Analisis Pengaruh Harga, Brand Image Dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Jenis Android Pada Karyawan Telkomsel Regional Medan
KUESIONER
ANALISIS PENGARUH HARGA, BRAND IMAGE, DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG JENIS
ANDROID PADA KARYAWAN TELKOMSEL REGIONAL MEDAN A. Identitas Responden
a. Nama :
b. JenisKelamin : Pria/ Wanita
c. Umur :
B. Petunjuk Pengisian
1. Mohon member tanda ceklis (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai.
2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja. 3. Kriteria jawaban :
Sangat Tidak Setuju : STS
Tidak Setuju : TS
Kurang Setuju : KS
Setuju : S
(2)
No. Pernyataan STS TS KS S SS Harga (X1)
1 Harga smartphone Samsung jenis android sesuai dengan kualitas yang diberikan.
2 Harga smartphone Samsung jenis android sangat dapat dijangkau oleh siapa saja.
3 Smartphone Samsung jenis android bervariasi sesuai harga dan tipe smartphone nya.
Brand Image (X2)
1 Smartphone Samsung jenis android sudah
terpercaya dikalangan umum.
2 Smartphone Samsung memiliki citra perusahaan
yang bagus.
3 Smartphone Samsung jenis android memiliki
perbedaan dari smartphone lain.
Atribut Produk (X3) 1 Kualitas smartphone Samsung jenis android
sangat baik dan berkualitas.
2 Fitur – fitur yang diberikan Samsung jenis android sangat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
3 Smartphone smartphone Samsung jenis android mempunyai desain yang sangat menarik.
Keputusan Pembelian (Y)
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1 Pembelian smartphone Samsung jenis android banyak tersedia di Store terdekat
2 Membeli smartphone Samsung jenis android membantu kebutuhan online sehari-hari.
(3)
DAFTAR PUSAKA
Buku
Ginting, Paham dan Situmorang, Syafrizal H, 2008. Filsafat dan Metode Riset, USU Press, Medan.
Kartajaya, Hermawan, 2002. Kartajaya on Marketing, Edisi Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller, 2008. Dasar-dasar pemasaran, Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, 2008. Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip, 2010. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
2010. Marketing 3.0. Erlangga, Jakarta.
Setiadi, Nugroho, 2003. Perilaku Konsumen : Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi
Dan Penelitian Pemasaran, Kencana, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi Dan Muslich Lufti, 2014. Analisis Data Untuk Riset
Manajemen Dan Bisnis, USU Press, Medan.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sumarwan, ujang, 2010. Perilaku Konsumen : Teori Dan Penerapannya Dalam
Pemasaran, Galia, Bogor.
2004. Perilaku Konsumen, Galia, Bogor.
(4)
Jurnal
Setyobudi, Aji, 2010. Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Motor Suzuki Smash di Kota Semarang.
Isyanto, Puji, 2012. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Handphone Blacberry Pada Mahasiswa Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang.
Sulistyawati, Praba, 2012. Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di Kota Semarang.
Web
yang diakses pada tanggal 1 Juni 2015 jam 12.45
(5)
METODE PENELITIAN
6.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif. Yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang 2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel harga (X1), brand image (X2), variabel atribut produk (X3) terhadap keputusan pembelian (Y).
6.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada karyawan telkomsel regional Medan. Waktu penelitian ini direncanakan dimulai dari bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan September 2015.
6.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen (X), terdiri dari : harga (X1), brand image (X2), dan atribut produk (X3).
2. Variabel Dependen (Y) adalah keputusan pembelian smartphone Samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan.
(6)
Defenisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel dari suatu faktor berkaitan dengan faktor lain. Pada penelitian ini variabel penelitiannya adalah :
1. Harga (X1)
Harga adalah Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.
2. Brand Image (X2)
Brand Image adalah persepsi yang bertahan lama, dan dibentuk melalui
pengalaman, dan sifatnya relatif konsisten. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangatlah ditentukan oleh citra merek tersebut.
3. Atribut Produk (X3)
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.
4. Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen tersebut.
Tabel 3.1
(7)
Variabel Penelitian
Definisi Indikator Skala
Harga (X1)
Sejumlah uang yang di tukar untuk suatu manfaat karena memiliki atau menggunakan produk Samsung
1. Harga sesuai dengan kualitas
2. Keterjangkauan harga 3. Kesesuaian harga
dengan manfaat.
Likert
Brand Image
(X2)
Persepsi tentang merek Samsung yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya terhadap merek Samsung.
1. Terpercaya 2. Citra Perusahaan
Memiliki perbedaan dari merek lain
Likert
Atribut Produk (X3)
Unsur - unsur dan fitur produk Samsung yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
1. Kualitas smartphone Samsung jenis android 2. Fitur yang sesuai
dengan kebutuhan konsumen Desain produk Likert Keputusan Pembelian (Y)
Tindakan dari konsumen untuk membeli atau tidak terhadap produk Samsung dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen tersebut.
1. Mudah dan gampang dicari dimana saja. 2. Adanya kebutuhan
konsumen.
Likert
3.5 Skala Pengkuran Variable
Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2012:86). Skala Likert digunakan untuk mengukur
(8)
pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian. Pengukuran dengan Skala Likert ini menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No. Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2004)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Ginting & Situmorang 2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 155 orang pada karyawan telkomsel regional medan yang menggunakan smartphone samsung.
6.6.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap yang dapat menggambarkan populasinya (Ginting & Situmorang 2008:151).
Dalam penelitian ini maka tehnik sampel yang digunakan adalah dengan cara random
(9)
acak, dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Pada penelitian ini populasi sudah diketahui secara pasti, maka untuk dapat mencari sampel adalah dengan cara menggunakan rumus
Slovin yaitu :
n = N / ( 1 + N (e)² )
= 155 / (1 + 155 x (0,1)²) = 155 / 156 x 0,01 = 99,4
Dengan perhitungan tersebut, maka diambil sampel sebanyak 100 orang.
6.7 Jenis Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder. Data primer dan sekunder diuraikan sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang ada di lokasi penelitian.Data primer diperoleh dengan melalui wawancara dan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel penelitian.
(10)
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, jurnal, majalah, informasi perusahaan maupun internet.
