Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah pada Perempuan Muslim di Kota Medan

(1)

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA

PEREMPUAN MUSLIM DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

MUTIARA RINDA SADLY HARAHAP 090907111

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota

Medan

Medan, Juli 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Anggia Sari Lubis, SE, M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

NIP. 195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap NIM : 090907111

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim Di Kota Medan

yang dilaksanakan pada : Hari :

Tanggal : Waktu :

Ketua : ( )

Anggota I : ( )

Anggota II : ( )


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirrabbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik serta tak lupa shalawat dan salam juga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Atas rahmat dan berkah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas, Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tuaku tersayang, Ayahanda Drs. Sanusi Harahap dan Ibunda Derliaty, yang senantiasa memberikan do’a tulus yang tiada henti, curahan kasih sayang, serta dukungan yang menjadi kekuatan terbesar bagi penulis selama ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian berdua papa dan ibu.


(5)

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Anggia Sari Lubis, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, memberikan banyak masukan, arahan, bimbingan, dan saran yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya untuk Kak Siswati dan Bang Farid yang telah banyak membantu.

7. Ibu Suci Hendrina, selaku Business Development pada PT. Paragon Technology and Innovation Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan wawancara terkait dengan perusahaan.

8. Kakak yang tersayang, Annisa Sefrina Sadly Harahap, SE yang telah banyak memberikan motivasi yang berbeda, arahan yang tak sama, dan membuat penulis menjadi lebih kuat selama ini.

9. Keluarga besarku, Opung, Bou, Nanguda, Pak uo, Mak uo, dedek, dan para sepupu-sepupu yang turut mendo’akan dan membantu selama ini.


(6)

10.Sahabat-sahabatku, Lina, Wina, Nadra, dan Umi yang selalu ada dan menemani di kala senang dan sedih, memberikan semangat, dukungan, bantuan, motivasi, yang mampu menghapus luka dan duka menjadi suka dan bahagia.

11.Seseorang yang terdekat selama ini, semoga kita bisa meraih sukses dikemudian hari dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

12. Teman-temanku satu perjuangan di Administrasi Bisnis 2009 khususnya Juanda, Novi, Marlina, Ica, Feri, dan Soni yang menjadikan masa-masa di perkuliahan ini penuh warna.

13.Pihak-pihak yang membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu saran dan kritik yang bermanfaat akan sangat berguna untuk hal yang lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Mutiara Rinda Sadly Harahap NIM. 090907111


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Labelisasi Halal ... 8

2.1.1 Pengertian Label ... 8

2.1.2 Pengertian Halal ... 10

2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal ... 11

2.1.4 Proses Labelisasi Halal ... 12

2.2 Keputusan Pembelian ... 16

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 16

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian ... 17

2.2.3 Tahap-Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 24

2.2.4 Model Perilaku Pembelian Konsumen ... 28


(8)

2.3 Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian ... 30

2.4 Penelitian Terdahulu ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 35

3.2 Lokasi Penelitian ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.4 Hipotesis ... 37

3.5 Definisi Konsep ... 38

3.6 Definisi Operasioanal ... 39

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.7.1 Data Primer ... 41

3.7.2 Data Sekunder ... 42

3.8 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 42

3.8.1 Uji Validitas ... 43

3.8.1.1 Uji Validitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 44

3.8.1.2 Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 45

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.8.2.1 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 47

3.8.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian .. 47

3.9 Teknik Pengumpulan Skor ... 48

3.10 Teknik Analisis Data ... 49

3.10.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 50

3.10.1.1 Uji Normalitas ... 50

3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 50

3.10.2.1 Regresi Linear Sederhana ... 50

3.10.2.2 Uji t ... 51


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 53

4.1.2 Visi dan Misi ... 55

4.1.2.1 Visi ... 55

4.1.2.2 Misi ... 55

4.1.3 Struktur Perusahaan ... 56

4.1.4 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang ... 58

4.2 Penyajian Data ... 60

4.2.1 Deskripsi Data Identitas Responden ... 61

4.2.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 65

4.2.2.1 Deskripsi Data Variabel Labelisasi Halal (X) ... 66

4.2.2.2 Deskripsi Data Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 70

4.3 Analisis Data ... 77

4.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 77

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 77

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 81

4.3.2.1 Regresi Linear Sederhana ... 81

4.3.2.2 Uji t ... 83

4.3.2.3 Koefisien Determinasi R² ... 85

4.4 Pembahasan ... 86

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan

Konsumen ... 18

Gambar 2.2 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 28

Gambar 2.3 Model Perilaku Pembelian Konsumen ... 29

Gambar 2.4 Kerangka Teori ... 33

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Paragon Technology and Innovation ... 56

Gambar 4.2 Histogram ... 78


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 40

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 44

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 45

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal ... 47

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian ... 47

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kecamatan ... 62

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 64

Tabel 4.4 Diproses sesuai syariat Islam ... 66

Tabel 4.5 Mengandung bahan-bahan yang teruji kehalalannya ... 66

Tabel 4.6 Percaya pada produk kosmetik Wardah ... 67

Tabel 4.7 Merasa aman menggunakan produk kosmetik Wardah ... 68

Tabel 4.8 Memberikan jaminan terbebas dari bahan-bahan yang haram ... 68

Tabel 4.9 Labelisasi halal produk kosmetik Wardah menjamin kehalalan produk ... 69

Tabel 4.10 Memiliki kebutuhan untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ... 70

Tabel 4.11 Memiliki keinginan untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ... 71

Tabel 4.12 Memperoleh informasi tentang label halal produk kosmetik Wardah dari teman, keluarga, iklan, dan media massa ... 71

Tabel 4.13 Mencari tahu kehalalan produk kosmetik Wardah dari label kemasan ... 72

Tabel 4.14 Memenuhi kebutuhan dengan produk kosmetik Wardah ... 73

Tabel 4.15 Mencari manfaat dari produk kosmetik Wardah ... 73

Tabel 4.16 Memutuskan membeli produk kosmetik Wardah karena berlabel halal .. 74

Tabel 4.17 Memutuskan membeli produk kosmetik Wardah karena telah memenuhi syariat Islam ... 75

Tabel 4.18 Merasa puas menggunakan produk kosmetik Wardah ... 75

Tabel 4.19 Membeli kembali produk kosmetik Wardah karena berlabel halal ... 76


(12)

Tabel 4.23 Hasil Uji t ... 84 Tabel 4.22 Hasil Koefisien Determinasi ... 85


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 4 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana, Uji t, dan Koefisien Determinasi R²

Lampiran 5 Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 6 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 7 Surat Penugasan Membimbing Skripsi Lampiran 8 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Pembimbing Lampiran 10 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji Lampiran 11 Jadwal Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 12 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

Lampiran 13 Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian Lampiran 14 Surat Izin Penelitian


(14)

ABSTRAK

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA P EREMPUAN

MUSLIM DI KOTA MEDAN Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si

Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial dan memiliki banyak kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan untuk tampil cantik dengan menggunakan produk kosmetik. Dikarenakan mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya menganut agama Islam, maka kepastian tentang kehalalan produk merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Label halal pada kemasan menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh para perempuan muslim sebelum melakukan suatu keputusan pembelian pada suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian sehingga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di Kota Medan. Pemilihan responden sebanyak seratus orang dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perempuan muslim di Kota Medan yang pernah membeli dan menggunakan produk kosmetik Wardah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan software SPSS versi 17.0.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah 9.916, sedangkan nilai t tabel adalah 0.1966. Dikarenakan > (9.916 > 0.1966), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di Kota Medan. Sedangkan dari hasil analisis koefisien determinasi diketahui bahwa nilai yang diperoleh sebesar 0,501 = 50,1%. Artinya, besarnya pengaruh variabel labelisasi halal (X) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 50,1% dan besarnya variabel lain yang mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 49,9%. Atau, sisanya sebesar 49,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang bukan variabel X dan Y, misalnya seperti faktor budaya, sosial, individual, serta psikologi.


