23
DAU merupakan transfer yang bersifat umum
block grant
yang diberikan kepada semua kabupaten dan kota untuk mengisi kesenjangan antara kapasitas dan
kebutuhan fiskalnya dan didistribusikan dengan formula berdasarkan prinsip-pinsip tertentu yang secara umum mengindikasikan bahwa daerah miskin dan terbelakang
harus menerima lebih banyak dari pada daerah kaya. Dana Alokasi Umum bersifat unconditional atau tidak memiliki syarat dalam penggunaannya sehingga bisa
dialokasikan sesuai dengan kebutuhan daerah. DAU untuk suatu daerah ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang
menekankan pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang formula dan perhitungan DAU-nya
ditetapkan sesuai Undang-Undang pasal 161. Alokasi DAU bagi daerah yang potensi fiskalnya besar tetapi kebutuhan fiskal kecil akan memperoleh alokasi DAU
relatif kecil. Sebaliknya, daerah yang potensi fiskalnya kecil, namun kebutuhan fiskal besar akan memperoleh alokasi DAU relatif besar. Secara impilisit, prinsip tersebut
menegaskan fungsi DAU sebagai faktor pemerataan kapasitas fiskal.
2.1.5 Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus DAK atau
specific grant
merupakan dana transfer yang bersifat kondisional. Sesuai dengan sifatnya, DAK dialokasikan untuk mendanai
kegiatan khusus sesuai prioritas nasional pada daerah tertentu. Dana Alokasi Khusus
DAK adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
24
membantu membiayai kebutuhan tertentu dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi untuk:
a. Mendanai kegiatan khusus yang ditentukan pemerintah atas dasar prioritas
nasional b.
Mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu Sesuai dengan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004, yang dimaksud dengan
kebutuhan khusus adalah : i kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus alokasi umum, dalam pengertian kebutuhan yang tidak sama
dengan kebutuhan daerah lain, misalnya: kebutuhan di kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi, prasarana baru, pembangunan jalan di kawasan
terpencil, saluran irigasi primer dan saluran drainase primer, dan ii kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. Kegiatan khusus yang akan didanai dari
DAK diusulkan oleh Menteri teknis dan baru ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional, sesuai dengan Renja Pemerintah. Ketetapan tentang kegiatan khusus tersebut, disampaikan kepada Menteri Keuangan. DAK tidak dapat digunakan untuk
mendanai administrasi kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas.
Menurut Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 92 PMK.072015, ada beberapa kewajiban yang melekat pada daerah penerima DAK,
yaitu:
25
a. Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan
DAK nya di dalam APBD. b.
Kecuali untuk daerah dengan kemampuan keuangan tertentu, daerah penerima DAK wajib menganggarkan Dana Pendamping dalam APBD
sekurang-kurangnya 10 dari besaran alokasi DAK yang diterimanya. Dana Pendamping tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan yang
bersifat kegiatan fisik.
c. Kepala daerah penerima DAK harus menyampaikan laporan triwulan
yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK kepada Menteri Keuangan, Menteri Teknis, dan Menteri Dalam Negeri.
Penyampaian laporan dilakukan sekurang-kurangnya 14 empat belas hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini diantaranya dilakukan oleh Rolan Pakpahan 2009 tentang pengaruh pajak daerah dan retribusi
daerah terhadap belanja daerah dengan mengambil sampel penelitian di Pemerintah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara. Secara Parsial dapat diambil
kesimpulan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap belanja daerah.
Bagus Bowo Laksono 2014 melakukan penelitian tentang Pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus terhadap
belanja daerah pada kabupaten kota di provinsi Jawa Tengan dan D.I Yogyakarta. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa PAD, DAU, dan DAK berpengaruh terhadap
belanja daerah. Sedangakan Retribusi Daerah tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
Edy Sarwono melakukan penelitian tentang Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Lainnya yang Sah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja