
kemnatan?
Bagaimana himki pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi di Kabupaten
I n d m Hilir?
Sejauh mana strategi pengembangan komoditas unggulan di tingkat
kecamatan?
4
Melakukan Kajian Mengenai: Analisis Pusat-Pusat Produksi K o d i t a s
Unggulan dan Pusat-Pusat Pelayanan Sosial Ekonomi
di Kabupaten Indrag~riHilir.
-
1
Analisis PDRB
I
1
Analisis LQ
wl
1
1
Analisis Shift Share
Analisis Skalogram
W H ~ I
I
1
I
6
PDRB per kapita
kecamatan
Sektor basis
kecamatan
rancangan program strategis
I
Hirarki pusat-pusat
7
3.2. ObyekKajhn
Kajian pembangunan daerah dengan fokus pa& analisis pusat-pusat
produksi komoditas unggulan clan pusat-pusat playanan, mengambil studi kasus
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Aspek kajian rneliputi Produk Domestik
Bruto (PDRB) Harga Konstan Tahun 1993, produksi pertanian dan perkebunan,
fasilitas mum, fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi di Kabupaten Indragui Hilir
Provinsi Riau.
33. Jenis dan Sum ber D a k
Data yang digunakan dalam kajian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder yang diperlukan untuk mencapai tujuan kajian ini antara lain: PDRB
berdasarkan Harp Konstan 1993 dan PDRB b e r h k a n Harga Berlaku
Kabupaten hdragri Hilir tahun 1999 sampai 2003, PDRB Provinsi Riau tahun
1999 sampai 2003 b e r k k a n Harga Konstan 1993 dan berdasarkan Harga
Berlaku, produksi pertanian dan perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir tahun
I 999-2003, fasilitas umum, fasilitas sasial dan fasilitas ekonomi di Kabupaten
Indragjri Hilir tahun 2003.
Sumber data diperoleh dari Bappeda Kabupaten Indragiri Hilir dan
Bappeda Provinsi Riau. Disamping itu juga diperoleh dari BPS Kabupaten
Indragiri Hilir dan dinas atau instansi terkait lainnya. Jenis, karakteristik, p r i d e
dan sumber data yang digunakan seperti yang tertera pada Tabel 4.
Jenis data yang dicari sebagai balm untuk melakukan kajian antara lain:
PDRB, produksi pertanian dan perkebunan, jumlah penduduk, luas wilayah,
fasilitas pendidikan, fasi litas kesehatan, kebijakan pernbangunan daerah dan data
lainnya yang relevan. Periode data yang digmakan dalam kajian ini adalah tahun
1999 - 2003. Datadata tersebut diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
Bappeda, Dinas Pertanian, Dims Perkebunan, BPS, Bagian Umum dm instansi
lainnya di Kabupaten Indragri Hdir. Beberapa sumber data dari instansi di
Provinsi Riau juga digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh.
Tabel 4. Jenis, Karakteristik, Periode dan Sumber Data yang Digunakan &lam
Kajian
Jenis Data
PDRB
Produksi
pertanian
dm perkebunan
praduk
Sumber
Bappeda Kabupaten
LNHIL dan Provinsi
Riau
1999-2003 Bappeda Kabupetan
pertmian tanaman pangan dan
INHIl, dan Provinsi
perkebunaq meliputi
maupun niiai produksi.
Riau, Lapom Dinas
Pertmian dan Dinas
Perkebunan
BPS
Kabupaten
lMiIL
BPS
Kabupaten
Karakteristik Data
PDRB
berdasarkan
harga
konstan menurut lapangan usaha.
Produksi
jenis-jenis
Periode
1999-2003
jumlah
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk total
2003
Luas wilayah
Luas wilayah secara kduruhan
2003
Fasilitas pendidikan
Jumlah fasilitas pendidikan yang
dimiliki dari SD sampai
perguruan tinmi
Jurnlah fasilitas kesehatan yang
dimiliki
meliputi
jumlah
puskesmas, rumah &it, dokter,
perawat dan bidan
Perda
tentang
program
pembangunan daerah
Kab.
rNHrL
2003
mKIL
BPS
MHlL
Kabupaten
2003
BPS
Kabupaten
Fasilitas kesehatan
Kebijakan
pembangunan daerah
rNHIL
2003
Bagim Umum
3.4. Metode Pengokhan dan Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan analisis matematis.
Analisis matematis yang digunakan addah menghtung nilai Locution Quotiem
(LQ), shft share, dan skalogram. SeIain mengunakan analisis maternatis, juga
akan digunakan statistik desknptif. Data-data kuantitatif disajikan dalam bentuk
tabel dan gambar.
No
I
2
3
4
5
3.4.1.
Data
Tujuan
Mengkaji peran sub sektor perkebunan Froduksi perkebunan
PDRB sektoral Harga
di Kabupaten Indragiri Hilir.
Berlaku
Mencari sektor basis di Kabupaten PDRB Sektord Harga
Indmgiri Hilir yang secara reiatif lebih Konstan Kabupaten
kutlt dibandingkan dengan kabupaten- Indragiri Hilir dm
Provinsi Riau
kabupaten lain di Provinsi Riau.
Mengaridisis
komoditas-komoditas Produksi perkebunan,
unggulan masing-masing kecamatan di Jumlah tenaga kej a
Kabupaten Indragiri Hilir.
(petani)
fasilitas
Menganalisis pusat-pusat pelayanan Data-d&
Pw
sosial dan ekonami di Kabupaten pelayanan
Indragiri Hilir.
keamatan
Menyusun strategi pengembangan Strategi
komoditas perkebunan unggulan di pengembangan
komoditas u n w l a n
tingkat kemnatan,
Metde Analisis
Kontribusi
LQ
Shift Shtire
LQ
Skalograrn
Deskriptif Kualitatif
Analisis Locution Quotie111
Locathi Qwtiefft (LQ)merupakan
metode analisis yang umum digunakan
dalam ekonomi geografi temtama ditingkat kecamatan. Analisis ini digunakan
untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis aktivitas dan mengetahui kapasitas
ekspor perekonomian wilayah serta tingkat kecukupan barandjasa dari produksi
lokal suatu wilayah. Nilai LQ merupakan indeks untuk mernbandingkan pangsa
sub wilayah dalam aktlvitas tertentu dengan pangsa total aktivibs tersebut dalam
total aktifitas wilayah atau &pat dikatakan bahwa LQ didefinisikan sebagai rasio
persentase h total aktivitas pada sub wilayah ke i terhadap persentase aktivitas
total terhadap wilayah yang diamati Pudiharsono, 200 1 ).
Asumsi yang dgmakan dalam d i s i s LQ adalah : (1 ) kondisi geografis
relatif seragam, ( 2 ) pola aktivitas bersifat seragam, (3) setiap aktivitas
menghasilkan produk yang seragam. Data yang digunakan adalah data PDRB
masing-masing sektor dengan menggunakan data tahun 200 1.
Dalam teknik ini kegiatm ekonomi suatu daerah dibagi rnenjadi 2 go1onp,
yaitu:
a.
kegatan industri sang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah
yang bersangkutan. Industri seperti iili dinamakan bmic inrlusfgt NNilai LQ iebh
besar dari satu.
b. kegatan ekonomi atau industri yang melayah pasar di daerah tersebut, jenis ini
dinamakan nuti hmic ink9 atau industti lokal. Nilai LQ kurang dari satu
,: Y ,
Koefisien LQ, = -
Y,
di mana:
y, = PDRR Harga Konstan sektor ekonomi kabupaten
y, = PDRB Harp Konstan kabupaten
Y, = PDRB H a w Konstan sektor elmnomi propinsi
Y,= PDR3 Harga Konstan provinsi
Interpretasi hasil analisis LQ addah sebagai benkut :
1. Apabila nilai LQ > 1, ha1 ini menunjukkan bahwa terjadi konsentrasi suatu
aktivitas atau pernusatan di sub wilayah ke
-
i (kabupaten) secara relatif
dibandingkan dengan total wiiayah (provinsi).
2
Apabila nilai LQ
=
1, ha1 ini menmjukkan bahwa wilayah ke i (kabupaten)
mempunyai pangsa aktivitas setara dengan pangsa total.
3 Apabila nilai LQ < I , ha1 ini menunjukkan sub wilayah tersebut mernpunyai
pangsa telatif lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas yang secara urnurn
ditemukan diseluruh wilayah.