3.8 Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
2. Studi Pustaka
Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang, dkk (2014:86) Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur yang mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin megukur kuesioner didalamnyapengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin di ukurnya. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada karyawan telkomsel regional Medan dengan memberikan kuesioner kepada 100 orang karyawan.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang digunakan dalam pengujian validitas dengan kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pada pertanyaan kuesioner
(11)
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan menggunakan program dengan kriteria sebagai berikut:
bila : r hitung > r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
r hitung ≤ r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas
Uji Validitas Harga
No Butir Pernyataan Nilai Korelasi Nilai Probabilitas Keterangan
1 0,801 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid
2 0,633 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 3 0,807 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid
Uji Validitas Brand Image
1 0,758 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 2 0,658 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 3 0,679 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid
Uji Validitas Atribut Produk
1 0,628 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 2 0,585 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 3 0,699 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid
Uji Validitas Kepuasan Pembelian
1 0,774 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 2 0,767 > 0,206 0,00 < 0,05 Valid
Berdasarkan tabel 3.3 diperoleh bahwa hasil dari pengujian memiliki nilai yang lebih besar dari 0.195. Disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
(12)
Menurut Situmorang dan lufti (2014:89) reliabilitas adalah indeks yag menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik.
Oleh karena itu, perlu adanya validitas dan reliablitas. Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS for windows terhadap 100 orang karyawan.
Butir pertanyaan yang sudah dikatakan valid dalam uji validitas ditentukan realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
Jika : ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel. ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak reliable
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach's Alpha Keterangan
Harga (X1) 0,711 > 0,6 Reliabel
Brand Image (X2) 0,723 > 0,6 Reliabel
Atribut Produk (X3) 0,771 > 0,6 Reliabel
Kepuasan Pembelian (Y) 0,715 > 0,6 Reliabel
Dari tabel 3.5 diatas nilai Cronbach Alpha lebih bessar dari 0.60 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner telah reliabel dan layak disebarkan kepada responden untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.
(13)
3.10 Model Analisis Data 3.10.1 Model Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2012:206) analisis deskriptif ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak biasa dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lufti 2014:114).
2. Uji Heteroskedastisitas
Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota
(14)
grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti 2014:121).
c. Uji Multikolinearitas
Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti 2014:151), di mana :
Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.
3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yang terdiri atas harga (X1), brand image (X2), dan atribut produk (X3) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y=α+b1 X1+b2 X2+b3 X3+e
Keterangan:
Y= Keputusan pembelian
α = Konstanta
X1= Harga
X2= Brand Image X3= Atribut Produk
(15)
b1= Koefisien regresi variabel harga b2= Koefisien regresi variabel Brand Image
b3= Koefisien regresi variabel Atribut Produk e = Standard Error
3.11 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :
3.11.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai-nilai variabel dependen.
Kriteria pengujian hipotesis :
H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.
H0 : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.
Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima, jika thitung< ttabel pada α = 5%
H0 ditolak, jika thitung > ttabel pada α = 5%
(16)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.
Bentuk pengujian :
H0 : b1 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.
H0 : b1≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) harga, brand image, dan atribut produk terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.
Kriteria pengambilan keputusan adalah :
H0 diterima, jika fhitung < ftabel pada α = 5%
H0 ditolak, jika fhitung > ftabel pada α = 5%
3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1 (0<R2<1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk adalah besar terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan
(17)
bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk adalah kecil terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Deskriptif Responden
Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat 3 butir pernyataan untuk variabel X1, 3 butir pernyataan untuk variabel X2, 3 butir pernyataan untuk variabel X3, dan 2 butir pernyataan untuk variabel Y. Jumlah keseluruhan pernyataaan adalah 11 pernyataan. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan telkomsel regional medan yang menggunakan smartphone samsung. Adapun analisis deskriptif ini merupakan uraian mengenai hasil pengumpulan data
(18)
primer (berupa kuesioner) yang telah diisi oleh responden. Berikut Jumlah dan persentase gambaran umum responden :
1. Crosstab Jenis Kelamin
Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Crosstab Umur dan Jenis Kelamin Umur * Gender Crosstabulation
Count
Gender
Total Pria Wanita
Umur 20 - 30 26 29 55
31 - 40 15 21 36
41 - 50 6 3 9
Total 47 53 100
Pada Tabel 4.1 menunjukkan responden pria yang berjumlah 47 orang (47%) dan responden wanita yang berjumlah 53 orang (53%). Hal ini menunjukkan bahwa responden wanita paling dominan dalam penelitian ini. Responden wanita lebih dominan karena karyawan telkomsel lebih banyak daripada karyawan pria. Sedangkan untuk karakteristik umur dari responden yang paling banyak di teliti adalah umur 20 - 30 tahun, yaitu sebanyak 55 orang. Dan yang terendah adalah umur 41 - 50 tahun, yaitu sebanyak 9 orang. Responden yang berusia 20 – 30 tahun adalah responden yang paling dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden yang berusia 20 - 30 tahun.
4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel
Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor pengaruh harga, brand image, dan atribut produk, terhadap keputusan pembelian smartphone
(19)
samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan adalah sebagai berikut:
1. Harga (X1)
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Harga (X1)
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa:
1) Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, harga
smartphone Samsung jenis android sesuai dengan kualitas yang diberikan dengan
klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat rata-rata 4,38 yang artinya responden setuju bahwa harga smartphone Samsung jenis android sesuai dengan kualitas yang diberikan.
2) Pada butir pernyataan kedua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, harga smartphone Samsung jenis android sangat dapat dijangkau oleh siapa saja dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat rata-rata 4,16 yang artinya responden setuju bahwa harga smartphone Samsung jenis android sangat dapat dijangkau oleh siapa saja.
3) Pada butir pernyataan ketiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, smartphone Samsung jenis android bervariasi sesuai harga dan tipe smartphone nya dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), Tanggapan Responden Sangat Tidak setuju Tidak Setuju Kurang Setuju
Setuju Sangat Setuju
Rata- rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 0 0 4 4 20 20 56 56 20 20 4.38
2 0 0 2 0 14 14 60 60 24 24 4,16
3 0 0 1 0 14 14 66 66 19 19 3,71
(20)
didapat rata-rata 3,71 yang artinya responden setuju bahwa smartphone Samsung jenis android bervariasi sesuai harga dan tipe smartphone nya.
2. Brand Image (X2)
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Image (X2)
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa:
1) Pada butir pernyataan keempat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk
smartphone Samsung jenis android sudah terpercaya dikalangan umum dengan
klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat rata-rata 4,16 yang artinya responden setuju bahwa smartphone Samsung jenis android sudah terpercaya dikalangan umum.
2) Pada butir pernyataan kelima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
smartphone Samsung memiliki citra perusahaan yang bagus klasifikasi penilaian
1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat rata-rata 4,28 yang artinya responden setuju bahwa smartphone Samsung memiliki citra perusahaan yang bagus.