(15)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF HALAL LABELING TO PURCHASING DECISIONS OF WARDAH COSMETIC PRODUCT OF MOSLEM WOMEN IN MEDAN

Name : Mutiara Rinda Sadly Harahap NIM : 090907111

Department : Business Administration Faculty : Social and Political Science Advisor : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si

Women are the potential market segmentation because they are have many needs, and one of the need is to look beautiful by using cosmetic. In Indonesia, majority of the women population are Moslem. It makes the certainty of halal product is the important thing to be concerned. Halal label in packaging becomes a thing that should be concerned for every Moslem women before doing a purchasing decisions for product. So, this study is conducted to determine wether is an influence of halal labeling to purchasing decisions, so that could deliver benefits for various parties.

This study aims to determine wether there is an influence of halal labeling to purchasing decisions of Wardah Cosmetic products on Moslem women in Medan. One hundred respondents are selected by using accidential sampling method, where the population in this study was Moslem women in Medan who ever buy and use Wardah Cosmetic products. Data used in this study is primary data which obtained through quetionnaires and interviews, and secondary data obtained through the study of literature and documentation. The method of data analysis is using simple linear regression. Data processing is done by using Microsoft Excel and SPSS software version 17.0.

Based on the result of the study showed that the t count value is 9.916, while the t table value is 0.1966. Because t count > t table (9.916 > 0.1966), it can be conclude that there is significant influence between halal labeling of Wardah Cosmetic products on purchasing decisions of Moslem women in Medan. While the coefficient of determination of the analytical results is known that the value obtained for 0.501 = 50.1%, means that the influence of halal labeling variabel (X) and the purchase decision variable (Y) is equal to 50.1% and the amount of other variables that influence the purchase decisions variable (Y) is equal to 49.9% which that means purchasing decisions are influenced by another factor such as cultural, social, individual, and psychology factors.


(16)

ABSTRAK

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA P EREMPUAN

MUSLIM DI KOTA MEDAN Nama : Mutiara Rinda Sadly Harahap

NIM : 090907111

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si

Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial dan memiliki banyak kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan untuk tampil cantik dengan menggunakan produk kosmetik. Dikarenakan mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya menganut agama Islam, maka kepastian tentang kehalalan produk merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Label halal pada kemasan menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh para perempuan muslim sebelum melakukan suatu keputusan pembelian pada suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian sehingga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di Kota Medan. Pemilihan responden sebanyak seratus orang dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perempuan muslim di Kota Medan yang pernah membeli dan menggunakan produk kosmetik Wardah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan software SPSS versi 17.0.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah 9.916, sedangkan nilai t tabel adalah 0.1966. Dikarenakan > (9.916 > 0.1966), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di Kota Medan. Sedangkan dari hasil analisis koefisien determinasi diketahui bahwa nilai yang diperoleh sebesar 0,501 = 50,1%. Artinya, besarnya pengaruh variabel labelisasi halal (X) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 50,1% dan besarnya variabel lain yang mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 49,9%. Atau, sisanya sebesar 49,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang bukan variabel X dan Y, misalnya seperti faktor budaya, sosial, individual, serta psikologi.


(17)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF HALAL LABELING TO PURCHASING DECISIONS OF WARDAH COSMETIC PRODUCT OF MOSLEM WOMEN IN MEDAN

Name : Mutiara Rinda Sadly Harahap NIM : 090907111

Department : Business Administration Faculty : Social and Political Science Advisor : Anggia Sari Lubis, SE, M.Si

Women are the potential market segmentation because they are have many needs, and one of the need is to look beautiful by using cosmetic. In Indonesia, majority of the women population are Moslem. It makes the certainty of halal product is the important thing to be concerned. Halal label in packaging becomes a thing that should be concerned for every Moslem women before doing a purchasing decisions for product. So, this study is conducted to determine wether is an influence of halal labeling to purchasing decisions, so that could deliver benefits for various parties.

This study aims to determine wether there is an influence of halal labeling to purchasing decisions of Wardah Cosmetic products on Moslem women in Medan. One hundred respondents are selected by using accidential sampling method, where the population in this study was Moslem women in Medan who ever buy and use Wardah Cosmetic products. Data used in this study is primary data which obtained through quetionnaires and interviews, and secondary data obtained through the study of literature and documentation. The method of data analysis is using simple linear regression. Data processing is done by using Microsoft Excel and SPSS software version 17.0.

Based on the result of the study showed that the t count value is 9.916, while the t table value is 0.1966. Because t count > t table (9.916 > 0.1966), it can be conclude that there is significant influence between halal labeling of Wardah Cosmetic products on purchasing decisions of Moslem women in Medan. While the coefficient of determination of the analytical results is known that the value obtained for 0.501 = 50.1%, means that the influence of halal labeling variabel (X) and the purchase decision variable (Y) is equal to 50.1% and the amount of other variables that influence the purchase decisions variable (Y) is equal to 49.9% which that means purchasing decisions are influenced by another factor such as cultural, social, individual, and psychology factors.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perempuan merupakan segmentasi pasar yang potensial sehingga beberapa perusahaan memproduksi produk yang dikhususkan untuk dipakai dan digunakan oleh kaum perempuan. Pada dasarnya perempuan dalam kehidupannya memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan itu bisa dilihat dari kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, hiburan, tempat tinggal, rasa aman, kesehatan, dan lain sebagainya. Perempuan juga memiliki kebutuhan untuk selalu tampil cantik dan kosmetik adalah jawaban untuk para perempuan yang ingin tampil cantik tersebut.

Mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya menganut agama Islam.Perempuan muslim membutuhkankepastian tentang kehalalan produk pangan, minuman, obat, kosmetika, produk rekayasa genetik, dan barang gunaan lain, atau yang sering disebut dengan produk halal yang beredar di Indonesia. Komunitas perempuan muslim di Indonesia telah membentuk segmen-segmen tersendiri. Dikatakan demikian karena produk yang digunakan harus sesuai dengan syariat islam. Hal ini juga karena umat muslim tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu, misalnya produk yang didalamnya terdapat kandungan substansi-substansi seperti alkohol dan bahan-bahan tidak halal lainnya.


(19)

Sekarang ini banyak kosmetik yang beredar di pasaran, baik produk buatan dalam negeri maupun produk buatan luar negeri. Tetapi seiring dengan banyaknya kosmetik yang beredar, pemahaman yang baik akan kehalalan produk yang akan di konsumsi mutlak diperhatikan sebelum membuat keputusan pembelian, jangan sampai salah dalam menentukan pilihan. Kehalalan kosmetik sangat penting tetapi terkadang sering sekali terlupakan. Kehalalan dan keharaman sebuah produk seringkali tidak jelas karenabercampur aduk dengan bahan yang diragukan kehalalannya. Hal ini menyebabkanbeberapa macam produk menjadi meragukan dan tidakjelas status kehalalannya. Untuk itu perempuan muslim sebaiknya mencari informasi terhadap produk yang akan dibeli. Informasi yang mendalam terkait dengan suatu produk dapat dilihat pada label yang tercantum di kemasan produk. Label halal yang terdapat pada kemasan merupakan label yang dapat memberikan keterangan kepada para konsumen bahwa produk tersebut telah dinyatakan kehalalannya.

