Analisis Keputusan Pembelian Dan Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah Di Kota Medan

Lampiran 1. Karakteristik Konsumen Gula Pasir Curah di Kota Meedan

Sampel

Umur

Pendidikan
Terakhir

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

65 Tahun
38 Tahun
28 Tahun
28 Tahun
47 Tahun
53 Tahun

29 Tahun
48 Tahun
23 Tahun
45 Tahun
28 Tahun
32 Tahun
48 Tahun
37 Tahun
32 Tahun
40 Tahun
44 Tahun
29 Tahun
37 Tahun
22 Tahun
27 Tahun
40 Tahun
37 Tahun
49 Tahun
32 Tahun


SMA
Diploma
SMA
SMA
SMP
SMA
SMA
Sarjana
SMA
SMP
SMA
SMA
SMP
Diploma
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA

SD
Sarjana
SMA
SMA
SMA

26

29 Tahun

Sarjana

27
28
29
30

28 Tahun
34 Tahun
52 Tahun

30 Tahun

SD
SMA
SMA
SD

Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Guru
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Guru
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri
Sipil
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga


Jumlah
Tanggungan

Pendapatan

4 Orang
3 Orang
3 Orang
5 Orang
4 Orang
6 Orang
4 Orang
3 Orang
2 Orang
5 Orang
2 Orang
4 Orang
3 Orang
2 Orang
4 Orang

3 Orang
3 Orang
5 Orang
3 Orang
2 Orang
4 Orang
4 Orang
5 Orang
2 Orang
2 Orang

Rp. 2.000.000
Rp. 4.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 3.300.000
Rp. 4.800.000
Rp. 5.500.000
Rp. 3.500.000
Rp. 5.000.000
Rp. 4.500.000

Rp. 3.000.000
Rp 1.800.000
Rp 3.000.000
Rp. 1.500.000
Rp. 4.000.000
Rp. 4.000.000
Rp. 4.500.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
Rp. 1.500.000
Rp. 1.500.000
Rp. 1.500.000
Rp. 3.700.000
Rp. 2.500.000
Rp. 2.300.000
Rp. 1.300.000

6 Orang

Rp. 6.500.000


3 Orang
2 Orang
3 Orang
4 Orang

Rp. 3.000.000
Rp. 1.700.000
Rp. 1.500.000
Rp. 2.000.000

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan
Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah

No.
Sampel
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Jumlah Konsumsi
(Kg/bulan)
3
2
2
4
3
4
2
2
3
3
1
3
2
1
4
2
2
5
2
1
3
2
3
1
2
5
2
2
2
3

Harga
Beli
12000
12000
12000
12000
12000
11000
12000
12000
12000
12000
12000
12000
12000
12000
13000
11000
12000
12000
12000
12000
12000
12000
12000
11000
12000
12500
13000
13000
13000
12000

Pendapatan
2000000
4000000
2500000
3300000
4800000
5500000
3500000
5000000
4500000
3000000
1800000
3000000
1500000
4000000
4000000
4500000
2500000
5000000
1500000
1500000
1500000
3700000
2500000
2300000
1300000
6500000
3000000
1700000
1500000
2000000

Jumlah
Tanggungan
4
3
3
5
4
6
4
3
2
5
2
4
3
2
4
3
3
5
3
2
4
4
5
2
2
6
3
2
3
4

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Hasil Ouput SPSS Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah
Descriptive Statistics
Mean
Jumlah Konsumsi

Std. Deviation

N

2.5333

1.07425

30

Harga Beli

1.2000E4

830.45480

30

Pendapatan

3.1133E6

1.41658E6

30

3.5000

1.19626

30

Jumlah Tanggungan

Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables Entered

Variables Removed

Jumlah Tanggungan,
Harga Beli,
Pendapatana

Method
. Enter

a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Jumlah Konsumsi

Universitas Sumatera Utara

Correlations
Jumlah Konsumsi
Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Harga Beli

Pendapatan

Jumlah Tanggungan

Jumlah Konsumsi

1.000

-.116

.544

.832

Harga Beli

-.116

1.000

-.355

-.139

Pendapatan

.544

-.355

1.000

.494

Jumlah Tanggungan

.832

-.139

.494

1.000

.

.271

.001

.000

Harga Beli

.271

.

.027

.232

Pendapatan

.001

.027

.

.003

Jumlah Tanggungan

.000

.232

.003

.

Jumlah Konsumsi

30

30

30

30

Harga Beli

30

30

30

30

Pendapatan

30

30

30

30

Jumlah Tanggungan

30

30

30

30

Jumlah Konsumsi

Universitas Sumatera Utara

Model Summaryb

Model

R

1

.847a

Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
R Square Change F Change df1
df2
.718

.685

.60260

.718

22.054

F

Sig.

3

26

Sig. F Change
.000

a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Harga Beli, Pendapatan
b. Dependent Variable: Jumlah Konsumsi

ANOVAb
Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual
Total

df

Mean Square

24.025

3

8.008

9.441

26

.363

33.467

29

22.054

.000a

a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Harga Beli, Pendapatan
b. Dependent Variable: Jumlah Konsumsi

Universitas Sumatera Utara

Model

1

(Constant)

Unstandardized
Coefficients
B
Std.
Error
-1.147
1.849

Standardized
Coefficients
Beta

Coefficientsa
t
Sig.
95% Confidence
Interval for B
Lower
Upper
Bound
Bound
-.620 .541
-4.947
2.654

Correlations
Zeroorder

Partial

Part

Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF

Harga Beli

7.353E-5

.000

.057

.510

.615

.000

.000

-.116

.099

.053

.872

1.146

Pendapatan

1.490E-7

.000

.197

1.547

.134

.000

.000

.544

.290

.161

.672

1.488

.743

6.190

.000

.445

.888

.832

.772

.645

.645

1.326

Jumlah
.667
.108
Tanggungan
a. Dependent Variable: Jumlah Konsumsi

Coefficient Correlationsa
Model
1

Jumlah Tanggungan
Correlations

Covariances

Harga Beli

Pendapatan

Jumlah Tanggungan

1.000

-.045

-.481

Harga Beli

-.045

1.000

.332

Pendapatan

-.481

.332

1.000

.012

-6.986E-7

-4.991E-9

Harga Beli

-6.986E-7

2.081E-8

4.619E-12

Pendapatan

-4.991E-9

4.619E-12

9.284E-15

Jumlah Tanggungan

a. Dependent Variable: Jumlah Konsumsi

Universitas Sumatera Utara

Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Model Dimension
1

Eigenvalue

Condition Index

(Constant)

