PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MEMBINA PRIBADI YANG PARTISIPATIF DI MASYARAKAT : Studi Deskriptif Analitis terhadap Karang Taruna Kurbamiharja.

(1)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 1811 / UN.40.2.2 / PL / 2013

PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MEMBINA PRIBADI YANG PARTISIPATIF DI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Analitis terhadap Karang Taruna Kurbamiharja) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Gilang Komara Nugraha 0906268


(2)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MEMBINA PRIBADI YANG PARTISIPATIF DI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Analitis terhadap Karang Taruna Kurbamiharja)

Oleh:

Gilang Komara Nugraha 0906268

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Gilang Komara Nugraha Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

Gilang Komara Nugraha 0906268

PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MEMBINA PRIBADI YANG PARTISIPATIF DI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Analitis Terhadap Karang Taruna Kurbamiharja)

Disetujui dan Disahkan Oleh

:

Pembimbing I

Drs. Rahmat, M.Si.

NIP: 19580915 198603 1 003

Pembimbing II

Prof.Dr.H. Endang Sumantri, M.Ed. NIP: 19410715 196703 1 001


(4)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof.Dr.H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

Skripsi ini telah di uji pada :

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 00 1

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001


(5)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001 3.3

Dr. Prayoga Bestari, M.Si. NIP. 19750414 200501 1 001


(6)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

ABSTRAK GILANG KOMARA NUGRAHA (NIM. 0906268),

PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MEMBINA PRIBADI YANG PARTISIPATIF DI MASYARAKAT : Studi Deskriptif Analitis terhadap

Karang Taruna Kurbamiharja)

Organisasi Kepemudaan Karang Taruna merupakan pilar partisipasi masyarakat sebagai wadah pembinaan, pembangunan dan pengembangan generasi muda. Karang Taruna memberikan wewenang dan tanggung jawab bagi anggota melalui berbagai kegiatan di masyarakat guna meningkatkan dan membina partisipasi pemuda serta mengembangkan potensi generasi muda agar mampu melakukan hal positif di masyarakat sebagai bentuk partisipasi pemuda dalam kehidupan bermasyarakat.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1), upaya Karang Taruna dalam membina potensi generasi muda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat dengan menampung gagasan anggota. (2), metode yang digunakan ialah punishment and reward. (3), Karang Taruna dituntut untuk meningkatkan konsolidasi dan mekanisme organisasi agar lebih terarah. (4), kendala yang dihadapi Karang Taruna adalah kesibukan anggota dan pengurus. (5), upaya Karang Taruna mengatasi kendala yang dihadapi ialah memberikan motivasi untuk menciptakan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diemban, bekerja sama dalam organisasi dan dengan pemerintah. (6), partisipasi pemuda dalam berbagai kegiatan di masyarakat mengalami peningkatan hal ini berdasarkan keberhasilan program kegiatan.


(7)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

ABSTRACT

GILANG KOMARA NUGRAHA (NIM. 0906268),

YOUTH ORGANIZATIONS ROLE IN PROMOTING PERSONAL PARTICIPANT IN THE COMMUNITY: Descriptive Analytical Study on

Youth Kurbamiharja)

Youth organization “Karang Taruna” is a pillar of the community as a forum for fostering participation , development and youth development . Youth gives authority and responsibility to members through various activities in the community to improve and foster youth participation and to develop the potential of young people to be able to do positive things in the community as a form of youth participation incommunity llife.

Research results show that : ( 1 ) , efforts in nurturing the potential of Youth younger generation to have a public private participatory with the idea of accommodating members . ( 2 ) , the method used is punishment and reward . ( 3 ) , the Youth are required to improve the consolidation and organization mechanisms to be more effective . ( 4 ) , the constraints faced by the Youth is the bustle members and administrators . ( 5 ) , Youth efforts to overcome the obstacles faced was to provide motivation for creating a sense of responsibility to the duties , working within the organization and with the government . ( 6 ) , youth participation in various activities in the community to increase this based on the success of the program activities .


(8)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. i

UCAPAN TERIMA KASIH ……… iii

ABSTRAK ……….. v

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ………. ix

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………..……… 1

B. Rumusan Masalah ……….………. 6

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Manfaat Penelitian ……….. 7

E. Definisi Operasional……… 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ……….……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………...……… 11

A. Tinjauan tentang Organisasi Kepemudaan ……… 11

1. Organisasi………...……… 11

a. Pengertian Organisasi ………..………. 11

b. Macam-macam Organisasi ………..………. 15

c. Prinsip-prinsip Organisasi ….………..………. 19

d. Organisasi Kepemudaan…….………..………. 22

2. Karang Taruna…………...……… 23

a. Pengertian Karang Taruna………..………. 23

b. Dasar Hukum Karang Taruna……..…………..………. 24

c. Asas dan Tujuan Karang Taruna..………..………. 25

d. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Karang Taruna.….……. 26

e. Strategi Pemberdayaan Karang Taruna………..………. 27

B. Kepribadian…………. ……….. 28

1. Pengertian Kepribadian………...……….. 28

C. Sikap Partisipatif Pemuda ………..…... 31

1. Sikap……….………. 31

2. Partisipatif……….………. 34

3. Pemuda…… ………. 37 D. Karang Taruna sebagai Organisasi Kepemudaan yang Membina dan


(9)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN……… 43

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ……… 43

1. Pendekatan Penelitian ……… 43

2. Metode Penelitian ……….. 44

B. Jenis dan Sumber Data…………....……… 45

C. Teknik Pengumpulan Data ………. 47

1. Wawancara ………. 47

2. Observasi ……… 48

3. Studi Dokumentasi ………... 49

4. Studi Litelatur……….. 49

5. Catatan (Field Note)……….……….. 49

D. Tahap Penelitian ………. 50

1. Pra Penelitian ………..………... 50

2. Pelaksanaan Penelitian …...……… 51

E. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ………. 51

F. Lokasi dan Subjek Penelitian……….………. 53

1. Lokasi Penelitian ………... 53

2. Subjek Penelitian ………... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...… 55

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………..…………... 55

1. Sejarah Singkat Karang Taruna Kurbamiharja……….………. 55

2. Profil dan Program Karang Taruna Kurbamiharja ….……….. 58

B. Deskripsi Hasil Wawancara, Observasi dan Kajian Dokumentasi….. 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……….… 89

D. Temuan Hasil Penelitian ………...……….… 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..…… 111

A. Kesimpulan ………. 111

B. Saran ……….….. 112

DAFTAR PUSTAKA………... 115 LAMPIRAN


(10)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(11)

1

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terbentuknya kepribadian yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi suatu keharusan khususnya di kalangan pemuda belakangan ini. Harapan terhadap pemuda dalam pembangunan bangsa ini memang cukup besar karena pemuda merupakan tonggak pembangunan.