3) Pada butir pernyataan keenam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
amartphone Samsung jenis android memiliki perbedaan dari smartphone lain
dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), Tanggapan Responden Sangat Tidak setuju Tidak Setuju Kurang Setuju
Setuju Sangat Setuju
Rata-rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 0 0 66 66 34 34 4,16
2 0 0 0 0 0 0 73 73 27 27 4,28
3 0 0 0 0 0 0 70 70 30 30 4,15
(21)
didapat rata-rata 4,15 yang artinya responden setuju bahwa smartphone Samsung jenis android memiliki perbedaan dari smartphone lain.
3. Atribut Produk (X3)
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Atribut Produk (X3)
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa :
1) Pada butir pernyataan ketujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk kualitas smartphone Samsung jenis android sangat baik dan berkualitas. dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat rata-rata 4,29 yang artinya responden setuju bahwa kualitas smartphone Samsung jenis android sangat baik dan berkualitas.
2) Pada butir pernyataan kedelapan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, fitur – fitur yang diberikan Samsung jenis android sangat sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat rata-rata 3,74 yang artinya responden setuju bahwa fitur – fitur yang diberikan Samsung jenis android sangat sesuai dengan kebutuhan pengguna. 3) Pada butir pernyataan kesembilan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
smartphone smartphone Samsung jenis android mempunyai desain yang sangat menarik dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat Tanggapan Responden Sangat Tidak setuju Tidak Setuju Kurang Setuju
Setuju Sangat Setuju
Rata- rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 16 16 53 53 31 31 4,29
2 0 0 0 0 17 17 52 52 31 31 3,74
3 0 0 0 0 6 6 67 67 27 27 4,02
(22)
setuju), didapat rata-rata 4,02 yang artinya responden setuju bahwa smartphone
smartphone Samsung jenis android mempunyai desain yang sangat menarik.
4. Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa :
1) Pada butir pernyataan kesepuluh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, pembelian smartphone Samsung jenis android banyak tersedia di Store terdekat dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat rata-rata 4,40 yang artinya responden setuju bahwa pembelian smartphone Samsung jenis android banyak tersedia di Store terdekat.
2) Pada butir pernyataan kesebelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk membeli smartphone Samsung jenis android membantu kebutuhan online sehari-hari dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju),
Tanggapan Responden
Sangat Tidak setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju Sangat Setuju
Rata-rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 0 0 58 58 42 42 4,40
2 0 0 0 0 0 0 55 55 45 45 4,63
(23)
didapat rata-rata 3,77 yang artinya responden setuju bahwa Membeli smartphone Samsung jenis android membantu kebutuhan online sehari-hari.
4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk melihat apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu menggunakan analisis grafik dan uji statistik. 1. Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal jika berbentuk lonceng
yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar grafik berikut :
Gambar 4.1
Histogram Pada Uji Normalitas
Pada grafik histogram pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng.
(24)
2. Apabila plot dari keduanya berbentuk linear, maka berindikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola titik-titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linear, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah normal. Berikut adalah hasil Normal P – Plot of Regresson Standardized Residual:
Gambar 4.2
Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Untuk lebih memastikan, dapat dilakuka uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal, dengan keputusan :
1. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal.
2. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal.
(25)
Tabel 4.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .65238047
Most Extreme Differences
Absolute .071
Positive .044
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .711
Asymp. Sig. (2-tailed) .692
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,692 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan demikian variabel residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,96 dengan kata lain data dikatakan normal.
4.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Prinsip pengujian Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah adanya gangguan yang ada pada suatu penelitian. Metode untuk menguji penelitian untuk mencari keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode grafik dan statistik, yang menggunakan uji Glejser.
1. Pendekatan Grafik
(26)
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.3, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
2. Pendekatan Statistik
Pendekatan statistik dilakukan dengan uji Glejser. Berikut adalah hasil dari pengolahannya:
(27)
Uji Glejser Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 1.107 1.009 2.009 .000
Pengaruh Harga .288 .045 -.560 2.353 .034
Brand Image .089 .061 -.133 2.466 .042
Atribut Produk .175 .062 .259 2.851 .032
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari Tabel 4.9 dapat dilihat signifikansi variabel bebas tidak lebih besar dari 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
4.2.3 Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas berarti adanya hubungan yang sempuran, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut :
(28)
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengaruh Harga .927 1.079
Brand Image .872 1.147
Atribut Produk .874 1.145
Dasar untuk melihat suatu model yang tidak terkena multikolinearitas adalah dengan melihat besar Variance Inflation Factor (VIF) dan tingkat tolerancenya. Jika VIF > 5 dan Tolerance < 0,1, maka terkena multikolinearitas, tetapi jika VIF < 5 dan tolerance > 0,1, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam penelitian ini. Berdasarkan Tabel 4.10 semua nilai VIF adalah < 5 dan nilai tolerancenya > 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.
4.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari harga (X1), brand image (X2), atribut produk (X3), terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.
Tabel 4.11 Variabels Entered
(29)
Variables Entered/Removeda
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Atribut Produk,
Pengaruh Harga, Brand Imageb
Enter
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian b. All requested variables entered.
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak digunakan, atau yang disebut dengan metode enter.
Tabel 4.12
Hasil Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 1.107 1.009 2.009 .000
Pengaruh Harga .288 .045 -.560 2.353 .034
Brand Image .089 .061 -.133 2.466 .042
Atribut Produk .175 .062 .259 2.851 .032
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.12, dapat dirumuskan model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
(30)
Y= 1,107 + 0,288 X1 + 0,089 X2 + 0,175 X3 + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = 1,107. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel harga (X1),brand image (X2), dan atribut produk (X3), adalah 0, maka keputusan pembelian (Y) smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan sebesar 1,107, dengan asumsi variabel lain tetap.
2. Koefisien b1X1 = 0,288. Ini menunjukkan bahwa variabel harga (X1) berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel harga ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat sebesar 0,288 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.
3. Koefisien b2X2 = 0,089. Ini menunjukkan bahwa variabel brand image (X2) berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel brand image ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat sebesar 0,089 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap. 4. Koefisien b3X3 = 0,175. Ini menunjukkan bahwa variabel atribut produk (X3)
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel atribut produk ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat sebesar 0,175 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap. 4.4 Pengujian Hipotesis
(31)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individu) terhadap variasi variabel dependen.
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
1. Ho diterima jika t-hitung < t-tabel pada α = 5% 2. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel pada α = 5%
Nilai t-tabel dapat dilihat pada α = 5% yang diperoleh dari n – k n = jumlah sampel yaitu 100 responden
k = jumlah variabel yang digunakan adalah 3 maka 100-3 = 97, jadi nilai t-tabel 5% (96) adalah 1,984.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.13 seperti berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.107 1.009 2.009 .000
Pengaruh Harga .288 .045 -.560 2.353 .034
Brand Image .089 .061 -.133 2.466 .042
Atribut Produk .175 .062 .259 2.851 .032
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap yang
(32)
terlihat dari nilai signifikan (0,034 < 0,05) dan nilai thitung (2,353) > ttabel (1,98) artinya jika variabel harga ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,288 satuan.
