28
Dalam usaha mengembangkan agama dan bidang-bidang lain tersebut di atas, pendeta misionaris Jerman menjalin kerjasama dengan pemerintah Belanda dan saling
menjadi ujung tombak dan perisai untuk menghadapi
Ono Niha
sesuai dengan kondisi dan situasi. Pendeta Misionaris melemahkan dan mematikan perlawanan
rakyat melalui pengajaran agama, mendamaikan dan mengampuni para pemimpin peperangan seperti balugu Balohalu Waruwu pemimpin perlawanan dari daerah
Ma‟u, beliau diampuni oleh Pendeta DR. W. H. sunderman di Lolowa‟u tahun 1901. Pejabat pemerintah Belanda, menggerakkan pembangunan gereja, sekolah, rumah
sakit, rumah guru, dsb, dengan menghukum rakyat pembangkang atau yang malas bergereja atau yang malas bersekolah. Pendeta Jerman yang dianggap fasih dalam
bahasa Nias juga sering dipanggil oleh pemerintah Belanda dalam perkara-perkara rakyat. Dengan menjadi juru bahasa, banyak terbuka kedok dari juru bahasa orang
melayu yang sengaja berkhianat dalam menerjemahkan ucapan setiap pihak dalam persidangan pengadilan, demi mencari keuntungan material dan politik mereka
21
.
2.1 Masyarakat Nias di Medan
Tafonao menegaskan bahwa migrasi besar orang Nias diperkirakan sudah terjadi sejak abad ke-17 yaitu pada waktu terjadinya interaksi perdagangan dengan
Arab dan bangsa Cina serta Hindia, pada saat berlangsungnya jalur perdagangan
21
Op.cit,hal.102
Universitas Sumatera Utara
29
menuju Barus
22
.
Tanö Niha
menjadi lumbung tempat penyimpanan bahan-bahan untuk kebutuhan selama berlangsungnya perdagangan di Baros. Nias merupakan
daerah terdekat menuju Baros yang ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari berbagai daerah sehingga orang Nias mempunyai peran penting dalam kelangsungan
perdagangan waktu itu seperti menyediakan tenaga kerja yang kuat dan mudah dihimpun, karena karakter orang Nias ialah menghormati dan patuh pada
pemimpinnya. Tafonao, 2012:26
Masyarakat suku Nias yang tinggal di Kota Medan dahulunya Sumatera Timur diperkirakan dimulai sejak dibukanya
onderneming
23
perkebunan tembakau danperkebunan karet yang dikenal dengan HVA. Banyak orang Nias bekerja
diperkebunan yang pada waktu itu karet menjadi “primadona” bagi orang BelandaTafonao, 2012:30. Inilah awal dan sejarahnya masyarakat suku Nias tinggal
dan menetap di Kota Medan. Factor lain yang menyebabkan terjadinya imigrasi adalah untuk mendapat kehidupan yang lebih baik dan layak serta mencari ilmu yang
setinggi- tingginya, khususnya bagi para muda- mudi yang baru selesai menamatkan sekolahnya.Beberapa daerah yang ditempati orang Nias di Medan adalah Helvetia,
Mandala, Kampung Susuk, Simalingkar, Padang Bulan, Sunggal, dan hampir disetiap daerah kita dapat menjumpai masyarakat Nias. Beberapa organisasi yang dibentuk di
Medan adalah; STM Sehati, STM Faomakhöda, STM Kasih Karunia, STM Saradödö. Ada juga organisasi lain yang bersifat kepemudaan, gerejawi, pendidikan dan
22
Tafo ao, Agus. Analisis Musik Vokal Pada Pertunjukan Maena DalamPesta Adat
Falöwa Perkawinan MasyarakatNias Di Kota Medan “kripsi. Meda : Fakultas Il u Buda a,
Universitas Sumatera Utara.
23
Yaitu perkebunan yang diusahakan secara besar-besaran dengan alat canggih; perkebunan budi daya
Universitas Sumatera Utara
30
pembangunan juga berdiri di Kota Medan, seperti Gerakan Mahasiswa Nias GMN, Generasi Muda Nias Gema Nias, Forum Mahasiswa Nias Peduli Nias
FORMANISPE, Komisi pemuda BNKP Hilisawatö
2.2 Bahasa