Namun pada kenyataanya masih banyak pemuda yang kurang menyadari peran dan tanggung jawabnya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Rasa acuh tak acuh salah satunya yang belakangan ini terjadi di kalangan pemuda merupakan hal negatif yang dapat membentuk budaya individualisme di masyarakat. Perubahan sosial masyarakat berpotensi meningkatkan permasalahan sosial saat ini yang dapat merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Hal inilah yang perlu menjadi perhatian lebih. Para pemuda harus didorong agar mampu mengembangkan diri menjadi sumber daya manusia yang unggul sehingga menjalankan tugasnya bagi kemajuan bangsa. Para pemuda wajib menyadari sejumlah permasalahan mendasar yang dihadapi oleh bangsa dan negara. Masalah – masalah itu antara lain kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan yang masih ada di sebagian masyarakat kita.

Para pemuda hendaknya tidak hanya pandai dalam mengkritisi suatu keadaan tetapi juga harus mampu mencari alternatif yang tepat dalam menanggulangi permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Sesuai dengan paradigma pembangunan desentralistik yang berorientasi pada penghargaan otoritas dan potensi daerah beserta pemberdayaan masyarakat lokal, pertisipatif pemuda dalam pembangunan di masyarakat sangat diperlukan untuk membangun kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik. Partisipatif berasal dari kata partisipasi yang berarti ambil bagian atau ikut berperan serta dalam suatu usaha bersama dengan orang lain untuk kepentingan bersama


(12)

2

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sastropoetro (1988: 13) mendefinisikan partisipasi sebagai keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya. Berdasarkan pengertian tersebut partisipatif dapat terbentuk karena adanya suatu pelaksanaan peranan baik itu hak maupun kewajiban yang secara umum diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu berdasarkan cara tertentu.

Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai berikut:

“partisipatif merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi

yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab dan manfaat.”

Lebih lanjut ditegaskan, dalam kehidupan sehari-hari partisipatif merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud disini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipatif akan lebih tepat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang di dalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tumbuh dan berkembangnya partisipasi dapat melalui beberapa pendekatan disiplin keilmuan. Partisipasi masyarakat menurut Hetifah Sj. Soemarto (2003) adalah sebagai berikut:

“Proses ketika warga sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka”

Kemauan untuk berpartisipasi adalah kunci bagi tumbuh dan berkembangnya individu yang partisipatif di masyarakat. Individu yang partisipatif adalah pribadi yang memberikan kontribusi positif bagi sistem masyarakat ataupun sistem apapun juga.

Menurut Notoatmodjo (2007), di dalam partisipasi setiap anggota masyarakat dituntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada dana atau finansial saja tetapi dapat berbentuk daya (tenaga) dan ide (pemikiran). Dalam hal ini dapat diiwujudkan di dalam 4 M, yakni


(13)

3

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manpower (tenaga), money (uang), material (benda-benda lain seperti kayu, bambu, beras, batu dan sebagainya), dan mind (ide atau gagasan).

Berdasarkan hasil penelitian Goldsmith dan Blustain tahun 1980 dalam Ndraha (1990), berkesimpulan bahwa masyarakat tergerak untuk berpartisipasi jika:

1. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat.

2. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan

3. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat.

4. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau kurang berperan dalam pengambilan keputusan.

Menurut Sastropoetro (1988), ada lima unsur penting yang menentukan gagal dan berhasilnya partisipasi yaitu:

1. Komunikasi yang menumbuhkan pengertian yang efektif atau berhasil

2. Perubahan sikap, pendapatt dan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengertian yang menumbuhkan kesadaran

3. Kesadaran yang didasarkan pada perhitungan dan pertimbangan.

4. Kesediaan melakukan sesuatu yang tumbuh dari dalam lubuk hati sendiri tanpa dipaksa orang lain

5. Adanya rasa tanggung jawab terhadap kepentingan bersama.

Kita tumbuh dan berkembang pada suatu negara. Sejak itulah sudah banyak norma yang melekat pada diri kita secara tidak tertulis namun nyata. Sehingga kita harus memiliki kesadaran yang tinggi akan partisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk itu dibutuhkan pribadi yang partisipatif di masyarakat. Dimana menjadi individu yang ikut serta dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi dibidang pendidikan misalnya, berarti keikutsertaan anggota masyarakat dalam memecahkan masalah pendidikan mereka sendiri diantaranya dengan membangun perpustakaan desa.

Dalam kehidupan bermasyarakat, interaksi sosial sudah menjadi suatu keharusan mengingat hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain. Kesempatan untuk


(14)

4

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan diri menjadi pribadi yang partisipatif di masyarakat dapat dilakukan diantaranya melalui kegiatan organisasi kepemudaan. Kita mengenal organisasi kepemudaan di masyarakat dengan sebutan Karang Taruna. Karang taruna merupakan pilar partisipasi masyarakat sebagai wadah pembinaan pembangunan dan pengembangan generasi muda di bidang kesejahteraan sosial. Tujuan yang diharapkan tercapai dalam organisasi kepemudaan di masyarakat ialah menjadi wadah partisipasi khususnya di kalangan pemuda sehingga muncul rasa tanggung jawab sosial dan bermanfaat bagi masyarakat.

Seperti halnya makna dari terbentuknya organisasi pemuda berdasarakan Peraturan Menteri Sosial No. 83 Tahun 2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna sebagai berikut :

“Karang Taruna merupakan pilar partisipasi masyarakat sebagai wadah pembinaan pembangunan dan pengembangan generasi muda dibidang kesejahteraan sosial. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisipan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa/Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.”