2. Variabel brand image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap yang terlihat dari nilai signifikan (0,042 < 0,05) dan nilai thitung 2,466) > ttabel (1,98) artinya jika variabel brand image ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,089 satuan.
3. Variabel atribut produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap yang terlihat dari nilai signifikan (0,032 < 0,05) dan nilai thitung (2,851) > ttabel (1,98) artinya jika variabel atribut produk ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,175.
Dari hasil pengujian hipotesis ini secara parsial menunjukkan bahwa harga, brand
image, dan atribut produk merupakan variabel yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan.
4.4.2 Uji Signifikan secara Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari harga,
brand image, dan atribut produk yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. 1. Model hipotesis yang digunakan adalah :
(33)
a. Ho : b1,b2,b3, = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : harga, brand
image, dan atribut produk secara serentak tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.
b. Ha : b1,b2,b3 ≥ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : harga, brand image, dan atribut produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Ftabeldapat dilihat dari pada α = 0,05 Derajat pembilang = k – 1= 3 – 1= 2 Derajat penyebut = n – k = 100 – 4 = 96 Jadi, Ftabel pada α 0,05 adalah 3,091
Mencari Fhitung dengan menggunakan Tabel ANOVA sebagai hasil pengolahan penelitian dengan alat bantu SPSS, seperti sebagai berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji F Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 18.776 3 6.259 14.260 .000b
Residual 42.134 96 .439
Total 60.910 99
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Atribut Produk, Pengaruh Harga, Brand Image
Pengujian hipotesis 1 dapat dilihat dari Tabel 4.14 yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung (14,260) > Ftabel (3,091). Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga, brand
(34)
image,dan atribut produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan.
4.4.3 Identifikasi Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinan berkisar dari 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R 2 ≤ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel harga, brand image,dan
atribut produk terhadap keputusan pembelian. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa semakin kecil pengaruh harga, brand
image,dan atribut produk terhadap keputusan pembelian.
Tabel 4.15 Hasil Uji R2 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .555a .308 .287 .66250
a. Predictors: (Constant), Atribut Produk, Pengaruh Harga, Brand Image b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa:
1. R = 0,555 berarti hubungan variabel harga, brand image,dan atribut produk terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan. sebesar 55,5% , artinya memiliki hubungan yang erat.
(35)
Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Hubungan antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat
0.4 – 0,59 Cukup Erat 0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber : Situmorang (2014:170)
2. Ajusted R Square sebesar 0,287 berarti 28,7% faktor-faktor Keputusan Pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan
dapat dijelaskan oleh variabel harga, brand image,dan atribut produk. Sedangkan sisanya 71,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Standard Error of Estimated adalah 0,662 semakin kecil standar deviasi berarti
model semakin baik. 4.5 Pembahasan
4.5.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden 1. Crosstab Jenis Kelamin (Gender) dan Usia
Berdasarkan data crosstab jenis kelamin dan usia pada Tabel 4.1, responden yang paling dominan adalah responden wanita dengan jumlah 53 orang (53%). Hal ini menunjukkan bahwa responden wanita paling dominan dalam pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan dalam penelitian ini. Responden wanita lebih dominan karena karyawan telkomsel lebih banyak daripada karyawan pria.
(36)
Sedangkan untuk karakteristik umur dari responden yang paling banyak di teliti adalah umur 20 - 30 tahun, yaitu sebanyak 55 orang yaitu untuk reponden prisa dengan jumlah 26 dan responden wanita dengan jumlah 29. Responden yang berusia 20 – 30 tahun adalah responden yang paling dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden yang berusia 20 - 30 tahun. 4.5.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel
1. Variabel Harga
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai harga, sesuai dengan Tabel 4.3 diperoleh dari 100 responden yang ditanya sebanyak 56 (56%) responden menyatakan setuju bahwa harga smartphone Samsung jenis android sesuai dengan kualitas yang diberikan, 60 (20%) responden menyatakan setuju bahwa harga harga smartphone Samsung jenis android sangat dapat dijangkau oleh siapa saja dan 66 (66%) responden menyatakan setuju dengan smartphone Samsung jenis android bervariasi sesuai harga dan tipe smartphone nya .
Berdasarkan hal tersebut, responden kebanyakan setuju tentang harga smartphone Samsung jenis android sesuai dengan harga yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih banyak yang menyadari tentang harga smartphone merek samsung telah sesuai.
2. Variabel Brand Image
Berdasarkan hasil analisis deksriptif mengenai brand image, sesuai dengan Tabel 4.4 diperoleh dari 100 responden yang ditanya, sebanyak 66 (66%) responden menyatakan untuk smartphone Samsung jenis android sudah terpercaya dikalangan umum, 73 (73%) responden menyatakan setuju bahwa smartphone Samsung memiliki citra perusahaan yang bagus dan 70 (70%) responden menyatakan etuju bahwa
(37)
samartphone Samsung jenis android memiliki perbedaan dari smartphone lain, responden setuju tentang keputusan pembelian smartphone samsung berdasarkan
brand image dari produk smartphone samsung tersebut.
3. Variabel Atribut Produk
Berdasarkan hasil analisis deksriptif mengenai perceived quality, sesuai dengan Tabel 4.5 diperoleh dari 100 responden yang ditanya sebanyak 53 (53%) responden menyatakan setuju bahwa untuk kualitas smartphone Samsung jenis android sangat baik dan berkualitas, 52 (52%) responden menyatakan setuju bahwa smartphone samsung telash sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan klasifikasi, dan 67 (67%) responden menyatakan sangat setuju bahwa smartphone Samsung jenis android mempunyai desain yang sangat menarik. Berdasarkan hal tersebut, responden kebanyakan setuju tentang keputusan pembelian smartphone samsung berdasarkan
atribut produk yang ditawarkan oleh samsung.
4. Variabel Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai keputusan pembelian, sesuai dengan Tabel 4.7 diperoleh dari 100 responden yang ditanya sebanyak 58 (58%) responden menyatakan setuju bahwa pembelian smartphone Samsung jenis android banyak tersedia di Store terdekat, 55 (13,0%) responden menyatakan setuju bahwa
smartphone Samsung jenis android membantu kebutuhan online sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut, responden setuju tentang mereka membeli oli smartphone samsung karena smart phone samsung banyak tersedia di store terdekat dan mereka membeli smartphone samsung telah sesuai dengan kebutuhan mereka.
