Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada CV. Maranatha Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA CV. MARANATHA MEDAN

Skripsi Minor Diajukan Oleh

SELLY ISABELLA 052101070

DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Diploma III

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI MINOR

NAMA : SELLY ISABELLA

N I M : 052101070

PROGRAM STUDI : DIII KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA

PADA CV. MARANATHA MEDAN

Tanggal : , 2009 Dosen Pembimbing

Syafrizal Helmi Situmorang, SE, MSi

NIP. 132 306 869

Tanggal : , 2009 Ketua Program Studi

Prof. Dr. Paham Ginting, MS

NIP. 131 417 461

Tanggal : , 2009 Dekan

Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec


(3)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis ucapkan atas Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala berkat dan anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan Skripsi Minor ini dengan judul “ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA CV. MARANATHA MEDAN”, sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam penulisan Skripsi Minor ini penulis menyadari banyak bantuan dan dorongan dari pihak lain. Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tuaku, bapak Drs. Mimpin Ginting dan Ibu Nelly Surbakti tercinta, yang telah banyak memberikan bimbingan, semangat dan arahan yang tiada ternilai didalam menyusun Skripsi Minor ini

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS, sebagai Ketua Jurusan Keuangan Diploma III Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, MSi, sebagai Skretaris Jurusan Keuangan Diploma III dan selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan Pengarahan kepada penulis dalam menyusun Skripsi Minor ini 5. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, MSi, sebagai Dosen Wali penulis pada program

studi Diploma III Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Januar Surbakti, sebagai Direktur Pimpinan CV. Maranatha, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian


(4)

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen khususnya Program Studi Diploma III Jurusan Keuangan, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama menduduki bangku perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

8. Buat kakak-kakak manies di kantor, kak’ Nur, dll, makasih atas bantuan dan canda tawanya dan seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi USU

9. Spesial buat adikku yang kusayangi, Aan dan Egi, terima kasih atas segala bantuannya tanpa kalian aku mungkin tidak seperti sekarang ini. Juga buat sepupuku Martha dan buat keluarga besarku yang tidak dapat aku sebutkan satu per satu, terima kasih atas doa serta dukungannya selama aku kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

10. Sahabat-sahabatku, Devy, Poppy dan Jean (kapan kita ngumpul bareng lagi kayak dulu), abg-abgku yang disumber

11. Buat kawan-kawan seperjuangan di DIII Keuangan, Nisa, Lina, Imelda, Carin, Gustevan, Kia, Azmi, jaya terus, cayoo

12. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih

Medan, 20 April 2009

Penulis


(5)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Tabel 1 Neraca CV. Maranatha ……… 18

2. Tabel 2.1 Laporan Laba Rugi CV. Maranatha ………. 19

3. Tabel 2.2 Laporan Laba Rugi CV. Maranatha ………. 20

4. Tabel 3 Laporan Perubahan Modal Kerja CV. Maranatha ….………. 21

5. Tabel 4 Modal Kerja Konsep Kuantatif CV. Maranatha ……….. 36

6. Tabel 5 Modal Kerja Konsep Kualitatif CV. Maranatha ……….. 38


(6)

DAFTAR GAMBAR

Hal 1. Struktur Organisasi Perusahaan CV. Maranatha Medan ……… 43


(7)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ………... iii

DAFTAR GAMBAR ……….. iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Perumusan Masalah………... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 3

D. Metodologi Penelitian ……… 3

1. Lokasi Penelitian ……… 3

2. Sumber Data ……….. 4

3. Teknik Pengumpulan Data ……… 5

4. Metode Analisis ……… 5

BAB II GAMBARAN UMUM CV. MARANATHA A. Profil Perusahaan ………... 6

1. Sejarah Singkat ……….. 6

2. Struktur Organisasi ……… 8


(8)

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Modal Kerja ………. 22

D. Unsur-Unsur Modal Kerja ……….. 25

E. Kebijakan Modal Kerja ……….. 27

F. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ……….. 29

G. Menentukan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja ……….... 31

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ……… 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 41

B. Saran ………... 42

DAFTAR PUSTAKA ………. 44


(9)

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modal kerja sangat dibutuhkan bagi setiap perusahaan besar maupun perusahaan kecil, baik itu perusahaan yang memproduksi barang ataupun jasa. Secara umum tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan semestinya memanfaatkan modal kerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah direncanakan.

Syahyunan (2004:36) “manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lanacar dan kewajiaban jangka pendek perusahaan”. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja yang akan digunakan untuk memenuhi aktivitas sehari-hari, misalnya saja untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja langsung, membayar hutang dan lain-lain. Dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat kembali masuk dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produknya.

Modal kerja suatu perusahaan harus diolah dengan baik dan benar, karena bila pengelolaannya salah maka dapat menimbulkan kekurangan modal kerja ataupun kelebihan modal kerja. Kelebihan modal kerja akan mengakibatkan dana menganggur sehingga akan mengakibatkan timbulnya biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Sebaliknya bila terjadi kekurangan modal kerja, akan mengakibatkan timbulnya kerugian karena perusahaan terancam kehilangan harga pasar.


(11)

CV. MARANATHA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan, berniaga alat-alat kantor, berniaga umum, serta sebagai agen atau perwalian penjualan berbagai jenis bangko undangan. Dalam memenuhi kebutuhan perusahaan manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat baik untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk itu diperlukan adanya suatu kebijakan strategis yang harus selalu diperhatikan oleh seorang pemimpin atau manager dalam rangkaian usaha untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien yaitu merencanakan jumlah kebutuhan modal kerja secara keseluruhan dan menetapkan berapa besarnya jumlah masing-masing komponen modal kerja tersebut.

Maka dapat dilihat dengan jelas manfaat dari menganalisis modal kerja bagi pihak ekstern dan intern perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang analisis kebutuhan modal kerja demi kelangsungan hidup perusahaan, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi minor ini dengan judul : “ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA pada CV. MARANATHA MEDAN.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah itu dalam skripsi

1. Berapa besar modal kerja yang dibutuhkan CV. MARANATHA agar dapat menjalankan kegiatan operasinya.

2. Bagaimana CV. MARANATHA menggunakan data yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan modal kerja perusahaan.