Para konsumen di Indonesia dilindungi oleh suatu kebijakan yang telah dibuat pemerintah, yaitu melalui suatu lembaga khusus yaitu LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia). Lembaga tersebut adalah lembaga yang bertugas untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan turunannya, obat-obatan dan kosmetika sudah aman untuk dikonsumsi baik dilihat dari sisi kesehatan maupun dari sisi agama Islam yakni telah dinyatakan halal atau boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan


(20)

bimbingan kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, MUI juga melindungi hak-hak konsumen muslim di Indonesia yang merupakan penduduk mayoritas dalam memperoleh produk yang halal. Oleh karena itu, adanya ketentuan undang-undang yang mengatur tentang produk halal merupakan suatu hal yang sangat diperlukan untuk menjamin kepastian penegakan hukum bagi para pelanggarnya.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka setiap produsen sebaiknya mendaftarkan produknya ke LPPOM MUI, dan jika produk yang telah di daftarkan dinyatakan halal maka akan di berikan sertifikasi halal. Dengan adanya sertifikasi halal tersebut, maka produsen dapat mencantumkan label halal pada kemasan produk sehingga umat Islam khususnya perempuan menjadi lebih tenang dan akan merasa aman dalam menggunakan kosmetik yang beredar di pasaran.

Salah satu produk kosmetik yang mencantumkan label halal pada produknya adalah produk kosmetik Wardah dengan nomor sertifikat 00150010680899 (www.produk.halal.or.id). Wardah diformulasikan halal dan berkualitas. Wardah juga mendapatkan International Halal Award dari World Halal Council sebagai pelopor kosmetik Halal di Dunia. Dan ini didedikasikan bagi seluruh pemakai Wardah (www.kosmetikwardah.com).

Sekarang ini produk kosmetik Wardah telah dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya para perempuan muslim. Dengan semakin baiknya pemahaman para perempuan muslim terhadap kehalalan suatu produk dan mengetahui bahwasanya umat islam dianjurkan untuk senantiasa menggunakan suatu produk yang telah diproses sesuai dengan syariat islam, maka mereka memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk kosmetik yang


(21)

telah terjamin kehalalannya. Label halal yang terdapat pada kemasan produk kosmetik Wardah menjadi salah satu daya tarik mengapa kebanyakan para perempuan muslim memutuskan untuk membeli, menggunakan dan lebih mempercayai kosmetik tersebut dibandingkan dengan produk-produk kosmetik lain. Kosmetik Wardah dianggap sebagai salah satu produk kosmetik yang telah memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat islam. Dengan adanya kosmetik Wardah, maka para perempuan muslim tidak hanya sekedar melakukan pembelian saja tetapi juga tidak melupakan kodratnya sebagai seorang muslim.

Seiring dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tidak sedikit dari perusahaan-perusahaan penghasil produk kosmetik memproduksi produk yang telah terjamin kehalalannya dan juga telah melalui serangkaian proses untuk mendapatkan sertifikasi halal sehingga akhirnya dapat mencantumkan label halal pada setiap kemasan produk yang diproduksi. Namun demikian, di tengah-tengah persaingan yang cukup ketat produk kosmetik Wardah mampu tetap bertahan dan bersaing dengan produk-produk kosmetik lain yang juga menawarkan adanya labelisasi halal pada produknya. Berdasarkan hal itu peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui apakah para perempuan muslim melakukan suatu keputusan pembelian terhadap produk kosmetik Wardah dikarenakan label halalnya, ataukah dikarenakan faktor-faktor keputusan pembelian diluar dari labelisasi halal.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Mengingat bahwasanya kota Medan


(22)

merupakan salah satu kota yang mayoritas penduduknya berjenis kelamin perempuan dan juga beragama islam maka penulis akan melakukan penelitian dengan menjadikan perempuan muslim di kota Medan sebagai studied population. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota Medan”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di kota Medan?”.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, yakni untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di kota Medan.


(23)

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

2. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menarik peneliti lain untuk meneruskan penelitian di bidang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, khususnya penelitian tentang Labelisasi Halal dan Keputusan Pembelian. 3. Secara Praktis, Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi

pihak terkait dalam bidang usaha khususnya di bidang pemakaian label halal.

1.5Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : KERANGKA TEORI

Bab ini terdiri dari teori labelisasi halal, teori keputusan pembelian, teori pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian, dan penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, hipotesis, defenisi konsep, defenisi


(24)

operasional, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumrn penelitian, teknik pengumpulan skor, dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari deskripsi lokasi penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merumuskan beberapa kesimpulan dan saran-saran terkait dengan penelitian


(25)

BAB II

KERANGKA TEORI

Neuman (2003) dalam Prasetyo dan Jannah (2005:64-65) menjelaskan bahwa teori memberikan kepada kita suatu kerangka yang membantu dalam melihat permasalahan. Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan, dan mengarahkan pertanyaan penelitian yang diajukan, serta membimbing kita dapat memberikan makna terhadap data.

Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang labelisasi halal, teori tentang keputusan pembelian dan teori tentang pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian.

2.1Labelisasi Halal 2.1.1 Pengertian Label

Suatu produk di samping di beri merek, kemasan, juga harus diberi label. Menurut Gitosudarmo (2000:199), label adalah bagian dari sebuah produk yang berupa keterangan/penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya. Label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualannya.

Angipora (1999:154) mengatakan bahwa label pada dasarnya dapat merupakan bagian dari sebuah kemasan (pembungkus) atau dapat merupakan etikat lepas yang ditempelkan pada produk. Dengan demikian, sudah sewajarnya


(26)

kalau antara kemasan, merek dan label dapat terjalin satu hubungan yang erat sekali.

Gitosudarmo (2000:199) dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa hal terkait dengan label, seperti fungsi label dan beberapa macam label. Berikut penjelasannya :

Fungsi Label, yaitu :

a. Label mengidentifikasikan produk atau merek. Contoh : nama Bintang menggolongkan produk b. Label berfungsi menggolongkan produk.

Contoh : buah persik dalam kaleng diberi label golongan A, B, C.

Menjelaskan beberapa hal mengenai produk, yaitu siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana cara menggunakan dengan aman.

c. Sebagai alat promosi.

Label dapat dibedakan tiga macam yaitu : a. Brand Label (Label Merek)

Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand (merek).

Contoh : pada tepi kain tertera tulisan TETERON, TETREX. b. Grade Label (Label Mutu)

Grade label adalah label yang menunjukkantingkatan mutu (kualitas) tertentu dari suatu produk. Contoh : pada oli kendaraan dengan brand name MESRAN ada yang memakai tambahan kata SUPER. Tambahan


(27)

kata SUPER di sini adalah grade label. Jadi super menunjukkan tingkatan mutu.

c. Descriptive Label/Imformative Label (Label Deskriptif)

Descriptive Label adalah label yang menggambarkan tentang cara

penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan, hasil kerja, dari suatu produk dan sebagainya.