Rumus LQ yang digunakan untuk menganalisis komoditas perkebunm
unggulan rnasing-masing kecamatan di Kabupaten fndragiri Hilir adalah:
,/be,
Koefisien LQ, = -
Ei ,,/'
di mana:
e, = jumlah petani komodttas perkebunan i di kecamatan
e, = jurnlah total petani komoditas perkebunan di kecarnatan
I 1, ha1 ini menunjukkan bahwa komoditas perkebunan i
komoditas unggdan di kecamatan tersebut.
me&
2. Apabila nilai LQ < 1, ha1 ini menunjukkan komoditas perkebunan i bukm
m e r u p h korndtas unggulan di kecamatan tersebut.
3.4.2.
Analisis Shift Share
Untuk
mengetahui
tingkat perkembangan perekonomian wilayah
digunakan metode s/i$ share. Peubah utama yang digunakan adalah PDRB setiap
kabupaten dengan menggunakan data pada dua titik, yaitu tahun 1999 sebagai
tahun awal &n tahun 2002 sebagai tahun akhr. Analisis Shft Share (SSA)
digunakan untuk melihat kecendemgan transforrnasi strukhu perekonomian
wilayah. Analisis ini &pat juga digunab untuk melihat sumbangan (sha)suatu
sektor terhadap perekonomian wilayah yang lebih luas, dan sektor-sektor yang
mengalami kernajuan selama periode pengukuran. Disamping itu hasil analisis ini
22
&pat
digunakan
juga
untuk
(competitivemas) aktivitas tertentu di
menjelaskan kernampuan
berkompetisi
suatu wilayah atau perubahan aktivitas dalam
cakupan wilayah yang lebih has.
Analisis shft share yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis ship
share pendekatan klasik. Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-
sektor di wilayah kabupaten dengan la,u pertumbuhan perekonomian di wilayah
propinsi serh sektor-sektornya, dan mengamati penyimpangan-penyimpangan
dari perbandngan-perbandingan tersebut. Sehingga, &pat diketahui adanya shvt
(pergeseran) hasil pembangunan perekonomian kabupaten jika kabupten tersebut
rnemperoleh kemajuan sesuai dengan keduddamya dalam perekonomian
propinsi. Jika penyirnpangannya psitif, maka menunjukkan adanya keunggulan
kompetitif dari suatu sektor daiam wilayah kabupaten tersebut (Soepono, 1993).
Teknik analisis sh@-share rnemba~perturnbuhan sebagai perubahan (D)
suatu variabel di wilayah kabupaten seperti kesempatan kerja, nilai tambah,
pendapatm atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-penganlh:
pertumbuhan provinsi (N), bauran industn (M)dan keunggdan kompetitif (C).
Pengaruh perhunbuhan propinsi disebut gengaruh pangsa
(she),
pengaruh
bauran industri disebut proprtioml shiji atau bauran komposisi, dan p e n g a d
keunggulan kompetitif dinamakan d@erenriul shrJ) atau regional share.
Untuk i n d h atau sektor i di kabupatenj:
(I)
D-.
= N + M -+ C.,
'1
g
9
?1
-
Bila anal isis tersebut di atas diterapkan kepada kesempatan kerja (employment), E,
maka
(2)
D9. - = E $1* - - -11E , -
(3)
N.'J =&J* rn
(4)
MQ=Eij(rh-rn)
(5)
C,.
= E,.(r. - r- )
I'
'J
11
m
di mana:
rij
, r, dan r, mewakili laju pertumbuhan wilayah kabupaten dan propinsi yang
masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
(6)
rij = ( E?I*- E,-)
J /
(7)
rk = (E*,-
(8)
rn= ( E *-~&)/ G,
sedangkan E,
=
E-'J
E,) / Ein
kesempatan kerja di sektor i di wilayah kabupaten j, Ei,
KOMODITAS PERKEBUNAN DAN PUSAT-PUSAT
PELAYANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
T. EDDY EFRIZAL
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANLAN BOGOR
BOGOR
2004
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir kajian pembangunan daerah
ini berjudul "Strategi Pengembangan Produksi Komoditas Perkebunan dan
Pusat-Pusat Pelayanan di Kabupaten Indragiri Hilirn addah benar karya saya
sendiri dan belum diajukan dalarn bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Semua sumber data dan inforrnasi yang berasd atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalarn teks dan
dicantumkan dalam D a f h Pustaka di bGian akhir kajian ini.
H.T.Eddy Efrizal
NRP A 153020255
ABSTRAK
T. EDDY EFRIZAL. Strategi Pengembangan Produksi KomoQtas Perkebunan
dan Pusat-Pusat Pelayanan di Kabupaten Indragiri Hilir. Dibimbing oleh
YUSMAN SYAUKAT dan ERNAN RUSTIADI.
Kajian ini mengambil j udul "Strategi pengembangan Produksi Komoditas
Perkebunan Unggulan dan Pusat-Pusat Pelayanan di Kabupaten Indragri Hilir.
Dibandingkan dengm kabupaten lain di Provinsi hau, Indragiri Hilir merupakan
kabupaten yang termiskin dalam hal sumbe~dayaalam, terutama surnber-sumber
mineral dan bahan galian. Meskipun demi kian, Kabupaten Indragiri Hi lir
mempunyai potensi besar di subsektor perkebunan. Maka kajian ini bertujuan
untuk: 1) rnencari sektor basis di Kabupaten Indragri Hilir yang secara relatif
lebih kuat dibanhngkan dengan kabupden-kabupaten lain, 2) mengkaji peran
subsektor perkebunan di Kabupaten Indragiri filir, 3) mengamlisis komoditaskornoditas unggulan masing-masing kecamatan, 4) menganalisis hirarki pusatpusat pelayanan sosial dan ekonomi serta 5) menyusun strategi pengembangan
komoditas unggulan di tingkat kecamatan.
Obyek kajian ini adalah Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Data
yang digunakan dalam kajian ini merupakan data sekunder sepern PDRB,
produksi pertanian dan perkebunan, fasilitas m u m , sosial dan failitas ekonomi
di Kabupaten Indragm Hilir. Data diolah dengan menggunakan analisis. Sektor
yang menjadi basis di Kabupaten Indragiri Hilir adalah sektor pertanian, sektor
bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, persewaan dm jasa perusahaan serta sektor jasajasa. Sedangkan komoditas unggulan di masing-masing kecamatan di Kabupaten
Indragiri Hi 1ir bervariasi j enis dan j umlahnya. Kelapa lokal menjadi komoditas
unggulan harnpir di semua kecamatan, kecuali di Kecamatan Tempding,
Kemuning dm Enok. Masing-masing komoditas unggulan membentuk ciuvter.
Kajian ini menganalisis pula hirarki pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi di
Kabupaten lndragiri Hdir . Kecamatan Tembi lahan merupakm pusat pelayanan
utama di Kabupaten Indragiri Hilir.
Arahan pengembangan kornoditas unggulan di Kabupaten Indragiri Hilir
ditujukan pada pembangunan sentra produksi dan industri pengolahan kornoditas
unggulan 1 masing-masing cluster. Rancangan program yang disusun terkait
dengan pengembangan masing-masing komoditas unggulan di tiaptiap sentra
produksi dan industri pengolahan.
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI
KOMODITAS PERKEBUNAN DAN PUSAT-PUSAT
PELAYANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
T. EDDY EFRIZAL
Tugas Akhir
S e m saIah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister F'rofesional pada
P r o w Studi Magster Manajemen Pembangunan Daerah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANTAN BOGOR
BOGOR
2004
Judul Tugas Akhir
:
Strategi Pengembangan Produksi Komoditas
Perkebunan dan Pusat-Pusat Pelayanan
dl
Kabupaten Indragiri Hilir
Nama Mahasiswa
:
T.Eddy EfrizaI
Program Studi
:
Magister Manajemen Pembangunan Daerah
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Dr. Ir. Yusman Svaukat. M.Ec
Tanggal Ujian : 7 September 2004
Tanggal Lulus :
...f...6...SEP
....... ..M
..O
...
l ............
