Panduan Penyusunan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi
| 4
1.2. Pendidikan Tinggi Vokasi politeknik dalam konstelasi pendidikan tinggi di
Indonesia
Sistem pendidikan tinggi di Indonesia, merujuk pada Pasal 15 UU No.20Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasionaldan juga UU No. 12Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, mengenal lima jenis pendidikan, yakni jenis pendidikan akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Program pendidikannya meliputi program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan doktor.Sedangkan institusi pendidikan tinggi adalah akademi komunitas, akademi, politeknik, perguruan tinggi tinggi, institut, dan universitas
yang kesemuanya disebut perguruan tinggi.
1.2.1. Kondisi Nyata Pendidikan Tinggi Vokasi Perguruan tinggi mempunyai peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberadaan sebuah perguruan tinggi pada suatu daerah turut berperan dalam menentukan kemajuan suatu daerah, karena
perguruan tinggi juga merupakan tempatuntuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan menimba ilmu berbagai jenis ilmu pengetahuan yangdiperlukan untuk membangun
daerah di mana perguruantinggi tersebut berada. Berdasarkan data Kemenristekdikti 2015 pada tahun 2015 telah dibuka program studi baru sebanyak 672 program studi baru
dan 20 perguruantinggi wasta, sehingga jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 3.227 dengan total program studi sebanyak 19.160 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1 Pertumbuhan Perguruan Tinggi dan Program Studi
Sumber : Kemenristekdikti, 2015 Dari sejumlah 3.227 perguruan tinggi, total politeknik di Indonesia berjumlah 262,
yang terdiri atas 43 17 politeknik negeri, 53 politeknik kedinasan 20 dan 166 politeknik swasta 63. Sebaran lokasi politeknik dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Panduan Penyusunan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi
| 5
Tabel 2 Sebaran Lokasi Politeknik Seluruh Indonesia Wilayah
Negeri Swasta
Kedinasan Total
Sumatera, Kepri, Babel 9
39 12
60 Jawa
16 92
20 128
Kalimantan 8
16 4
28 Sulawesi
4 10
11 25
Bali, NTB, NTT 4
5 3
12 Papua dan Papua Barat
2 4
3 9
JUMLAH 43
17 166
63 53
20 262
100 Sumber : Kemenristekdikti, 2015
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa perbandingan antara pendidikan vokasi dan akademik masih sangat timpang, sehingga perlu pengembangan dalam jumlah
pendidikan vokasi, tanpa mengabaikan kualitas dalam upaya memenuhi tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan kemampuan kerja yang sangat
dibutuhkan dunia kerja.
Sedangkan ditinjau dari kualitas penyelenggaraan perguruan tinggi dengan parameter menggunakan akreditasi maka untuk pendidikan vokasi masih banyak yang
masih perlu ditingkatkan lagi kualitas penyelenggaraannya. Kondisi tersebut dapat dilihat dari peringkat akreditasi berdasarkan Kemenristekdikti 2015 pada Tabel .... untuk
pendidikan vokasi pada tahun 2015 menunjukkan bahwa program studi vokasi yang mendapatkan nilai A sejumlah 166 program studi 4,45, dengan nilai B sebanyak 1.382
program studi 37, yang mendapat nilai C sebanyak 2.183 program studi 58,5, dan yang tidak terakreditasi 75 program studi 5.
Panduan Penyusunan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi
| 6
Tabel 3 Peringkat Akreditasi Untuk Perguruan Tinggi Tahun 2015
Sumber : Kemenristekdikti, 2015 1.2.2. Tantangan yang dihadapi Pendidikan Tinggi Vokasi
Berkaitan dengan perannya dalam memasok SDM berkualitas dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan sektor industri, pendidikan vokasi menghadapi tantangan dan
persoalan berikut:
a. Program pendidikan vokasi dirasakan bersifat kaku dan kurang lentur terhadap
perubahan kebutuhan lapangan kerja. Jenis program studi, materi pendidikan, cara mengajar, media belajar, evaluasi dan sertifikasi lebih banyak ditentukan oleh
Pemerintah;
b. Jumlah dan kapasitas pendidikan vokasi bidang industri relatif kecil dibandingkan
jumlah kapasitas total jenis pendidikan tersebut; c.
Kualitas pendidikan vokasi bidang industri masih perlu ditingkatkan terutama berkaitan dengan kualitas, kuantitas peralatan praktek, dosen dan infrastruktur pendukung
lainnya;
d. Pendidikan vokasi bidang industri perlu lebih disesuaikan dengan kebutuhan nyata
dunia industri dan berorientasi kepada kebutuhan pasar kerja yang berubah demand driven
. 1.2.3 Tujuan Buku Panduan
Buku panduan ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang pendidikan tinggi vokasi dari aspek penataan konstelasi di antara jenis pendidikan lain dan juga ragam
institusi penyelenggaranya. Juga memberikan pemahaman bagaimana sistem pembelajaran di pendidikan tinggi vokasi dapat dikembangkan mengikuti pola dan sistem pembelajaran
yang tengah berkembang dan terbukti efektif dalam mentransfer pengetahuan, kemampuan, dan perilaku yang professional.Bagi penyelenggara pendidikan tinggi vokasi, buku panduan
ini memberikan ilustrasi dari beragam metoda pembelajaran tersebut yang dapat
Panduan Penyusunan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi
| 7
dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan karakteristik program studi maupun visi dan misi perguruan tinggi penyelenggaranya.Pengguna buku panduan ini juga didorong untuk dapat
ikut berkontribusi dalam mengembangkan sistem pendidikan tinggi vokasi, sehingga memiliki kekhasan dan menjawab tantangan bangsa Indonesia.
1.3. Pengguna Sasaran