Kesadaran akan pentingnya peran organisasi kepemudaan dapat menjadi fondasi dalam membangun semangat gotong royong kehidupan bermasyarakat. Dalam karang taruna pembinaan dan pemberdayaan dilakukan kepada para anggotanya, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, advokasi, keagamaan dan kesenian.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemuda dalam organisasi Karang Taruna seperti disebutkan dalam Penjelasan lebih lanjut Peraturan Menteri Sosial No. 83 Tahun 2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna sebagai berikut :

1. Melatih organisasi yang kompak dan sehat, ajang silaturahmi

2. Mengadakan kegiatan kerja bakti kebersihan dan penataan lingkungan setiap minggu pagi

3. Menggalakkan penanaman apotik hidup dan warung hidup disetiap halaman rumah warga

4. Mengadakan jadwal pengajian dan olahraga bersama 5. Mengadakan lomba hal-hal positif

6. Mengadakan sekolah gratis untuk anak prasekolah yang tidak mampu 7. Mendirikan perpustakaan sederhana


(15)

5

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Setiap tahun diadakan acara wisata

Peranan organisasi kepemudaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan jika dilaksanakan dengan baik dan tepat, dapat membantu pemerintah dalam memajukkan dan menata kondisi lingkungan dan mental masyarakat ke arah yang lebih baik dan memacu kita untuk berpikir mengenai apa yang harus kita lakukan selalu memberikan dampak positif ataupun berguna bagi orang lain.

Peranan didefinisikan oleh Gross, Masson, dan McEachren sebagai berikut:

“Seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang

menempati kedudukan sosial tertentu. harapan-harapan tersebut merupakan imbangan dari norma-norma didalam masyarakat.”

Dalam peranan yang berhubungan dengan pekerjaanya, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Peranan dapat didefinisikan sebagai bagian dari fungsi sosial masyarakat yang dilaksanakan oleh orang atau sekelompok tertentu, menurut pola kelakuan lahiriah maupun bathiniah yang diterima dan diikuti banyak orang

Menurut Suparto (1987: 75), mendefinisikan peranan sebagai berikut: “Peranan adalah aspek dinamis dari suatu kedudukan atau status, yang mana merupakan konsep tentang hal apa saja yang dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok dalam masyarakat”

Kegiatan dalam organisasi kepemudaan jika dilaksanakan melalui pembinaan yang baik dan berkesinambungan akan membawa hasil yang positif diantaranya, melatih sifat individualisme agar tidak tertanam kuat dalam diri, karena kalau hal ini sudah tertanam kuat akan mengakibatkan sifat egois yang tinggi dan selalu mementingkan diri sendiri.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, organisasi kepemudaan menjadi wadah partisipasi pemuda yang memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada setiap anggotanya sekaligus menanamkan kepribadian yang partisipatif sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan.

Bertolak dari pemahaman-pemahaman yang telah dipaparkan di atas, terlihat jelas bahwa organiasi kepemudaan memiliki peran yang sangat penting


(16)

6

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mewadahi sekaligus memupuk kepribadian individu yang partisipatif dalam kehidupan di masyarakat. Maka dengan demikian peneliti mengambil judul:

“PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MEMBINA

PRIBADI YANG PARTISIPATIF DI MASYARAKAT” (Studi Deskriptif Analitis terhadap Karang Taruna RW 20 Kurbamiharja Cimahi Selatan Kota Cimahi).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membina Pribadi yang Partisipatif di Masyarakat?”

Atas dasar pemikiran tersebut, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan yang akan dijadikan fokus penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat?

2. Bagaimana metode Organisasi Kepemudaan dalam membina partisipasi pemuda di masyarakat?

3. Bagaimana tuntutan Organisasi Kepemudaan dalam membina partisipasi pemuda di masyarakat?

4. Apa saja kendala yang dihadapi Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat?

5. Bagaimana upaya mengatasi kendala yang dihadapi Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat?

6. Bagaimana partispasi pemuda setelah dibina Organisasi Kepemudaan dalam kegiatan di masyarakat?

C. Tujuan Penelitian


(17)

7

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Cesar M. Mercando (1982 : 11), tujuan penelitian adalah pernyataan tentang apa yang kita capai. Sehubungan dengan rumusan tersebut maka hal-hal yang ingin penulis capai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan menganalisis tentang peranan Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat

b. Tujuan Khusus

Dari tujuan umum diatas kemudian memunculkan tujuan khusus untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang :

1. Upaya yang dilakukan oleh Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat.

2. Bagaimana metode Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat. 3. Bagaimana tuntutan Organisasi Kepemudaan dalam membina

partisipasi pemuda di masyarakat.

4. Apa saja kendala yang dihadapi Organisasi Kepemudaan dalam membina partisipasi pemuda di masyarakat.

5. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi Organisasi Kepemudaan dalam membina partisipasi pemuda di masyarakat.

6. Bagaimana partisipasi pemuda setelah dibina Organisasi Kepemudaan dalam kegiatan di masyarakat.

D. Manfaat Penelitian


(18)

8

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sesuatu yang berguna dalam tataran teoritis bagi pengembangan keilmuwan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Penulis juga berharap dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan memperkaya fakta-fakta dan teori tentang peranan pelaksanaan organisasi kepemudaan, selain itu dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu kewarganegaraan, nilai moral, manajemen sumber daya manusia (MSDM), dll.

2. Secara Praktis

a. Diharapkan bermanfaat bagi organisasi kepemudaan dalam membina para pemuda agar terus aktif dalam berbagai kegiatan di masyarakat. b. Diharapkan bermanfaat bagi organisasi kepemudaan dalam menyikapi

berbagai tuntutan yang dihadapi.

E. Definisi Opersional

Untuk menghindari perbedaan dalam hal memaknai konsep-konsep pokok

dalam penelitian ini, maka peneliti menganggap penting untuk menjelaskan konsep-konsep tersebut, sebagai berikut:

1. Peranan

Peranan adalah aspek dinamis dari suatu kedudukan atau status, yang mana merupakan konsep tentang hal apa saja yang dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok dalam masyarakat (Suparto, 1987: 75)

2. Organisasi

Organisasi kepemudaan adalah lembaga yang menghimpun segenap potensi anak muda. Di masyarakat Organisasi Kepemudaan dikenal dengan sebutan Karang Taruna yang mana merupakan pilar partisipasi masyarakat sebagai wadah pembinaan pembangunan dan pengembangan generasi muda dibidang kesejahteraan sosial dan menjadi wadah pengembangan generasi muda nonpartisipan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah


(19)

9

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desa/Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial (Peraturan Menteri Sosial No. 83 Tahun 2005) 3. Membina

Membina adalah upaya pendidikan baik formal maupun nonformal yang dilaksanakan secara sadar, terarah, terencana dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan suatu dasar-dasar kepribadian yang seimbang, untuk selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah dan meningkatkan dirinya, sesamanya maupun lingkungannya kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri. B. Simanjuntak (1990 :84).