(12)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1) Tujuan Penelitian:

a. Untuk mengetahui bagaimana keadaan kebutuhan modal kerja pada CV. MARANATHA.

b. Untuk mengetahui pengawasan dan pengendalian penggunaan data yang sesuai dengan kebutuhan modal kerja perusahaan.

c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2) Manfaat Penelitian: a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi pimpinan CV. MARANATHA dalam mengambil keputusan atau kebijakan yang lebih baik di masa yang akan dating serta sebagai koreksi perusahaan apabila terdapat kelemahan dalam mengelola keuangannya. b. Bagi Penulis

Sebagai bahan masukan untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir mengenai analisis kebutuhan modal kerja yang dipakai pada perusahaan.

c. Bagi Pembaca

Sebagai bahan masukan bagi yang membutuhkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kebutuhan modal kerja.

D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada CV. MARANATHA yang bergerak sebagai perdagangan umum, fotocopy, dan percetakan yang berlokasi di jalan Dr. Mansyur No. 8/3A Simpang Kampus USU P. Bulan Medan.


(13)

2. Sumber Data

Adapun jenis data yang penulis perlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a) Data Primer

Data yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan, dengan wawancara, observasi yaitu mengenai data modal kerja pada CV. MARANATHA.

b) Data Sekunder

Data yang diperoleh dari perusahaan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi maupun neraca dalam bentuk publikasi yang sering juga disebut data eksternal dan datanya berasal dari luar perusahaan, yaitu buku-buku dan media lainnya yang ada kaitannya dengan judul skripsi minor ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Interview (Wawancara)

Yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap pihak perusahaan yang mempunyai wewenang dalam memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan objek penelitian.

b. Library (Kepustakaan)

Yaitu penelitian dengan memanfaatkan sarana kepustakaan, dimana data-data diperoleh dengan membaca dan mempelajari literature seperti buku-buku kuliah dan bacaan lainnya yang ada kaitannya dengan judul skripsi minor ini untuk memperoleh data sekunder.


(14)

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang penulis perlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Motode Deskriptif

Metode yang dilakukan dengan mengumpulan data, merumuskan, mengklasifikasikan serta menginterprestasikan sehingga memberikan gambaran atau keterangan yang jelas mengenai masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan berbagai keadaan yang erhubungan dengan topic yang dibahas.

b. Metode Deduktif

Metode yang dilakukan untuk mendapat data yang diperoleh sehingga terlihat dari pengaruhnya terhadap keputudsan yang diambil oleh perusahaan tersebut.


(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM CV. MARANATHA MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Berdirinya suatu perusahaan tidak terlepas dari maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan tersebut. Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.

CV. MARANATHA adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan, berniaga alat-alat kantor, berniaga umum, serta sebagai agen atau perwalian penjualan jenis bangko undangan.

CV. MARANATHA Medan berlokasi di jalan Dr. Mansyur No. 8/3 A Simp. Kampus USU P.Bulan Medan. Berdiri sejak tahun 1991 berdasarkan akta No. 23 dibuat dihadapan notaris Chairani Bustami, SH di Medan pada tanggal 10 Juni 1991.

Adapun kegiatan utama dari pada CV. MARANATHA adalah:

1. Menjalankan segala jenis percetakan seperti setting, sablon, membuat plang merek dan lain-lain yang berhubungan dengan percetakan.

2. Fotocopy, menjilid Skripsi Lux/Timbul, Bundel Majalah, dll. 3. Menjual berbagai macam jenis bangko undangan.

4. Membuat papan bunga. 5. Berniaga alat-alat kantor.


(16)

Modal dasar perusahaan ini pada awalnya berjumlah Rp. 150.000.000,-. Surat izin yang merupakan persyaratan formal bagi pelaksanaan suatu usaha yang telah dimiliki perusahaan sebagai berikut :

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Nomor : 6435/ 02. 13/ PK/ I/ 1991 Tanggal : 20 Juni 1991

Dikeluarkan : Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Sumatera Utara.

2. Tanda Daftar Perusahaan

Nomor : 0216290910545 Tanggal : 20 Juni 1991

Dikelurkan : Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

3. Surat Izin Tempat Usaha

Nomor : 0465/ JIMD-SU/ 1992 Tanggal : 10 Juli 1992

Dikeluarkan : Walikota Kepala Daerah Tingkat II Medan.

4. Kartu Nomor Pokok

Nomor : 00. 888. 011-113


(17)

Pada mulanya perusahaan CV. MARANATHA hanya memproduksi hasil fotocopy, setelah kurang lebih 1 tahun berdiri, kemudian perusahaan ini menerima bantuan kredit dari sebuah Bank. Dengan adanya bantuan kredit tersebut perusahaan dapat mendirikan sebuah bangunan yang lebih luas dari sebelumnya, dimana dengan selesainya bangunan ini telah mendorong perusahaan untuk menambah peralatan dan mesin yang dipergunakan dengan jenis dan kualitas yang lebih baik. Hal ini terbukti dari peningkatan penggunaan mesin produksi yang ada, dimana pada awalnya perusahaan ini hanya menggunakan 1 komputer, 1 printer, 1 mesin offset, 1 mesin potong, 1 mesin pollymas, tetapi pada saat ini perusahaan tersebut telah memiliki 2 komputer, 1 printer, 2 mesin offset, 1 mesin potong, 3 mesin pollymas.

Karena sudah mulai banyak berdiri perusahaan pada bidang yang sama, maka CV. MARANATHA menambah kegiatan produksinya bukan hanya memproduksi hasil percetakan melainkan juga pada penjualan berbagai macam bangko undangan, kertas-kertas HVS, tinta komputer, plastik undangan, merangkai papan bunga, dll.

Dilihat dari lokasinya, CV. MARANATHA sangat strategis (berada di simpang dan dekat dengan kampus) maka dipastikan jika perusahaan dikelola dengan baik dan benar akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan harus ada dan jelas. Oleh karena struktur organisasi akan menggambarkan pembagian kerja, hubungan dan wewenang antar setiap orang maupun setiap unit yang ada didalam perusahaan tersebut. Struktur organisasi yang akan menunjukkan bagaimana tingkatan antar satu dengan yang lain, bagaimana sistem komunikasinya dan jumlah karyawan yang dapat diawasi secara efisien.


(18)

Sebagai suatu organisasi perusahaan terdiri atas orang-orang yang bekerjasama untuk tercapainya tujuan bersama yang telah disetujui bersama pula. Dalam pencapaian tujuan ini, perusahaan melakukan kegiatan yang efektif, yaitu kegiatan yang terencana, terarah didukung sistem pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan yang baik. Hal ini tidak akan tercapai tanpa adanya peran serta pihak yang terlibat dalam perusahaan yang melakukan kegiatan yang telah ditentukan sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang telah diserahkan kepada masing-masing pihak.