Harga Beli

Pendapatan

Jumlah Tanggungan

1

3.816

1.000

.00

.00

.01

.01

2

.125

5.527

.00

.01

.53

.01

3

.057

8.194

.00

.00

.33

.98

4

.002

44.859

.99

.99

.13

.00

a. Dependent Variable: Jumlah Konsumsi

Universitas Sumatera Utara

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation

N

Predicted Value

1.2927

4.7786

2.5333

.91020

30

Std. Predicted Value

-1.363

2.467

.000

1.000

30

.124

.394

.214

.052

30

1.2359

4.6193

2.5269

.92013

30

-1.02770

1.33375

.00000

.57058

30

Std. Residual

-1.705

2.213

.000

.947

30

Stud. Residual

-1.810

2.519

.004

1.024

30

-1.15780

1.72732

.00638

.66940

30

-1.899

2.841

.020

1.074

30

Mahal. Distance

.266

11.429

2.900

2.078

30

Cook's Distance

.000

.468

.045

.087

30

Centered Leverage Value

.009

.394

.100

.072

30

Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

a. Dependent Variable: Jumlah Konsumsi

Universitas Sumatera Utara

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah Konsumsi
N
Normal Parametersa

Pendapatan

Jumlah Tanggungan

30

30

30

30

2.5333

1.2000E4

3.1133E6

3.5000

1.07425

830.45480

1.41658E6

1.19626

Absolute

.257

.219

.134

.195

Positive

.257

.219

.134

.195

Negative

-.176

-.219

-.100

-.129

1.407

1.200

.735

1.070

.038

.112

.653

.202

Mean
Std. Deviation

Most Extreme
Differences

Harga Beli

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Gula Pasir Curah

1.

Tahap Pengambilan
Keputusan
Pengenalan Kebutuhan

2.

Pencarian Informasi

3.

Evaluasi Alternatif

4.

Proses Pembelian

No.

Proses
1. Alasan membeli gula pasir curah :
a. Rasanya lebih manis
b. Pengaruh teman/kerabat
c. Harga terjangkau
d. Ingin mencoba
e. Kemudahan memperoleh
f. Lainnya
1. Fokus perhatian konsumen terhadap gula
pasir curah :
a. Harga
b. Ukuran
c. Tekstur dan butiran
d. Lainnya
1. Pertimbangan konsumen sebelum
membeli gula pasir curah :
a. Harga
b. Kemasan
c. Warna
d. Tekstur butiran
e. Lainnya
2. Indikator mutu konsumen :
a. Harga
b. Warna
c. Tekstur butiran gula
d. Lainnya
3. Gula Curah menjadi prioritas konsumen :
a. Ya
b. Tidak
1. Cara memutuskan pembelian :
a. Tergantung kebutuhan
b. Mendadak (niat membeli dirasakan
saat belanja)
c. Terencana (sudah direncanakan
sebelumnya)
2. Tempat pembelian gula pasir curah :
a. Supermarket/swalayan
b. Toko/warung
c. Pasar Tradisional
3. Sikap konsumen jika gula pasir bermerek
melakukan promosi :
a. Membelinya
b. Tidak membelinya

Universitas Sumatera Utara

Sambungan :
No.
5.

Tahap Pengambilan
Proses
Keputusan
Perilaku Pasca Pembelian 1. Tingkat kepuasan konsumen :
a. Ya
b. Tidak
c. Biasa Saja
2. Sikap konsumen jika gula pasir curah
tidak tersedia :
a. Membeli gula pasir bermerek
b. Tidak jadi membeli
c. Mencari gula pasir curah ke tempat
lain
3. Sikap konsumen jika harga gula curah
naik :
a. Akan tetap membeli
b. Tidak akan membeli
c. Membeli gula pasir bermerek
4. Kesediaan
konsumen
menyarankan
konsumsi gula pasir curah kepada orang
lain :
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo, Tjokro. Dan A.S Bakri. 1984. Teknologi & Peralatan Industri
Gula (I) : Ekstraksi Nira Tebu. Yayasan Pembangunnan Indonesia
Sekolah Tinggi Teknologi Industri. Surabaya
Ajija, S, dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai EView. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik. 2012. Medan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Sumatera
Utara. Medan
Fachreza. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Gula
Pasir Di Kota Medan. Skripsi pada Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan
Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika : Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi
Aksara. Jakarta
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. PT. Glora Aksara Pratama.
Bandung
Irawan dan Faried Wijaya. 1996. Prinsip-Prinsip Pemasaran. BPFE. Yogyakarta
Kotler, P., dan Neil Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 8 Jilid 2.
Erlangga. Jakarta.
Mangkunegara, Anwar .2009. Perilaku Konsumen. PT Refika Aditama. Bandung
Miftah, Abdul R. 2010. Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Pereferensi
Konsumen Terhadap Restoran Gurih 7 Bogor. Skripsi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Nachrowi dan Usman, H. 2005. Penggunaan Teknik Ekonometrika, Edisi Revisi.
PT. Raja Grafindo Persada. Yogyakarta
Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Bergandadengan SPSS.
Graha Ilmu. Yogyakarta
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen : Teori Dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Selatan.
Supranto, J. 2004. Ekonometrika. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen : Implikasi pada startegi Pemasaran.
Graha Ilmu. Yogyakarta
Tim Penulis. 2000. Pembudidayaan Tebu Di Lahan Sawah Dan Tegalan. Penebar
Swadaya. Jakarta
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Wahyono, Teguh. 2006. Analisis Data Statistik dengan SPSS. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Walpole, R.E. 1992. Pengantar Satistik Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja dengan
pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan karena Kota
Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk tertinggi di Sumatera Utara
yaitu 2.117.224 jiwa pada tahun 2011. Dengan banyaknya jumlah penduduk di
Kota Medan, maka diperkirakan kebutuhan bahan pokok seperti gula pasir juga
tinggi.
Penelitian dilakukan di Pasar Tradisional yang berada di Kecamatan Medan Kota.
Berdasarkan data BPS, Kecamatan Medan Kota merupakan kecamatan dengan
jumlah pasar terbanyak di Kota Medan. Pasar Tradisional yang dipilih sebagai
tempat penelitian adalah Pusat Pasar, Pasar Sambas dan Pasar Halat.
Tabel 3. Profil Lokasi Penelitian Pasar Tradisional di Kecamatan Kota, Kota
Medan
Luas (m2)
Bangunan (unit)
Nama
Jumlah
Alamat Pasar
Pasar
Pedagang
Lahan
Bangunan
Kios
Stand
Pusat Pasar Jl. MT. Haryono 41.091
42.600
2.059
493
2.560
Pasar Halat
Jl. Halat
5.851,20
2.236
119
347
576
Pasar
Jl. Sambas
2.258,03
2.258,03
228
262
644
Sambas
Sumber: Diolah dari data PD Pasar Kota Medan, 2012