Membina dalam penelitian ini maksudnya adalah memelihara dan menyebar luaskan tanggung jawab sosial generasi muda dengan melakukan pembinaan dan bimbingan agar memiliki pribadi yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

4. Pribadi

Pribadi atau kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik. Agus Sujanto dkk (2004)

5. Partisipatif

Partisipatif adalah suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab dan manfaat. Merdikanto (2003).

6. Masyarakat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. (Koentjaraningrat 1990: 146)


(20)

10

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: BAB I : Mengenai pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai

latarbelakang masalah, Identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan istilah, metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Mengenai tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang memiliki hubungan dalam mendukung penelitian penulis

BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai pengaruh efektivitas organisasi kepemudaan. BAB IV : Mengenai analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis

menganalisis hasil temuan data tentang prmgaruh efektivitas orgnisasi kepemudaan.

BAB V : Mengenai analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi serta pembahasannya dalam skripsi.


(21)

43

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena didasarkan pada permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti mengenai peranan organisasi kepemudaan dalam membina pribadi yang partisipatif di masyarakat, memerlukan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual, sehingga peneliti memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata, gambar, perilaku) dan tidak dituangkan dalam bentuk angka statistik atau bilangan, melainkan dalam bentuk kualitatif. Hal ini dikemukakan oleh Lexy J. Moloeng (1988: 3) bahwa: “Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.” Diperkuat oleh pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Lebih lanjut Nasution (1996: 9) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti adalah “key instrument” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur sehingga dapat mendalami dan memahami makna interaksi antar peneliti dengan yang diwawancarai secara mendalam dengan dibantu pedoman wawancara dan observasi.

Pemilihan pendekatan ini karena sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan peneliti yang ingin diperoleh yakni berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata dan proses tentang peranan organisasi kepemudaan dalam membina pribadi yang partisipatif di masyarakat.


(22)

44

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Metode Penelitian

Metodologi secara istilah berasal dari kata metode yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi metodologi merupakan cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data tentang peranan organisasi kepemudaan dalam membina pribadi yang partisipatif di masyarakat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.

Menurut Endang Danial (2009: 63) metode studi kasus adalah sebagai berikut:

“Metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, instiusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.”

Kemudian Arikunto (1980: 215) menegaskan bahwa :

“Ditinjau dari lingkup wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya dan menginterpretasikannya.”

Dengan menggunakan metode ini diharapkan peneliti dapat memperoleh

infomasi yang mendalam tentang peran organisasi kepemudaan yang akhirnya dapat membuat suatu model pengembangan ataupun pembentukan pribadi pemuda yang partisipatif di masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis merupakan instrument penting yang berusaha mengungkapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh beberapa teknik pengumpulan data lainnya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000: 132) bahwa:

“Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala dari keseluruhan penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya”


(23)

45

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, penelitian ini lebih banyak menggunakan pendekatan antar individu artinya selama proses penelitian peneliti akan lebih banyak mengadakan kontak atau berhubungan dengan orang-orang di lingkungan lokasi penelitian, dengan demikian diharapkan peneliti dapat lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Selain itu peneliti juga berusaha untuk mendapatkan pandangan dari orang di luar sistem dari subjek penelitian, atau dari pengamat, untuk menjaga subjektifitas hasil penelitian.

B. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan benda. Orang sebagai informan dalam arti sebagai subjek yang mengemukakan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti, sedangkan benda merupakan sumber data dalam bentuk dokumen seperti artikel dan berita yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yakni data primer dan data sekunder. Pemilihan data primer berdasarkan pada kapasitas subjek penelitian yang dinilai dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti secara menyeluruh. Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah; Ketua Organisasi Kepemudaan Kurbamiharja Cimahi Selatan. Lurah Cimahi Selatan Kota Cimahi, Tokoh Masyarakat, pamuda aktivis atau pengurus inti Organisasi Kepemudaan dan non-aktivis,

Untuk memperkuat analisis data, peran Organisasi Kepemudaan dalam membina pribadi yang partisipatif ini harus ditunjang oleh data sekunder, yakni Pembinaan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dilaksanakan untuk mengetahui proses pengembangan pribadi yang partisipatif, dokumen-dokumen, serta buku-buku dan artikel-artikel yang menunjang untuk penelitian.

Untuk lebih jelasnya, jenis dan sumber data dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut.


(24)

46

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data Sumber Data

1. Primer

Data berupa informasi dalam bentuk lisan yang langsung diperoleh penulis dari sumber aslinya.

Data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat?

2. Bagaimana metode yang diterapkan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat?

3. Seperti apa tuntutan Organisasi Kepemudaan dalam membina partisipasi pemuda di masyarakat? 4. Kendala yang dihadapi Organisasi

Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat?

5. Upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi Kendala yang dihadapi Organisasi Kepemudaan?

Ketua Karang Taruna Kurbamiharja Cimahi Selatan Lurah Leuwigajah, Cimahi Selatan Kota/Kota Cimahi

2. Sekunder

Data yang digunakan berupa data tertulis yang diperoleh dari berbagai sumber.

a. AD/ART Karang Taruna Kurbamiharja


(25)

47

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Teknik Pengumpulan data

Pada pelaksanaan penelitian penelitisn ini untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2000: 150). Wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi langsung dari responden, dalam hal ini Ketua Karang Taruna Kurbamiharja Cimahi Selatan, pengurus inti Karang Taruna Kurbamiharja, anggota Karang Taruna Kurbamiharja, dan Lurah Cimahi Selatan Kota Cimahi yang menjadi responden dengan mengutarakan jawaban dari berbagai pertanyaan yang diajukan peneliti. Kegiatan wawancara ini dengan cara tatap muka serta dilakukan secara lisan.

Mengenai tujuan wawancara Nasution (1996: 73) mengemukakan bahwa: “Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak kita ketahui melalui observasi.”

Maka tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran orang lain secara mendalam mengenai pembinaan pada anggota organisasi kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui :

a) Bagaimana upaya Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat? b) Bagaimana tuntutan Organisasi Kepemudaan dalam membina

partisipasi pemuda di masyarakat?

c) Apa saja kendala yang dihadapi Organisasi Kepemudaan dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif ?


(26)

48

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, wawancara sebagai strategi dalam mengumpulkan data, pada konteks ini catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara. Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data, seperti analisis dokumen dan studi literatur.