Struktur organisasi merupakan alat untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi dapat didefenisikan sebagai mekanisme yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi dan bagian-bagian, atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas-tugas, wewenang-wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi, maka seorang pemimpin dan bawahannya dapat melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab dengan baik. Pimpinan perusahaan akan dapat berjalan sesuai yang diinginkan untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Oleh karena begitu pentingnya struktur organisasi dalam suatu perusahaan, maka setiap perusahaan harus membentuk dan menyusun struktur organisasiannya sendiri. Dalam menyusun struktur organisasi harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan serta sifat dan perusahaan agar prinsip The Right Man In The Right Place

benar-benar dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan suatu pekerjaan untuk mencapai hasil yang maksimal.


(19)

CV. MARANATHA mempunyai struktur garis dan staf yaitu : 1. Direktur

Adapun tugas direktur sebagai berikut :

● Merumuskan dan menetapkan tujuan utama, kebijakan dasar dan rencana jangka panjang perusahaan sebagai pedoman dalam menjalankan operasional perusahaan

● Merencanakan rencana anggaran pendapatan, anggaran investasi dan anggaran tahunan secara keseluruhan, serta menilai ketidaksesuaian anggaran tersebut dengan tujuan dan rencana perusahaan.

● Mengambil inisiatif untuk meningkatkan volume penjualan serta mengambil keputusan-keputusan guna mendukung tugas anggota perusahaan dalam mencapai target.

2. Sekretaris Perusahaan

Adapun tugas sekretaris sebagai berikut :

● Membantu pekerjaan direktur dalam hal kelengkapan administratif surat-menyurat serta menjadi wakil dalam urusan eksternal perusahaan bersama direktur dan para manajer.

3. Manajer Keuangan

Adapun tugas manajer keuangan antara lain :

● Menganalisis dan mengartikan informasi keungan untuk menilai hasil operasi perusahaan yang dinyatakan dalam biaya, anggaran serta keuntungannya.


(20)

● Menyusun anggaran biaya dan kas untuk keperluan seluruh kegiatan operasional perusahaan, mengelola secara tertib kas dan bank, jaminan bank serta urusan pajak.

● Membuat laporan keuangan dan rencana anggaran biaya untuk tender yang akan diikusi perusahaan.

4. Manajer Operasional

Adapun tugas manajer operasional antara lain :

● Mengangkat dan memberhentikan karyawan, serta melakukan teguran atau penilaian setiap karyawan untuk meningkatkan koalitas verja.

● Bertanggung jawab atas semua proses pekerjaan dan mengambil keputusan yang sifatnya teknis.

● Mengarahkan dan menelaah secara kontinue tata cara operasional agar mendapatkan tata cara yang optimal.

5. Bagian Pembelian

Adapun tugas bagian pembelian antara lain :

● Membantu Manager Keuangan mengurus segala berkas dan surat-surat penting yang diperlukan (L/C, Nota, Faktur, dll) dan mengawasi barang yang akan dibeli perusahaan agar tetap dalam keadaan baik.

6. Bagian Penjualan

Adapun tugas bagian penjualan antara lain :

● Membantu Manager Keuangan dalam melakukan kegiatan transaksi serta mengurus segala keperluan administrative penjualan.


(21)

7. Bagian Transportasi (Pengangkutan) Adapun tugas bagian transportasi antara lain :

● Mengambil dan mengirim produk yang dibeli ataupun dijual perusahaan dari penjualan, pembeli atau perusahaan rekanan.

8. Bagian Pengemasan dan Pengiriman

Adapun tugas bagian pengemasan dan pengiriman antara lain :

● Mengemas (Packaging) produk yang dibeli perusahaan yang kemudian akan dijual kembali dan mengatur penjualan produk-produk perusahaan.


(22)

C. Laporan Keuangan Perusahaan

Secara umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keungan pada saat tertentu. Pada pokoknya laporan keuangan ditunjukan kepada pihak-pihak didalam maupun diluar perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai kondisi perusahaan tersebut.

Menurut Munawir , ”Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan, kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar yang tidak dibagikan (laba ditahan)”.

Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sesuai dengan prinsip Akuntansi Indonesia tujuan umum laporan keuangan adalah :

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan suatu informasi keuangan yang dapat dipercayai mengenai perusahaan aktiva (aktifa - kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.


(23)

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan seperti informasi mengenai aktiva perusahaan.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

Bagi analisis, Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi atau kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan sarana informasi bagi setiap perusahaan karena sebagai suatu sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam hal ini CV. MARANATHA Medan membuat laporan keuangannya berdasarkan fakta-fakta yang telah dicatat mulai dari proses pembelian bahan baku, sampai kepada penjualan-penjualan barang-barang. Laporan keuangan juga dibuat atas dasar prinsip-prinsip akun yang berlaku. Dengan demikian bagian keuangan CV. MARANATHA Medan harus mempertanggungjawabkan semua data laporan keuangan yang telah disusun kepada pimpinan preusan.

Pada umumnya ada dua laporan keuangan yang utama yaitu daftar neraca (balance sheet) dan perhitungan laba rugi (income statement):

1. Neraca (Balance Sheet)

Neraca menggambarkan total investasi (total investment) dan total pembelanjaan (total financing) pada saat tertentu. Total investasi adalah aktiva pada sisi kiri dan total pembelanjaan disebut pasiva pada sisi kanan.


(24)

Menurut Sugiyarso dan Winarni (2001 : 12), “Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari statu preusan pada statu saat tertentu”. Jadi tujuan neraca adalah untuk memberikan gambaran mengenai posisi keuangan suatu perusahaan pada statu saat, biasanya pada waktu dimana buku ditutup dan ditentukan sisanya pada statu akhir tahun yang fiscal atau kelender sehingga neraca sering disebut sebagai balance sheet.

Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian yaitu: a. Aktiva

Aktiva merupakan keseluruhan harta yang dimiliki oleh perusahaan atau hak untuk menagih kepada orang lain atau badan maupun hak untuk menikmati. Dapatlah dimengerti bahwa pengertian dari aktiva sangatlah luas karena aktiva itu tidak hanya terdiri dari berbagai benda yang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan tetapi juga termasuk hal-hal untuk menagih maupun hak untuk menikmati yang diperoleh dari orang lain atau dari badan lain.