2.1.2 Pengertian Halal

Menurut LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan , Obat, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia), yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam (www.wikipedia.org).

Syarat kehalalan produk tersebut meliputi:

a. Tidak mengandung babi dan bahan bahan yang berasal dari babi

b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan yang berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.

c. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariat Islam.

d. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat.


(28)

2.1.3 Pengertian Labelisasi Halal

Label adalah bagian dari sebuah produk yang berupa keterangan/penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya (Gitosudarmo,2000:199). Sedangkanyang dimaksud dengan produk halal menurut LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia), adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa labelisasi halal adalah pencantuman keterangan/penjelasan halal pada kemasan sebuah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat islam.

Labelisasi halal merupakan salah satu poin penting di dalam penelitian ini. Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Label halal sebuah produk dapat dicantumkan pada sebuah kemasan apabila produk tersebut telah mendapatkan sertifikat halal oleh BPPOM MUI.

Sertifikasi dan labelisasi halal bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan terhadap konsumen, serta meningkatkan daya saing produk dalam negeri dalam rangka meningkatkan pendapatan Nasional. Tiga sasaran utama yang ingin dicapai adalah:

a. Menguntungkan konsumen dengan memberikan perlindungan dan kepastian hukum.

b. Menguntungkan produsen dengan peningkatan daya saing dan omset produksi dalam penjualan.


(29)

c. Menguntungkan pemerintah dengan mendapatkan tambahan pemasukan terhadap kas Negara.

Indikator labelisasi halal menurut Mahwiyah (2010:48) ada tiga, yaitu pengetahuan, kepercayaan, dan penilaian terhadap labelisasi halal. Berikut ini adalah arti dari masing-masing indikator di atas berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan wikipedia :

1. Pengetahuan, merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang.

2. Kepercayaan, merupakan suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar. Atau dapat juga berarti anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata

3. Penilaian terhadap labelisasi halal, merupakan proses, cara, perbuatan menilai; pemberian nilai yang diberikan terhadap labelisasi halal.

2.1.4 Proses Labelisasi Halal

Ada beberapa proses yang harus dilalui oleh para pemasar yang ingin mendapatkan keterangan halal untuk produk yang diproduksinya. Tetapi sebelum mendapatkan keterangan halal, sebuah produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan harus terlebih dahulu memperoleh sertifikat halal dari Lembaga


(30)

Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia atau sering disebut dengan LPPOM MUI.

Untuk memperoleh sertifikat halal, maka LPPOM MUI memberikan ketentuan bagi perusahaan, seperti yang terdapat pada situs (www.riau1.kemenag.go.id).

Ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Sebelum produsen mengajukan sertifikat halal terlebihdahulu harus mempersiapkan Sistem Jaminan Halal. Penjelasan rinci tentang Sistem Jaminan Halal dapat merujuk kepada Buku Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI.

b. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor Halal Internal (AHI) yang bertanggungjawab dalam menjamin pelaksanaan produksi halal.

c. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinspeksi secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM MUI.

d. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem Jaminan Halal.

Setelah semua ketentuan di atas telah dipenuhi, maka produsen dapat lanjut ke proses prosedur sertifikasi halal. Adapun prosedur yang harus dijalani adalah sebagai berikut :

a. Pertama-tama produsen yang menginginkan sertifikat halal mendaftarkan ke sekretariat LPPOM MUI.


(31)

b. Setiap produsen yang mengajukan permohonan Sertifikat Halal bagi produknya,harus mengisi Borang yang telah disediakan. Borang tersebut berisi informasitentang data perusahaan, jenis dan nama produk serta bahan-bahan yangdigunakan.

c. Borang yang sudah diisi beserta dokumen pendukungnya dikembalikan ke sekretariat LPPOM MUI untuk diperiksa kelengkapannya, dan bila belummemadai perusahaan harus melengkapi sesuai dengan ketentuan. d. LPPOM MUI akan memberitahukan perusahaan mengenai jadwal audit.

TimAuditor LPPOM MUI akan melakukan pemeriksaan/audit ke lokasi produsen danpada saat audit, perusahaan harus dalam keadaan memproduksi produk yangdisertifikasi.

e. Hasil pemeriksaan/audit dan hasil laboratorium (bila diperlukan) dievaluasi dalamRapat Auditor LPPOM MUI. Hasil audit yang belum memenuhi persyaratandiberitahukan kepada perusahaan melalui audit memorandum. Jika telahmemenuhi persyaratan, auditor akan membuat laporan hasil audit guna diajukanpada Sidang Komisi Fatwa MUI untuk diputuskan status kehalalannya.

f. Laporan hasil audit disampaikan oleh Pengurus LPPOM MUI dalam SidangKomisi Fatwa Mui pada waktu yang telah ditentukan.

g. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolaklaporan hasil audit jika dianggapbelum memenuhi semua persyaratan yangtelah ditentukan, dan hasilnya akandisampaikan kepada produsen pemohon sertifikasi halal.


(32)

h. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia setelah ditetapkanstatus kehalalannya olehKomisi Fatwa MUI.

i. Sertifikat Halal berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan fatwa.

j. Tiga bulan sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir, produsen harusmengajukan perpanjangan sertifikat halal sesuai dengan aturan yang telahditetapkan LPPOM MUI.

Kemudian dilakukanlah tata cara pemeriksaan (Audit) mulai dari manajemen, bahan-bahan baku, dll. Pemeriksaan (audit) produk halal mencakup :

a. Manajemen produsen dalam menjamin kehalalan produk (Sistem Jaminan Halal).

b. Pemeriksaan dokumen-dokumen spesifikasiyang menjelaskan asal-usul bahan,komposisi dan proses pembuatannya dan/atau sertifikat halal pendukungnya,dokumen pengadaan dan penyimpanan bahan, formula produksi serta dokumenpelaksanaan produksi halal secara keseluruhan. c. Observasi lapangan yang mencakup proses produksi secara keseluruhan

mulaidari penerimaan bahan, produksi, pengemasan dan penggudangan serta penyajianuntuk restoran/catering/outlet.

d. Keabsahan dokumen dan kesesuaian secara fisik untuk setiap bahan harusterpenuhi.


(33)

Setelah semua proses dilalui dan dinyatakan kehalalannya, maka sertifikat halal dapat dikeluarkan. Proses selanjutnya adalah pencantuman label halal di kemasan produk yang dinyatakan halal. Pencantuman label halal inilah yang sering kita dengar dengan sebutan labelisasi halal.

Bagi Perusahaan yang ingin mendaftarkan Sertifikasi Halal ke LPPOM MUI , baik industri pengolahan (pangan, obat, kosmetika), Rumah Potong Hewan (RPH), restoran/katering, maupun industri jasa (distributor, warehouse, transporter, retailer) harus memenuhi Persyaratan Sertifikasi Halal yang tertuang dalam Buku HAS 23000 (Kebijakan, Prosedur, dan Kriteria).

2.2Keputusan Pembelian

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu bagian dalam tahap-tahap proses pembelian konsumen. Sebelum membahas tahap-tahap tersebut dan untuk memberikan gambaran mengenai keputusan pembelian, maka akan dikemukakan terlebih dahulu definisi mengenai keputusan pembelian menurut para ahli.

Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Artinya bahwa seseorang dalam membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut.