Penulis dilahlrkan di Banda Aceh pada tanggal 15 April 1963 dari ayah
H. T.Isrneth dan f i u Hj. Rosnah. Pendis merupakan anak pertama dan empat
bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 20 Banda Aceh pada
tahun 1975, Sekolah Menengah Tingkat Pertama di SMPN 04 Banda Aceh di
tamatkan pada tahun 1978 dan tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas di SMAN
01 Banda Aceh pada tahun 1982. Pada tahun 1989 pendis hterima
di
Universitas Syah Kuala Damsdam Banda Aceh @a Fairultas Tekni k Sipil dan
diselesaikan pada tahun 1989, dengan mendapat gelar Sarjana T e h k Sipil.
Selanjutnya pada tahun 2002 penulis diterima pada Program Studi Magster
Manajemen Pembangunan Daerah, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian
Bogor.
Menikah Pada bulan Nopember 1989 dengan Ade Erra Wahyuni, SE,
yang dikaruniai empat orang anak yaitu Teuku Ihsan Nuradi, Cut Lathifah,
Nuradi, Cut Aatirah Nuradi, dan Cut Nisrina NuracZl
Bogor, September 2004
H.T. Eddy EfrizaI
Puji &n syukur yang setinggi-tingginya penulis panjatkan kehadirat A1lah
SWT, karena atas berkat clan rahrnawya jualah penulis dapt menyelesaikan
penulisan Kajian Pembangunan Daerah ini. Kemudian salawat dm salam kepada
Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang teiah berjalan mengangkat
harkat dan martabat manusia dan merubah alam kebodohan menjadi alam ilmu
pengetahuan.
Adapun j udul Kajian Pembangunan Daerah ini adalah "Analisis
Pengembangan Produksi Komoditas Perkebunan dan Pusat-Pusat Pelayanan di
Kabupaten Indragri Hilir".
Seiring dengan selesainya penulisan Kajian Pembangunan Daerah, pada
kesempatan ini penulis menyarnpaikan ucapan terima kasih kepada :
1 . Bupati Kabupaten Indragiri Hilir yang telah memberi kesempatan dna
dukungan untuk studi lanjut.
2. Pengeiola Program Magster Manajemen Pembangunan Daerah, Sekolah
Pascasarjana Institut Pertmian Bogor.
3. Bapak Dr. Ir. H. Yusman Syaukat, M.Ec selaku Pembimbing I yang telah
banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr selaku Pembimbing 11 yang telah
memberi pengarahan dm masukan dalam penulisan kajian ini.
5. Bapak dan Tbu Dosen Program Magister Manajemen Pabangunan Daerah
IPB Bogor.
6. Rekm-rekan Mahasiswa Program Magister Manajemen P e m b g u n a n Daerah
IPB Bogor.
7. Istri dan anak-anak tercinta yang tetah mernberi motivasi dan inspirasi kepada
penulis.
Penul i s menyadari bahwa dalam penulisan Kajian Pembangunan daerah
ini masih terdapat kekurangan-kekurangm. Oleh karena itu pendis berharap
adanya kriti kan dm masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam rangka
perbailcan kajian ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga kajian ini bermanfaat bagi banyak
pihak. Penulis berdoa semoga bantuan, arahan dan kritikan terhadap penulisan ini
mendapat balasan yang setirnpal disisi Altah SWT.Amin.
Bogor, September 2004
Penulis
8 Hak cipta milik T.Eddy Efrizal, tahun 2004
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip dun memperbanyak tanpa izzn tertulis dari
Institut Perranian Bogor, sebagian atau seluruhnyn dalam
Bentuk a p a p n , baik ce fak,fo focopi, mikrofilm, dan sebagninya
Tabel 1 . Jumlah Penduduk dm Kepadatan penduduk di Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2002.................................................................
Tabel 2. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Sektor T&un 1998-2002 (Juta Rp).....................................
Tabel 3 . PrcKfuksi Tanaman Perkebunan di Provinsi Riau Tahun 2002
(dalarn ton).........................................................................................
TabeI 4 . Jenis. Karakteristik.
Periode dan Sumber Data yang Digunakan
..
dalarn Kaj an ......................................................................................
Tabel 5. Rancangan Kajian untuk Membahas Tujuan
....................................
Tabel 6 . Format Tabel Analisis Skalograrn .....................................................
Tabel 7. Banyaknya Rumah Tbadah di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
1998-2002 (dalam buah) ....................................................................
Tabel 8. Banyaknya Penduduk di Kabupaten Indragri Hilir Menurut
Agama yang Dianut Tahun 1 998-2002 (dalam jiwa) ........................
Tabel 9. Banyaknya Murid dm Guru pa& STK, SD. SLTP dan SLTA
NegriISwasta di Kabupaten I n b g ~ r Hilir
i
Tahun 1998-2002
(dalam orang) .....................................................................................
Tabel 10. Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 1998-2002 (dalarn orang) ...........
Tabel I 1 . Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Indragin Hilir
Tahun 1998-2002...............................................................................
Tabel 12. Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupten hdragiri
HilirTahun 1998-2002 ....................................................................
Tabel 13. Angka Kernatian Bay di Propinsi Riau Tahun 2002 ........................
Tabel 14. Kelahiran yang Ditolong Tenaga Medis ............................................
Tabel 15. Pruduk hmestik Regional Bruto Kabupaten hdragiri Hilir
Menurut Lapngan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
1998-2002 (QIam juta rupiah) ..........................................................
Tabel 16. Pertumbuhan Ekonorni Kabupaten Indragri Hilir Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar h r g a Konstan Tahun 1998-2002
(dalam persen)....................................................................................
Tabel 17. Angka Partisip i Tenaga Kerja di Riau Tahun 2002 .......................
Tabel 1 8 . Persentase Pengangguran Terbuka di Riau Tahun 2002...................
Tabel 19. HasiI Anal isis Location Quotient di Kabupaten Indragiri Hilir.........
Tabel 20. Hasil Analisis Shtfd S h r e Klasik Kabupaten Indragiri Hilir .............
Tabel 2 1. Rangkuman Analisis LQ dan Sh# Shure ..........................................
46
Tabel 22. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Prduktivitas
Korndti Perkebunan di Kecamatan Ternpuling Tahun 2002 ..........
Tabel 23. Hasil Analisis LQ K o m d t a s Perkebunan ........................................
Tabel 24. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petmi dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecarnatan Tembilahan Hulu Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 25. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan
Ternbilahan Hulu .............................................................................
Tabel 26. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi P e r k e b m di K a x m t a n Tembilahan Tahm 2002 .........
Tabel 27. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecarnatan.................
Tabel 28. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dm Prduktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan Kuala hdragiri Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 29. Hasil Analisis LQ Komditas Perkebunan di Kecamatan Kuala
Indragiri .............................................................................................
Tabel 30. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dm Prduktwitas
K o m d t i Perkebunan di Kecamatan Batang Tuaka Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 3 1. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunarr di Kecarnatan
Batang Tuaka .....................................................................................
Tabel 32. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan CII Kecamatan Gaung Anak Serka Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 33. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan
Gaung Anak Serka .............................................................................
Tabel 34. Luas Areal, Produksi, Jumlah Pemni clan Prod&vitas
Komodi ti Perkebunan di Kecamatan Gaung Tahun 2002 .................
Tabel 35. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan
Gaung .................................................................................................
Tabel 36. Luas Areal, Produksi, Jurnlah Petani clan Produktivitas
Kornoditi Perkebunan & Kecmnatan Mandah Tahun 2002...............
Takl37. Hasil Analisis LQ Komdtas Perkebunan di Kecarnatan
Mandah ..............................................................................................
Tabel 38. Luas Areal, Pmduksi, Jumiah Petani dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan Kateman Tahun 2002 .............
Tabel 39. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan
Kateman .............................................................................................
Tabel 40. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan Pulau B m g Tahun
.................................................................
2002 .............................. .
.
Tabel 4 1. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan Pulau
Bunrng ............................... .
.............................................................
Tabel 42. Luas Areal, Produksi, JumIah Petani dan Produktivitas
Komditi Perkebunan di Kecarnatan Teluk belengkong Tahun
2002 ...................................................................................................
Tabel 43. Hasil Analisis LQ Komditas Perkebunan di Kecarnatan
Teluk Belengkong..............................................................................
Tabel 44. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan Pelaqyran Tahun 2002...........
Tabel 45. HasiI Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecarnatan
PeIangran ..........................................................................................
