Panduan Penyusunan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi
| 16
Tabel 10 Data tentang Pendidikan Vokasi Politeknik Wilayah
Jumlah penduduk
ribuan 2015
Poiteknik Jumlah
mhs Proporsi
penduduk - Mhs
P. Sumatra 55 272,9
60 50.960
0,093 Pulau Jawa
145 143,6 128
121.601 0,084
Bali Kep. NT 14 108,5
28 20.371
0,145 P. Kalimantan
15 343,0 25
19.749 0,129
P. Sulawesi 18 724,0
12 14.856
0,079 Maluku Papua
4 020,9 9
6.879 0,171
Indonesia 255 461,7
262 234 416
0,092
Dari data tentang pendidikan politeknik tersebut dapat dipertanyakan Apakah kebutuhan pengembangan berbasis potensi wilayah telah terpenuhi dengan pendidikan
politeknik tersebut dalam perkembangan demografi ke depan? Jawaban terhadap pertanyaan ini perlu pemikiran tentang pemanfaatan bonus demografi.
2.3 Pemanfaatan Bonus Demografi dalam Pendidikan Vokasi dengan Mengacu pada Nawacita
Pemanfaatan bonus demografi untuk pendidikan vokasi akan optimal jika memperhatikan program pembangunan Pemerintah yang tertuang dalam Nawacita. Dari
sembilan Nawacita, ada beberapa yang relevan dengan pengembangan pendidikan vokasi sebagai penyedia tenaga kerja yang handal kompetensinya, dari segi pengetahuan,
keterampilan, dan karakter.
Pengembangan pendidikan vokasi mesti dijalankan dalam bingkai Nawacita, yang merupakan agenda pembangunan Pemerintahan Presiden Jokowi-JK. Dari sembilan
Nawacita, Nawacita 5, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, sangat relevan dengan pengembangan pendidikan vokasi. Dalam Nawacita 5 tersebut ada 3 program
berikut: 1 Program Indonesia pintar melalui wajib belajar 12 tahun bebas pungutan; 2 Program Kartu Indonesia sehat melalui layanan kesehatan masyarakat; dan 3 Program
ndonesia Kerja dan ndonesia Sejahtera melalui reformasi agraria 9 jtua hektar untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan jaminan sehat. Untuk indikatornya
dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Panduan Penyusunan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi
| 17
Tabel 11 Indikator Pencapaian Target Program ndonesia Pintar melalui Wajib Belajar 9
Tahun Bebas Pungutan Nawacita 5
No. Indikator
1. Terlaksananya kebijakan pro-pendidikan dalam penyediaan fasilitas penunjang
pendidikan termasuk alat-alat pendidikan, internet murah, buku, kemudahan pengalihan aset untuk keperluan pendidikan pada tahun 2017.
2. 95 anak usia perguruan tinggi mendapatkan pendididkan dasar dan menengah
selama12 tahun baik secara formal, nonformal, dan informal dengan gender yang mearata pada tahun 2019
3. 50 penurunan satuan biaya berperguruan tinggi yang ditanggung peserta didik
transportasi, makan, seragam perguruan tinggi, ekskul wajib, alat tulis dan peralatan yang mendukung tugas-tugas perguruan tinggi pada tahn 2019
4. Memastikan bahwa mulai tahun 2017 dalam tiap provinsi untuk setiap tingkat
pendidikan 9 dasar, menengah, dan tinggi setidaknya terdapat satu perguruan tinggi negeri yang memiliki fasilitas untuk mengakomodasi mahasiswa dengan
difabilitas. Dengan catatan mahasiswa tersebut memang secara intelektual mampu mengikuti pelajaran sesuai dengan tingkat pendidikan umum.