Berdasarkan hal ini, peneliti (pewawancara) harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, disesuaikan dengan keadaan dan ciri dari responden. Dalam hal ini, pewawancara harus benar-benar memperhatikan apa yang diungkapkan, berusaha bertanya secara rinci dan jelas kepada responden, menghindari pertanyaan yang kemungkinan hanya dijawab “ya” atau “tidak” tanpa alasan atau argumentasi, dan berusaha merespon pertanyaan responden lebih bebas dan terbuka, sehingga pertanyaan/proses tanya jawab terjadi seperti pada percakapan sehari-hari.

2. Observasi

Pengertian observasi diungkapkan oleh Nazir (1988: 65) yang menyatakan bahwa :

“Metode survei (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.”

Sehingga observasi diartikan suatu aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian melalui proses pengamatan langsung terhadap objek penelitian dilapangan atau lokasi penelitian.

Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pembinaan pada anggota organisasi kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat. Adapun yang menjadi objek daripada observasi ini adalah Karang Taruna Kurbamiharja Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Pemilihan objek tersebut berdasarkan pada peran Karang Taruna Kurbamiharja Cimahi Selatan, Kota Cimahi dalam membina pemuda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat.


(27)

49

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data tidak langsung yang ditujukan kepada subjek penelitian. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif membutuhkan jenis data primer dan sekunder. Dalam hal ini studi dokumentasi termasuk kedalam jenis data sekunder, yakni berupa dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk menunjang data penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh Moleong (1998: 161), ”…dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”. Sedangkan menurut Endang Danial (2009: 79) mengemukakan bahwa :

“Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penuduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.”

Dalam penelitian ini, studi dokumentas dilakukan untuk menelusuri dan menemukan informasi tentang pembinaan pada anggota organisasi kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja dari berbagai dokumen yang tercatat agar data yang diperoleh lebih akurat. Dokumen yang ditelusuri bisa berupa catatan harian, jurnal, buku, foto-foto kegiatan yang berkaitan dengan penelitian.

4. Studi Litelatur

Studi litelatur yaitu mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dengan objek penelitian. Hal ini merujuk pendapat Kartono (1996: 33) yang mengemukakan bahwa :

“Studi litelatur adalah teknik penelitian yang dapat berupa informasi -informasi data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang di dapat dari buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah, dokumentasi-dokumentasi, dan lain-lain.”

Sehingga dengan studi litelatur ini digunakan untuk memperoleh data empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Kemudian dalam penelitian ini, peneliti membaca dan mempelajari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan pembinaan pada anggota organisasi kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat.


(28)

50

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Catatan (Field Note)

Peneliti melakukan penelitian dengan cara membuat catatan singkat pengamatan tentang segala peristiwa yang dilihat dan didengar selama penelitian berlangsung sebelum ditulis kembali kedalam catatan yang lebih lengkap. Hal ini merujuk pendapat Bogdan dan Biklen dalam J. Moleong (1998: 209) yang mengemukakan bahwa : “catatan (field note) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.”

Sehingga dengan adanya catatan (field note) peneliti tidak khawatir jika suatu lupa apa konten atau jawaban dari pewawancara maka dapat melihat catatan. Catatan yang dipakai peneliti adalah catatan-catatan harian yang dibuat selama melakukan penelitian.

D. Tahap Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

Tahapan pra penelitian dilakukan adalah dengan memilih masalah, menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti. Lokasi yang pilih adalah Kota Cimahi yang difokuskan ke Karang Taruna Kurbamiharja Cimahi Selatan. Alasan pemilihan Karang Taruna Kurbamiharja sebagai lokasi penelitian karena Karang Taruna Kurbamiharja merupakan salah satu Organisasi Kepemudaan yang pertama kali berdiri di daerah Kurbamiharja Kota Cimahi dan telah lama berdiri menghimpun anggota baru serta melaksanakan berbagai kegiatan di masyarakat.

Setelah judul dan masalah ditentukan maka peneliti mulai melakukan studi lapangan untuk mendapatkan gambaran umum yang nyata tentang subjek yang akan diteliti. Setelah peneliti mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi objek dan subjek penelitian, maka tahap selanjutnya adalah menyusun pedoman wawancara dan format observasi sebagai instrumen untuk pengumpulan data yang


(29)

51

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlukan. Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti harus menempuh prosedur perizinan sebagai berikut:

a. Langkah pertama, peneliti mengajukan surat ijin penelitian kepada Ketua Jurusan PKN

b. Setelah memperoleh ijin dari Ketua Jurusan PKN kemudian diteruskan ke Dekan FPIPS UPI

c. Setelah mendapatkan surat ijin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu Dekan I, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi ijin penelitian kepada Rektor UPI.

d. Berdasarkan surat izin dari Rektor UPI melalui pembantu Rektor I, kemudian peneliti memperoleh perizinan dari Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Cimahi untuk disampaikan kepada Ketua Karang Taruna Kurbamiharja dan Lurah Leuwigajah Kota Cimahi.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut : a. Menghubungi Ketua Karang Taruna Kurbamiharja untuk meminta informasi

dan meminta izin untuk melakukan penelitian;

b. Menghubungi para informan untuk membuat janji mengadakan wawancara; c. Melakukan wawancara dengan informan, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap;

d. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai dokumen tertulis yang ada di Karang Taruna Kurbamiharja.

E. Teknik Pengolahan dan Analisi Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengakategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.


(30)

52

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data yang diperoleh dari hasil wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan catatan lapangan maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis dari hasil pengumpulan data. Dimana proses analisis data ini dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan, dokumentasi, dan catatan lapangan. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil peneliitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2. Data Display (penyajian data)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi


(31)

53

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

3. Conclusion drawing verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Demikian prosedur yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan melakukan tahapan-tahapan ini diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria sutau penelitian yaitu derajat kepercayaan, maksudnya data yang diperoleh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan kebenarannya.

F. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003: 43), lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi. Lokasi adalah tempat dimana penelitian berlangsung. Lokasi dalam penelitian ini adalah Karang Taruna Kurbamiharja, yang beralamatkan di jalan Kurbamiharja RW 20, Kelurahan Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

2. Subjek Penelitian

Menurut Nasution (2003: 32), sumber penelitan ialah sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposif dan bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu, subjek dalam penelitian ini adalah ketua Karang Taruna Kurbamiharja, pengurus inti Karang Taruna Kurbamiharja, anggota Karang Taruna Kurbamiharja, Tokoh masyarakat, Lurah Leuwigajah Cimahi Selatan. a. Ketua Karang Taruna Kurbamiharja.

Hal ini didsarkan bahwa Ketua Karang Taruna merupakan pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan kegiatan Karang Taruna dalam membina anggotanya agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat.