Tabel 46. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petani dan Produktivitas
Komoditi P e r k e b m di Kecamatan Enok Tahun 2002....................
Tabel 47. Hasil Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecamatan Enok.......
Tabel 48. Luas Areal, Prduksi, Jurnlah Petani dm Produktivitas
Komoditi Perkebunan d~Kecarnatan Tanah Merah Tahun 2002 ......
Tabel 49. Hasil Analisis LQ Kornuditas Perkebunan & KecamatanTanah
Merah .................................................................................................
Tdxl50. Luas Areal, Produksi, Jumlah Petam dan Produktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecamatan ICeteh Tahun 2002...................
Tabel 51. Hasil A d i s i s LQ Komoditas Perkebunan di Kecarnatan
Reteh ..................................................................................................
Tabel 52. Luas Areal, Prduksi, Jumlah Petani dan Praduktivitas
Komoditi Perkebunan di Kecarnatan Keritang Tahun 2002 .............
Tabel 53. b i l Analisis LQ Komoditas Perkebunan & Kecamatan
Keritang ....................................... .,...................................................
Tabel 54.Luas Areal, Praduksi, Jumlah Petani dm Produktivitas
Komditi Perkebunan di Kecarnatan Kemuning Tahun 2002 ...........
Tabel 55. Analisis LQ Komoditas Perkebunan di Kecarnatan Kemuning........
Tabel 56. Rangkuman Kornoditas Perkebunan Unggulan di MasingMasing Kecarnatan ............................................................................
Tabel 57. Hasil Analisis Skalogram di Kabupaten Indragiri Hilir.....................
Tabel 5 8 Arah Pengambangan Komoditas Perkebunan Kelapa Lokal .............
Tabel 59. Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Kelapa Htbrida .........
Tabel 60. Arah Pengembangan Komdtas Perkebunan Kelapa Sawit .............
Tabel 6 1 . Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Pinang........................
Takl 62. Arah Pengembangan Komoditas ferkebunan Sagu...........................
Takl 63. Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Karet ..........................
Tabel 64. Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Mengkudu .................
Tabel 65 . Arah Pengembngam Komoditas Perkebunan Kopi ...........................
85
86
88
90
Tabei 66 . Arah Pengembangan Komoditas Perkebunan Kakao ........................ 91
Tabel 67. Keterkaitan Antar Sentra-Sentra Produksi dan Arahan Strategi
Pengembangan ................................................................................... 93
TabeI 68. Arah Pengembangan Komoditas Unggulan Berdasarkan
Jenis.................................................................................................
96
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pernikiran Kajian ............................................................ 16
Gambar 2. Kontribusi Pertanian terhadap Total PDRB di Kabupaten Hilir
Tahun 1998.2002 .............................................................................
42
Gambar 3 . Kontribusi Subsektor Perkebunan terhadap Sektor Pertanian di
Kabupaten Endragiri Hilir Tahun 1998-2002................................... 43
Garnbar 4 . Kontribusi Subsektor Perkebunan krhadap Total PDlU3 di
Kabupaten lndragiri Hilir Tahun 1998-2002...................................
43
Gambar 5 . Peta Arah Pegembangan Kelapa Lokal .......................................... 77
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 . PDRB Kabupaten hdragiriHilir clan Propinsi h a u ................ 102
Lampiran 2. Hasil I. ocarion Question Sektor Perekonomian di
Kabupaten Tndragiri Hilir Tahun 1998 -2002 ........................... 103
Lampiran 3 . Peta Arah Pegembangan Kelap Lokal .................................... 104
Lampiran 4 . Peta Arah Pegembangan Kelapa Hibrida................................
105
Lampiran 5 . Peta Arah Pegembangan Kelapii Sawit .................................... 106
Lampiran 6. Peta Arah Pegembangan Pinang ..............................................
107
Lam pi ran 7. Peta Arah Pegembangan Sagu .............................................. 108
Lampiran 8. Peta Arah Pegembangan Karet ................................................ 109
Lampiran 9. Peta Arah Pegembangan Mengkudu.......................................
110
Lampiran 10. Peta Arah Pegembangan Kopi .............................................. 111
Lampiran 1 1. Peta Arah Pegembangan Kakao ............................................
112
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indragiri H-Iilirmerupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau
dengan luas wilayah 11.605,97 kin2, atau sekitar 12 persen dari seluruh wilayah
Riau. Kabupaten ini dibatasi oleh Kabupaten Indragiri Hulu di sebelah Barat,
Kabupaten Kampar di Utara, Kepulauan Riau di Timur dan Kabupaten Tanjung
Jabung Provinsi Jambi di sebelah Selatan. Sebagaimana dsterah lainnya di Riau,
kabupaten ini dilalui oleh beberapa sungai besar dan kecil. Terdapat tiga daerah
aliran sun*
(DAS) yang mengalir di Indragiri Hilir, yaitu DAS Kateman-
Guntung di bagian Utara, DAS Kuantdlndrag~ridi bagian tengah dan DAS
Reteh di bagan Selatan. Secara administratif, Kabupaten hdragiri Hilir terdiri
dari 1 7 kecamatan, 134 desa &n 18 kelurahan. Ibukota Kabupaten Lndragiri Hilir
terletak di Kecamatan Ternbilahan.
Letak geografis Kabupaten hdragiri Iillir sangat strategis karena
berdekatan dengan Batam, Singapura d m Malaysia. Sebagian besar wilayahnya
berupa pulau-pulau, sedangkan daratannya banyak dijumpai rawa-rawa dan paritpant. Begtu banyaknya parit yang dijumpai di Kabupaten Indragri Hilir,
sehingga wilayah ini dijuldu "Negeri seribu parit".
Penduduk asli Kabupaten hdragiri Hilir &ah
suku Melayu dan sering
disebut "Melayu Riau". Kehidupan suku Melayu Riau yang berdiam di Indragiri
Hilir m a t terbuka, ha1 ini terlihat dengan datang dan menetapya suku-suku lain
dan daerah asalnya ke daerah ini. Suku-suku lain yang menetap di Kabupaten
Indragiri Hilir antara lain adaIah suku Banjar, suku Bugs, suku Jawa, suku
laut/nelayan, dan keturunan Cina.
Penduduk Kabupaten Indragri Hilir berdasarkan hasil registrasi penduduk
pa& bulan Desemkr 2002 sebanyak 615.615 orang yang terdiri dari laki-laki
31 1.830 orang dan perempuan 303.785 orang dengan sex ratio 104, artinya
terdapat 104 orang laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Komposisi ini
menunjukkan pehndngan jumlah penduduk laki-laki clan perempuan yang
hampir seimbang. Rata-rata anggota rurnah tangga 4,4 o r a n g / d tangga
dengan kepadrrttan penduduk 53 [email protected] dengan kepadatan penduduk
tertingg terdapat di Kwamatan Tembilahan (292 orang per km2) dan terendah di
Kecamatan Batang Tuaka (23 orang per km2, lebih jelas dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk dm Kepadatan Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2002
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
KerItang
Reteh
Enok
Tanah Merah
Kuala Indragiri
Tembilahan
Ternpuling
Batang Tuaka
Gaung Anak Serka
Gaung
Mandah
Kateman
Kemuning
Tembilahan Hulu
Pulau Burung
Pelangiran
Teluk Blengkong
Jumlah
Luas Wilayah
(km2)
543,45
553,74
880,86
721.56
671,92
197,37
1.055,68
1.050,25
612,75
1 021,74
1.479,24
561,09
525,48
180,62
520,OO
53 1,22
499,OO
i 1.605,97
Jrnl Penduduk
(orang)
53.726
54.511
37.270
32.315
33.263
57.692
50.350
23.644
20.310
39.975
Kepadatan Penduduk
(orangflun2)
94
98
42
48
50
292
48
23
33
39
43.742
30
49.827
12.627
30.581
30.350
29,795
89
15.637
615.615
24
169
58
56
31
53
Sumber: Indragiri Hilir dalam Angka 2002.