(34)

Menurut Setiadi (2003:413), pengambilan keputusan konsumen (consumer

decision making) adalah suatu proses pengintegrasian yang menkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Dari beberapa definisi yang dijelaskan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang dijalani oleh konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan yang ada.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Lamb, et al. (2001:201-202) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, sebaliknya malah kebudayaan, sosial, individu dan psikologis secara kuat mempengaruhi proses keputusan tersebut. Mereka memiliki pengaruh dari waktu konsumen menerima rangsangan melalui perilaku pasca pembelian. Faktor budaya yang termasuk di dalamnya adalah budaya dan nilai, sub-budaya dan kelas sosial, secara luas mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Faktor sosial menunjukkan interaksi sosial antara konsumen dan mempengaruhi sekelompok orang, seperti pada referensi kelompok, opini para pemimpin dan para anggota keluarga. Faktor individu termasuk jenis kelamin, umur, keluarga, dan daur hidup keluarga (family life cycle stage), pribadi, konsep hidup, dan gaya hidup adalah unik pada setiap


(35)

individu dan memerankan aturan utama pada produk dan jasa yang diinginkan konsumen. Faktor psikologis menentukan bagaimana menerima dan berinteraksi dengan lingkungannya dan pengaruh pada keputusan yang akan diambil oleh konsumen yang di dalamnya terdiri dari persepsi, motivasi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap. Gambar 2.1 akan meringkas pengaruh-pengaruh tersebut.

Gambar 2.1

Faktor yang mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber : Lamb, et al. (2001:201-202) Faktor Budaya

Budaya dan nilai Sub budaya Kelas sosial Faktor Sosial Kelompok acuan Pemimpin opini Keluarga

Faktor Individual Tahap siklus hidup usaha dan keluarga Kepribadian, konsep diri, dan gaya hidup Faktor Psikologi Persepsi

Motivasi Pembelajaran Kepercayaan dalam sikap

Proses Pengambilan

Keputusan Konsumen

Membeli atau Tidak membeli


(36)

Berikut ini adalah penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen menurut Sunarto (2006:83-96).

a. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian.

- Budaya

Budayamerupakan penentu perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.

- Sub-budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang lebih memberikan banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

- Kelas Sosial

Sedangkan kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi, dan memiliki banyak ciri-ciri lain.


(37)

b. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

- Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurangnya melalui tiga jalur. Kelompok acuan menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.

- Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas. - Peran dan status

Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok keluarga, klub, dan organisasi. Kedudukan dan orang itu di masing-masing


(38)

kelompok dapat ditentukan berdasarakan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

c. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, dan lingkungan, gaya hidup, serta kepribadian.

- Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang pembeli barang dan jasa berbeda sepanjang hidupnya. Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Sembilan tahap siklus hidup keluarga, bersama dengan situasi keuangan dan minat produk yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok. Pemasar sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka.

- Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal dan


(39)

perjalanan dengan pesawat udara. Pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk kelompok profesi tertentu.

- Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

- Kepribadian

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

d. Faktor Psikologi

Pilihan pembelian banyak kebutuhan oleh empat faktor psikologi utama-motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan pendirian.

- Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat


(40)

intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

Para psikolog telah mengembangkan teori-teori motivasi manusia. Tiga teori yang paling terkenal-teori Sigmund Freud, Abraham Maslow, dan Frederick Herzberg-mempunyai implikasi yang berbeda terhadap analisis konsumen dan strategis pemasaran.

- Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Kata kunci dalam definisi persepsi adalah individu. Seseorang mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan cepat sebagai seorang yang agresif dan tidak jujur; yang lain mungkin menganggap orang yang sama sebagai seseorang yang pintar dan suka membantu. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama karena tiga proses persepsi: perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan selektif.

- Pembelajaran

Saat orang bertindak, mereka bertambah pengetahuannya. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Ahli teori pembelajaran yakni bahwa pembelajaran dihasilkan melalui


(41)

perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan penguatan.

- Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

2.2.3 Tahap-Tahap Proses Pembelian Konsumen

Kotler dan Keller (2009:184-186) dalam bukunya mengatakan bahwa proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian (lihat gambar 2.2), konsumen melalui lima tahap : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelas, proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan mempunyai konsekuensi dalam waktu lama setelahnya.

Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian produk itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap. Model pada tabel memberikan kerangka referensi yang baik, karena model itu


(42)

menangkap kisaran penuh pertimbangan yang muncul ketika konsumen menghadapi pembelian baru yang memerlukan keterlibatan tinggi.

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.

b. Pencarian Informasi

Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama, setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu merek peralatan. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian

informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan

online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

Sumber informasi utama di mana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:


(43)

- Komersial: Iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan tampilan.

- Publik: Media massa, organisasi pemeringkat konsumen.

- Eksperimental: Penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk. Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber ini bervariasi dengan kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen menerima informasi terpenting tentang sebuah produk dari komersial. Meskipun demikian, informasi yang paling efektif sering berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan otoritas independen.

Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi.

c. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.

Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat


(44)

masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

d. Keputusan Pembelian

Lamb, et al. (2001:193) mengatakan bahwa sejalan dengan evaluasi atas sejumlah alternatif-alternatif tadi, maka konsumen dapat memutuskan apakah produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali. Jika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian, maka langkah berikutnya dalam proses adalah melakukan evaluasi terhadap produk tersebut setelah dibeli.

e. Perilaku Pascapembelian

Kotler dan Keller (2009:190) mengatakan bahwa setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut.

Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan produk pascapembelian.


(45)

Sumber : K 2.2.4 Mo Me tahap pro perilaku k yang disaj model per Ba konsumen Gambar 2 merupakan diolah dal Mode

Kotler dan K

odel Perila enurut Sima oses pembe konsumen se jikan pada g rilaku konsu anyak mode n, mulai dar .3 , mewaki n hasil dar lam diri kon

el Lima Tah

Keller (200 aku Pembel amora (2003 elian konsu ecara utuh. gambar 2.2 umen secara el yang dike ri yang pali

ili model se i rangsanga nsumen. Mo Gambar hap Proses 09:190) lian Konsu 3:31-33), se umen. Pad Kalau kita baru prose a utuh. embangkan ing sederhan ederhana. M an (stimuli) odel ini pula

r 2.2

Pembelian

men ebelumnya t da tahap it bicara siste s. Input dan

oleh para a na sampai l Model perila ) yang bera a yang mem

n Konsume

telah dibaha tu belum m em input-pr n output bar

ahli tentang lengkap. Da aku pembeli

asal dari lu mberikan ist

en

as tentang t menggamb roses-outpu ru tampak d

g model per apat dilihat ian konsume uar dirinya, tilah kotak h

ahap-arkan t, apa dalam rilaku pada en ini yang hitam


(46)

(black box mempenga

Sumber : S

2.2.5 Pe Pa yang dapa dapat dilak Su yang dima a. Pe me b. Pe

x) untuk pr aruhinya.