5. 100 institusi Pendidikan anak usia dini PAUD, 100 institusi pendidikan dasar
dan menengah formal termasuh institusi di bawah Kementerian Agama dan non- formal, serta 100 institusi pendidikan tinggi di 100 kabupatenkota terdata
secara lengkap dan akurat pada akhir 2015 sehingga dapat digunakan sebagai landasa pengambilan kebijakan
6. Terbentuknya lembaga penjamin kualitas dosen dan tenaga dosen di tingkat
nasional dan daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden pada tahun 2016
7. Pada tahun 2018, 100 tenaga dosen pendidikan dasar, menengah, dan tinggi
lulus uji kompetensi dan memenuhi syarat kompetensi minimum yang sesuai dengan formulasi kebutuhan pendidikan, termasuk di Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan DPTK.
9. 100 buku wajib dan buku penunjang SD sampai SMASMK yang telah diberi hak
cipta pada peride pembangunan 2009-2014 tersedia dalam versi cetak. Selain itu juga dalam versi e-book yang dapat diunduh secara gratis oleh peserta didik pada
tahun 2018
10. Peningkatan rasio dosen terhadap murid menjadi 1:20 per perguruan tinggi
bukan angka agregat nasional di 100 perguruan tinggi pada tahun 2019 11.
Peningkatan rasio dosen terhadap mahasiswa menjadi 1:20 di 100 di setiap perguruan tinggi bukan agregat nasional pada tahun 2019
Panduan Penyusunan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi
| 18
12. Tercapainya rasio 1:2- antara jumlah dosen berkualifikasi Strata-3 S-3
dibandingkan jumlah mahasiswa dna tersebar secara merata pada tahun 2019. 13.
75 institusi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan pendidikan tinggiuniversitas, baik negeri maupun swasta, .memenuhi Standar Nasional
Pendidikan pada tahun 2019
14. 100 biaya pendidikan untuk memenuhi standar minimal ditanggung
sepenuhnya oleh pemerintah dan dikelola secara transparan dan akuntabel pada tahun 2019.
15. 100 jumlah keluhan mahasiswa atau orang tua mahasiswa terhadap proses
pendidikan ditanggapi dan dituntaskan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan paa tahun 2019.
16. 100 institusi pendidikan tinggi vokasional di seluruh kabupatenkota
mendapatkan akreditasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud atau lembaga independen lain yang kredibel pada tahun 2019
17. Peningkatan Indeks Pembangunan ManusiaIPM sebagai ukuran kesejahteraan
sosial masyarakat 18.
50 peningkatan skor Indonesia di kriteria Programme for International Study AssessmentPISA dan tes sejenis dari kondisi saat ini hingga 2019.
19. Perguruan Tinffi masuk 100 besar Perguruan Tinggi Aia berdasarkan Times
Higher Educaiton SchoolTHES dan penilaian internasional yang sejenis pada tahun 2019.
20. Dua fakultas hukum di Indonesia mendapatkan ranking minmal 200 di dunia pada
tahun 2019.
Dari Nawacita 5 dengan indikator ketercapaian seperti disajikan apda Tabel 11 diatas, dapat dilihat bahwa program 7, 11, 12,13, 14, dan 16 juga berkenaan dengan
pendidikan tinggi, yang di dalamnya ada pendidikan vokasi. Oleh sebab itu, pengembangan pendidikan vokasi hendaknya mendukung upaya untuk meraih keberhasilan Nawacita
dengan indikatornya.
2.4 Rekomendasi untuk Pengembangan Prinsip-prinsip Menjaga Relevansi Pendidikan Vokasi dengan Nawacita
a. Pendidikan vokasi ditentukan oleh kebutuhan pembangunan kehidupan berbangsa
b. Pendidikan vokasi dirancang untuk mendukung program pembangunan jangka
panjang yang dicanangkan pemerintah untuk menjamin efektivitas dan efisiensi c.
Pendidikan vokasi dikembangkan dan ditata ulang prioritasnya bedasarkan kebutuhan wilayah dan nasional untuk menjamin pemanfaatan potensi SDM yang
ada di masing-masing wilayah. Hal ini akan bisa mengubah jenis pendidikan vokasi di daerah tertentu dan menambah lembaga pendidikan vokasi jika diperlukan.
Panduan Penyusunan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Vokasi
| 19
BAB III Model Pembelajaran Vokasi