Berdasarkan hasil semus penduduk tahun 2000, penduduk bemia 10
tahun ke atas yang temasuk angkatan keja berjurnIab 218.000 orang. Dari
2 18.000 orang angkatan kerja, yang berstatus penganggmn sejumlah 4.800 atau
2,2 persen. Persentase pengangguran ini sedilut lebih rendah dari pada angka
pengangguran nasional sebesar 3 persen. Lapangan kerja utama penduduk di
Kabupaten Indragiri Hilir adalah sektor pertanian (74,37 persen), sektor
perdagangan (1 1,07 persen) clan sektor jasa (6,29 persen). DiIihat dari jenis
pekejam utama mereka, sebagian besar penduduk yang bekerja adalah sebagai
tenaga kasarhuruh (63,5 persen). Hal ini sesuai dengan lapangan pekerjaan utama
tempat penduduk bekerja yaitu sektor pertmiam, sisanya sebagai tenaga produksi,
anghtan dan lain-lain.
Indikator rnakroekonomi yang biasa digunakan untuk mernperlihatkan
tingkat kesejahteraan rnasyarakat adalah pendapatan per kapita. Pada tahun 1999
pendapatan per kapita riil (PDRB per kapita) di Kabupaten Indragiri Kilir sebesar
Rp 1 ,623.802. Penciapatan perkapita riil pada tahun 2002 mengalami peningkatan
menjadi sebesar Rp 1.656.102.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Riau, Indragiri Hilir
merupakan kabupten yang termiskin &lam ha1 sumberdaya alam, terutama
sumber-sumber mineral dan bahan-bahan galian. Bahan tambang dan galian tidak
dapat dijurnpai di kabupaten ini daIam jumlah yang memadai secara ekonomis.
Meskipun miskin sumberdaya alam, khususnya migas, Kabupten Indragiri Hilir
mempunyai potensi besar di sector pertanian. Sumkrdaya aIam yang tersedia
adalah lahan pertanian tanaman pangan, holtikultura dm perkebunan. Perikanan
dalam bentuk pertambakan ikan clan udang juga dihasilkan di Kabupaten Indragiri
Hilir karena didukung kondisi wilayah yang dikelilingi sungai.
Kontribusi sektor pertanian &lam pernbentukan PDRB harga berlaku dari
tahun 1998 - 2002 terus mengalami peningkatan. Jika pada tahurl 1998 kontribusi
sektor pertmian seksar 46,73 persen, pada tahun 2002 sudah rnencapai sebesar
51$9 persen. Sektor lainnya yang reiatif besar kontribusinya pada tahun 2002
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,90 persen dan sektor
Tabel 2. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
. Mmmi Pcngo1ahan
. Listrik Dan Air Bersih
. Padagrmgan,H&l Dwn Restatan
7. Pengangkutim Dan Komunikasi
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 1998 - 2002.
Sektor perranian yang cukup berperan besar daIam perekonomian di
Kabupaten Indragiri Hilir adalah sub sektor perkebunan. Sesuai dengan kondisi
lahan yang pa& umurnnya krupa lahan gambut, sebagian k s a r wilayah di
Kabupaten Lndragiri Hilir telah dikembangkan sebagai daerah perkebunan. Ada
beberapa tanaman perkebunan yang dapat dijumpai di Kabupaten hdragiri Hilir,
antara lain: kelapa lokd, kelapa hybrida, kelapa sawit, karet, mengkudu dm
pinang. Produksi utama tanaman perkebunan berupa kelapa dan pinang. Tanaman
kelapa dijurnpai hampir merata di sernua kecamatm di Kabupaten lndragiri Hilir.
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan pengbasil kelapa dm pinang tehesar &
Provinsi Riau. Produksi kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2002
sebanyak 428.365 ton atau 80,52 persen dan total prduksi kelapa di Provinsi
Riau. Sedrtngkan produksi pinang seksar 1.794 ton atau 62,79 persen dan total
produksi pinang di Provinsi Riau. Tanaman perkebunan jika dikembangkan
dengan baik, tentunya menjadi salah satu potensi yang cukup besar untuk
mendorong kegiatan perekonomian di Kabupaten Indragiri Hilir.
Tabel 3. Tabel Prduksi Tanaman Perkebunan di Provinsi Riau Tahun 2002
14
15
Batam
Dumai
Jumlah
0
0
1,137
934,778
1,767
532,008
Sumber: Riau dalam Angka 2003.
0
5,016
3,697,552
ol
140
2,857
6
Meskipun perkebunan mempunyai potens1 besar dalam menopang
kegiatan perekonomian di Kabupaten lndragiri f i l i r , namun pengembangan
potensi perkeburran dirasakan belum ophmal. Ada kendda untuk mengemlmgkan
tanaman perkebunan di Kabupaten Indmgiri Hilir, salah satunya adalah kondisi
alarn yang kurang menguntungkan, karena merupakan wilayah dataran rendah
yang berawa-rawa Melihat kondisi tersebut, pengembangan tanaman perkebunan
di Kabupaten Indragiri Hilir h a w dirumuskan &lam suatu strategi kebiljakan
yang tepat.
1.2, Perurnusan Masakb
Sebagan besar tanah di Kabupaten Indragiri Hilir berup lahan gambut
yang tebal. Ti&
semua jenis tanaman bisa tumbuh subur di lafian gambut.
Tanaman yang bisa berkernbang cukup baik di lakin tersebut di antaranya adalah
tanaman perkeblllaan teruiama kelapa. Kabupaten Indragiri Hilir d i k e d dengan
daerah penghasil komoditas perkebunan yang cukup besar di Provinsi Riau.
Komoditas perkebunan tersebut memberikan sumbangan yang berarti bagi
perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir. Pertanyaamya kemudian adalah
seberapa besar kontnbusi subsektor perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir?
Setiap daerah mempunyai karakteristik wilayah, penduduk, dan
smherdaya yang berbeda. Perkhan sumberdaya yang dimiliki akan menjadikan
potensi masing-masing daerah menjadi berbeda. Demikian pula dengan
Kabupaten Indragiri Hilir, mempunyai sumberdaya yang be*
dengan
kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Riau. Kebijakan untuk mengembangkan
perekonomian pun, juga akan berbeda sesuai dengan potensi yang dirnilikinya.
7
Pertanyam yang mengemuka adalah dimana lekat daya saing Kabupaten Indragiri
h l i r relatif kuat dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Riau?
Masing-masing kecarnatan di Kabupaten Indrwri Hilir rnempunyai
karakteristik wilayah yang berbeda. Sumberdaya manusia yang terdapat di
masing-masing kecamatan juga tidak merata. Terkait dengan tanaman perkebunan
yang menjadi salah satu tulang punggung kegiatan ekonomi masyardcat dan
daerah maka identifikasi komoditas-kornoditas unggulan di masing-masing
kecamatan menjadi penting.
Kabupaten Indragiri Hilir rnerupakan d a h satu kabupaten yang cukup
luas wilayatmya. Secara adrmnistratif, Kabupaten indragiri Hilir terdiri dari I 7
kecamatan. Hubungan transportasi antar kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir
belum dapat dijangkau dengan baik. Banyaknya paritkungai yang a&
di
Kabupaten Indragiri Hilir menyebabkan beberap daerah sangat tergantung paa
kondisi paritlsungai. Pada saat paritlsungai surut, ada beberapa daerah yang
menjadi terisolasi. Kondisi ini tentunya akan menjadikan kegatan pelayanan
publik oleh pemerintah daerah menjadi terganggu. Melihat kondisi tersebut,
pertanyam yang timbul adalah bagaimana hirarki pusat-pusat pelayanan sosial
ekonomi di Kabupaten Indragiri Hilir selarna ini?
Karakteristik wilayah seperti telah dikemukakan sebelumnya a h
mempengaruhi arah kebijakan pengembangan kegiatan ekonomi di wilayah
tersebut. Pengembangan kegiatan ekonomi di setiap wilayah akan berbeda
tergantung dari potensi masing-masing wilayah tersebut. Demikian pula,
meskipun Kabupaten lndragiri Hilir dikenal sebagar salah satu penghasil
komoditas perkebunan utarna di Pmvinsi hau, tentunya tanaman perkebunan
tidak &pat k g ~ t usaja ditanam di semua kecmatan secara merata. Diperlukan
8
strategi pengembangan komoditas perkbunan di masing-masing kecamatan
sesuai dengan potensi wilayah tersebut relatif dengan wilayah lainnya.
Pertanyaannya adalah sejauhmana strategi pengembangan komdtas unggulan di
tingkat kecamatan?