(38)
R = 0,555 berarti hubungan antara variabel harga, brand image, atribut produk terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 55,5% artinya hubungannya erat. Semakin besar R artinya hubungannya semakin erat. Hasil analisis Uji-F pada variabel harga, brand image, atribut produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan. Dengan nilai Adjusted R Square = 0,308, berarti 30,8% kemampuan variabel smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan menjelaskan keputusan pembelian dan sisanya 69,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
1. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian.
Variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan yang terlihat dari nilai signifikan (0,034 < 0,05) dan nilai thitung (2,353) > ttabel (1,98) artinya jika variabel harga ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat. Variabel harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil dari uji t yaitu variabel harga memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel-nya artinya hasil dari pengaruh harga terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional medan akan meningkat jika harga yang ditawarkan produsen kepada konsumen ditingkatkan sebesar seratus persen dari penawaran harga sebelumnya maka keputusan pembelian smartphone samsung akan menigkat pula sebesar 28,8% sesuai dengan hasil pengujian regresi linier berganda. Variabel harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian dikarenakan dalam penetian ini peneliti mendapatkan hasil pengujian uji t dengan nilai sig. uji t untuk
(39)
variabel harga memiliki nilai lebih kecil dari pada 0.05 artinya pengaruh harga terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional medan adalah signifikan.
2. Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian.
Variabel brand image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap yang terlihat dari nilai signifikan (0,042 < 0,05) dan nilai thitung (2,466) > ttabel (1,98) artinya jika variabel brand image ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat. Variabel brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil dari uji t yaitu variabel
brand image memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel-nya artinya hasil dari pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional medan akan meningkat jika brand image samsung diperkuat produsen kepada konsumen sebesar seratus persen dari brand
image sebelumnya maka keputusan pembelian smartphone samsung akan menigkat
pula sebesar 8,9% sesuai dengan hasil pengujian regresi linier berganda. Variabel
brand image berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian
dikarenakan dalam penetian ini peneliti mendapatkan hasil pengujian uji t dengan nilai sig. uji t untuk variabel brand image memiliki nilai lebih kecil dari pada 0.05 artinya pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional medan adalah signifikan.
(40)
3. Pengaruh atribut terhadap keputusan pembelian.
Variabel atribut produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap yang terlihat dari nilai signifikan (0,032 < 0,05) dan nilai thitung (2,851) > ttabel (1,98) artinya jika variabel atribut produk ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan
meningkat sebesar. Variabel atribut produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil dari uji t yaitu
atribut produk memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel-nya artinya hasil dari pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional medan akan meningkat jika atribut produk samsung ditingkakan produsen kepada konsumen sebesar seratus persen dari
atribut produk sebelumnya maka keputusan pembelian smartphone samsung akan
menigkat pula sebesar 17,5% sesuai dengan hasil pengujian regresi linier berganda. Variabel atribut produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian dikarenakan dalam penetian ini peneliti mendapatkan hasil pengujian uji t dengan nilai sig. uji t untuk variabel atribut produk memiliki nilai lebih kecil dari pada 0.05 artinya pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional medan adalah signifikan.
(41)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dirumuskan penulis dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Harga, Brand Image dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pmbelian Smartphone Samsung Jenis Android Pada Karyawan Telkomsel Regional Medan” adalah:
1. Berdasarkan hasil uji F, menunjukkan bahwa harga, brand image dan atribut produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan.
2. Berdasarkan hasil uji t, menunjukkan bahwa harga, brand image dan atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Jadi variabel dependen yakni harga, brand image dan atribut produk merupakan yang dominan dalam penelitian ini yang secara simultan mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Berdasarkan hasil analisis regresi, R = 0,308 berarti hubungan antara harga, brand
image dan atribut produk terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 30,4%
artinya hubungannya tidak erat. Adjusted R Square = 0,287, berarti 28,7% kemampuan harga, brand image dan atribut produk menjelaskan keputusan pembelian dan sisanya 71,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(42)
1. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada karyawan telkomsel regional medan dan dari tiga pernyataan harga yang disebarkan kepada 100 responden yaitu karyawan telkomsel didapati ada beberapa responden yang tidak setuju dan kurang setuju terhadap pernyataan yang diberikan, hal ini menunjukan bahwa harga yang ditawarkan masih belum sesuai dengan keinginan para konsumen karyawan telkomsel regional medan. Saran peneliti kepada pihak Samsung adalah agar pihak samsung memperhatikan variabel harga yakni harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kualitas yang diberikan kepada konsumen sehingga keterjangkauan konsumen untuk membeli produk samsung telah sesuai dengan manfaat yang didapatkan konsumen dan meyakinkan responden bahwa pernyataan yang diberikan peneliti telah sesuai dengan keinginan responden yaitu karyawan telkomsel regional medan terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android. Selain itu samsung juga harus lebih gencar memberikan penawaran baru produk-produk mereka ke konsumen dengan harga yang bervariasi dan menarik. Supaya kekuatan harga smartphone samsung dapat bersaing dengan harga smartphone merek lain.
2. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa brand image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan dari tiga pernyataan harga yang disebarkan kepada 100 responden yaitu karyawan telkomsel didapati rata-rata responden setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan yang diberikan, hal ini menunjukan bahwa brand image samsung sudah kuat dibandingkan dengan brand image pesaing. Saran peneliti kepada pihak Samsung adalah agar pihak samsung mempertahankan dan lebih
(43)
meningkatkan lagi variabel brand image-nya seperti produk samsung yang ditawarkan kepada konsumen tetap memiliki perbedaan dari merek lain sehingga produk samsung tetap dipercaya konsumen yang nantinya akan menjaga citra perusahaan dimata konsumen maka pernyataan yang diberikan peneliti telah sesuai dengan keinginan responden yaitu karyawan telkomsel regional medan terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android. Hal ini menunjukkan bahwa segala kesan terkait dengan manfaat, desain, citra merek
smartphone Samsung harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan lagi
faktor ini, karena brand image merupakan salah satu faktor yang dominan dalam penelitian ini.
3. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan dari tiga pernyataan harga yang disebarkan kepada 100 responden yaitu karyawan telkomsel didapati ada beberapa responden yang kurang setuju terhadap pernyataan yang diberikan, hal ini menunjukan bahwa atribut produk yang ditawarkan masih belum sesuai dengan keinginan para konsumen karyawan telkomsel regional Medan. Saran peneliti kepada pihak Samsung adalah agar pihak samsung memperhatikan variabel atribut produk yakni kualitas yang diberikan harus sesuai ditingkatkan dengan kualitas yang diberikan kepada konsumen sehingga kepercayaan konsumen untuk membeli produk Samsung telah sesuai dengan kualitas yang didapatkan konsumen dan meyakinkan responden bahwa pernyataan yang diberikan peneliti telah sesuai dengan keinginan responden yaitu karyawan telkomsel regional Medan terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android. Selain itu samsung juga harus lebih menjaga kualitas
(44)
produk-produk mereka ke konsumen dengan kualitas yang baik dan tidak gampang rusak. Supaya kekuatan kualitas smartphone samsung dapat bersaing dengan kualitas
smartphone merek lain. Rata-rata responden yang lain adalah setuju dan sangat
setuju terhadap pernyataan yang diberikan, hal ini menunjukan bahwa atribut produk samsung sudah kuat dibandingkan dengan atribut produk pesaing. Saran peneliti kepada pihak Samsung adalah agar pihak samsung mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi variabel atribut produk seperti desain produk dan fitur produk telah sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga kualitas smartphone samsung jenis android tetap terjaga maka pernyataan yang diberikan peneliti telah sesuai dengan keinginan responden yaitu karyawan telkomsel regional medan terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android. Dalam hal ini juga Samsung perlu meningkatkan kualitas dalam atribut produk
smartphone merea sesuai dengan harga yang ditawarkan terutama tentang
keunggulan-keunggulan yang dimiliki smartphone samsung jenis android.
4. Diperlukan penelitian terus-menerus dan berkelanjutan untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian pembelian
(45)
karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. Harga adalah estimasi penjual terhadap arti ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi serta layanan yang menyertai suatu produk (Kartajaya 2002:481). Segala keputusan yang menyangkut dengan harga akan sangat mempengaruhi aspek kegiatan suatu usaha baik yang menyangkut kegiatan penjualan ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu lini usaha. Jadi harga tidaklah sekedar perhitungan biaya-biaya ditambah sejumlah persentase tertentu sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan.
2.1.2 Faktor - Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Ketika Menetapkan Harga
Keputusan penetapan harga sebuah perusahaan dipengaruhi baik oleh faktor-faktor internal perusahaan maupun faktor-faktor-faktor-faktor eksternal lingkungannya.
2.1.3 Faktor - Faktor Internal Yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, dan organisasi perusahaan.
1. Tujuan Pemasaran
Sebelum menetapkan harga, perusahaan seharusnya menentukan strateginya atas produk tersebut. Jika perusahaan telah memiliki pasar sasarannya dan memposisikannya dengan baik, maka strategi pemasaran baurannya, termasuk harga, akan berjalan dengan baik.
2. Strategi Bauran Pemasaran
(46)
harga dengan mendasarkan keputusan bauran pemasaran lainnya lewat harga yang ingin mereka bebankan.
3. Pertimbangan Organisasi
Manajemen harus memutuskan siapa yang akan menetapkan harga didalam organisasi tersebut. Perusahaan-perusahaan menangani penetapan harga dengan berbagai cara. Dalam perusahaan kecil harga sering ditetapkan manajemen puncak, sedangkan dalam perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer-manajer divisi ataupun lini produk.
2.1.4 Faktor - Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan-keputusan penetapan harga meliputi sifat penawaran dan permintaan pesaingan dan elemen-elemen lingkungan lainnya.
1. Pasar dan Permintaan
Ketika biaya menjadi dasar penetapan bawah harga, pasar dan permintaan menjadi dasar penetapan batas atasnya. Baik konsumen maupun pembeli industri menyamakan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat dari memilikinya.
2. Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing
Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan penetapan harga perusahaan adalah biaya dan harga pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan.
(47)
Ketika menetapkan harga perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam lingkungan eksternalnya. Keadaan ekonomi dapat memiliki dampak yang besar terhadap strategi penetapan harga perusahaan serta faktor-faktor ekonomi seperti booming atau resesi inflasi dan tingkat bunga mempengaruhi baik biaya produksi maupun persepsi konsumen terhadap harga dan nilai produk.
2.1.5 Tujuan Penetapan Harga
Kotler (2010:62), pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1. Tujuan Berorientasi Pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih warga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba.
2. Skala Ekonmi Yang Tersedia Bagi Suatu Perusahaan
Bila skala ekonomi yang diperoleh dari operasi perusahaan cukup besar, maka perusahaan yang bersangkutan perlu merencanakan peningkatan pangsa pasar dan harus memperhitungkan harapan atas penurunan biaya dalam menentukan harga jangka panjangnya.
3. Struktur Biaya Perusahaan Dibandingkan Pesaingnya.
Bila sebuah perusahaan memiliki struktur biaya yang lebih rendah dari pada para pesaingnya, maka ia akan memperoleh laba tambahan dengan mempertahankan harga pada tingka kompetitif.
(48)
Manajemen harus memutuskan siapa dalam organisasi yang harus menetapkan harga.
2.2 Merek (Brand)
Menurut American Marketing Association (AMA) merek (brand) yaitu nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau panduan dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi barang atau jasa yang dibuat atau disediakan suatu penjual atau kelompok penjual serta membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan pesaing.
Menurut Sumarwan (2002 : 303) merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk.Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan symbol status bagi produk tersebut.
Menurut Kotler (2010:123) merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara lain :
1 Atribut (Attributes), suatu merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam pikiran konsumen.
2 Manfaat (Benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional terdiri atas :
1) Functional benefits berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan
keamanan, sebagaimana juga untuk keinginan untuk memindahkan dan menghindari masalah.
2) Symbolic benefits berhubungan dengan kebutuhan dasar untuk sosial,
(49)
3) Experiental benefits berkaitan dengan apa yang dirasakan ketika
menggunakan produk. Hal tersebut terkait dengan sensor dan
stimulasi afektif terdiri dari :
3 Nilai (values), merek juga menyatakan suatu tentang nilai pembuat atau produsen.
4 Budaya (culture), merek dapat mempresentasikan budaya.
5 Kepribadian (personality), merek dapat menjadi proyeksi dan pribadi tertentu.
6 Pengguna (user), merek dapat mengesankan tipe konsumen tertentu.
2.2.1 Manfaat Merek
Manfaat merek bagi konsumen, merek dapat memberikan beraneka macam nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial.
Menurut Ambler dalam Tjiptono (2005:21) mengelompokkan manfaat merek bagi konsumen dalam 3 kategori yaitu:
1. Raritas : manfaat ekonomik atau value for money 2. Virtuositas : manfaat fungsional atau kualitas
3. Complacibilitas : manfaat psikologi atau keputusan pribadi
Menurut Kotler (2010:78) mengemukakan 7 manfaat merek bagi konsumen :
1. Identifikasi sumber produk
2. Penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu 3. Pengurangan resiko
(50)
4. Penekanan biaya pencarian (search cost) internal dan eksternal 5. Janji atau ikatan khusus dengan produsen
6. Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri 7. Dan, signal kualitas
Kesemua nilai atau manfaat merek tersebut difasilitasi oleh konsep ekuitas merek (brand equity).