M

Simamora (

eran Individ ada saat yan

at dilakuka kukan seora unarto (2006 ainkan oran ncetus: Se embeli suatu mberi pe roses penga Model Peri (2003:31-33

du Dalam K ng bersama annya pada ang individu 6:97) menga g dalam kep seorang ya u produk ata ngaruh: S

ambilan kep Gambar ilaku Pemb 3) Keputusan aan seseoran a suatu pro

u dapat terb atakan bahw putusan pem ang pertam au jasa. Seseorang putusan dan r 2.3 belian Kon n Pembelian ng dapat m oses pembel bagi menjad

wa kita dap mbelian : ma kali me

yang pa faktor-fakt sumen n memerankan lian.Peran di lima peran

pat membed engusulkan andangan tor internal n beragam pembelian n. dakan lima

gagasan u

atau sara yang peran yang peran untuk annya


(47)

c. Pengambil keputusan: Seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian-apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.

d. Pembeli: Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

e. Pemakai: Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

Amir (2005:67) dalam bukunya mendiskusikan peran-peran yang dimainkan individu dalam proses pembelian yaitu seperti inisiator, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli, atau pengguna.

Peran inisiator terjadi ketika orang mencetuskan keinginan untuk membeli sebuah barang. Sementara itu, pemberi pengaruh mendorong seseorang untuk segera membeli atau tidak membeli sebuah barang. Anggota keluarga, seperti kakak, orang tua, dapat menjadi pemberi pengaruh yang kuat untuk kebutuhan seorang mahasiswa. Pengambil keputusan biasanya banyak diambil oleh orang yang sedang “punya kuasa”. Misalnya, seorang anak (sebagai inisiator) bisa merayu ibunya (untuk bertindak sebagai influencer) agar sang ayah memutuskan membelikannya sebuah alat musikyang ia idam-idamkan.

2.3Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian

Mayoritas penduduk di Indonesia adalah perempuan yang umumnya menganut agama Islam.Perempuan muslim membutuhkankepastian tentang kehalalan produk pangan, minuman, obat, kosmetika, produk rekayasa genetik,


(48)

dan barang gunaan lain, atau yang sering disebut produk halal yang beredar di Indonesia.

Di Indonesia pemerintah membuat suatu kebijakan untuk melindungi para konsumennya yaitu melalui suatu lembaga khusus yaitu LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia). Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia atau yang disingkat LPPOM MUI adalah lembaga yang bertugas untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan turunannya, obat-obatan dan kosmetika apakah aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan dan dari sisi agama Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada masyarakat (www.wikipedia.org).

Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Produk tersebut harus sesuai syariat Islam.

Menurut LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia), yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam (www.wikipedia.org).

Syarat kehalalan produk tersebut meliputi:


(49)

b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan yang berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.

c. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariat Islam.

d. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat.

Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Artinya bahwa seseorang dalam membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut.

Dengan adanya label halal yang tercantum pada kemasan produk, maka secara langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Munculnya rasa aman dan nyaman dalam mengkonsumsi produk akan membuat seseorang melakukan keputusan pembelian.


(50)

Be Sumb Rangk 2.4Peneli Ad berhub penelit sebaga 1. Zu Ne La Ins Ah ha po ind 2,0 sig ko erdasarkan u ber : kuti (2010:8 itian Terda da beberap bungan den tian terdahu ai berikut : uliana Rofiq egeri Walis abelisasi Ha stant Indofo hwal Al-Sy sil peneliti sitif terhad dofood. Ni 00575 yang gnifikan an nsumen (Y Labelisasi uraian terseb

8) dan Suma

ahulu pa penelitia

ngan labeli ulu yang m

qoh (2012), songo Sem alal Terhad ood (Studi akhsiyyah S ian ini me

ap keputusa lai t hitun

lebih kecil ntara vari Y). Sedang

Halal (X)

but, maka d Gamb Kerangk arwan (200 an terdahul isasi halal memiliki hu merupakan marang den dap Keputu Kasus Pad Semester V enunjukkan an konsum ng adalah4, l dibanding abel label gkan dari dibuat keran bar 2.4 ka Teori 4:289)

lu yang te dan keputu ubungan de n mahasisw ngan skrips san Konsum da Mahasisw VIII IAIN W

bahwa lab men dalam m ,087, sedan

dengan thit lisasi hala hasil ana

ngka teori se

elah melak usan pemb engan pene

a dari Instit i yangberju men Memb wa Jurusan Walisongo S

belisasi ha membeli pro ngkan nilai tung. Artiny al (X)terha alisis koef Keputusan (Y ebagai berik kukan pene belian. Beb elitian ini a

tut Agama udul “Peng beli Produk Muamalah Semarang). alal berpeng roduk mie i

i t tabel a ya, ada peng adap kepu fisiendeterm n Pembelian Y) kut : elitian berapa adalah Islam garuh k Mie h Dan Dari garuh instan adalah garuh utusan minasi n


(51)

diperoleh nilai sebesar 0,240, ini artinya bahwa variasi perubahanvariabel keputusan konsumen (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel bebaslabelisasi halal (X) sebesar 24%. Sedangkan sisanya 76% dipengaruhi oleh faktorlain diluar penelitian ini.

2. Ramadhan Rangkuti (2010), merupakan mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara dengan skripsi yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan dalam Kemasan (snack merek Chitato) Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara”. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa labelisasi halal berpengaruh signifikan dengan nilai signifikan 0,000 akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil karena menghasilkan nilai R square 0,221 atau 22,1 %.

3. Mahwiyah (2010), merupakan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsi yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta)”.Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa labelisasi halal berpengaruh secara signifikan sebesar 54.7 %, hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sedang antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya (Juliandi, 2013:14).

3.2Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah di kota Medan. Dipilihnya lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :

1. Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik Kota Medan dinyatakan bahwa kota Medan merupakan kota yang mayoritas penduduknya adalah berjenis kelamin perempuan. Mayoritas perempuan di kota Medan juga menganut agama islam sehingga memiliki keterkaitan dengan judul pada penelitian ini.

2. Lokasi penelitian dilakukan di kota Medan agar hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan akan bersifat general atau umum sehingga akan berguna bagi semua pihak.


(53)

3.3Populasi dan Sampel

Menurut Juliandi (2013:126), populasi penelitian merupakan seluruh elemen/unsur yang akan diamati atau diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perempuan muslim di kota Medan yang pernah membeli dan menggunakan produk kosmetik Wardah. Besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel tidak diketahui, maka teknik penarikan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan metodeaccidental sampling.

Pengambilan sampel dengan metode accidental sampling adalah dengan cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel penelitian (Juliandi, 2013:60).

Dalam penelitian ini, jumlah populasi sangat besar dan tidak diketahui jumlahnya secara pasti. Maka, penentuan jumlah sampel menggunakan cara interval taksiran berdasarkan rumus (Suharso, 2009:63-64) :

dimana :

n = Jumlah sampel

p = Proporsi sampel yang memiliki ciri spesifik (x/n) q = Selisih proporsi (1-p)

e = Kesalahan estimasi

Zα/2 =Nilai dari tabel fungsi normal (berdasarkan tingkat keyakinan)


(54)

Sugiyono (2006:67) mengatakan bahwa misalnya : - Tingkat kepercayaan 68 %, maka z = 1

- Tingkat kepercayaan 95 %, maka z = 1,96 - Tingkat kepercayaan 99 %, maka z = 2,58

Dalam penelitian ini tingkat keyakinan ditentukan 95 %, maka nilai Zα/2=

1,96, tingkat kesalahan penarikan sampel sebesar 10 %, dan nilai p dan q tidak diketahui, maka dianggap memiliki proporsi yang sama sehingga p.q = (0,5).(0,5) = 0,25 sehingga diperoleh besaran sampel :

n = (0,5).(0,5) (1,96/0,1)² n = (0,25) (19,6)²

n = (0,25) (384,16)

n = 96,04 dibulatkan menjadi 100 orang. Maka, sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

3.4Hipotesis

Juliandi (2013:122) menyatakan bahwa hipotesis merupakan dugaan, kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya. Dengan demikian hipotesis relevan dengan rumusan masalah, yakni jawaban sementara terhadap hal-hal yang dipertanyakan pada rumusan masalah. Hipotesis disebut dengan sementara oleh karena jawaban sebenarnya belum mungkin dikemukakan pada bagian ini, sebab belum ada data apapun yang dikumpulkan oleh peneliti.