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Banyak Pasar Dirinci Menurut Luas Pasar
No
Kecamatan
Banyak Pasar
1
Medan Tuntungan
1
2
Medan Johor
2
3
Medan Amplas
0
4
Medan Denai
1
5
Medan Area
4
6
Medan Kota
9
7
Medan Maimun
3
8
Medan Polonia
2
9
Medan Baru
2
10
Medan Selayang
0
11
Medan Sunggal
2
12
Medan Helvetia
2
13
Medan Petisah
3
14
Medan Barat
4
15
Medan Timur
4
16
Medan Perjuangan
4
17
Medan Tembung
1
18
Medan Deli
2
19
Medan Labuhan
5
20
Medan Marelan
1
21
Medan Belawan
5
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012

Luas Pasar (M²)
14.320,00
12.309,53
0
8.806,00
12.473,71
31.012,05
475,50
3.052,00
11.490,00
0
6.030,00
11.256,00
10 000,00
11.231,00
14.718,00
6.746,00
1.000,00
5.000,00
8.666,00
355,00
8.923,85

Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, sehingga sampel memiliki ciri-ciri yang
dimiliki oleh populasinya. Apakah sampel merupakan representasi yang baik bagi
populasinya sangat tergantung pada sejauh mana karakteristik sampel itu sama
dengan karakteristik populasinya (Azwar, 2004).
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan mengkonsumsi
gula pasir curah di kota Medan. Namun, populasi konsumen tidak dapat
ditetapkan. Oleh karena itu, sampel diambil dengan metode penelusuran
(Accedental), yaitu metode yang diambil dari siapa saja yang memenuhi kriteria.

Universitas Sumatera Utara

Kriteria tersebut adalah konsumen yang memilih dan membeli gula pasir curah
untuk dikonsumsi.
Sampel yang dipilih adalah 30 orang. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel karena bagaimanapun
bentuk populasinya teori penarikan contoh menjamin akan diperolehnya hasil
yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik,
ukuran sampel paling minimum 30 responden (Walpole, 1992).
Metode Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek
sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder adalah data yang diperoleh
lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.
Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia. Data primer dan data sekunder, dapat pula digolongkan menurut jenisnya
sebagai data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa
kategori-kategori (Azwar, 2004).
Dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada konsumen
yang membeli gula curah dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) dan
wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari lembaga dan instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik, Badan
Ketahanan Pangan serta dari buku-buku yang mendukung penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Metode Analisis Data
Data primer yang telah diperoleh terlebih dahulu ditabulasi kemudian dianalisis
dengan uji statistik.
Untuk menguji identifikasi masalah 1 dan identifikasi masalah 2, yaitu melihat
karakteristik konsumen gula pasir curah dan melihat proses pengambilan
keputusan konsumen dalam pembelian gula pasir curah, dianalisis dengan analisis
deskriptif yaitu pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terinci berdasarkan data-data yang diperoleh.
Untuk menguji identifikasi masalah 3, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian dan preferensi konsumen terhadap gula pasir curah
dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Data yang
dibutuhkan adalah jumlah konsumsi gula pasir curah kilogram per bulan, harga
beli konsumen terhadap gula pasir curah, pendapatan rata-rata/keluarga/bulan, dan
jumlah anggota keluarga. Dimana nilai parameter tersebut selanjutnya akan
diduga sehingga modelnya menjadi :
Y = a + bІXІ + bЇXЇ + bЈXЈ + e
Keterangan :
Y

= Jumlah konsumsi gula pasir curah (kg/bulan)

a

= Konstanta

b ,b ,b = Koefisien variabel regresi
X

= Harga beli konsumen (Rp/Kg)

X

= Pendapatan rata-rata (Rp/bln)

Universitas Sumatera Utara

X

= Jumlah anggota keluarga (Jiwa)

e

= kesalahan pengganggu

Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah anggota keluarga,
tidak berpengaruh terhadap jumlah konsumsi gula pasir curah di Kota
Medan.
H1 : Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah anggota keluarga,
berpengaruh terhadap jumlah konsumsi gula pasir curah di Kota Medan.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan. Besarnya
koefisien determinasi merupakan besaran yang paling baik digunakan untuk
mengukur kesesuaian (goodness of fit) garis regresi. R2 terletak antara 0 dan 1.
Jika R2 sama dengan 1, berarti bahwa regresi yang dicocokan menjelaskan 100
persen variasi dalam Y. Sebaliknya, jika R2 sama dengan 0, model tersebut tidak
menjelaskan sedikitpun variasi dalam Y. Kecocokan model dikatakan lebih baik
jika R2 semakin dekat dengan 1 (Gujarati, 1995).
∑̂

Nilai t hitung
Analisis untuk menguji signifikan nilai koefisien regresi secara parsial yang
diperoleh dengan metode OLS adalah statistik uji t (t test). Taraf signifikan (α)
yang digunakan dalam ilmu sosial 0,05 sudah cukup memadai (Gujarati, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Kriteria pengujian :
Jika Sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika Sig. t ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Nilai F hitung
Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas
terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara
simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk
dalam kriteria cocok atau fit (Gujarati, 1995).
Kriteria pengujian:
Jika sig F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika sig F ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan
memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik
(statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk
mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari sampel sesuai dengan
distribusi teoritik tertentu.
Uji normalitas hanya digunakan jika jumlah observasi adalah kurang dari 30,
untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal. Jika jumlah

