Unsur-Unsur Modal Kerja PENDAHULUAN

E. Unsur-Unsur Modal Kerja

Unsur atau komponen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan, yaitu pada semua perkiraan aktiva lancar dan kewajiban lancarnya. Perbedaan yang ada biasanya menyangkut perkiraan-perkiraan atau pos-pos atau sejenisnya, yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan. Susiyarso dan Winarni 2005 : 12 menyatakan aktiva lancer adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu 1 tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan yang mana yang lebih lama. Unsur-unsur modal kerja antara lain : 1. Kas Setiap preusan industri maupun preusan jasa dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang kas. Uang kas adalah uang yang dimiliki atau dibawa kemana-mana baik lembaran ribuan, lima ratusan atau recehan seperti lima pululan, dua puluh limaan dan sebagainya. Uang kas diperlukan untuk belanja sehari-hari atau untuk membangun toko, membeli kendaraan angkutan dan sebagainya, yaitu yang namanya harga tetap atau investasi aktiva tetap. Apabila suatu perusahaan mengalami kekurangan kas, maka harus dicarikan dana yang bisa berasal dari beberapa alternatif sumber seperti setoran baru dari pemilik, kredit bank, penjualan aktiva tetap, dll. Dan apabila perusahaan memiliki aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan saldo kas yang akan tertahan dalam perusahaan. Saldo kas ini akan dipergunakan untuk berbagai macam kepentingan pengembangan usaha. Universitas Sumatera Utara Untuk membantu pimpinan dalam mendayagunakan kas secara efisien maka ada 5 strategi dasar, yaitu : 1. Hutang kas dibayar selambat mungkin tanpa mengurangi reputasi perusahaan dimana kreditur, dengan kata lain hutang dibayar paling cepat bila sudah datang waktu pembayarannya. 2. Gunakan selalu desempatan untuk memperoleh cash discount dari seperti pembayaran dalam membeli barang-barang kebutuhan perusahaan. 3. Tingkatkan perputaran persediaan semaksimal mungkin tanpa kemungkinan timbulnya stagnasi produksi dan kehilangan pasar. 4. Kumpulkan piutang dalam waktu paling cepat kemungkinan menurunkan market share. 5. Berikanlah cash discount kepada langganan apabila secara ekonomis hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan. 2. Surat-surat Berharga Pengaturan penanaman modal dalam surat-surat berharga dimaksudkan agar perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya atau saldo kasnya, dengan maksud untuk penjagaan likuiditas ataupun dengan tujuan untuk mendapatkan pendataan dari dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Surat-surat berharga dimaksudkan adalah surat berharga yang segera dapat dijual, merupakan bentuk penyertaan sementara dalam pemanfaatan dana yang tidak digunakan. Biasanya surat-surat berharga itu mudah dipindahtangankan, oleh sebab itu dapat dibandingkan. 3. Piutang Piutang usaha timbul karena penjualan barang-barang atau penyerahan jasa secara kredit dalam rangka kegiatan usaha. Piutang usaha yang dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus operasi normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Universitas Sumatera Utara Sebelum piutang diberikan, perusahaan harus menilai lebih dulu penerimaan kredit. Dalam arti karakternya, kapasitas perusahaannya, modalnya, jaminan hutang- hutangnya serta kondisi perusahaannya. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan menetapkan keselamatan kredit dari pada profitabilitas. Sebaiknya perusahaan menetapkan syarat pembayaran lunak, berarti perusahaan memperoleh profitabilitas yang besar sebagai akibat dari pada volume penjualan yang baik. 4. Persediaan Persediaan barang dagangan merupakan persediaan yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan selalu dijual lagi tanpa mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan. Pengaturan tentang persediaan barang dagangan ini ditujukan untuk mengusahakan agar barang yang ada dalam perusahaan tidak kurang dan tidak berlebihan. Kalau barang kurang, berarti ada sebagian permintaan langganan yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan, inin akan berakibat perusahaan kehilangan langganan, yang pada akhirnya akan menurunkan penjualan omzet perusahaan. Sebaliknya bila barangnya terlalu banyak, disamping ongkos pemeliharaanpergudangannya harus ditanggung perusahaan, juga modal perusahaan yang mati berputar sejumlah kelebihan barang tersebut. Dengan melihat akan hal ini maka persediaan barang dagangan perusahaan harus diatur agar cukup, sehingga keuntungan yang diharapkan dapat dicapai. Universitas Sumatera Utara

F. Kebijakan Modal Kerja