(55)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: : Tidak ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian

produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di kota Medan.

: Ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah pada perempuan muslim di kota Medan.

3.5 Definisi Konsep

Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata (Prasetyo dan Jannah, 2005:67). Pembatasan konsep dalam penelitian tidak saja untuk menghindari salah maksud dalam memahami konsep penelitian, tetapi batasan konsep amat diperlukan untuk penjabaran variabel penelitian maupun indikator variabel (Bungin, 2005:102).

Untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas dan juga untuk menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka peneliti mengemukakan konsep-konsep antara lain :

1. Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.

2. Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.


(56)

3.6Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang di dasarkan atas sifat-sifat objek yang didefinisikan dan dapat diamati (Muhamad, 2008:115).

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (independent variable), atau disebut juga variabel prediktor, merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat dan mempunyai hubungan yang positif atau negatif (Suharso, 2009:37). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah labelisasi halal. Menurut Rangkuti (2010:8), labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Labelisasi halal memiliki beberapa indikator, yaitu:

- Pengetahuan - Kepercayaan

- Penilaian terhadap labelisasi halal. 2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (dependent variable), atau disebut variabel kriteria, menjadi perhatian utama (sebagai faktor yang berlaku dalam pengamatan) dan sekaligus menjadi sasaran dalam penelitian (Suharso, 2009:37). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan pembelian. Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan bahwa suatu keputusan sebagai


(57)

pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Keputusan Pembelian memiliki beberapa indikator, yaitu :

- Pengenalan Masalah - Pencarian Informasi - Evaluasi Alternatif - Keputusan pembelian - Perilaku Pascapembelian

Kedua variabel tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert, dengan skor 1-5, kemungkinan jawaban tidak sekedar “setuju” dan “tidak setuju”, melainkan dibuat lebih banyak kemungkinan jawabannya, yaitu sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). Suharso (2009:44). Dimana semakin tinggi angka skor menunjukkan semakin yakin konsumen tentang kehalalan produk.

Definisi operasional dapat juga dilihat pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

1 Labelisasi Halal (X)

Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.

1. Pengetahuan 2. Kepercayaan 3. Penilaian terhadap labelisasi halal Skala Likert 2 Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif

1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif Skala Likert


(58)

4. Keputusan pembelian 5. Perilaku Pasca

Pembelian Sumber :

Rangkuti (2010:8) dan Sumarwan (2004:289)

3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Data Primer

Data primer atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2010:91). Teknik ini dilakukan melalui :

a. Metode angket (Questionnaire), yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh responden terpilih, dan merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian(Suharso, 2009:89). Angket diberikan kepada perempuan muslim di kota Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini.

b. Metode wawancara (Interview), adalah percakapan yang dilakukan pewawancara (interviewer) dengan pihak perusahaan guna menggali informasi atau data yang diinginkan untuk kebutuhan penelitian.


(59)

3.7.2 Data Sekunder

Data Sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya(Azwar, 2010:91). Teknik ini dilakukan melalui :

a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu menyelidiki rekaman-rekaman data yang telah berlalu. Ada dua bentuk pengumpulan dokumentasi :

- Dokumen tertulis (printed) : buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian, jurnal, dan laporan.

- Dokumen elektronis (nonprinted) : situs internet, foto, microfilm, disket, CD, kaset, atau peralatan audio visual lainnya (Juliandi, 2013:72).

3.8Teknik Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen agar dapat memenuhi ketepatan dan kebenaran harus melalui dua persyaratan, yaitu keandalan (reliabilitas) dan kesahihan (validitas). Untuk menguji ketepatan kuesioner, akan dilakukan pengujian terhadap 30 orang perempuan muslim di kota Medan diluar dari responden yang dipilih dalam penelitian ini.


(60)

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2006:267), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Muhamad (2008:128) juga berpendapat bahwa validitas adalah pengukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan (kesahihan) ukuran suatu instrumen terhadap konsep yang diteliti. Suatu instrumen adalah tepat untuk digunakan sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi. Validitas merujuk kepada sejauh mana suatu uji dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur.

Juliandi (2013:79) dalam bukunya mengatakan bahwa teknik statistik yang dapat digunakan adalah korelasi dengan rumus :

Dengan keterangan :

= koefisien korelasi antara variable X dan Y n = jumlah responden uji coba

X = skor tiap item

Y = skor seluruh item responden uji coba

Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan software SPSS versi 17.0..

Hipotesisnya adalah :

- : Korelasi skor item dengan total skor adalah tidak signifikan (tidak valid) - : Korelasi skor item dengan total skor adalah signifikan (valid)

∑ ∑ ∑


(61)

Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis sebagai berikut:

- Tolak jika probablilitas yang dihitung ≤ probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 (Sig. 2-tailed≤ . )

- Terima jika nilai probabilitas yang dihitung > probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 (Sig. 2-tailed> . ). Juliandi (2013:154

3.8.1.1Uji Validitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal

Uji validitas instrumen variabel labelisasi halal dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal Pernyataan Nilai Korelasi Probabilitas Keterangan Pernyataan 1 0.700 (positif) 0.000<0.05 Valid

Pernyataan 2 0.821 (positif) 0.000<0.05 Valid  Pernyataan 3 0.566 (positif) 0.001<0.05 Valid  Pernyataan 4 0.759 (positif) 0.000<0.05 Valid  Pernyataan 5 0.816 (positif) 0.000<0.05 Valid  Pernyataan 6 0.716 (positif) 0.000<0.05 Valid  Sumber: Data yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian validitas instrumen dari variabel labelisasi halal memiliki nilai korelasi yang lebih besar dari 0,361 dan probabilitas yang lebih kecil dari 0.05 (Sig. 2-tailed< . ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan dari variabel labelisasi halal adalah valid. Dengan demikian, semua pernyataan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur labelisasi halal.