Universitas Sumatera Utara

observasi lebih dari 30, maka tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab,
distribusi sampling error term telah mendekati normal (Ajija, 2011).
Menurut (Gujarati, 1995), uji asumsi linearitas garis regresi berkaitan dengan
suatu pembuktian apakah model garis linier yang ditetapkan benar-benar sesuai
dengan keadaannya ataukah tidak. Pengujian ini perlu dilakukan sehingga hasil
analisis yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan
beberapa kesimpulan penelitian yang diperlukan.
Salah satu cara mendeteksi normalitas adalah dengan plot probabilitas normal.
Melalui plot ini masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai
harapan dan distribusi normal, maka nilai-nilai data (titik-titik dalam grafik) akan
terletak disekitar garis diagonal (Gujarati, 1995).
Uji Multikolinearitas
Istilah kolinearitas ganda atau multikolinearitas (multicollinearity) diciptakan oleh
Ragner Frish di dalam bukunya : Statistical confluence analysis by mean of
Complete Regression Systems. Istilah tersebut berarti adanya adanya hubungan
linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) di antara variabel-variabel
bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas sendiri adalah hubungan linear
tunggal

(single

linier

relationship),

sedangkan

kolinearitas

ganda

(multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang
sempurna (Supranto, 2004).
Menurut Sudarmanto (2005), uji asumsi multikolinearitas ini dimaksudkan untuk
membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel

Universitas Sumatera Utara

bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) lainnya. Dalam
analisis regresi linier berganda, maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas
(independen)

yang diduga

akan

mempengaruhi

variabel

tergantungnya.

Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi
adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara variabel-variabel
bebasnya (independen).
Menurut Gujarati (1995), multikolineartitas dapat dideteksi dengan beberapa
metode, antara lain :
1. Jika nilai Toleransi atau VIF (Variance Inflation Faktor) kurang dari 0,1 atau
nilai VIF melebihi 10.
2. Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8.
3. Jika nilai F hitung melebihi nila F tabel dari regresi antara variabel bebas.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk
semua pengamatan pada model regresi.
Menurut Nachrowi dan Usman (2005), dampak heteroskedastisitas terhadap OLS
(Ordinary Least Square) adalah :
1. Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang ditimbulkan
adalah lebih besarnya variansi dari aksiran.
2. Lebih besarnya variansi taksiran, tentunya akan berpengaruh pada uji hipotesis
yang dilakukan (uji t dan uji F) karena kedua uji tersebut menggunakan

Universitas Sumatera Utara

besaran variansi taksiran. Akibatnya, kedua uji hipotesis tersebut menjadi
kurang akurat.
3. Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard error taksiran
juga lebih besar sehingga interval kepercayaan menjadi sangat besar.
4. Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang diambil dari
persamaan regresi yang dibuat dapat menyesatkan.
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitan mengenai
pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan
batasan operasional sebagai berikut :
Definisi
1. Gula pasir curah adalah gula pasir yang dikemas dalam kemasan yang tidak
berlabel.

2. Gula pasir bermerek adalah gula pasir yang dikemas dalam kemasan dan diberi
label.

3. Keputusan pembelian adalah pemilihan dari suatu tindakan konsumen untuk
membeli gula pasir curah.
4. Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka konsumen terhadap
gula pasir curah.
5. Konsumsi adalah pemakaian kegunaan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan sehingga kegunaan barang atau jasa itu secara berangsur-angsur
habis atau sekaligus habis.

Universitas Sumatera Utara

6. Karakteristik gula adalah karakter dari gula yang meliputi warna, rasa dan
kemasan yang ada pada gula tersebut.
7. Karakteristik konsumen adalah karakter dari seseorang yang meliputi umur,
tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan.
8. Harga beli konsumen adalah harga yang dibayarkan oleh konsumen untuk
membeli gula pasir curah.
9. Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rata-rata konsumen gula pasir curah
per bulan.
10. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi
tanggungan konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.
Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :
1. Daerah penelitian adalah pasar tradisional yang ada di Kota Medan, yaitu
Pusat Pasar, Pasar Halat dan Pasar Sambas.
2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2013.
3. Responden yang akan dijadikan sampel adalah konsumen yang memilih dan
membeli gula pasir curah di pasar tradisional Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

DESKRIPSI DAERAH DAN SAMPEL PENELITIAN

Deskripsi Wilayah
Letak Geografis Kota Medan
Kota Medan merupakan Ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota Medan
terletak antara 3º 30′ – 3º 43’ LU dan 98º 35’ – 98º 44’ BT dengan ketinggian 2,537,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim yang tropis
dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia berkisar antara 22,49ºC–23,97ºC
dan suhu maksimum berkisar antara 32,15 ºC – 34,21 ºC serta menurut Stasiun
Sampali suhu minimumnya berkisar antara 22,50 ºC – 24,10 ºC dan suhu
maksimumnya berkisar antara 31,40 ºC – 33,30 ºC. Kelembaban udara rata-rata
berkisar antara 76% – 81% dan kecepatan angin berkisar antara 1,75 m/sec,
sedangkan rata-rata laju penguapan tiap bulannya 81,74 mm.
Kota Medan memiliki luas wilayah sebesar 265,10 Km2. Secara administratif,
Kota medan terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan sera memiliki batasbatas wilayah sebagai berikut :


Utara

: Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka



Selatan

: Kabupaten Deli Serdang



Barat

: Kabupaten Deli Serdang



Timur

: Kabupaten Deli Serdang

Universitas Sumatera Utara

Keadaan Penduduk
Garis-garis Besar Haluan Negara menyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar
dan berkualitas akan menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan
nasional. Namun dengan pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu
kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa
penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai.
Program kependudukan di Kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia lainnya
meliputi: pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak,
perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta
pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus
ditingkatkan.
Komponen kependudukan umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial
yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya
tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus
perpindahan antardaerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang
alik, akan mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.
Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2011 sebanyak 2.117.224 jiwa, jika
dibandingkan dengan lahan seluas 265,10 Km² dapat digambarkan kepadatan
penduduk

Kota

Medan

adalah

sebanyak

7.987

jiwa/Km².

