Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

23 g Pendapatan bersih adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan total pengeluaran usahatni. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoeh keluarga petani akibat dari penggunaan faktor- faktor produksi.

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eliyana 2003 yang berjudul Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Cabai Keriting di Kabupaten Magelang menunjukkan bahwa dari usahatani cabai keriting rata-rata penerimaan Rp 27.763.208 haMT dengan rata-rata biaya total Rp 19.210.672, 10 haMT menghasilkan rata-rata keuntungan Rp 8.552.535,90 haM. Penggunaan benih sebesar 0,10 kghaMT. Penggunaan tenaga kerja sebesar 1345,86 JKOhaMT. Penggunaan pupuk kandang sebesar 18.533,33 kghaMT, sedangkan penggunaan pupuk ZA, pupuk KCl dan pupuk SP 36 masingmasing sebesar 233,17 kghaMT; 216,99 kghaMT dan 170,37 kghaMT. Dari perhitungan diperoleh persamaan fungsi produksi Cobb Douglas Y=- 4,656.X1 0,231 .X2 0,319 .X3 0,298 .X4 0,607 .X5 -0,138 .X6 0,0065 .X7 0,193 . Hasil analisis uji F dapat diketahui bahwa F hitung 72,993 lebih besar dari F tabel 2,42. Hal ini menunjukkan bahwa semua masukan yang digunakan secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi cabai keriting. Hasil analisis uji t dapat diketahui bahwa thitung luas lahan 2,116, benih 2,101, tenaga kerja 2,707, pupuk kandang 6,026, pupuk ZA 2,091 dan pupuk SP 36 2,259 lebih besar dari ttabel 1,721 berarti bahwa masukan luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk ZA, dan pupuk SP 36 berpengaruh nyata terhadap produksi cabai keriting sedangkan t-hitung pupuk KCl 0,095 lebih kecil dari t-tabel 1,721 berarti bahwa penggunaan pupuk KCl berpengaruh tidak nyata terhadap produksi cabai keriting. Nilai penjumlahan dari koefisien faktor-faktor Universitas Sumatera Utara 24 produksi yaitu 1,34 yang berarti skala usahatani berada pada kondisi increasing return to scale. Pada kondisi ini skala usaha pada daerah I, sehingga untuk mengetahui efisiensi ekonomi menggunakan biaya minimum. Usahatani cabai keriting dapat dikatakan efisien secara ekonomis apabila NPMxPx = 1 atau dengan kata lain produk fisik marginal dengan harga masing-masing faktor produksi sama besar. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa rasio perbandingan produk marginal dengan harga dari faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk SP 36 dan pupuk KCl yang digunakan nilainya tidak sama dengan 1 sehingga menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi belum optimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hilmi F. Ariwibowo 2013 dengan judul Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Input Produksi Usahatani Jagung di Desa Sei Mancirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa fungsi produksi Cobb Douglas Y=4,91 X 1 0,68 X 20,09 X 3 0,039 X 4 0,131 . Hasil analisis uji F menunjukkan bawa F hitung 5,65 F tabel 2,13. Hal ini menunjukkan bahwa semua masukan yang terdiri dari luas lahan, bibit, pupuk urea, Za, NPK , tenaga kerja, dan obat-obatan yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi cabai merah. Sedangkan hasil analisis uji t dapat diketahui bahwa t hitung luas lahan -4,57, pupuk urea -1,38, pupuk SP36 0,74, pupuk Za -1,52, pupuk NPK -0,08 , obat-obatan -1,007, dan tenaga kerja -2,66 lebih kecil dari t tabel 1,67 berarti bahwa masukan luas lahan, pupuk urea, pupuk ZA, dan pupuk SP 36 , pupuk NPK benih,obat-obatan, dan tenaga kerja, tidak berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah sedangkan t- hitung bibit 3,56 lebih besar dari t- tabel 1,67 berarti bahwa penggunaan pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah. Untuk nilai efisiensi ekonomi lahan NPMPxi 1 artinya faktor produksi belum efisien. Nilai NPMPxi input produksi bibit, pupuk urea, pupuk Universitas Sumatera Utara 25 SP36, pupuk ZA, pupuk NPK, gromoxone dan tenaga kerja 1 artinya penggunaan input produksi belum optimal dan harus ditambah lagi.

2.4 Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Cabai (Capsicum annum. L) Dusun Pamah semilir Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

11 107 67

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.) Dusun Pamah Semilir Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

3 51 77

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

17 140 134

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 1 2

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 60

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 11

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 7