Aktiva dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu: 1. Aktiva Lancar

Aktiva lancar merupakan kas dan asset-asset lain yang dimiliki untuk dijadikan uang dengan segera atau dimiliki untuk dipakai dalam operasi perusahaan, akan tetapi jangka waktu pemakaiannya tidak lebih dari 1 tahun. 2. Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah asset yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijadikan uang dalam jangka waktu yang lebih dari 1 tahun yang dimiliki untuk dipakai didalam operasi perusahaan, akan tetapi jangka waktu pemakaiannya lebih dari 1 tahun.


(25)

b. Passiva

Passiva adalah keseluruhan kewajiban perusahaan baik kepada orang lain atau badan lain yang harus dibayarkan baik dengan uang kas maupun dengan jasa passiva dibedakan atas dua jenis yaitu:

1. Passiva Jangka Pendek

Passiva ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus dilunasi palin lambat dalam jangka pendek.

2. Passiva Jangka Panjang

Passiva ini merupakan kewajiban perusahaan yang dapat dilunasi oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam kas modal (modal saham), surplus dan laba ditahan. Modal juga diartikan sebagai kelebihan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap hutang-hutangnya.

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan biaya, rugi laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang-barang dan jasa-jasa, ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Singkatnya laporan ini merupakan aktivitas dan hasil ekuitas itu merupakan ringkasan yang logis dari penghasilan dari suatu perusahaan untuk periode tertentu. Laporan laba rugi disebut juga dengan istilah “daftar operasi perusahaan” atau “daftar hasil dan biaya”.

Tujuan dari hasil penyusunan perhitungan laba rugi adalah untuk mengukur kemajuan atau perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan sifat dan kegiatan perusahaan. Perhitungan laba rugi dapat menceritakan


(26)

bagaimana pertambahan atau pengurangan aktiva yang disebabkan penjualan jasa-jasa atau barang-barang.

Penambahan aktiva sebagai akibat operasi perusahaan disebut hasil yang merupakan hasil penjualan, sewa, bunga dan sebagainya. Pengurangan aktiva sebagai akibat (sehubungan dengan operasi perusahaan dalam pembentukan hasil diukur dengan perkiraan biaya). Dengan kata lain, kedua-duanya hasil dan biaya merupakan perkiraan-perkiraan sementara yang mengukur pertambahan dan pengurangan aktiva dalam statu periode tertentu sesuai dengan periode akuntansinya atau periode fiskalnya. Pada akhir suatu periode saldo dari pada hasil dikurangi dengan biaya akan dipindahkan ke perkiraan modal dinyatakan sebagai laba bersih untuk periode itu.

Berdasarkan uraian diatas, maka dibawah ini akan disajikan neraca dan laba rugi CV. MARANATHA Medan:


(27)

Tabel 1

CV. MARANATHA MEDAN

Neraca

Periode 31 Des 2007 dan 31 Des 2008

Keterangan 31 Desember 2007 31 Desember 2008 AKTIVA

Aktiva Lancar Kas

Persediaan

Rp. 50,000,000 Rp. 20,000,000

Rp. 62,000,000 Rp. 35,000,000 Total Aktiva Lancar Rp. 70,000,000 Rp. 97,000,000 Aktiva Tetap:

Tanah Bangunan

Mesin Foto Copy (3) unit Komputer (2) unit & printer Mesin Potong Kertas Akumulasi Penyusutan

Rp. 70,350,000 Rp. 150.000.000 Rp. 30,000,000 Rp. 10,500,000 Rp. 3,000,000 (Rp. 35,400,000)

Rp. 70,350,000 Rp. 250,000,000 Rp. 55,000,000 Rp. 12,500,000 Rp. 5,500,000 (Rp. 58,550,000) Total Aktiva Tetap Rp. 228,450,000 Rp. 334,800,000 Total Aktiva Rp. 298,450,000 Rp. 431,800,000 PASSIVA

Hutang Lancar Hutang Jangka Pendek Hutang Lain-Lain Hutang Jangka Panjang Total Hutang

Laba ditahan Modal

Rp. 20,000,000 Rp. 30,000,000 Rp. 40,450,000 Rp. 90,450,000 Rp. 38,000,000 Rp. 170,000,000

Rp. 27,000,000 Rp. 45,000,000 Rp. 55,000,000 Rp. 127,000,000 Rp. 40,950,000 Rp. 263,850,000 Total Passiva Rp. 298,450,000 Rp. 431,800,000


(28)

Tabel 2.1

CV. MARANATHA Medan

Laporan Laba-Rugi

Per 31 Des 2007

PERKIRAAN 2007 A. PENDAPATAN/PENJUALAN

1. Pendapatan Utama: Percetakan

Leverensi Foto Copy

Total Pendapatan Utama 2. Pendapatan Lain-Lain: Sablon

Terjemahan Rupa-rupa

Total Pendapatan Lain-lain

TOTAL PENDAPATAN/PENJUALAN B. HARGA POKOK PRODUKSI

Pembelian Bahan Baku Gaji/Upah

Biaya Penyusutan TOTAL HPP

LABA KOTOR PENJUALAN C. BIAYA PRODUKSI:

1. Biaya Penjualan Biaya Iklan

Biaya Telp, Air, Listrik Biaya Penjualan Rupa-rupa Biaya Penjualan

TOTAL BIAYA PENJUALAN 2. Biaya Adm dan Umum:

Biaya Transportasi Biaya umum rupa-rupa

TOTAL BIAYA ADMINIS & UMUM TOTAL BIAYA

LABA SEBELUM PAJAK PAJAK 10%

LABA BERSIH

Rp. 150,000,000 Rp. 20,000,000 Rp. 25,000,000 Rp. 195,000,000 Rp. 25,000,000 Rp. 10,500,000 Rp. 12,500,000 Rp. 48,000,000

Rp. 81,000,000 Rp. 57,500,000 Rp. 10,000,000

Rp. 2,000,000 Rp. 12,000,000 Rp. 2,000,000 Rp. 3,000,000 Rp. 19,000,000 Rp. 9,500,000 Rp. 10,000,000 Rp. 19.500.000

Rp. 243.000.000

Rp. 148,500,000 Rp. 94,500,000

Rp. 38,500,000 Rp. 56,000,000 Rp. 5,600,000 Rp. 50,400,000


(29)