Angka

ini

menggambarkan bahwa setiap 1 Km² terdapat 7.987 jiwa. Secara rinci, kepadatan
penduduk Kota Medan menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 5.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota
Medan Tahun 2011
Jumlah Penduduk
Kepadatan
Luas Wilayah
No Kecamatan
(Jiwa)
Penduduk
(Km²)
(Jiwa/ Km²)
1.
Medan Tuntungan
20,68
81.798
3.955
2.
Medan Johor
14,58
125.456
8.605
3.
Medan Amplas
11,19
115.543
10.326
4.
Medan Denai
9,05
141.866
15.676
5.
Medan Area
5,52
96.647
17.509
6.
Medan Kota
5,27
72.663
13.788
7.
Medan Maimun
2,98
39.646
13.304
8.
Medan Polonia
9,01
53.384
5.925
9.
Medan Baru
5,84
39.564
6.775
10. Medan Selayang
12,81
99.982
7.805
11. Medan Sunggal
15,44
112.918
7.313
12. Medan Helvetia
13,16
145.239
11.036
13. Medan Petisah
6,82
61.832
9.066
14. Medan Barat
5,33
70.881
13.298
15. Medan Timur
7,76
108.758
14.015
16. Medan Perjuangan
4,09
93.483
22.856
17. Medan Tembung
7,99
133.784
16.744
18. Medan Deli
20,84
170.013
8.158
19. Medan Labuhan
36,67
112.316
3.063
20. Medan Marelan
23,82
145.788
6.130
21. Medan Belawan
26,25
95.663
3.644
Total
265,10
2.117.224
7.987
Sumber : Medan Dalam Angka, 2012
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi di Kota Medan
adalah Kecamatan Medan Perjuangan yaitu sebesar 22.856 Jiwa/ Km². Wilayah
yang dimiliki oleh Kecamatan Medan Perjuangan relatif kecil jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang ada. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah
adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu sebesar 3.063 Jiwa/Km², padahal
Kecamatan Medan Labuhan merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah
terluas diantara kecaman-kecamatan lainnya di Kota Medan. Hal ini menunjukkan
bahwa wilayah yang dimiliki oleh Kecamatan Medan Labuhan relatif sangat besar
jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menempatinya.

Universitas Sumatera Utara

Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Penduduk Kota Medan yang berjumlah 2.117.224 jiwa tersebar disetiap
kecamatan dan kelurahan di Kota Medan. Jumlah penduduk Kota Medan menurut
kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 6. Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Golongan Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
0–4
96.545
91.044
187.589
5–9
99.946
93.487
193.433
10 – 14
97.101
91.411
188.512
15 – 19
102.913
107.751
210.664
20 – 24
115.983
126.476
242.459
25 – 29
98.368
10.788
199.156
30 – 34
87.666
89.331
176.997
35 – 39
78.091
81.543
159.634
40 – 44
70.080
72.575
142.655
45 – 49
59.180
61.495
120.675
50 – 54
49.206
50.291
99.497
55 – 59
36.707
36.411
73.118
60 – 64
22.310
24.687
46.997
65 – 69
14.373
17.311
31.684
70 – 74
11.337
14.627
25.964
75+
6.754
11.436
18.190
Jumlah
1.046.560
1.070.664
2.117.224
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012
Tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2011
sebesar 2.117.224 orang yang terdiri dari 1.046.560 orang laki-laki dan 1.070.664
orang perempuan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penduduk perempuan
lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Dari tabel diatas juga menunjukkan
jumlah usia non produktif bayi, balita, anak-anak dan remaja (0 – 14 tahun)
sebesar dan manula sebesar 645.372 orang. Jumlah usia produktif (15 – 64 tahun)
adalah sebesar 1.471.852 orang. Usia produktif adalah usia dimana seseorang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan

Universitas Sumatera Utara

barang dan jasa dengan efektif. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
ketersediaan tenaga kerja di Kota Medan cukup besar.
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari SD, SLTP, SLTA,
dan Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 7. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
1.
SD
266.756
2.
SLTP
116.076
3.
SLTA
125.639
4.
Perguruan Tinggi
331.567
Jumlah
840.038
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012

Persentase (%)
31,7
13,8
15,0
39,5
100

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa perguruan tinggi merupakan tingkat pendidikan
paling besar di Kota Medan, yaitu sebanyak 331.567 orang (39,5%). Sedangkan
tingkat pendidikan yang paling sedikit jumlahnya adalah SLTP, yaitu 116.076
orang (13,8%).
Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan
masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju
pembangunan. Sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sangat baik, hal ini
dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan,
kesehatan, transportasi dan pasar yang sudah cukup memadai.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Sarana dan Prasarana Di Kota Medan
No.
Sarana dan Prasarana
1.
Sekolah
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. SMK
e. Perguruan Tinggi
2.
Kesehatan
a. Puskesmas
b. Pustu
c. BPU
d. Rumah Bersalin
e. Rumah Sakit
3.
Tempat Beribadatan
a. Mesjid/Mushollah
b. Gereja
c. Kuil
d. Wihara
e. Klenteng
4.
Transportasi
a. Jalan Baik
b. Jalan Sedang
c. Jalan Rusak
d. Jalan Rusak Berat
5.
Pasar
a. Pasar Tradisional
b. Pasar Modern
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012

Jumlah (Unit)
805
353
205
134
33
39
41
349
117
76
1.706
634
26
21
5
3.254,3 Km
15,8 Km
20,1 Km
1,3 Km
56
239

Sarana pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari Play Group, Taman
Kanak-kanak, Sekolah Dasar berjumlah 805 unit, SMP sebanyak 353 unit, SMA
205 unit, SMK unit, dan Perguruan Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai
strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah
negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kualitas
yang beragam.
Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk terutama di Kota Medan.
Sarana kesehatan yang ada yaitu Puskesmas sebanyak 39 unit, Pustu 41 unit, BPU

