METODOLOGI PENELITIAN
F. Desain Eksperimen
Ambil sampel dalam wadah penampung
Pengukuran konsentrasi PO 4 sebelum
perlakuan
Control
Arang Aktif Tempurung
Arang aktif Kulit
menit menit
Pengukuran konsentrasi PO 4 sesudah perlakuan
Gambar 3.2 Desain Eksperimen Sampel
Keterangan :
1. Pengambilan sampel limbah laundry di dalam wadah penampungan sementara.
2. Pengambilan sampel untuk pengukuran sebagai inlet / sebelum perlakuan.
3. Masukan sampel kedalam botol yang telah diisi media arang batok kelapa, media arang kulit buah mahoni dan kelompok kontrol tanpa diberi arang batok kelapa dan arang kulit buah mahoni.
4. Pengukuran konsentrasi PO 4 sesudah perlakuan sesuai dengan waktu kontak yang telah ditentukan.
G. Kerangka Kegiatan Penelitian
Rangkaian kegiatan dalam penelitian yang akan dilaksanakan pada pengukuran konsentrasi PO 4 pada air limbah laundry dimulai pada tahap perizinan di Maulida Laundry selanjutnya dilakukan pengambilan sampel air cucian laundry bilasan pertama, setelah itu sampel diukur dan dimasukan kedalam media dan setelah itu dilakukan pengukuran kembali setelah sampel kontak dengan media selama 60 menit dan 120 menit untuk dilihat
perbandingan konsentrasi PO 4 sebelum dan sesudah melewati media dan dibandingkan dengan kontrol untuk mengetahui perbedaan konsentrasi antara diberikan perlakuan dengan yang tidak diberikannya perlakuan
H. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui efektivitas media arang aktif tempurung kelapa dalam mereduksi konsentrasi PO 4 pada air limbah laundry.
2. Untuk mengetahui efektivitas media arang aktif kulit buah mahoni dalam
mereduksi konsentrasi PO 4 pada air limbah laundry.
3. Untuk mengetahui media yang paling efektif dalam mereduksi konsentrasi PO 4 antara arang media arang aktif tempurung kelapa dan arang aktif kulit buah mahoni.
4. Untuk mengetahui waktu kontak yang lebih efektif dalam mereduksi konsentrasi PO 4 antara waktu kontak 60 menit dan 120 menit.
I. Definisi Oprasional Tabel 3.1 Definisi Oprasional
Metode
Kriteria Skala No
Objektif Data
Instrumen
Variabel Dependen
1 Konsentrasi
Salah
satu Dilakukan
Peraturan Rasio
PO 4 kandungan
pada inlet dan Kalimantan
terdapat
outlet setiap 60 Timur No.02 dalam limbah menit , dan 120 Tahun
2011. deterjen yang menit dengan Tentang baku akan diukur menggunakan
mutu air Limbah
dalam
alat Spektro
PO 4 sebesar 1
penelitian ini.
mg/L
Variabel Independen
2 Media Arang Tempurung
SII No.0258-79 Rasio aktif
Dilakukan
kelapa yang penimbangan
Tempurung
dijual bebas arang
akan kelapa
dan gram
Digital Pocket
sehingga menurunkan konsentrasi
PO 4 .
SII No.0258-79 Rasio Kulit Mahoni
3 Media Arang
Arang
aktif Dilakukan
kulit mahoni penimbangan yang
di arang aktif kulit
diarea sekitar sebanyak
unmul, MT. gram Haryono dan menggunakan Gor sempaja Digital Pocket yang
akan Scale.
dijadikan arang
dan
diaktivasi menjadi arang
aktif
sehingga menurunkan konsentrasi
PO 4 .
J. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil uji laboratorium. Sampel yang diukur adalah konsentrasi PO 4 pada air limbah Maulida laundry sebelum dan sesudah melalui media arang aktif tempurung kelapa dan arang aktif kulit buah mahoni dan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.
2. Data Skunder
Data skunder adalah data pendukung dalam penelitian ini. Data skunder dari penelitian ini adalah hasil informasi yang didapatkan secara Online, yaitu informasi dari BLH mengenai pencemaran sungai mahakam di Kalimantan, dari Maulida laundry dan penelitian yang
dilakukan oleh Sujiman mengenai kadar PO 4 pada anak sungai Tenggarong.