Tabel 2.2

CV. MARANATHA Medan

Laporan Laba-Rugi

Per 31 Des 2008

PERKIRAAN 2008

A. PENDAPATAN/PENJUALAN 1. Pendapatan Utama:

Percetakan Leverensi Foto Copy

Total Pendapatan Utama 2. Pendapatan Lain-Lain: Sablon

Terjemahan Rupa-rupa

Total Pendapatan Lain-lain

TOTAL PENDAPATAN/PENJUALAN B. HARGA POKOK PRODUKSI

Pembelian Bahan Baku Gaji/Upah

Biaya Penyusutan TOTAL HPP

LABA KOTOR PENJUALAN C. BIAYA PRODUKSI:

1. Biaya Penjualan Biaya Iklan

Biaya Telp, Air, Listrik Biaya Penjualan Rupa-rupa Biaya Penjualan

TOTAL BIAYA PENJUALAN 2. Biaya Adm dan Umum:

Biaya Transportasi Biaya umum rupa-rupa

TOTAL BIAYA ADMINIS & UMUM TOTAL BIAYA

LABA SEBELUM PAJAK PAJAK 10%

LABA BERSIH

Rp. 134,000,000 Rp. 30,000,000 Rp. 60,000,000 Rp. 224,000,000 Rp. 15,000,000 Rp. 12,000,000 Rp. 13,500,000 Rp. 40,500,000

Rp. 81,000,000 Rp. 57,500,000 Rp. 10,000,000

Rp. 2,000,000 Rp. 10,000,000 Rp. 2,000,000 Rp. 3,000,000 Rp. 17,000,000 Rp. 10,000,000 Rp. 12.000.000 Rp. 19,500,000

Rp. 265,000,000

Rp. 157,500,000 Rp. 107,500,000

Rp. 39,000,000 Rp. 68,500,000 Rp. 6,850,000 Rp. 61,650,000


(30)

Tabel 3

CV. MARANATHA Medan Laporan Perubahan Modal Kerja

Per 31 Des 2007 dan 2008

PERKIRAAN PER 31 DESEMBER MODAL KERJA

2007 2008 DEBET KREDIT

Aktiva Lancar : Kas

Persediaan Hutang Lancar: Htng Jngka Pndek Htng Lain-lain

Rp. 50,000,000 Rp. 20,000,000 Rp. 20,000,000 Rp. 30,000,000

Rp. 62,000,000 Rp. 35,000,000 Rp. 27,000,000 Rp. 45,000,000

Rp. 12,000,000 Rp. 15,000,000 Rp. 7,000,000

Rp. 15,000,000

Kenaikan Modal Kerja

Rp. 34,000,000 Rp. 15.000.000 Rp. 19.000.000 Rp. 34.000.000


(31)

D. Pengertian dan Jenis-Jenis Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Menurut Sawir (2005 : 129), ”Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Pada dasarnya dana atau modal yang dimiliki perusahaan digunakan untuk membiayai ekploitasi perusahaan (operating atau revenue expenditure) dan untuk membiayai investasi (capital expenditures) secara komsepsional sesungguhnya tidak ada perbedaan antara kedua macam pengeluaran (expenditures).

Menurut Riyanto (2001 : 86) mengemukakan pengertian modal kerja sebagai berikut ”Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek saja, yaitu berupa kas, persediaan barang, piutang (setelah dikurangi profit margin) dan penyusutan aktiva tetap”.

Pada hakekatnya kebutuhan modal kerja adalah pemenuhan dan jangka pendek, tetapi beberapa literatur mengaitkan pula dengan pemenuhan dana jangka menengah. Suatu manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.


(32)

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah:

1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.

2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar. 3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana

dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.

Menurut Munawir (1997 : 19) adalah ”Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan, atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya”.

2. Jenis Modal Kerja

Dalam menjalankan operasi sehari-hari suatu perusahaan biasanya membutuhkan modal kerja yang sifatnya suatu keharusan, yaitu modal kerja yang sifatnya harus ada dalam suatu perusahaan, dan ada modal kerja menurut kelompok yang jumlahnya berubah-ubah sesuai keadaan.

Menurut Syahyunan ( 2004 : 39 ) Modal kerja dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Modal Kerja Tetap (Permanen Working Capital)

Modal kerja tetap adalah modal kerja yang harus ada pada perusahaan sehari-hari untuk menjalankan kegiatan perusahaannya. Tanpa adanya modal kerja ini mengakibatkan operasi akan berhenti.


(33)

Modal kerja tetap dibedakan atas:

1. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Modal Kerja Primer adalah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

2. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Modal Kerja Normal adalah modal kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas produksi normal secara dinamis.

b. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)

Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang penggunaannya selalu mengalami perubahan sesuai dengan keadaan. Perubahan tersebut dikarenakan fluktuasi musim, fluktuasi konjungtor dan perubahan yang sifatnya darurat. Modal kerja variable dibedakan atas :

1. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)

Modal kerja musiman adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.

2. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)

Modal kerja siklis adalah modal kerja yang berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.

3. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)

Modal kerja darurat adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.


(34)

E. Unsur-Unsur Modal Kerja

Unsur atau komponen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan, yaitu pada semua perkiraan aktiva lancar dan kewajiban lancarnya. Perbedaan yang ada biasanya menyangkut perkiraan-perkiraan atau pos-pos atau sejenisnya, yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan.

Susiyarso dan Winarni ( 2005 : 12 ) menyatakan aktiva lancer adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu 1 tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan yang mana yang lebih lama.

Unsur-unsur modal kerja antara lain : 1. Kas

Setiap preusan industri maupun preusan jasa dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang kas. Uang kas adalah uang yang dimiliki atau dibawa kemana-mana baik lembaran ribuan, lima ratusan atau recehan seperti lima pululan, dua puluh limaan dan sebagainya. Uang kas diperlukan untuk belanja sehari-hari atau untuk membangun toko, membeli kendaraan angkutan dan sebagainya, yaitu yang namanya harga tetap atau investasi aktiva tetap.

Apabila suatu perusahaan mengalami kekurangan kas, maka harus dicarikan dana yang bisa berasal dari beberapa alternatif sumber seperti setoran baru dari pemilik, kredit bank, penjualan aktiva tetap, dll. Dan apabila perusahaan memiliki aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan saldo kas yang akan tertahan dalam perusahaan. Saldo kas ini akan dipergunakan untuk berbagai macam kepentingan pengembangan usaha.