(32)

54

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pengurus inti.

Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pengurus inti berperan penting dalam pelaksanaan berbagai kegiatan Karang Taruna.

c. Anggota Karang Taruna

Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa setiap kegiatan Karang Taruna dimasyarakat akan melibatkan anggotanya.

d. Tokoh Masyarakat.

Hal ini didasarkan pada peran tokoh masyarakat yang merupakan pemerhati dan selalu memberi masukan terhadap berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Karang Taruna.

e. Lurah.


(33)

111

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1) Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja di Kelurahan Leuwigajah melaksanakan program kerja ataupun kegiatan di masyarakat merupakan upaya pembinaan bagi generasi muda. Pelaksanaan kegiatan yang melibatkan anggota agar berpartisipasi langsung dalam susunan acara maupun kepanitian. Program yang dilaksanakan merupakan gagasani ataupun ide dari para anggota dan pengurus. Upaya karang taruna dalam menampung gagasan anggota dan melaksanakannya sebagai program kegiatan merupakan salah satu fungsi ataupun peran organisasi kepemudaan dalam mewadahi dan membina potensi generasi muda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat.

2) Metode yang digunakan oleh Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja adalah metode punishment and reward. Metode ini bertujuan untuk memotivasi mereka dalam menjalankan tugasnya. Secara teori, penerapan metode punishment and reward secara konsekuen dapat membawa pengaruh positif antara lain, mekanisme dan sistem kerja di suatu organisasi menjadi lebih baik karena adanya tolok ukur kinerja yang jelas, kinerja individu dalam suatu organisasi semakin meningkat karena adanya sistem pengawasan obyektif dan tepat sasaran, adanya kepastian indikator kinerja yang menjadi sasaran kuantitatif maupun kualitatif tingkat pencapaian kinerja individu organisasi.

3) Tuntutan Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja ialah meningkatkan konsolidasi dan mekanisme organisasi agar lebih terarah. Karang Taruna dituntut untuk lebih baik dalam koordinasi anggota dan pengurus, meningkatkan sarana dan prasarana kegiatan karang taruna. Selain itu ruang lingkup penataan manajemen proses organisasi harus sesuai dengan


(34)

112

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebutuhan saat ini dalam roda organisasi karang taruna sehingga kegiatan yang dilaksanakan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. 4) Kendala yang dihadapi Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja

dalam membina partisipatif generasi muda adalah kesibukan masing-masing anggota seperti sekolah dan bekerja terlebih lagi para pengurus karang taruna, kurang intensifnya pembinaan khusus yang berkaitan dengan pembinaan pribadi yang partisipatif yang diadakan oleh pemerintahan setempat maupun karang taruna itu sendiri, keterbatasan fasilitas yang mendukung kegiatan karang taruna. Selain itu dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak seperti dari pemerintah dan warga sekitar juga mempengaruhi keberhasilan dalam upaya pembinaan generasi muda.

5) Upaya Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam membina generasi muda adalah memberika motivasi instrinsik kepada para pemuda untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan serta untuk menciptakan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pengurus bekerja sama dengan pemerintahan setempat untuk mengajukan proposal pengadaan fasilitas karang taruna seperti ruang tempat berkumpul, alat penunjang kegiatan, serta mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan warga masyarakat untuk meningkatkan dukungan dari warga masyarakat. 6) Partisipasi pemuda dalam berbagai kegiatan di masyarakat mengalami

peningkatan setelah mengikuti proses pembinaan Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamharja. Hal ini berdasarkan keberhasilan program kegiatan karang taruna dimasyarakat yang mana susunan kepanitiaan melibatkan anggota sehingga menumbuhkan partisipasi dan tanggung jawab atas tugas yang diembannya. Walaupun partisipasi pemuda sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan karena belum semua anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan. Karang taruna sudah menjalankan fungsinya sebagai organisasi yang membina dan mewadahi partisipasi generasi muda baik itu berupa penyampaian gagasan maupun berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan karang taruna di masyarakat


(35)

113

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

1) Hendaknya upaya yang dilakukan Karang Taruna Kurbamiharja terutama pengurus karang taruna lebih mengarahkan para pemuda untuk bisa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan karang taruna baik itu saat rapat, mengemukakan gagasan atau pendapat mengenai program kegiatan yang akan diadakan, maupun saat pelaksanaan program kegiatan berlangsung. Pengurus Karang taruna hendaknya lebih meningkatkan komuniksi dan koordinasi antara pengurus, anggota, pemerintahan dan warga masyarakat agar setiap program kerja dapat tersosialisasikan secara menyeluruh dan program kerja dapat terlaksana dengan baik di masyarakat.

2) Metode yang digunakan hendaknya dapat menumbuhkan semangat anggota untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan di karang taruna. Metode punishment and reward hendaknya lebih menarik seperti pemberian bonus kepada anggota yang aktif, dan hukuman bagi anggota yang tidak aktif hendaknya bersifat membangun dan memotivasi sehingga dapat mengugah para pemuda untuk berpartisipasi dalam kegiatan karang taruna.

3) Pengurus karang taruna dituntut agar lebih profesional dalam menjalankan roda organiasasi. Pengurus hendaknya meningkatkan dan memperbaiki penataan manajemen organisasi agar lebih baik, menumbuhkan dan mengembangkan kader-kader professional, penguasaan teknologi, peningkatan dan pengembangan program kegiatan. Selain itu pengurus hendaknya lebih meningkatkan alat-alat yang digunakan untuk menunjang keberhasilan dari program kerja, karena partisipasi aktif pemuda dalam setiap program kerja dipengaruhi oleh rangsangan dari lingkungan, teman individu, dan keluarga.

4) Ditemukannya beberapa kendala yang muncul dalam menjalankan program kerja karang taruna, seperti kurangnya fasilitas karang taruna serta


(36)

114

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesibukan masing-masing anggota. Oleh karena itu, pengurus karang taruna hendaknya melakukan pendekatan kepada pemerintah setempat agar memperoleh dukungan baik moril maupun materil. Selain itu pengurus hendaknya lebih ekstra memberikan motivasi yang membangun kepada anggota serta melakukan komunikasi dan koordinasi agar anggota dapat membagi waktu antara organisasi dan rutinitas sehari-hari.