1.3. Tujuan dan Manfaat Kajirrn
Berdasarkan pewusan masIah yang teiah diuraikan, maka tujuan yang
ingin dicapai dari kajian ini adalah:
1. Mengevaluasi peran sub sektor perkebunan di Kabupten lndragiri Hilir.
2. Mengidentifikasi sektor basis di Kabupaten Indragiri Hilir yang secara relatif
lebih kuat dibanhngkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Riau.
3 . Mengidentifikasi
komoditas-komoditas unggulan pada masing-masing
kecamatan di Kabupaten Indragri Hilir .
4. Menganalisis hirarki pusat-pusat pelayanan sosial dan ekonomi di Kabupaten
Indragiri h l i r .
5 . Menyusun strateg pengembangan komoditas perkebwn unggulan di tingkat
kecamatan.
Hasil kajian ini diharapkan dapat rnemberikan manfaat dalam bentuk:
1. M a s h dalam kebijaksanaan menentukan pusat-pusat produksi komoditas
perkebunan dan pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi di Kabupaten Indragiri
Hilir.
2. Menarnbah
khazanah
penel itian,
khususnya
dalarn
rangka
kajian
pembangunan daerah, yang pada akhirnya akan menciptakan programprogram pernbangunan yang sesuai dengan kondisi dan potensi &erah.
TI. TINJALJANPUSTAKA
Pada urnumnya tujuan kebijakan ekonomi yang ingin hcapai adalah
keseimbangan intern dan ekstern. Keseirnbangan intern diarahkan untuk mencapi
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kesempatan keja yang rneningkat dan
laju inflasi yang rendah. Pertumbufian ekonomi rnerupdcan persentase perubahan
produksi domestik bruto yang diukur menurut harga tetap tahun tertentu. Besaran
ini dalam pembangunan ekonorni menjadi salah satu kriteria untuk mengukur
perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah.
Masalah pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu fokus utama dalam
literatur ekonomi pembangunan. Pertumbuhan ekonomi berpokok pada proses
peningkatm prduksi barang dan jasa claim kegiatan ekonomi masyarakat.
Paham teori pertumbufian digunakan dalam teori dinamika sebagaimana ha1 itu
dikembangkan oleh para pemikir Keynesian dan Neoklasik (Todaro, 2000).
Pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan untuk meningkatkan kekayaan
suatu negara atau wilayah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi salah satu
tujuan utama dari pembangunan suatu negara atau wilayah. Pertumbuhan ekonomi
menurut Soubbtina dan Sheram (2000), sebagaimana dikutip oleh Bhinadi
(2002), selain meningkatkan kekayaan suatu negara (atau daerah) juga berpotensi
untuk menurunkan kerniskinan dm mengatas] permasalahan-pernasalahan sosiai
lainnya. Meskipun sejarah juga mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi kadangkadang tidak diikuti oleh kemajuan di dalam perribangunan surnberdaya manusia.
Pertumbuhan ekonomi yang diinginkan tentunya adalah pertumbuhan
ekonomi yang diikuf dengan peningkatan kualitas hidup manusia (quuljg
growth), bukan sekedar pertwnbuhan ekonomi yang mengejar tingginya angka
10
pertumbuhan. Pertumbuban ekonomi yang berkelanjutan dan bukan mempakan
pertumbuhan ekonomi yang terdi storsi atau pertumbuhan ekonomi yang tidak
berkelanjutan. Ciri dari pertumbuhan yang tidak berkelanjutm (mustained
growth) &ah
pertumbuhan ekonomi yang berlangsung begitu tinggi, namun
pada satu titik waktu mengalami penurunan dm terjadi stagnasi. Perekonomian
dalam keadaan tidak stabil, tejadi perubahan kondisi perekonomian yang cepat
berubah, akibatnya menyebabkan perekonomian mandek dan kesejahteraan
lenyap. Kondisi ini biasanya terjadi dalam konteks pemerintahan yang buruk dan
korup yang berakibat pada rendahnya investasi dan alokasi pengelwan pubiik
yang tidak efisien. Sementara itu pertumbuhan yang terdistorsi (distorted growth)
dicirikan oleh keadaan di mana perekonomim ham mernbayar berbagai biaya
yang muncul skibat tejadinya distorsi dalam perekonomian, antara lain: biaya
merosotnya
SDA,
ketertinggalan investasi
SDM, tidak
mencukupinya
perlindungan keamanan bag tenaga kerja anak-anak, subsidi untuk modal fisik,
potongadpembebasan pajak, ijin bagi tunggakan pajak, bantuan keuangan sebagai
insentif bagi investasi di bidang tertenty menyediakan subsidi kredit investasi
(World Bank, 2000).
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustuined growth) diceminkan
oleh keadaan di mana pertumbuhan ekonomi didukung melalui akumdasi aset
yang tidak mengalami distorsi, adanya dukungan publik untuk mengembangkan
pendidikan, memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan melindungi sumber daya
alam. Pola pertumbuhan jenis ini lebifi baik dibandingkan dua pola sebelumnya
untuk perbaikan kesejahteraan dan penurunan kemislunan. Supaya pertumbuhan
ekonomi dapat berkelanjutan, aset-aset utarna d a m perekonomian berupa fisik
11
dan keuangan, rnanusia dan sosial, alam dan lingkungan perlu tumbuh tanpa
terjadinya distorsi atau berada pada tingkat keseimbangan yang baik (World Bank,
2000).
Pembmgunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
salah satunya juga memiliki tujuan terciptanya pertumbuhan ekonorni yang tinggi.
Ada banyak teori perturnbuhan dan pembangunan ekonorni daerah di &lam
literatu ekonomi pernbartgunan, diantaranya adalah teori ekonomi Neo Klasik,
teori basis ekonomi dan teori kasusasi kurnulatif.
2.1. Teori Ekonomi Neo msik
Peranan teori ekonomi neo klasik tidak terlalu besar dalam menganalisis
pembangunan ekonomi daerah ( r e g i o d ) karena teori ini tidak memiliki dimensi
spesialis yang signifikan. Menurut Manuwoto (20031, Teori ini diplopri oleh
Borts Stein (1 964) dan dikemhangkan oleh Roman (1965) dan Siebert (1 969).
Kelompok ini berdasarkan analisis pada wur-unsur produksi, yang menentukan
pertumbuhan ekonomi regonal seperti tanah, tenaga keja, modal serta lalu lintas
(mobilisasi) modal terhadap p e r t u m b h ekonomi regional.
Menurut Manuwoto (20031, teori neo klasik menekankan bahwa
pembangunan daerah addah suatu upaya memacu pertumbuhan ekonorni daerah
rnelalui ekspor, aglomerasi daerah simp111 perturnbuhan, dan pemanfaatan
t e h l o g serta modemisasi yang ada untuk mencapai suatu keseimbangan dengan
daerah yang lebih maju. Pemiiciran neo klasik ter&pat hubungan antar tingkat
perturnbuhan suatu negara dengan perbedaan kemakmuran daerah (region
disparity) pada negara bersangkutan. Pada saat proses pembangunan baru dimulai
tingkat perbedaan kemakmuran antar daerah cenderung akan tingg (divergence),
17
2.2, Teori Bash Ekonomi (Ecomntie Base Tkeo'y)
Tmri ekonomi basis berasal dari export bass yang menjelaskan bahwa
sektor ekspor berperan penting dalam pemhgunan daerah, karena sektor
tersebut dapt memberikan kontribusi penting kepada perekonomian daerah,
karma:
1. Ekspor akan secm langsung meningkatkan pendapatan faktor-faktor produksi
dm penclapatan daerah.
2. Perkembangan ekspor akan menciptakan permintaan terhadap produksi
industri lokal yaitu industn yang produknya dipakai untuk melayani pasar
lokal .
Pertumbuhan suatu daerah ditentukan oleh eksploitasi kernanfaatan
alamiah dan pertumbuhan basis ekspr daerah yang bersangkutan. Teori basis
ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu
daerah adalah berhubungan langsung dengan tingkat permintaan akan b a m g clan
jasa dari Iuar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan
sumberdaya lokal, termasuk temga kerja dan balm baku untuk diekspr, akan
menghasilkan kekayaan dan menciptakan lapangan kerja di daerah. Pendapatan
yang diperoIeh dari hasil ekspor akan mengakrbatkan perkembangan kegiatankegiatan penduduk setempat, mobilisasi modal dm tenaga kerja, keuntungan
eksternal dan pertumbuhan tenaga kerja.