(35)

Untuk membantu pimpinan dalam mendayagunakan kas secara efisien maka ada 5 strategi dasar, yaitu :

1. Hutang kas dibayar selambat mungkin tanpa mengurangi reputasi perusahaan dimana kreditur, dengan kata lain hutang dibayar paling cepat bila sudah datang waktu pembayarannya.

2. Gunakan selalu desempatan untuk memperoleh cash discount dari seperti pembayaran dalam membeli barang-barang kebutuhan perusahaan.

3. Tingkatkan perputaran persediaan semaksimal mungkin tanpa kemungkinan timbulnya stagnasi produksi dan kehilangan pasar.

4. Kumpulkan piutang dalam waktu paling cepat kemungkinan menurunkan market share.

5. Berikanlah cash discount kepada langganan apabila secara ekonomis hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

2. Surat-surat Berharga

Pengaturan penanaman modal dalam surat-surat berharga dimaksudkan agar perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya atau saldo kasnya, dengan maksud untuk penjagaan likuiditas ataupun dengan tujuan untuk mendapatkan pendataan dari dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Surat-surat berharga dimaksudkan adalah surat berharga yang segera dapat dijual, merupakan bentuk penyertaan sementara dalam pemanfaatan dana yang tidak digunakan. Biasanya surat-surat berharga itu mudah dipindahtangankan, oleh sebab itu dapat dibandingkan.

3. Piutang

Piutang usaha timbul karena penjualan barang-barang atau penyerahan jasa secara kredit dalam rangka kegiatan usaha. Piutang usaha yang dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus operasi normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.


(36)

Sebelum piutang diberikan, perusahaan harus menilai lebih dulu penerimaan kredit. Dalam arti karakternya, kapasitas perusahaannya, modalnya, jaminan hutang-hutangnya serta kondisi perusahaannya. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan menetapkan keselamatan kredit dari pada profitabilitas. Sebaiknya perusahaan menetapkan syarat pembayaran lunak, berarti perusahaan memperoleh profitabilitas yang besar sebagai akibat dari pada volume penjualan yang baik.

4. Persediaan

Persediaan barang dagangan merupakan persediaan yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan selalu dijual lagi tanpa mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.

Pengaturan tentang persediaan barang dagangan ini ditujukan untuk mengusahakan agar barang yang ada dalam perusahaan tidak kurang dan tidak berlebihan. Kalau barang kurang, berarti ada sebagian permintaan langganan yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan, inin akan berakibat perusahaan kehilangan langganan, yang pada akhirnya akan menurunkan penjualan (omzet perusahaan). Sebaliknya bila barangnya terlalu banyak, disamping ongkos pemeliharaan/pergudangannya harus ditanggung perusahaan, juga modal perusahaan yang mati berputar sejumlah kelebihan barang tersebut. Dengan melihat akan hal ini maka persediaan barang dagangan perusahaan harus diatur agar cukup, sehingga keuntungan yang diharapkan dapat dicapai.


(37)

F. Kebijakan Modal Kerja

Menurut Martono dan Hardjito (2001 : 75), setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuan perusahaan, kebijakan dalam penggolongan modal kerja juga berbeda.

Untuk menentukan kebijakan modal kerja terutama untuk menentukan besarnya proporsi aktiva lancar yang dibiayai oleh sumber dana jangka pendek dan dana jangka panjang, ada 3(tiga) kebijakan yang dapat dipilih oleh perusahaan, yaitu:

a. Kebijakan Moderat

yaitu untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan aktiva lancar permanent dengan menggunakan sumber dana jangka panjang, baik dari hutang jangka panjang maupun modal sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko perusahaan apabila sumber dana yang digunakan dalam sumber dana jangka pendek maka pada saat jatuh tempo perusahaan tidak dapat membayar kembali.

b. Kebijakan Konservatif

yaitu untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan aktiva lancar permanent serta sebagian aktiva lancar yang berfluktuasi dengan menggunakan sumber dana hutang jangka panjang atau modal sendiri. Proporsi hutang jangka pendek dengan demikian akan lebih kecil dibandingkan dengan kebijakan modal kerja moderat, ini dimaksudkan untuk lebih memperkecil risiko meskipun akan memperkeci keuntungan yang diharapkan yang tersedia untuk pemegang saham karena biaya hutang jangka panjang pada umumnya lebih besar dari pada hutang jangka pendek.


(38)

c. Kebijakan Agresif

yaitu untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan sebagian aktiva lancar permanent dengan sumber dana dari hutang jangka panjang dan sebagian aktiva lancar permanent lainnya dan semua aktiva lancar variabel dengan hutang jangka pendek.

G. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Setiap perusahaan baik industri maupun usaha dagang atau yang bergerak di bidang jasa modalnya adalah dibentuk melalui pendapatan yang diperoleh preusan dalam proses modal perputaran kerja tersebut, sehingga perlu dilihat sumber modal dan penggunaan modal kerjanya. Sewajarnya statu preusan mengetahui bagaimana sumber modal kerjanya yang dibutuhkan dalam operasi preusan dan juga sebaliknya preusan harus mengetahui kemana saja modal kerja yang digunakan atau dioperasikan.

Dengan kata lain, sumber dan penggunaan modal kerja perlu diketahui agar periode berikutnya perusahaan dapat mengambil kebijakan dalam menentukan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Terdapat unsur-unsur yang dapat memperbesar dan memperkecil kas.

1. Unsur-unsur yang Memperbesar Kas

Menurut Martono dan Hardjito (2002 : 320), unsur-unsur dalam laporan neraca dan laporan laba-rugi yang memperbesar kas merupakan aliran kas masuk yang menyebabkan kas perusahaan bertambah. Unsur-unsur itu meliputi:

a. Berkurangnya unsur-unsur aktiva lancar kas

Aktiva lancar meliputi kas, efek piutang dan persediaan. Apabila unsur aktiva lancar tersebut (selain kas) apabila berkurang, maka akan menambah jumlah kas.