2.2.2 Citra Merek (Brand Image)
Citra menurut Kotler dan Keller (2009:406) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek.Sedangkan Pengertian citra merek menurut Kotler dan Keller (2009:404) adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen,seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen.
Pengertian citra merek (brand image) menurut Tjiptono (2005:49) adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.Brand
image itu sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak
konsumen secara masal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap sebuah merek.
Menurut Sumarwan, dkk (2004 : 230) mendefinisikan brand image (citra merek) adalah sejumlah keyakinan tentang atribut dan asosiasi merek.
Menurut Kotler (2010:172) brand image yang efektif dapat mencerminkan tiga hal, yaitu :
1. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition.
(51)
pesaingnya.
3. Member kekuatan emosional dari kekuatan rasional.
Menurut Kapferer dalam Sumarwan, dkk (2010 : 241) menyampaikan satu model yang membuka wawasan. Ia menyatakan bahwa identitas sebagian besar merek bisa disajikan dalam enam dimensi.
Setiap dimensi harus dikelola untuk mempengaruhi brand image (citra merek) pada pelanggan. Keenam dimensi tersebut adalah:
1 Fisik yaitu penampilan merek dalam hal nama, warna–warna logo dan kemasan yang dipilih.
2 Refleksi yaitu citra konsumen sasaran seperti tercermin dalam komunikasi merek.
3 Keterkaitan yaitu hal ini merujuk pada bagaimana merek mencari hubungan dan konsumen. Merek berpengalaman memosisikan dirinya sebagai sahabat konsumen.Merek aspirasional seperti Louis Vuitton mengundang konsumen untuk bergabung dengan klub eksklusif.
4 Kepribadian yang dimaksud adalah merek. Misalnya kepribadian Pond’s adalah untuk wanita muda.
5 Budaya yaitu latar belakang dan nilai-nilai merek.
6 Citra Diri yaitu bagaimana pelanggan melihat dirinya sendiri dalam hubungannya dengan merek.
2.2.3 Merek dan Persepsi
Menurut Tjiptono (2005:56) brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Dapat
(52)
juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Brand image terdiri dari komponen yaitu brand association atau asosiasi merek dan favorability, strenght & uniqueness of
brand assoiciation atau sikap positif.
Sikap positif (favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri dari 3 hal dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa merek tertentu dapat memenuhi keinginannya dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan merek lainnya. Terdapat beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu bervariasi yaitu 1) dimana letak citra/image artinyaapakah citra tersebut berada dalam benak konsumen atau memang pada objeknya. 2) Sifat alaminya artinya apakah citra tersebut mengacu pada proses, bentuk atau sebuah transaksi. 3) Jumlahnya artinya berapa banyak dimensi yang membentuk citra.
2.2.4 Brand Image dan Strategi Pemasaran
1. Pemasar harus terlebih dahulu mendefinisikan secara jelas brandpesonalitynya sesuai dengan kepribadian konsumennya.
2. Pemasar harus mengupayakan agar tercipta persepsi bahwa merek yang merak tawarkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh konsumen dalam keputusan pembeliaanya melalui strategi komunikasinya.
3. Pemasar dapat melakukan image analysis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap merek.
Citra merek (brand image) kadang-kadang dapat berubah. Ketika dibutuhkan suatu perubahan citra merek maka model peran baru yang harus ditemukan. Sebagian dari indetifikasi merek, model peran tersebut, seyogianya dapat mewakili elemen
(53)
identitas inti sebuah merek. Identitas inti dibutuhkan untuk memandu suatu upaya komunikasi internal. Ketika identitas merek kekurangan konsensus dan kejelasan maka hal tersebut tidak mungkin terealisasi.
Beberapa elemen identitas yang menjadi dasar dari strategi merek tidak hanya berbeda namun juga relevan bagi keputusan pelanggan. Misalnya, kualitas yang konsisten dan dapat diterima adalah hal yang penting tetapi bukan sesuatu yang bisa membedakan sebuah merek.
2.3 Atribut Produk
Menurut Kotler (2010:80) atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.
1. Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan indentitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan yaitu:
1) Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaiangnya.
2) Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.
3) Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.
(54)
4) Untuk mengendalikan pasar. 2. Kemasan
Pengemasan (Packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perencangan dan pembuatan wadah (Container) atau pembungkus (Wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi :
1. Sebagai pelindung isi (Protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.
2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (Operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, dan lain-lain.
3. Bermanfaat dalam pemakai. 3. Pemberian Lebel
Labeling berkaitam erat denga pengemasan. Label merupakan bagian dari
suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk.
4. Layanan Pelangkap
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe yang lain.
5. Jaminan (Garansi)
Jaminan adalah janis yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
(55)
Jaminan meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya.
Menurut Kotler (2010:92) menyatakan ada beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi dalam pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendifinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
1) Kualitas Produk
Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa; oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.
2) Fitur Produk
Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah satu cara paling efektif untuk bersaing.
3) Gaya dan Desain Produk
Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produkyang berbeda. Desain adalah konsep yang lebihbesar dari pada gaya. Dimana gaya hanya menggambarkan penampilan produk saja. Gaya sensasional juga bisa menarik perhatian dan menghasilkan estetika yang indah,tetapi gaya tersebut tidak benar-benar membuat
(56)
kinerja produk menjadi lebih baik. Tidak seperti gaya, desain lebih dari sekedar kulit luar-desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya.
2.4 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli. Kotler dan Amstrong (2008:181). Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah-masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses mental yang hampir sama dalammemutuskan produk dan merek apa yang akan dibeli.
2.4.1 Proses Keputusan Pembelian
Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan pembelian.
1. Peran Pembelian
Kita dapat membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian :
1) Pencetus: Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa.
2) Pemberi Pengaruh : Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.
3) Pengambil Keputusan : Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian apakah membeli atau tidak
(57)
membeli.
4) Pembeli : Orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.
5) Pemakai : Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.
2. Perilaku Pembelian
Ada empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkatketerlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antarmerek :
1) Perilaku pembelian yang rumit. Perilaku pembelian yangrumit terdiri dari proses tiga langkah. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, ia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan pembelian yang cermat.
2) Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan.Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan antaramerek.
3) Perilaku pembelian karena kebiasaan. Banyak produkdibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antarmerek yang signifikan.
4)Perilaku pembelian yang mencari variasi. Beberapasituasi pembelian ditandai oelh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antarmerek signifikan.