Inti dari model ekonomi basis adahh bahwa arah clan pertumbuhan s u m
wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu
13
sektor merupakan sektor basis ahu non-basis dapt digunakan beberapa metode,
yaitu: (1) metode pengukuran langsung dan (2) metade pengukuran tidak
langsung. Metode pengukuran langsung &pat
melalui survei langsung untuk
mengidentifikasi sektor mana yang mempakan sektor basis. Akan tetapi, metode
ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Mengmgat ha1
tersebut di atas, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggmakan
metade pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran tidak langsung,
yai tu: (1 ) rnetode melalui pendekatan asumsi; (2) metode location quotient; (3)
metode kombinasi (1 ) dan (2); dan (4) metode kebutuban minimum (Budiharsono,
200 1).
2.3. Teori ffiusasi Kumulatif (CumlotiveCo~csafabro)
Teori ini pada awalnya dikemukakan oleh ahli-ahli teori pusat
pettumbuhan seperti Myrdal ( 1957). Myrdal ( 1957) menjelaskan bahwa proses
kausasi kumulatif berdasarkan kekuatan relatif dm spread eflecr &n backwash
efect. Spread eflect dab kekuatan-kekuatan yang menuju konvergensi antar
daerah-daerah kaya dm daerah-daerah mislun. Dengan tumbuhnya daerah-daerah
kaya maka a h bertambah pula permintam terhadap produk dari daerah miskin
dm dengan demikian mendorong pertumbuhan daerah miskin tersebut.
Permintaan prctduk dan daerah miskin dapat mendorong lebih efisiemya
penggunaan sumberdaya, rnelalui realokasi intern dan sektor upah rendah ke
sektor upah tingg atau produktivitas tinggi yang menimbujkan pertumbuhan.
Kondisi daerahdaerah di sekitar kota yang semakin buruk menunjukan
konsep dasar dari tmri kausisi kumulaif ini. Kekuahn-kekuatan pasar cenderung
memperparah kesenjangan antar
daerahdaerah
tersebut (maju
dengan
14
terbelakang). Daerah yang maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif
dibandingkan daerah-daerah lainnya. Hal ini yang disebut dengan "backwash
effect". Tmri ini melihai bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antar
daerah ti&
hanya diserahkan pada kekuatan pasar (market mechanism) namun
perlu adanya campur tangan pemerintah dalam bentuk program-program
panbangunan daerah, terutama daerah yang relatif masih terbelakang.
3.1. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan pembangunan suatu daerah dipengaruhi oleh b e k m p unsur,
di antaranya adalah kondisi alam, potensi, sumberdaya, dan p r o w yang tepat.
Meskipun potensi suatu daerah cukup besar demikian pula sumberdaya manusia
yang dirniliki cukup memadai, tanpa ditunjang dengan program pembangunan
yang tepat maka kernajuan pembangunan di daerah tersebut akan terhambat.
Program pernbangunan yang baik ti&
dimunculkan secara tiba-tiba,
namun melalui sebuah proses. Proses yang hams dilalui untuk menghasilkan
program-program pembangunan yang baik antara lain: memuskan identifikasi
masalah, menginventarisir kendala-kendala pembangunan selarna ini, mencan'
potensi unggulan daerah tersebut, dan menyusun rancangan program strategis
pembangunan.
Dengan demikian rancangan program strategs pernbangunan daerah harus
mengacu pada potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah tersebut.
Termasuk di dalamnya &ah
kajian mengenai analisis pengembangam praduksi
komoditas perkebunan dan pusat-pusat pelayanan di Kabupaten lndragiri Hilir .
Proses yang akan dlakukan dalam menyusun rancangan program strategis
mengenai pengembangan prduksi komoditas perkebunan dan pusat-pusat
pelayanan dapat digambarkan &lam Gambar 1 . Gambar 1 menjelaskan alur
kerangka pikir kajian sejak dari rnenyusun permadahan, tujuan yang ingin
dicapai, analisis yang di lakukan sampai dengan output yang diharapkan dari
kajian ini.
1.
2.
3.
4.
5.
PERMASALAHAN
Sebempa besar komribusi subsektor perkebunan di Kabupaten Indragiri
Hilir?
D i m letak &ya saing Kabupaten Indmgiri Hilir relative lebih kuat
dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Riau?
Bagaimana identifikasi komoditas-komodiias unggulan di masing-masing
kemnatan?
Bagaimana himki pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi di Kabupaten
I n d m Hilir?
Sejauh mana strategi pengembangan komoditas unggulan di tingkat
kecamatan?
4
Melakukan Kajian Mengenai: Analisis Pusat-Pusat Produksi K o d i t a s
Unggulan dan Pusat-Pusat Pelayanan Sosial Ekonomi
di Kabupaten Indrag~riHilir.
-
1
Analisis PDRB
I
1
Analisis LQ
wl
1
1
Analisis Shift Share
Analisis Skalogram
W H ~ I
I
1
I
6
PDRB per kapita
kecamatan
Sektor basis
kecamatan
rancangan program strategis
I
Hirarki pusat-pusat
7
3.2. ObyekKajhn
Kajian pembangunan daerah dengan fokus pa& analisis pusat-pusat
produksi komoditas unggulan clan pusat-pusat playanan, mengambil studi kasus
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Aspek kajian rneliputi Produk Domestik
Bruto (PDRB) Harga Konstan Tahun 1993, produksi pertanian dan perkebunan,
fasilitas mum, fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi di Kabupaten Indragui Hilir
Provinsi Riau.
33. Jenis dan Sum ber D a k
Data yang digunakan dalam kajian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder yang diperlukan untuk mencapai tujuan kajian ini antara lain: PDRB
berdasarkan Harp Konstan 1993 dan PDRB b e r h k a n Harga Berlaku
Kabupaten hdragri Hilir tahun 1999 sampai 2003, PDRB Provinsi Riau tahun
1999 sampai 2003 b e r k k a n Harga Konstan 1993 dan berdasarkan Harga
Berlaku, produksi pertanian dan perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir tahun
I 999-2003, fasilitas umum, fasilitas sasial dan fasilitas ekonomi di Kabupaten
Indragjri Hilir tahun 2003.
Sumber data diperoleh dari Bappeda Kabupaten Indragiri Hilir dan
Bappeda Provinsi Riau. Disamping itu juga diperoleh dari BPS Kabupaten
Indragiri Hilir dan dinas atau instansi terkait lainnya. Jenis, karakteristik, p r i d e
dan sumber data yang digunakan seperti yang tertera pada Tabel 4.
Jenis data yang dicari sebagai balm untuk melakukan kajian antara lain:
PDRB, produksi pertanian dan perkebunan, jumlah penduduk, luas wilayah,
fasilitas pendidikan, fasi litas kesehatan, kebijakan pernbangunan daerah dan data
lainnya yang relevan. Periode data yang digmakan dalam kajian ini adalah tahun
1999 - 2003. Datadata tersebut diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
Bappeda, Dinas Pertanian, Dims Perkebunan, BPS, Bagian Umum dm instansi
lainnya di Kabupaten Indragri Hdir. Beberapa sumber data dari instansi di
Provinsi Riau juga digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh.
Tabel 4. Jenis, Karakteristik, Periode dan Sumber Data yang Digunakan &lam
Kajian
Jenis Data
PDRB
Produksi
pertanian
dm perkebunan
praduk
Sumber
Bappeda Kabupaten
LNHIL dan Provinsi
Riau
1999-2003 Bappeda Kabupetan
pertmian tanaman pangan dan
INHIl, dan Provinsi
perkebunaq meliputi
maupun niiai produksi.
Riau, Lapom Dinas
Pertmian dan Dinas
Perkebunan
BPS
Kabupaten
lMiIL
BPS
Kabupaten
Karakteristik Data
PDRB
berdasarkan
harga
konstan menurut lapangan usaha.