(39)

b. Bertambahnya aktiva tetap

Aktiva tetap yang berkurang dapat disebabkan karena ada penjualan aktiva tetap atau berkurang karena adanya penyusutan (depresiasi). Berkurangnya aktiva karena penjualan akan menghasilkan uang kas. Sehingga berkurangnya aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperbesar kas. Sebenarnya depresiasi merupakan biaya yang akan mengurang laba perusahaan. Tetapi karena depresiasi tersebut bukan merupakan pengeluaran kas tunai (out of pocket cash), maka walaupun dalam catatan laporan laba-rugi dianggap sebagai pengeluaran, namun sebenarnya perusahaan tidak mengeluarkan kas secara tunai.

c. Bertambahnya unsur dalam hutang lancar

Bertambahnya unsur-unsur hutang lancar seperti hutang dagang dan hutang wesel merupakan sumber dana perusahaan. Bertambahnya hutang lancar akan menanbah aktiva lanacr yaitu menambah kas.

d. Bertambahnya hutang jangka panjang

Apabila perusahaan menjual obligasi, maka uang kas perusahaan akan bertambah. Obligasi merupakan salah satu hutang jangka panjang, oleh karena itu, jika kita menjual oblgasi maka hutang jangka panjang bertambah dan menyebabkan kasnya bertambah.

e. Bertambahnya keuntungan

Keuntungan diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan merupakan sumber dana yang akan menambah kas. Keuntungan yang menambah kas tersebut adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak dibagi kepada pemilik perusahaan. Oleh karena itu, apabila kenaikan laba ditahan maka didalamnya terdapat tambahan kas yang merupakan sumber dana.


(40)

2. Unsur-unsur yang Memperkecil Modal Kerja

Unsur-unsur dari laporan neraca dan laporan laba-rugi yang mempunyai efek memperkecil kas keluar yang menyebabkan kas perusahaan berkurang. Unsur-unsur tersebut meliputi :

a. Bertambahnya unsur-unsur aktiva lancar selain kas

Bertambahnya aktiva lancar seperti efek, piutang dan persediaan akan mengurangi atau memperkecil kas. Apabila unsur-unsur aktiva lancar tersebut selain kas bertambah.

b. Bertambahnya aktiva tetap

Aktiva tetap yang bertambah akan disebabkan karena ada pembelian. Bertambahnya aktiva tetap karena pembelian memerlukan uang kas. Sehingga aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperkecil kas atau sebagai penggunaan kas.

c. Berkurangnya hutang lancar

Berkurangnya unsur hutang lancar seperti hutang dagang, hutang wesel merupakan penggunaan dana perusahaan. Berkurangnya hutang akan mengurangi aktiva lancar. Oleh karena itu hutang lancar merupakan penggunaan dana dalam pengertian kas.

d. Adanya kerugian

Kerugian yang diderita dari kegiatan operasi perusahaan sebagai akibat dari biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan yang diterima. Kerugian ini harus ditutup dengan kas oleh perusahaan.


(41)

H. Menentukan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja

Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak manajemen membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kontinuitas operasi tersebut. Menurut Syahyunan (2004 : 40), kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja pun meningkat, demikian pula sebaliknya.

2. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan

Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat bergantung hanya pada beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.

3. Aktivitas Perusahaan

Perusahaan yang bergera dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual.


(42)

4. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang erhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkn proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. Selain, itu akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam yang lebih banyak.

5. Sikap Perusahaan Terhadap Likuiditas dan Profitabilitas

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecendrungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.

Adapun perhitungan kebutuhan modal kerja dari CV. MARANATHA Medan adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan perputaran kebutuhan komponen-komponen aktiva lancar

● Kas = Penjualan Rata-rata Kelas

= 265.000.000 56.000.000 = 4,73 kali Persediaan = HPP


(43)

= 157.500.000 27.500.000 = 5,72 kali 2. Jangka waktu keterkaitan dana

● Kas = 360/4,73

= 76,10 hari

● Persediaan = 360/5,72

= 62,93 hari

Total waktu keterkaitan dana = 139,03 hari Perputaran modal kerja = 360

Total waktu keterkaitan dana

= 360

139,03

= 2,58 hari atau 2 hari

Apabila pada tahun 2007 perusahaan CV. MARANATHA Medan ingin mencapai penjualan sebesar Rp. 300.000.000,-, maka modal kerja yang dibutuhkan tersebut adalah sebesar:

Kebutuhan modal kerja = 300.000.000 2,58


(44)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjakan operasinya sehari-hari yang diharapkan akan dapat kembali lagi masuk kedalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Sehingga data tersebut akan terus menerus berputar setiap periode selama berjalannya perusahaan.

Langkah-langkah yang diambil untuk mengetahui analisis kebutuhan modal kerja pada CV. Maranatha Medan, antara lain sebagai berikut:

1. Menyusun laporan perubahan modal kerja. Laporan ini disusun dari dua titik waktu dan digunakan untuk mengetahui berapa besarnya perubahan modal kerja pada CV. Maranatha Medan.

2. Mengelompokkan elemen-elemen Neraca dan Laporan Laba-rugi yang memperbesar dan memperkecil modal kerja.

3. Menyusun laporan modal kerja menurut masing-masing konsep, yaitu konsep kuantatif, konsep kualitatif dan konsep fungsional dari tahun 2007 sampai tahun 2008 pada perusahaan CV. Maranatha Medan.

Berdasarkan laporan keuangan CV. Maranatha Medan yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis mencoba menganalisa serta menilai modal kerja dengan menggunakan tiga konsep modal kerja.


(45)

Menurut Martono dan Harjito (2002 : 72), yaitu: 1. Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantatif adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang disebut juga modal kerja bruto (Gross Working Capital). Umumnya elemen-elemen modal kerja kuantatif meliputi kas, surat berharga (sekuritas), piutang dan persediaan.

Berdasarkan konsep ini maka modal kerja CV. Maranatha Medan sebagai berikut:

Tabel 4

Modal Kerja CV. Maranatha tahun 2007 dan 2008 Konsep Kuantatif

URAIAN 2007 2008 Kenaikan/Penurunan

Penjualan

Aktiva Lancar

Perputaran Modal Kerja

243.000.000

70.000.000

3.47 kali

265.000.000

97.000.000

2.73 kali

22.000.000

27.000.000

Sumber : Hasil Penelitian 2009 (data diolah)

Berdasarkan konsep ini maka modal kerja CV. Maranatha Medan pada total aktiva lancar dari masing-masing tahun sebesar Rp. 70.000.000,- untuk tahun 2007 dan 2008 berjumlah sebesar Rp. 97.000.000,-.