2.4.2 Jenis - jenis keputusan pembelian konsumen
Proses pengambilan keputusan yang digunakan konsumen ketika melakukan pembelian bervariasi. Dan hal itu dikelompokkan menjadi empat kategori, apakah konsumen memiliki tingkat keterlibatan produk yang tinggi atau rendah dan
(58)
apakah konsumen terlibat dalam pencarian informasidan evaluasi merek alternatif secara mendalam atau melakukan pengambilan keputusan secara rutin (Kotler dan Amstrong 2008:187).
2.4.3 Proses pengambilan keputusan konsumen
Hawkins dan Engel dalam Tjiptono (2005:21) ketika membeli produk, secara
umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini mewakili proses secara umum yang menggerakkan konsumen dari pengenalan produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat suatu keputusan.
Sumber: Setiadi, 2003
Gambar 2.1
Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen 1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang-rasa lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum danmenjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.
2. Pencarian Masalah
Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:
Pencarian Informasi Pengenalan
Masalah
Evaluasi
Alternative
Keputusan Pembelian
Perilaku Pascapembelian
(59)
1) Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.
2) Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. 3) Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen.
4) Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif
Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunak informasi yang tersimpan di dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub-keputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.
5. Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pascpembelian kepuasan merupaka fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan konsumen puas, jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Tindakan pascapembelian jika konsumen puas, mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain.
(60)
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Pengarang Topik Penelitian Metode Hasil/ Kesimpulan Aji Setyobudi (2010) Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Suzuki Smash di Kota Semarang
Analisis Regresi Berganda
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga, merek, kualitas dan ciri terhadap keputusan pembelian motor Smash. Puji Isyanto (2012) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blacberry Pada Mahasiswa Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang Analisis Regresi Berganda Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk handphone Blacberry. Praba Sulistyawati (2012) Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di Kota Semarang
Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis yang diperoleh seluruh variable independen dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.
2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.Sebuah keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen dilakukan atas dasar keinginan dan kebutuhan terhadap suatu produk.
(1)
Bismillahirrahmanirrahim…
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas berkah, rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan, kesabaran dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini oleh Penulis diberi judul “ Analisis Pengaruh Harga, Brand Image, Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Jenis Android Pada Karyawan Telkomsel Regional Medan”. Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat dan motivasi dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., Mec, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., Msi., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
(2)
6. Seluruh Dosen, Staff dan Civitas Akademi di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, atas semua jasa yang telah diberikan selama masa perkuliahan.
7. This graduation firstly I dedicated to The Best Parent in the world in my whole life: H. Moh. Djafar Hasibuan and Hj. Siswani Akmal Halim, a very very special thanks as has been The Greatest Mama Papa and has given me everythings. I really love you both.
8. Dear my lovely brother & sister: Moh. Fachri and Fanny , thank you for all prayers, love, jokes and passion that has been given to the Author.
9. Kepada teman-teman terbaik: Emir, Ijen, Tia, Qeny, Dany, Dessy, Male, Ivy, Dipo, Melly, Gheby, Desy, Revina, Ary dan semua teman-teman Manajemen Ekstensi 2013 yang tidak bisa disebut satu persatu, yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama masa perkuliahan. Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tetap mengharapkan kritik, saran dan masukan yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Medan, Desember 2015 Penulis
NIM. 130521089 Moh. Fahmi Azhari
(3)
Halaman
DAFTAR ISI ... ..i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang.. ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1Harga ... 9
2.1.1Pengertian Harga ... 9
2.1.2 Faktor yang Dipertimbangkan Ketika Menetapkan Harga... 9
2.1.3 Faktor Internal Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga..9
2.1.4 Faktor Eksternal Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga ... 10
2.1.5 Tujuan Penetapan Harga ... 11
2.2 Merek ... 12
2.2.1 Manfaat Merek ... 14
2.2.2 Citra Merek ... 15
2.2.3 Merek dan Persepsi ... 16
2.2.4 Brand Image dan Strategi Pemasaran ... 17
2.3Atribut Produk ... 18
2.4Keputusan Pembelian ... 21
2.4.1 Proses Keputusan Pembelian ... 21
2.4.2 Jenis-Jenis Keputusan Pembelian ... 21
2.4.3 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 23
2.5 Penelitian Terdahulu ... 25
2.6 Kerangka Konseptual ... 26
2.7 Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1 Jenis Penelitian ... 29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
3.3 Batasan Operasional ... 29
3.4 Definisi Operasional ... 30
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 32
3.6 Populasi dan Sampel ... 32
3.6.1Populasi ... 32
3.6.2 Sampel ... 33
3.7 Jenis Data Penelitian ... 33
(4)
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34
3.9.1 Uji Validitas ... 34
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36
3.10Model Analisis Data ... 37
3.10.1 Model Analisis Deskriptif ... 37
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.10.3 Metode Analisis Regresi Liner Berganda ... 39
3.11 Uji Hipotesis ... 40
3.11.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 40
3.11.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 40
3.11.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Hasil Penelitian ... 42
4.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 42
4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 43
4.2 Uji Asumsi Klasik ... 47
4.2.1 Uji Normalitas ... 47
4.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 50
4.2.3 Uji Multikolinearitas ... 52
4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 53
4.4 Pengujian Hipotesis ... 56
4.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 56
4.4.2 Uji Signifikan Secara Simultan (Uji f) ... 58
4.4.3 Identifikasi Koefisien Deteminan (R2) ... 60
4.5 Pembahasan ... 61
4.5.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden ... 61
4.5.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 62
4.5.3 Hasil Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSAKA ... 41 LAMPIRAN
(5)
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Data Penjualan Handphone atau Smartphone ... 2
Tabel 1.2 Market Share Handphone atau Smarthphone ... 3
Tabel 1.3 Data Pengguna Smartphone Pada Karyawan Telkomsel Regional Sumbagut ... 4
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 25
Tabel 3.1 Variable Penelitian dan Definisi Operasional ... 31
Tabel 3.2 Instrument Skala Likert ... 32
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas ... 35
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 37
Tabel 4.1 Crosstab Umur dan Jenis Kelamin ... 42
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Harga (X1) ... 43
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Image (X2) ... 44
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Atribut Produk (X3) ... 45
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... 47
Tabel 4.8 One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test ... 50
Tabel 4.9 Uji Glejser ... 52
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
Tabel 4.11 Variabels Entered ... 54
Tabel 4.12 Hasil Regresi Linier Berganda ... 54
Tabel 4.13 Hasil (Uji t) ... 56
Tabel 4.14 Hasil (Uji f) ... 59
Tabel 4.15 Hasil (Uji R2) ... 60
(6)
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 24
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 28
Gambar 4.1 Histogram Pada Uji Normalitas ... 48
Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 49