(62)

3.8.1.2Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian

Uji validitas instrumen variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian Pernyataan Nilai Korelasi Probabilitas Keterangan Pernyataan 7 0.626(positif) 0.000 < 0.05 Valid Pernyataan 8 0.439(positif) 0.015 < 0.05 Valid  Pernyataan 9 0.557(positif) 0.001 < 0.05 Valid  Pernyataan 10 0.408(positif) 0.025 < 0.05 Valid  Pernyataan 11 0.664(positif) 0.000 < 0.05 Valid  Pernyataan 12 0.649(positif) 0.000 < 0.05 Valid  Pernyataan 13 0.658(positif) 0.000 < 0.05 Valid  Pernyataan 14 0.627(positif) 0.000 < 0.05 Valid  Pernyataan 15 0.643(positif) 0.000 < 0.05 Valid  Pernyataan 16 0.674(positif) 0.000 < 0.05 Valid  Sumber : Data yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian validitas instrumen dari variabel keputusan pembelian memiliki nilai korelasi ( ) yang lebih besar dari 0,361 dan probabilitas yang lebih kecil dari 0.05 (Sig. 2-tailed< . ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan dari variabel keputusan pembelian adalah valid. Dengan demikian, semua pernyataan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur keputusan pembelian.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji Keandalan berkaitan dengan ketepatan prosedur pengukuran. Keandalan memiliki banyak arti bagi banyak orang, tetapi dalam kebanyakan konteks muncul pemikiran mengenai konsistensi. Keandalan adalah yang


(63)

mendukun validitas it Me berikut : Me penarikan 0,6 maka i Me dengan c Cronbach Dimana : Pe ng validitas tu sendiri(M enurut Juli enurut Gh kesimpulan instrumen m enurut Arik cara yang Alphadeng r = k = ∑ b² = σ1² =

ngujian ini =

s dan meru Muhamad, 2

iandi (2013

hozali dan nnya, jika n memiliki rel kunto (2002 lain salah gan rumusan Reliabilitas Banyaknya Jumlah vari Varians tota akan dibant upakan sya 2008:135). 3:84), rumu Castellan nilai koefisi liabilitas ya 2) dalam Ju satunya a n sebagai be

s Instrumen a Butir Perta

ians butir al.

tu dengan m

arat mutlak

us Spearm

(2005) d ien reliabili ang baik/reli liandi (201 adalah den erikut : anyaan menggunaka

k, tetapi tid

an Brown dalam Julia itas (Spearm iabel/terperc 3:86), peng ngan meng

an software

dak cukup adalah se andi (2013 man Brown caya. gujian reliab ggunakan t

eSPSS versi bagi

ebagai

3:84), n/ ) ≥

bilitas eknik


(64)

3.8.2.1Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal

Uji reliabilitas instrumen variabel labelisasi halal dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Labelisasi Halal Cronbach's Alpha N of Items

.827 6

Sumber: Data yang diolah, 2013

Tabel 3.4 di atas menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen variabel labelisasi halal. Hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 maka instrumen dinyatakan reliabel. Dari tabel di atas, nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.827. Oleh karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6, yaitu 0.827 > 0.6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel labelisasi halal adalah reliabel.

3.8.2.2Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian

Uji reliabilitas instrumen variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian Cronbach's Alpha N of Items

.797 10

Sumber: Data yang diolah, 2013

Tabel 3.5 di atas menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen variabel keputusan pembelian. Hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 maka


(65)

instrumen dinyatakan reliabel. Dari tabel di atas, nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.797. Oleh karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6, yaitu 0.797 > 0.6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel keputusan pembelian adalah reliabel.

3.9 Teknik Pengumpulan Skor

Juliandi (2013:72-73) menyatakan bahwa teknik pengumpulan skor dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert, yaitu skala yang dirancang oleh Likert untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen pertanyaan memiliki gradasi sangat positif sampai sangat negatif. Umumnya skala Likert mengandung pilihan jawaban :

a. Sangat setuju diberi skor (5) b. Setuju diberi skor (4) c. Netral diberi skor (3) d. Tidak setuju diberi skor (2) e. Sangat tidak setuju diberi skor (1)

Skala Likert dapat disusun dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan, dan bentuk pilihan ganda atau tabel ceklis.

Dalam penelitian ini, labelisasi halal dan keputusan pembelian diukur dengan menggunakan skala likert dengan variasi jawaban sebagai berikut :

a. Sangat setuju diberi skor (5) b. Setuju diberi skor (4)


(1)

5

Labelisasi halal pada produk kosmetik Wardah

memberikan jaminan terbebas dari bahan-bahan

yang haram

6

Labelisasi halal pada produk kosmetik Wardah

menjamin kehalalan produk

B.

Keputusan Pembelian

No Pernyataan SS

S

N

TS

STS

Pengenalan Masalah

7 Anda menyadari adanya kebutuhan untuk

menggunakan produk kosmetik Wardah yang

berlabel halal

8 Anda

menyadari

adanya rasa ingin menggunakan

produk kosmetik Wardah yang berlabel halal

Pencarian Informasi

9 Anda memperoleh informasi tentang label halal

produk kosmetik Wardah dari teman, keluarga,

iklan, dan media massa

10 Anda mencari tahu kehalalan produk kosmetik

Wardah dari label yang tercantum pada kemasan

Evaluasi Alternatif

11 Anda berusaha memenuhi kebutuhan dengan

produk kosmetik Wardah yang berlabel halal

12 Anda mencari manfaat tertentu dari produk

kosmetik Wardah yang berlabel halal

Keputusan Pembelian

13 Anda memutuskan untuk membeli produk kosmetik

Wardah karena berlabel halal

14 Anda memutuskan untuk membeli produk kosmetik

Wardah karena memenuhi syarat kehalalan sesuai

syariat Islam

Perilaku Pascapembelian

15 Anda merasa puas menggunakan produk kosmetik

Wardah yang berlabel halal

16 Anda memiliki keinginan untuk membeli kembali

produk kosmetik Wardah karena berlabel halal


(2)

Lampiran 2

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN


(3)

(4)

Lampiran 3

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

a.

Uji Reliabilitas Variabel Labelisasi Halal (X)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.827 6

b.

Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

HASIL UJI REGRESI LINEAR SEDERHANA, UJI T, DAN

KOEFISIEN DETERMINASI R²

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Labelisasi Halala . Enter

a. All requested variables entered.

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1315.959 1 1315.959 98.326 .000a

Residual 1311.601 98 13.384

Total 2627.560 99

a. Predictors: (Constant), Labelisasi Halal

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 31.4755 47.1513 41.6200 3.64589 100

Std. Predicted Value -2.782 1.517 .000 1.000 100

Standard Error of Predicted Value

.366 1.086 .499 .138 100

Adjusted Predicted Value 32.0052 47.3973 41.6243 3.62575 100

Residual -9.55282 8.68658 .00000 3.63985 100

Std. Residual -2.611 2.374 .000 .995 100

Stud. Residual -2.624 2.391 .000 1.005 100

Deleted Residual -9.64934 8.81030 -.00426 3.71385 100

Stud. Deleted Residual -2.708 2.452 -.001 1.015 100

Mahal. Distance .000 7.742 .990 1.244 100

Cook's Distance .000 .119 .010 .018 100

Centered Leverage Value .000 .078 .010 .013 100


(6)

a.

Koefisien Determinasi R²

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .708a .501 .496 3.65837

a. Predictors: (Constant), Labelisasi Halal

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b.

Regresi Linear Sederhanadan Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.560 2.853 4.753 .000

Labelisasi Halal 1.120 .113 .708 9.916 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Medan

50 398 112

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mi Instan

1 20 18

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie.

0 4 22

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie.

1 3 14

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie.

0 3 88

BAB II KERANGKA TEORI - Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah pada Perempuan Muslim di Kota Medan

0 0 27

PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA PEREMPUAN MUSLIM DI KOTA MEDAN SKRIPSI

0 0 15

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH (STUDI PADA MAHASISWA MANAJEMEN BISNIS SYARIAH STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 2 25

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH (STUDI PADA MAHASISWA MANAJEMEN BISNIS SYARIAH STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 1 12

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH (STUDI PADA MAHASISWA MANAJEMEN BISNIS SYARIAH STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 29