Produksi
jenis-jenis
Periode
1999-2003
jumlah
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk total
2003
Luas wilayah
Luas wilayah secara kduruhan
2003
Fasilitas pendidikan
Jumlah fasilitas pendidikan yang
dimiliki dari SD sampai
perguruan tinmi
Jurnlah fasilitas kesehatan yang
dimiliki
meliputi
jumlah
puskesmas, rumah &it, dokter,
perawat dan bidan
Perda
tentang
program
pembangunan daerah
Kab.
rNHrL
2003
mKIL
BPS
MHlL
Kabupaten
2003
BPS
Kabupaten
Fasilitas kesehatan
Kebijakan
pembangunan daerah
rNHIL
2003
Bagim Umum
3.4. Metode Pengokhan dan Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan analisis matematis.
Analisis matematis yang digunakan addah menghtung nilai Locution Quotiem
(LQ), shft share, dan skalogram. SeIain mengunakan analisis maternatis, juga
akan digunakan statistik desknptif. Data-data kuantitatif disajikan dalam bentuk
tabel dan gambar.
No
I
2
3
4
5
3.4.1.
Data
Tujuan
Mengkaji peran sub sektor perkebunan Froduksi perkebunan
PDRB sektoral Harga
di Kabupaten Indragiri Hilir.
Berlaku
Mencari sektor basis di Kabupaten PDRB Sektord Harga
Indmgiri Hilir yang secara reiatif lebih Konstan Kabupaten
kutlt dibandingkan dengan kabupaten- Indragiri Hilir dm
Provinsi Riau
kabupaten lain di Provinsi Riau.
Mengaridisis
komoditas-komoditas Produksi perkebunan,
unggulan masing-masing kecamatan di Jumlah tenaga kej a
Kabupaten Indragiri Hilir.
(petani)
fasilitas
Menganalisis pusat-pusat pelayanan Data-d&
Pw
sosial dan ekonami di Kabupaten pelayanan
Indragiri Hilir.
keamatan
Menyusun strategi pengembangan Strategi
komoditas perkebunan unggulan di pengembangan
komoditas u n w l a n
tingkat kemnatan,
Metde Analisis
Kontribusi
LQ
Shift Shtire
LQ
Skalograrn
Deskriptif Kualitatif
Analisis Locution Quotie111
Locathi Qwtiefft (LQ)merupakan
metode analisis yang umum digunakan
dalam ekonomi geografi temtama ditingkat kecamatan. Analisis ini digunakan
untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis aktivitas dan mengetahui kapasitas
ekspor perekonomian wilayah serta tingkat kecukupan barandjasa dari produksi
lokal suatu wilayah. Nilai LQ merupakan indeks untuk mernbandingkan pangsa
sub wilayah dalam aktlvitas tertentu dengan pangsa total aktivibs tersebut dalam
total aktifitas wilayah atau &pat dikatakan bahwa LQ didefinisikan sebagai rasio
persentase h total aktivitas pada sub wilayah ke i terhadap persentase aktivitas
total terhadap wilayah yang diamati Pudiharsono, 200 1 ).
Asumsi yang dgmakan dalam d i s i s LQ adalah : (1 ) kondisi geografis
relatif seragam, ( 2 ) pola aktivitas bersifat seragam, (3) setiap aktivitas
menghasilkan produk yang seragam. Data yang digunakan adalah data PDRB
masing-masing sektor dengan menggunakan data tahun 200 1.
Dalam teknik ini kegiatm ekonomi suatu daerah dibagi rnenjadi 2 go1onp,
yaitu:
a.
kegatan industri sang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah
yang bersangkutan. Industri seperti iili dinamakan bmic inrlusfgt NNilai LQ iebh
besar dari satu.
b. kegatan ekonomi atau industri yang melayah pasar di daerah tersebut, jenis ini
dinamakan nuti hmic ink9 atau industti lokal. Nilai LQ kurang dari satu
,: Y ,
Koefisien LQ, = -
Y,
di mana:
y, = PDRR Harga Konstan sektor ekonomi kabupaten
y, = PDRB Harp Konstan kabupaten
Y, = PDRB H a w Konstan sektor elmnomi propinsi
Y,= PDR3 Harga Konstan provinsi
Interpretasi hasil analisis LQ addah sebagai benkut :
1. Apabila nilai LQ > 1, ha1 ini menunjukkan bahwa terjadi konsentrasi suatu
aktivitas atau pernusatan di sub wilayah ke
-
i (kabupaten) secara relatif
dibandingkan dengan total wiiayah (provinsi).
2
Apabila nilai LQ
=
1, ha1 ini menmjukkan bahwa wilayah ke i (kabupaten)
mempunyai pangsa aktivitas setara dengan pangsa total.
3 Apabila nilai LQ < I , ha1 ini menunjukkan sub wilayah tersebut mernpunyai
pangsa telatif lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas yang secara urnurn
ditemukan diseluruh wilayah.
Rumus LQ yang digunakan untuk menganalisis komoditas perkebunm
unggulan rnasing-masing kecamatan di Kabupaten fndragiri Hilir adalah:
,/be,
Koefisien LQ, = -
Ei ,,/'
di mana:
e, = jumlah petani komodttas perkebunan i di kecamatan
e, = jurnlah total petani komoditas perkebunan di kecarnatan
I 1, ha1 ini menunjukkan bahwa komoditas perkebunan i
komoditas unggdan di kecamatan tersebut.
me&
2. Apabila nilai LQ < 1, ha1 ini menunjukkan komoditas perkebunan i bukm
m e r u p h korndtas unggulan di kecamatan tersebut.
3.4.2.
Analisis Shift Share
Untuk
mengetahui
tingkat perkembangan perekonomian wilayah
digunakan metode s/i$ share. Peubah utama yang digunakan adalah PDRB setiap
kabupaten dengan menggunakan data pada dua titik, yaitu tahun 1999 sebagai
tahun awal &n tahun 2002 sebagai tahun akhr. Analisis Shft Share (SSA)
digunakan untuk melihat kecendemgan transforrnasi strukhu perekonomian
wilayah. Analisis ini &pat juga digunab untuk melihat sumbangan (sha)suatu
sektor terhadap perekonomian wilayah yang lebih luas, dan sektor-sektor yang
mengalami kernajuan selama periode pengukuran. Disamping itu hasil analisis ini
22
&pat
digunakan
juga
untuk
(competitivemas) aktivitas tertentu di
menjelaskan kernampuan
berkompetisi
suatu wilayah atau perubahan aktivitas dalam
cakupan wilayah yang lebih has.
Analisis shft share yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis ship
share pendekatan klasik. Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-
sektor di wilayah kabupaten dengan la,u pertumbuhan perekonomian di wilayah
propinsi serh sektor-sektornya, dan mengamati penyimpangan-penyimpangan
dari perbandngan-perbandingan tersebut. Sehingga, &pat diketahui adanya shvt
(pergeseran) hasil pembangunan perekonomian kabupaten jika kabupten tersebut
rnemperoleh kemajuan sesuai dengan keduddamya dalam perekonomian
propinsi. Jika penyirnpangannya psitif, maka menunjukkan adanya keunggulan
kompetitif dari suatu sektor daiam wilayah kabupaten tersebut (Soepono, 1993).
Teknik analisis sh@-share rnemba~perturnbuhan sebagai perubahan (D)
suatu variabel di wilayah kabupaten seperti kesempatan kerja, nilai tambah,
pendapatm atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-penganlh:
pertumbuhan provinsi (N), bauran industn (M)dan keunggdan kompetitif (C).
Pengaruh perhunbuhan propinsi disebut gengaruh pangsa
(she),
pengaruh
bauran industri disebut proprtioml shiji atau bauran komposisi, dan p e n g a d
keunggulan kompetitif dinamakan d@erenriul shrJ) atau regional share.
Untuk i n d h atau sektor i di kabupatenj:
(I)
D-.
= N + M -+ C.,
'1
g
9
?1
-
Bila anal isis tersebut di atas diterapkan kepada kesempatan kerja (employment), E,
maka
(2)
D9. - = E $1* - - -11E , -
(3)
N.'J =&J* rn
(4)
MQ=Eij(rh-rn)
(5)
C,.
= E,.(r. - r- )
I'
'J
11
m
di mana:
rij
, r, dan r, mewakili laju pertumbuhan wilayah kabupaten dan propinsi yang
masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
(6)
rij = ( E?I*- E,-)
J /
(7)
rk = (E*,-
(8)
rn= ( E *-~&)/ G,
sedangkan E,
=
E-'J
E,) / Ein
kesempatan kerja di sektor i di wilayah kabupaten j, Ei,