K. Teknik Analisa Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis univariat dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dari hasil perlakuan dengan melakukan perendaman air limbah cair laundry menggunakan media arang aktif tempurung kelapa
dan arang aktif kulit buah mahoni di dapatkan nilai kadar PO 4 pada limbah cair laundry.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk melihat adanya hubungan antara media arang aktif tempurung kelapa,
arang aktif kulit buah mahoni dengan penurunan konsentrasi PO 4 pada limbah cair limbah laundry sebelum dilakukannya perlakuan.
a. Data Normal Analisis yang digunakan adalah uji Anova. Langkah-langkah untuk mengerjakan anova one way adalah sebagai berikut :
1. Hitung faktor koreksi (FK)
FK= , dimana N banyaknya data dan (∑X ij ) Jumlah data di
kuadratkan.
2. Jumlah Kuadrat Total (JKT) JKT = 2 (∑X
ij ) – FK
3. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)
JKP = , dimana (∑X ij ) jumlah masing-masing kolom
dikuadratkan dan n banyaknya subjek pada kolom tersebut.
4. Jumlah Kuadrat Sisa (JKS) JKS= JKT – JKP
5. Tabel Anova
b. Data Tidak Normal Analisis yang digunakan adalah uji krusskal Walis. Langkah-langkah untuk mengerjakan uji krusskal walis adalah sebagai berikut :
1. Gabungan skor atau data hasil pengukuran dari seluruh kelompok.
2. Urutkan dari data paling kecil hingga data paling besar.
3. Buatlah rangking dari data terkecil hingga data rangkin terbesar.
4. Kembalikan rangking pada kelompoknya masing-masing kemudian jumlahkan.
5. Masukan kedalam rumus, hasil perhitungan nilai U hitung, ambil yang terkecil Unya.
6. Rumus :
L. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
a. Wadah penampung sementara
b. Botol mineral
c. Gelas ukur
d. Timbangan gram
e. Cawan Porselin
f. Palu
g. Serbet
h. Pulpen
2. Bahan Penelitian
a. Air limbah cucian laundry
b. Arang tempurung kelapa dan arang kulit buah mahoni
c. Kertas label
M. SNI 06-6989.51-2005 Kadar Surfaktan Anionik
Surfaktan anionik bereaksi dengan biru metilen membentuk pasangan ion berwarna biru yang larut dalam pelarut organik. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 650 nm. Serapan yang terukur setara dengan kadar surfaktan anionik.
1. Bahan
a. Serbuk Alkil Sulfonat Linier (LAS) atau Natrium Lauril Sulfat
(C 12 H 25 OSO 3 Na).
b. Larutan indikator fenolftalin 0,5% Larutkan 0,5 g fenolftalin dengan 50 mL alkohol 95% di dalam gelas piala 250 mL. Tambahkan 50 mLair suling dan beberapa tetes larutan NaOH 0,02 N sampai warna merah muda.
c. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1N Larutkan 4,0 g NaOH dengan 50 mL air suling didalam labu ukur 100 mL, tambahkan air suling sampai tepat tanda tera dan dihomogenkan.
d. Larutan Sulfat (H 2 SO 4 )
Ambil 2,8 mL H 2 SO 4 pekat, kemudian masukan kedalam labu ukur 100 mL yang berisi 50 mL air suling. Tambahkan air suling sampai tepat tanda tera dan dihomogenkan.
e. Larutan Sulfat (H 2 SO 4 ) 6N Ambil 20 mL H 2 SO 4 Pekat, kemudian masukkan ke dalam gelas piala 200 mL yang berisi 120 mL air suling dan dihomogenkan.
f. Larutan Biru Metilen Larutkan 100 mg biru metilen dengan 100 mL air suling dan dihomogenkan. Ambil 30 mL larutan tersebut dan masukan kedalam f. Larutan Biru Metilen Larutkan 100 mg biru metilen dengan 100 mL air suling dan dihomogenkan. Ambil 30 mL larutan tersebut dan masukan kedalam
g. Kloroform (CHCl 3 ) p.a
h. Larutan Pencuci Ambil 41 mL H 2 SO 4 6N dan masukan kedalam labu ukur 1000 mL yang berisi 500 mL air suling. Tambahkan 50 g natrium dihidrogen fosfat monohidrat (NaH 2 PO 4 .H 2 O), kocok hingga larut sempurna kemudian tambahkan air suling hingga tepat tanda tera dan dihomogenkan.
i. Hidrogen Peroksida (H 2 O 2 ) 30% j. Isopropil Alkohol (i-C 3 7OH)
k. Serabut Kaca (glass wool)
2. Peralatan
a. Spektofotometer
b. Timbangan analitik
c. Corong pemisah 250 mL (dianjurkan dengan cerat dan tutup terbuat dari teflon)
d. Labu ukur 100 mL; 500 mL dan 1000 mL
e. Gelas piala 200 mL
f. Pipet volumetrik 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL; dan 5,0 mL;dan g pipet ukur
5 mL dan 10 mL.