5) Ada beberapa upaya yang hendaknya dilakukan karang taruna untuk mengatasi kendala yang dihadapi diantaranya bekerja sama dengan pemerintah mengajukan proposal pengadaan peralatan penunjang kegiatan karang taruna agar dapat menarik minat anggota dalam berpartisipasi disetiap kegiatan. Selain itu meningkatkan hubungan yang baik antara pengurus, anggota, pemerintahan dan warga masyarakat dapat menciptakan suasana yang kondusif sehingga proses pembinaan generasi muda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat dapat berjalan secara optimal.

6) Partisipasi anggota sudah cukup baik setelah pembinaan karang taruna melalui berbagai kegiatan di masyarakat walaupun masih perlu ditingkatkan karena belum semua anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan di masyarakat. Anggota karang taruna hendaknya lebih meningkatkan partisipasi maupun kontribusi dalam setiap kegiatan serta menciptakan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Selain itu anggota karang taruna hendaknya lebih pandai dalam membagi waktu antara kesibukan pribadi dan kepentingan organisasi sehingga kegiatan dalam berorganisasi dapat berjalan optimal.


(37)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Buku

Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Ahmadi, Abu, (2007), Psikologi Sosial, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, (2005), Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Danial, Endang, (2009), Metode Penulisan Karya Ilmiah, Bandung : Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

Departemen Sosial Republik Indonesia, (2005), Pedoman Dasar Karang Taruna, Jakarta : Departemen Sosial Republik Indonesia.

Derajat, Zakiah, (1971), Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang. Hardjito, Dydiet, (2001), Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Indrawijaya, Adam Ibrahim, (2010), Teori Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung : PT Refika Aditama.

Kartono, Kartini, (1992), Patologi Sosial 2. Jakarta : Rajawali Press.

Kartono, Kartini, (1996), Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: CV. Mandar Maju. Kartono, Kartini, (2010), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Koentjaraningrat, (1990) Pengantar Ilmu Sosiologi, Jakarta : Rineka Cipta.

Komala Nurmalina dan Saifullah, (2008), Memahami Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Makmun, Abin Syamsuddin, (1996), Analisi Posisi Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Moleong, Lexy J, (2011), Metodologi Penelitian Kalitatif, Bandung : Rosda. Nazir, Moh., (1988), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia.


(38)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Natawidjaja, Rochman, (1979), Psikologi Pendidikan. Jakarta : Arief Jaya.

Ndraha, Taliziduhu (1990), Pengembangan Masyarakat:Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas, Jakarta : Rineka Cipta.

Rifa’I, Sulastri SM, (1984), Psikologi Perkembangan Remaja dari Segi Kehidupan Sosial, Jakarta : Bina Aksara.

Sastropoetro, Santoso, (1988), Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, Bandung : Alumni.

Siagian, Sondang, (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.

Simandjuntak, B., (1990), Membina dan Mengembangkan Generasi Muda, Bandung : Tarsito. Singgih, D Gunarsa Y dan Gunarsa Singgih, (2001) Psikologi Remaja, Jakarta : PT BPK Gunung

Mulya.

Soekanto, Soerjono, (2004), Sosiologi Suatu Pengantar,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta. Sumarto, Hetifah, (2003), Partisipasi, Inovasi, dan Good Governance, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Sutarto, (2006), Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Suryabrata, Sumadi, (1982), Psikologi Kepribadian, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Wursanto, (2005), Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta : CV Andi.

Yusuf, Syamsu, (2007), Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Dokumen

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2005 Tentang Pedoman Karang Taruna


(39)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

..., (2008), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2005 Tentang Pedoman Karang Taruna

Internet

Ichsan, 2009, Tujuan, Tugas, dan Fungsi Karang Taruna, diakses 18 Juni 2013, tunas63.wordpress.com/

Sodiq, 2013, Tugas Kegiatan Karang Taruna, diakses 10 Juni 2013, http://karangtarunarw016.blogspot.com/

Wita, 2008, Dinamika Kebudayaan Masyarakat, diakses 2 Juli 2013, http://infosos.wordpress.com/

Darsana, 2008, Perkembangan Psikologi Remaja, diakses 2 Juli 2013, http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/

Ichsan, 2009, Tujuan, Tugas, dan Fungsi Karang Taruna, diakses 18 Juni 2013, tunas63.wordpress.com/

Firman, 2008, Tugas-tugas Perkembangan Remaja, diakses 10 Juni 2013, http://apadefinisinya.blogspot.com


(1)

112

Gilang Komara Nugraha, 2013

kebutuhan saat ini dalam roda organisasi karang taruna sehingga kegiatan yang dilaksanakan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. 4) Kendala yang dihadapi Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja

dalam membina partisipatif generasi muda adalah kesibukan masing-masing anggota seperti sekolah dan bekerja terlebih lagi para pengurus karang taruna, kurang intensifnya pembinaan khusus yang berkaitan dengan pembinaan pribadi yang partisipatif yang diadakan oleh pemerintahan setempat maupun karang taruna itu sendiri, keterbatasan fasilitas yang mendukung kegiatan karang taruna. Selain itu dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak seperti dari pemerintah dan warga sekitar juga mempengaruhi keberhasilan dalam upaya pembinaan generasi muda.

5) Upaya Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamiharja untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam membina generasi muda adalah memberika motivasi instrinsik kepada para pemuda untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan serta untuk menciptakan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pengurus bekerja sama dengan pemerintahan setempat untuk mengajukan proposal pengadaan fasilitas karang taruna seperti ruang tempat berkumpul, alat penunjang kegiatan, serta mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan warga masyarakat untuk meningkatkan dukungan dari warga masyarakat. 6) Partisipasi pemuda dalam berbagai kegiatan di masyarakat mengalami

peningkatan setelah mengikuti proses pembinaan Organisasi Kepemudaan Karang Taruna Kurbamharja. Hal ini berdasarkan keberhasilan program kegiatan karang taruna dimasyarakat yang mana susunan kepanitiaan melibatkan anggota sehingga menumbuhkan partisipasi dan tanggung jawab atas tugas yang diembannya. Walaupun partisipasi pemuda sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan karena belum semua anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan. Karang taruna sudah menjalankan fungsinya sebagai organisasi yang membina dan mewadahi partisipasi generasi muda baik itu berupa penyampaian gagasan maupun berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan karang taruna di masyarakat


(2)

113

B. Saran

1) Hendaknya upaya yang dilakukan Karang Taruna Kurbamiharja terutama pengurus karang taruna lebih mengarahkan para pemuda untuk bisa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan karang taruna baik itu saat rapat, mengemukakan gagasan atau pendapat mengenai program kegiatan yang akan diadakan, maupun saat pelaksanaan program kegiatan berlangsung. Pengurus Karang taruna hendaknya lebih meningkatkan komuniksi dan koordinasi antara pengurus, anggota, pemerintahan dan warga masyarakat agar setiap program kerja dapat tersosialisasikan secara menyeluruh dan program kerja dapat terlaksana dengan baik di masyarakat.