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 39 unit, Rumah Bersalin 117 unit, dan Rumah Sakit sebanyak 76 unit
yang tersebar di seluruh Kecamatan. Selain itu, sarana peribadatan sangat
diperlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan, sarana peribadatan yang
ada adalah mesjid/mushollah berjumlah 1.706 unit, gereja 634 unit, kuil 26 unit,
dan klenteng 5 unit.
Sarana transportasi sangat lengkap di Kota Medan. Angkutan kota sangat banyak
kesegala penjuru di Kota Medan. Panjang jalan di Kota Medan yang tergolong
baik yaitu sepanjang 3.254,3 Km. Jalan dalam kondisi sedang sepanjang 15,8 Km,
jalan dalam kondisi rusak yaitu sepanjang 20,1 Km dan jalan dalam kondisi rusak
berat sepanjang 1,3 Km.
Kota Medan terdapat pasar tradisional dan pasar modern yang tergolong banyak.
Masyarakat dapat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional
ataupun di pasar modern. Pasar Tradisional yang ada di Kota Medan sebanyak 56
unit, sedangkan pasar modern sebanyak 239 unit. Pasar tradisional dan pasar
modern yang tersebar di Kota Medan mempunyai keunggulan dan kelengkapan
yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi hari atau sore hari,
sedangkan pasar modern buka dari pagi hingga malam hari.
Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah konsumen yang membeli dan
mengkonsumsi gula pasir curah di kota Medan. Berikut adalah jumlah sampel
yang diambil dari tiap-tiap pasar :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 9. Jumlah Sampel Penelitian di Tiap Pasar
Nama Pasar
Alamat Pasar
Jumlah Sampel Yang Di ambil
Pusat Pasar
Jl. MT. Haryono
10 Orang
Pasar Halat
Jl. Halat
10 Orang
Pasar Sambas
Jl. Sambas
10 Orang
Jumlah
30 Orang
Sumber : Berdasarkan Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen gula pasir curah yang
melakukan kegiatan pembelian dipasar tradisional yang ditetapkan sebagai lokasi
penelitian yaitu Pasar Pusat Pasar, Pasar Halat, dan Pasar Sambas. Masing-masing
pasar tersebut berada di wilayah Kecamatan Medan Kota. Karakteristik responden
atau sampel yang diteliti meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota
keluarga, dan pendapatan.
Umur
Adapun keadaan umur sampel didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel 9
berikut ini.
Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok Umur
Banyak Sampel
No.
(Tahun)
(Orang)
1.
20 – 24
2
2.
25 – 29
8
3.
30 – 34
5
4.
35 – 39
4
5.
40 – 44
3
6.
45 – 49
5
7.
≥ 50
3
Jumlah
30
Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

Persentase
(%)
6,67
26,67
16,67
13,33
10,00
16,67
10,00
100

Dari tabel tersebut dapat dilihat umur konsumen yang terbesar berada pada
rentang umur 25 – 29 tahun dengan jumlah 8 orang (26,67%) dan yang terkecil
berada pada rentang umur 20 – 24 tahun dengan jumlah 2 orang (6,67%).

Universitas Sumatera Utara

Tingkat Pendidikan
Adapun tingkat pendidikan sampel di daerah penelitian yang bervariasai, yaitu
mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan
konsumen gula pasir curah dapat dilihat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Banyak Sampel (Orang)
Persentase (%)
1.
SD
2
6,67
2.
SMP
3
10,00
3.
SMA
20
66,67
4.
Diploma
2
6,67
5.
Sarjana
3
10,00
Jumlah
30
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 1
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen terbesar ada
pada tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 20 orang (66,67%), sedangkan yang
terkecil berada pada tingkat pendidikan SD dan Diploma dengan jumlah 2 orang
(6,67%).
Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga pada sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga
Banyak Sampel
Persentase
No.
(Orang)
(Orang)
(%)
1.
0–2
7
23,33
2.
3–5
21
70,00
3.
2
6,67
≥5
Jumlah
30
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga konsumen terbesar
pada rentang 3– 5 orang, berjumlah 21 orang. Sementara jumlah anggota keluarga
konsumen terkecil berada pada rentang ≥ 5 orang, berjumlah 2 orang.
Pendapatan
Pada penelitian ini, pendapatan pada sampel bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 13. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan
No.
Pendapatan (Rp)
Besar Sampel (Orang)
1.
8
< 2.000.000
2.
2.000.000 – 3.000.000
9
3.
3.000.000 – 4.000.000
4
4.
4.000.000 – 5.000.000
7
5.
2
> 5.000.000
Jumlah
30
Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

Persentase (%)
26,67
30,00
13,33
23,33
6,67
100

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan konsumen terbesar
berada pada kelompok 2.000.000 – 3.000.000 dengan jumlah 9 orang (30,00%)
dan jumlah pendapatan konsumen terkecil berada pada kelompok > 5.000.000
(6,67%).
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Gula Pasir Curah
Keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahapan proses, yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan
perilaku pasca pembelian. Tahapan tersebut akan dilalui oleh konsumen dalam
proses keputusan pembelian gula pasir curah.

Universitas Sumatera Utara

Pengenalan Masalah/Kebutuhan
Tahap awal dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen diawali
dengan tahap pengenalan kebutuhan di mana konsumen mengenali sebuah
kebutuhan atau masalah yang harus dipenuhi oleh suatu produk. Mengetahui
kebutuhan konsumen terhadap gula pasir curah dilakukan dengan memberikan
pertanyaan mengenai alasan konsumen mengkonsumsi gula pasir curah.
Tabel 14. Alasan Mengkonsumsi Gula Pasir Curah
Alasan Mengkonsumsi
Banyak Sampel
No.
Gula Pasir Curah
(Orang)
1.
Rasa lebih manis
6
2.
Pengaruh teman/kerabat
0
3.
Harga terjangkau
16
4.
Ingin mencoba
1
5.
Kemudahan memperoleh
5
6.
Lainnya
2
Jumlah
30
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013

Persentase
(%)
20,00
0
53,33
3,33
16,67
6,67
100

Dari hasil penelitian, alasan utama konsumen membeli gula pasir curah adalah
harganya yang lebih murah dibandingkan gula pasir bermerek. Dapat dilihat pada
tabel 14 bahwa sebanyak 53,33 persen responden yang membeli gula pasir curah
dikarenakan harga yang terjangkau. Pembelian gula pasir curah dikarenakan
rasanya yang lebih manis, ada sekitar 20 persen responden yang memilihnya.
Motivasi selanjutnya adalah kemudahan memperoleh sebanyak 16,67 persen.
Akses yang mudah terhadap gula pasir curah merupakan alasan yang cukup
penting mempengaruhi alasan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi gula
pasir curah. Pada saat ini gula pasir curah dapat kita temui di pasar swalayan,
pasar tradisional, bahkan di kios/warung disekitar rumah. Konsumen yang ingin
mencoba untuk mengkonsumsi gula pasir curah adalah sekitar 3,33 persen. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

dikarenakan konsumen yang telah terbiasa mengkonsumsi gula pasir bermerek
terkadang ingin juga membeli gula pasir curah karena rasanya yang lebih manis.
Sebanyak 6,67 persen konsumen yang membeli dan mengkonsumsi gula pasir
curah. Alasannya karena sudah terbiasa mengkonsumsi gula pasir curah sejak
lama.
Pencarian Informasi
Tahap selanjutnya dalam proses keputusan pembelian konsumen adalah tahap
pencarian informasi. Setelah konsumen mengetahui kebutuhan yang harus
dipenuhi, maka konsumen akan melalui tahap pencarian informasi.
Tabel 15. Fokus Perhatian Konsumen
No.