3. Persiapan pengujian
a. Pembuatan larutan induk surfaktan anionilk 1000 mg/L
Larutkan 1.000 g LAS 100% aktif atau natrium lauril sulfat (C 12 H 25 OSO 3 Na) dengan 100 mL air suling dalam labu ukur 1000 mL kemudian tambahkan airsuling hingga tepat tanda tera dan dihomogenkan.
b. Pembuatan larutan baku surfaktan anionik 100 mg/L Pipet 10 mL larutan Induk surfaktan anionik 1000 mg/L dan masukan kedalam labu ukur 100 mL, kemudian tambahkan air suling hingga tepat tanda tera dan dihomogenkan.
c. Pembuatan larutan kerja surfaktan anionik
1. Pipet 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL dan 5,0 mL larutan baku surfaktan anionik 100 mg/L dan masukan masing-masing kedalam labu ukur 250 mL.
2. Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar surfaktan anionik 0,4; 0,8; 1,2 dan 2,0 mg/L MBAS.
d. Pembuatan kurva kalibrasi
1. Optimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat untuk pengujian kadar surfaktan anionik.
2. Ambil masing-masing 100 mL larutan blanko dan larutan kerja dengan kadar surfaktan anionik 0,4 g/L; 0,8 mg/L; 1,2 mg/L dan 2,0 mg/L kemudian masing-masing masukan kedalam corong pemisah 250 mL.
3. Tambahkan masing-masing larutan biru metilen sebanyak 25 mL
4. Tambahkan masing-masing 10 mL kloroform, kocok kuat-kuat selama 30 detik sekali-kali buka tutup corong untuk mengeluarkan gas.
5. Biarkan hingga terjadi pemisahan fasa, goyangkan corong pemisah perlahan-lahan, jika terbentuk emulsi tambahkan sedikit isopropil alkohol sampai emulsinya hilang.
6. Pisahkan lapisan bawah (fasa kloroform) dan tampung dalam coron pemisah yang lain.
7. Ekstraksi kembali fasa air dalam corong pisah dengan mengulangi langkah d.4 sampai d.6 sebanyak 2 kali dan satukan semua fasa kloroform.
8. Tambahkan 50 mL larutan pencuci kedalam fasa kloroform gabungan dan kocok kuat-kuat selama 30 detik.
9. Biarkan terjadi pemisahan fasa, goyangkan perlahan-lahan.
10. Keluarkan lapisan bawah (kloroform) melalui glass wool, dan ditampung kedalam labu ukur pada langkah 10.
11. Tambahkan 10 mL kloroform kedalam fasa air hasilpengerjaan
pada langkah 10, kocok kuat-kuat selama 30 detik.
12. Biarkan terjadi pemisahan fasa, goyangkan perlahan-lahan.
13. Keluarkan lapisan bawah (kloroform) melalui glass wool, dan ditampung kedalam labu pada langkah 10.
14. Ekstraksi kembali fasa air dalam corong pisah dengan mengurangi langkah d.11 dampai d.13 dan satukan semua fasa kloroform dalam labu ukur pada langkah j.
15. Cuci glass wool dengan kloroform sebanyak 10 mL dan gabungkan dengan fasa kloroform dan labu ukur pada langkah
16. Tepatkan isi labu ukur pada langkah 10 hingga tanda tera dengan kloroform.
17. Ukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 650 nm dan catat serapannya.
18. Buat kurva kalibrasi dari butir 17 diatas atau tentukan persamaan garis lurusnya.
4. Prosedur Uji
a. Ukur contoh uji sebanyak 100 mL secara duplo dan masukkan ke dalam corong pemisah 250 mL.
b. Tambahkan 3 tetes sampai dengan 5 tetes indikator fenoltalin dan larutan NaOH 1N tetes demi tetes kedalam contoh uji sampai timbul sampai timbul warna merah muda, kemudian hilangkan dengan
menambahkan H 2 SO 4 1N tetes demi tetes.
c. Selanjutnya lakukan langkah d.3 sampai d.1