2) Metode yang digunakan hendaknya dapat menumbuhkan semangat anggota untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan di karang taruna. Metode

punishment and reward hendaknya lebih menarik seperti pemberian bonus

kepada anggota yang aktif, dan hukuman bagi anggota yang tidak aktif hendaknya bersifat membangun dan memotivasi sehingga dapat mengugah para pemuda untuk berpartisipasi dalam kegiatan karang taruna.

3) Pengurus karang taruna dituntut agar lebih profesional dalam menjalankan roda organiasasi. Pengurus hendaknya meningkatkan dan memperbaiki penataan manajemen organisasi agar lebih baik, menumbuhkan dan mengembangkan kader-kader professional, penguasaan teknologi, peningkatan dan pengembangan program kegiatan. Selain itu pengurus hendaknya lebih meningkatkan alat-alat yang digunakan untuk menunjang keberhasilan dari program kerja, karena partisipasi aktif pemuda dalam setiap program kerja dipengaruhi oleh rangsangan dari lingkungan, teman individu, dan keluarga.

4) Ditemukannya beberapa kendala yang muncul dalam menjalankan program kerja karang taruna, seperti kurangnya fasilitas karang taruna serta


(3)

114

Gilang Komara Nugraha, 2013

kesibukan masing-masing anggota. Oleh karena itu, pengurus karang taruna hendaknya melakukan pendekatan kepada pemerintah setempat agar memperoleh dukungan baik moril maupun materil. Selain itu pengurus hendaknya lebih ekstra memberikan motivasi yang membangun kepada anggota serta melakukan komunikasi dan koordinasi agar anggota dapat membagi waktu antara organisasi dan rutinitas sehari-hari.

5) Ada beberapa upaya yang hendaknya dilakukan karang taruna untuk mengatasi kendala yang dihadapi diantaranya bekerja sama dengan pemerintah mengajukan proposal pengadaan peralatan penunjang kegiatan karang taruna agar dapat menarik minat anggota dalam berpartisipasi disetiap kegiatan. Selain itu meningkatkan hubungan yang baik antara pengurus, anggota, pemerintahan dan warga masyarakat dapat menciptakan suasana yang kondusif sehingga proses pembinaan generasi muda agar memiliki pribadi yang partisipatif di masyarakat dapat berjalan secara optimal.

6) Partisipasi anggota sudah cukup baik setelah pembinaan karang taruna melalui berbagai kegiatan di masyarakat walaupun masih perlu ditingkatkan karena belum semua anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan di masyarakat. Anggota karang taruna hendaknya lebih meningkatkan partisipasi maupun kontribusi dalam setiap kegiatan serta menciptakan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Selain itu anggota karang taruna hendaknya lebih pandai dalam membagi waktu antara kesibukan pribadi dan kepentingan organisasi sehingga kegiatan dalam berorganisasi dapat berjalan optimal.


(4)

Daftar Pustaka

Buku

Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Ahmadi, Abu, (2007), Psikologi Sosial, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, (2005), Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Danial, Endang, (2009), Metode Penulisan Karya Ilmiah, Bandung : Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

Departemen Sosial Republik Indonesia, (2005), Pedoman Dasar Karang Taruna, Jakarta : Departemen Sosial Republik Indonesia.

Derajat, Zakiah, (1971), Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang. Hardjito, Dydiet, (2001), Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Indrawijaya, Adam Ibrahim, (2010), Teori Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung : PT Refika Aditama.

Kartono, Kartini, (1992), Patologi Sosial 2. Jakarta : Rajawali Press.

Kartono, Kartini, (1996), Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: CV. Mandar Maju. Kartono, Kartini, (2010), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Koentjaraningrat, (1990) Pengantar Ilmu Sosiologi, Jakarta : Rineka Cipta.

Komala Nurmalina dan Saifullah, (2008), Memahami Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Makmun, Abin Syamsuddin, (1996), Analisi Posisi Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Moleong, Lexy J, (2011), Metodologi Penelitian Kalitatif, Bandung : Rosda. Nazir, Moh., (1988), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia.


(5)

Gilang Komara Nugraha, 2013

Natawidjaja, Rochman, (1979), Psikologi Pendidikan. Jakarta : Arief Jaya.

Ndraha, Taliziduhu (1990), Pengembangan Masyarakat:Mempersiapkan Masyarakat Tinggal

Landas, Jakarta : Rineka Cipta.

Rifa’I, Sulastri SM, (1984), Psikologi Perkembangan Remaja dari Segi Kehidupan Sosial,

Jakarta : Bina Aksara.

Sastropoetro, Santoso, (1988), Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional, Bandung : Alumni.

Siagian, Sondang, (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.

Simandjuntak, B., (1990), Membina dan Mengembangkan Generasi Muda, Bandung : Tarsito. Singgih, D Gunarsa Y dan Gunarsa Singgih, (2001) Psikologi Remaja, Jakarta : PT BPK Gunung

Mulya.

Soekanto, Soerjono, (2004), Sosiologi Suatu Pengantar,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta. Sumarto, Hetifah, (2003), Partisipasi, Inovasi, dan Good Governance, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Sutarto, (2006), Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Suryabrata, Sumadi, (1982), Psikologi Kepribadian, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Wursanto, (2005), Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta : CV Andi.

Yusuf, Syamsu, (2007), Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Dokumen

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2005 Tentang Pedoman Karang Taruna


(6)

..., (2008), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2005 Tentang Pedoman Karang Taruna

Internet

Ichsan, 2009, Tujuan, Tugas, dan Fungsi Karang Taruna, diakses 18 Juni 2013,

tunas63.wordpress.com/

Sodiq, 2013, Tugas Kegiatan Karang Taruna, diakses 10 Juni 2013,

http://karangtarunarw016.blogspot.com/

Wita, 2008, Dinamika Kebudayaan Masyarakat, diakses 2 Juli 2013, http://infosos.wordpress.com/

Darsana, 2008, Perkembangan Psikologi Remaja, diakses 2 Juli 2013,

http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/

Ichsan, 2009, Tujuan, Tugas, dan Fungsi Karang Taruna, diakses 18 Juni 2013,

tunas63.wordpress.com/

Firman, 2008, Tugas-tugas Perkembangan Remaja, diakses 10 Juni 2013,