Fokus Perhatian Konsumen

1.
2.
3.
4.

Harga
Ukuran
Tekstur dan butiran
Lainnya
Jumlah
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013

Banyak Sampel
(Orang)
29
0
0
1
30

Persentase
(%)
96,67
0
0
3,33
100

Pada tabel 15, sebanyak 96,67 persen konsumen memilih harga sebagai fokus
perhatian utama ketika adanya promosi dari gula pasir curah. Harga yang murah
menjadi alasan konsumen memilih dan membeli gula pasir curah. Faktor lainnya
sebanyak 3,33 persen responden menjawab kualitas gula pasir curah menjadi
alasan konsumen.

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi Alternatif
Tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan pembelian setelah konsumen
melakukan pencarian informasi adalah tahap evaluasi alternatif, dimana konsumen
melakukan evaluasi terhadap pemilihan gula pasir curah untuk dibeli.
Tabel 16. Pertimbangan Membeli Gula Pasir Curah
Pertimbangan Membeli
Banyak Sampel
No.
Gula Pasir Curah
(Orang)
1.
Harga
19
2.
Kemasan
1
3.
Warna
9
4.
Tekstur butiran
1
5.
Lainnya
0
Jumlah
30
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013

Persentase
(%)
63,33
3,33
30,00
3,33
0
100

Tabel 16 menunjukkan pertimbangan-pertimbangan konsumen dalam pembelian
gula pasir curah. Harga menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan banyak
konsumen dalam membeli gula pasir curah, yaitu sebanyak 63,33 persen. Warna
gula pasir menjadi prioritas kedua yang dipertimbangkan banyak konsumen dalam
membeli gula pasir curah, yaitu sebanyak 30 persen. Sedangkan sebanyak 3,33
persen konsumen mempertimbangkan kemasan dan tekstur butiran dalam proses
pembelian gula pasir curah.
Tabel 17. Indikator Mutu Terhadap Gula Pasir Curah
Indikator Mutu Terhadap Gula
Banyak Sampel
No.
Pasir Curah
(Orang)
1.
Harga
2
2.
Warna
12
3.
Tekstur butiran
15
4.
Lainnya
1
Jumlah
30
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013

Persentase
(%)
6,67
40,00
50,00
3,33
100

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 17, yang menjadi pilihan utama konsumen paling banyak dalam
mengukur mutu terhadap gula pasir yang mereka beli adalah tekstur dan butiran
gula sebanyak 50 persen. Dan 40 persen responden memilih warna pada gula pasir
curah. Menurut responden, gula pasir yang bermutu memiliki tekstur yang kasar
karena gula yang bertekstur kasar cenderung memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan bertekstur halus, begitu juga dengan warna gula. Warna gula yang
cenderung kuning memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan gula pasir putih.
Sebanyak 6,67 persen respon melihat mutu gula pasir curah melalui harga dan 3,3
persen karena faktor lainnya.
Tabel 18. Prioritas Pilihan Terhadap Gula Pasir Curah
Prioritas Pilihan Terhadap
Banyak Sampel
No.
Gula Pasir Curah
(Orang)
1.
Ya
21
2.
Tidak
9
Jumlah
30
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013

Persentase
(%)
70,00
30,00
100

Hasil pada tabel 18 menunjukkan tingkat prioritas pilihan konsumen terhadap gula
pasir curah jika dihadapkan dengan beberapa pilihan produk, seperti gula pasir
bermerek yang ada di pasaran. Konsumen sebanyak 70 persen menjadikan gula
pasir curah sebagai prioritas pilihan dibandingkan dengan gula pasir bermerek.
Hal ini dapat disebabkan karena harga gula pasir curah yang terjangkau. Alasan
lainnya karena kemudahan memperoleh gula pasir curah. Seperti kita ketahui,
gula pasir curah dapat ditemui di swalayan, pasar tradisional bahkan di
kios/warung disekitar tempat tinggal. Sedangkan konsumen yang tidak
menjadikan gula pasir curah sebagai pilihan prioritas sebanyak 30 persen.
Menurut responden, gula pasir bermerek lebih terjamin kualitasnya sehingga
terkadang konsumen membeli gula pasir bermerek untuk dikonsumsi.

Universitas Sumatera Utara

Proses Pembelian
Setelah mengevaluasi berbagai pilihan produk yang ada, maka tahap selanjutnya
yang dilakukan konsumen adalah tahap pembelian. Konsumen memutuskan
pembelian terhadap gula pasir curah dilakukan melalui tiga cara, yaitu terencana,
mendadak dan tergantung kebutuhan.
Tabel 19. Cara Konsumen Memutuskan Pembelian Gula Pasir Curah
Cara Konsumen Memutuskan
Banyak Sampel
Persentase
No.
Pembelian Gula Pasir Curah
(Orang)
(%)
1.
Tergantung kebutuhan
19
63,33
Mendadak (niat membeli
2.
3
10,00
dirasakan saat belanja)
Terencana (sudah direncanakan
3.
8
26,67
sebelumnya)
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Pada tabel 19, konsumen sebanyak 63,33 persen memutuskan pembelian
tergantung kebutuhan. Hal ini dapat dikarenakan konsumen memiliki alasan untuk
membeli gula pasir curah sebagai persediaan dirumah. Sebanyak 26,67 persen
konsumen melakukan pembelian gula pasir curah secara terencana. Konsumen
telah merencanakannya

terlebih dahulu

sebelum

melakukan pembelian.

Sedangkan sebanyak 10 persen konsumen melakukan pembelian gula pasir curah
secara mendadak. Tidak ada perencanaan terlebih dahulu dan niat membeli
dirasakan saat sedang berbelanja.
Tabel 20. Tempat Pembelian Gula Pasir Curah
Banyak Sampel
No. Tempat Pembelian Gula Pasir Curah
(Orang)
1.
Supermarket/swalayan
3
2.
Toko/warung
13
3.
Pasar tradisional
14
Jumlah
30
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013

Persentase
(%)
10,00
43,33
46,67
100

Universitas Sumatera Utara

Pada tabel 20, konsumen yang membeli gula pasir dipasar tradisional tergolong
sangat tinggi, yaitu 46,67 persen karena banyak konsumen khususnya ibu rumah
tangga yang pada saat belanja kebutuhan rumah tangganya juga membeli gula
pasir curah. Meskipun begitu masih terdapat 43,33

persen konsumen yang

membeli gula pasir curah di toko atau warung. Hal ini dikarenakan kemudahan
memperoleh gula pasir curah dalam waktu singkat. Dalam artian konsumen
membeli gula pasir curah di toko atau diwarung terdekat. Sedangkan sebagian
besar konsumen sebanyak 10 persen melakukan pembelian gula pasir curah di
supermarket/swalayan. Perkembangan pesat supermarket/swalayan sampai saat ini
mendorong banyak masyarakat berbelanja di supermarket/swalayan terhadap gula
pasir curah lumayan cukup tinggi.
Tabel 21. Sikap Konsumen Terhadap Promosi Gula Pasir Bermerek
Sikap Konsumen Terhadap Promosi Banyak Sampel
Persentase
No.
Gula Pasir Bermerek
(Orang)
(%)
1.
Membelinya
28
93,33
2.
Tidak membelinya
2
6,67
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Pada tabel 21, menunjukkan sikap konsumen jika terdapat gula pasir bermerek
mengadakan promosi berupa pemberian potongan harga, diskon atau kupon
berhadiah. Sebanyak 93,33 persen konsumen menyatakan akan membeli gula
pasir bermerek. Sedangkan 6,67 persen konsumen tidak membeli gula pasir
bermerek. Hal ini dikarenakan konsumen sudah terbiasa mengkonsumsi gula pasir
curah.

Universitas Sumatera Utara

Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan tahap pembelian, konsumen akan melakukan evaluasi terhadap
produk yang dibeli. Tindakan evaluasi tersebut untuk menilai tidak dan tercapai
atau tidak kepuasan konsumen terhadap produk tersebut. Kepuasan pasca
pembelian akan mempengaruhi konsumen untuk mengulangi pembelian atau
pemakaian di masa mendatang. Untuk mengetahui sikap konsumen pasca
pembelian, diberikan pertanyaan mengenai tingkat kepuasan sikap jika gula pasir
curah tidak tersedia, sikap jika harga gula pasir curah naik, dan niat konsumen
untuk merekomendasikan orang lain untuk mengkonsumsi gula pasir curah.
Tabel 22. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Gula Pasir Curah
Tingkat Kepuasan Konsumen
Banyak Sampel
Persentase
No.
Terhadap Gula Pasir Curah
(Orang)
(%)
1.
Ya
12
40,00
2.
Tidak
0
0
3.
Biasa saja
18
60,00
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Data pada tabel 22 menunjukkan data tingkat kepuasan konsumen setelah
mengkonsumsi gula pasir curah. Konsumen yang menyatakan puas setelah
mengkonsumsi gula pasir curah 40 persen. Konsumen yang merasa biasa aja
setelah mengkonsumsi gula pasir curah sebanyak 60 persen. Dari hasil penelitian,
tidak ada konsumen yang merasa tidak puas setelah mengkonsumsi gula pasir
curah.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 23. Sikap Konsumen Jika Gula Pasir Curah Tidak Tersedia
Sikap Konsumen Jika Gula Pasir
Banyak Sampel
Persentase
No.
Curah Tidak Tersedia
(Orang)
(%)
1.
Membeli gula pasir bermerek
13
53,33
2.
Tidak jadi membeli
1
3,33
Mencari gula pasir curah ketempat
3.
16
43,33
lain
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Berdasarkan hasil pada tabel 23, jika konsumen dihadapkan dengan kondisi gula
pasir curah tidak tersedia, sebanyak 53,33 persen konsumen memilih untuk
membeli gula pasir curah ke tempat lain, sedangkan sebanyak 43,33 persen
konsumen akan membeli gula pasir bermerek dan sebanyak 3,33 persen konsumen
tidak jadi membeli. Hal ini menunjukkan bahwa gula pasir adalah kebutuhan
penting bagi konsumen sehingga banyak konsumen memilih untuk mencari gula
pasir curah ke tempat lain atau membeli merek lain yang tersedia pada saat
dibutuhkan.
Tabel 24. Sikap Konsumen Jika Harga Gula Pasir Naik
Sikap Konsumen Jika Harga
Banyak Sampel
No.
Gula Pasir Curah Naik
(Orang)
1.
Akan tetap membeli
14
2.
Tidak akan membeli
3
3.
Membeli gula pasir bermerek
13
Jumlah
30
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013

Persentase
(%)
46,67
10,00
43,33
100

Jika konsumen dihadapkan dengan kondisi gula pasir curah mengalami kenaikan
harga (tabel 24), maka konsumen sebanyak 46,67 persen akan tetap membeli,
sebanyak 43,33 persen konsumen membeli gula pasir bermerek dan sebanyak 10
persen konsumen menyatakan tidak akan membeli. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa bagi sebagian besar konsumen konsumen gula pasir,

Universitas Sumatera Utara

kenaikan harga tidak terlalu mempengaruhi niat beli konsumen terhadap gula
pasir karena gula pasir merupakan salah satu bahan pokok yang harus terpenuhi.
Tabel 25. Sikap Konsumen Menyarankan Gula Pasir Curah Kepada Orang
Lain
Sikap Konsumen Menyarankan Gula
Banyak Sampel
Persentase
No.
Pasir Curah Kepada Orang Lain
(Orang)
(%)
1.
Ya
8
26,67
2.
Tidak
22
73,33
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Berdasarkan hasil pada tabel 25, menunjukkan kecenderungan konsumen
menyarankan tidak orang lain untuk membeli gula pasir curah. Diperoleh hasil
bahwa konsumen yang tidak menyarankan kepada orang lain setelah
mengkonsumsi gula pasir curah sebanyak 73,33 persen. Sedangkan sebanyak
26,67 persen konsumen yang menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi gula
pasir curah.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan
Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah
Untuk memperoleh hasil dari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian dan preferensi konsumen, maka dilakukan penelitian terhadap 30
sampel konsumen gula pasir curah yang dilakukan di tiga pasar tradisional yang
berada di Kecamatan Medan Kota yaitu Pusat Pasar, Pasar Halat dan Pasar
Sambas. Adapun yang telah diteliti adalah apakah harga beli, pendapatan ratarata/keluarga/bulan dan jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi jumlah
konsumsi gula pasir curah di Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel pengganggu (e) memiliki
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilihat dari posisi normal
sebaran data dengan men