Menurut konsep ini modal kerja tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar Rp. 7.000.000,- atau sebesar 38,57% dari tahun 2006, kenaikan yang terjadi disebabkan


(46)

adanya kenaikan didalam aktiva lancer. Adapun pos-pos aktiva lancaryang mengalami kenaikan adalah kas sebesar Rp. 12.000.000,- dan persediaan sebesar Rp. 15.000.000,-. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pada tahun 2007 penjualan sebesar Rp. 243.000.000,- dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 265.000.000, dalam hal ini terjadi kenaikan sebesar Rp. 22.000.000,- atau sebesar 9,05%. Menurut H. G. Guthaman yang dikutip oleh Bambang Riyanto adalah perusahaan yang keuangannya baik harus menyediakan 5% - 10% dari jumlah aktiva lancer dalam bentuk kas atau bank.

Maka dalam hal ini CV. Maranatha Medan pada tahun 2007 menyediakan kas sebesar Rp. 62.000.000 dari jumlah sebesar Rp. 97.000.000 atau sekitar 63,91%. Persediaan barang yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 15.000.000 atau sekitar 23,33% dari persediaan tahun 2006. Berdasarkan modal kerja pada tahun 2007 dan 2008, didalam hal ini untuk tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 27.000.000. jadi berdasarkan konsep ini CV. Maranatha Medan memiliki modal kerja yang cukup baik pada tahun 2008 tersebut karena adanya kenaikan dari tahun sebelumnya.

2. Konsep Kualitatif

Pada konsep ini modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang segera harus dilunasi sebagian aktiva lancar dipergunakan untuk melunasi hutang lancar seperti hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak dan sebagian lagi benar-benar dipergunakan untuk membelanjai kegiatan operasi perusahaan. Dengan demikian modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar yang juga disebut modal kerja netto (net working capital).


(47)

Tabel 5

Modal Kerja CV. Maranatha Medan tahun 2007 dan 2008 Konsep Kualitatif

URAIAN 2007 2008 Kenaikan/Penurunan

Aktiva Lancar Hutang Lancar Modal Kerja Current Ratio 70.000.000 50.000.000 20.000.000 140% 97.000.000 72.000.000 25.000.000 134,72% 27.000.000 22.000.000 5.000.000

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Berdasarkan konsep ini modal kerja pada tahun 2007 sebesar Rp. 20.000.000 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 25.000.000 dan ini berarti terjadi kenaikan sebesar Rp. 5.000.000, hal ini disebabkan jumlah kenaikan aktiva lancarnya lebih besar dari jumlah kenaikan hutang lancarnya.

Aktiva lancar dari tahun 2007 ketahun 2008 mengalami kenaikan Rp. 27.000.000. Hal ini dikarenakan adanya perubahan aktiva lancar terhadap pos-pos aktiva lancar antara lain kas pada tahun 2007 sebesar Rp. 50.000.000 sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 62.000.000. Hal ini berarti terjadi kenaikan sebesar Rp. 12.000.000 atau sebesar 24% untuk tahun 2008.

Persediaan pada tahun 2007 sebesar Rp. 20.000.000 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 25.000.000 berarti mengalami kenaikan sebesar Rp. 15.000.000 atau sekitar 75%.

Sedangkan pos-pos hutang lancar pada tahun 2007 sebesar Rp. 50.000.000 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 72.000.000, maka kenaikan sebesar Rp. 22.000.000 dari tahun 2007. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan hutang jangka pendek pada tahun


(48)

2007 sebesar Rp. 20.000.000 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 27.000.000, dari hasil tersebut terjadi kenaikan sebesar Rp. 7.000.000 atau sekitar 35% dari tahun 2007. Dan pada hutang lain-lain sebesar Rp. 30.000.000 untuk tahun 2007 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 45.000.000 dari hal ini mengalami penurunan sebesar Rp. 15.000.000 atau 50%.

Menurut konsep ini modal kerja CV. Maranatha Medan dapat dinilai sangat baik, karena dilihat dari jumlah aktiva lancarnya pada tahun 2007 dan tahun 2008 lebih besar jika dibandingkan dengan hutang lancarnya. Bila dilihat dari modal kerja maka pada tahun 2008 lebih baik dari tahun 2007 dimana pada tahun 2007 berjumlah sebesar Rp. 170.000.000 sedangkan pada tahun 2008 berjumlah sebesar Rp. 195.000.000 terjadi kenaikan sebesar Rp. 25.500.000 demkian halnya dari current rationya, maka modal kerja pada tahun 2007 sebesar 140% pada tahun 2008 mempunyai current ratio sebesar 134,72%.

3. Konsep Fungsional

Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang dialokasikan pada berbagi aktiva dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan (income), baik pendapatan saat ini (current income) maupun pendapatan akan dating (future income), konsep modal kerja fungsional merupakan konsep mengenai modal kerja yang digunakan untuk menghasilkan current ratio.


(49)

Tabel 6

Modal Kerja CV. Maranatha tahun 2007 dan 2008 Konsep Fungsional

URAIAN 2007 2008 NAIK TURUN

Working Capital Kas Persediaan Biaya Penyusutan Jumlah 50.000.000 20.000.000 13.000.000 83.000.000 62.000.000 35.000.000 13.000.000 110.000.000 12.000.000 15.000.000 - 27.000.000 - - - -

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Menurut konsep ini modal kerja CV. Maranatha Medan mengalami kenaikan sebesar Rp. 27.000.000 atau 32,53% hal ini disebabkan adanya kenaikan pada kas sebesar Rp. 12.000.000, persediaan sebesar Rp. 15.000.000. Berdasarkan data tersebut diatas maka dapat diketahui bahwa modal kerja yang dimiliki CV. Maranatha Medan adalah sangat baik karena modal kerjanya mengalami kenaikan dari tahun 2007 sebesar Rp. 83.000.000. Sedangkan tahun 2008 sebesar Rp. 110.000.000 mengalami kenaikan sebesarRp. 27.000.000 dari tahun 2007 dengan kata lain modal kerja pada tahun 2008 menurut konsep ini lebih baik dari pada modal kerja tahun 2007.


(50)

(51)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab akhir ini, penulis akan merumuskan kembali pembahasan dalam bentuk kesimpulan serta mencoba memberikan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan ini, berdasarkan uraian-uraian yang telah diuraikan pada analisa sebelumnya.

A. KESIMPULAN

1. CV. Maranatha mempunyai modal kerja yang cukup baik, dimana dengan modal yang relatif sedikit yaitu pada tahun 2007 berjumlah Rp. 20.000.000 dan pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 25.000.000. Kenaikan yang dialami sebesar Rp. 5.000.000, hal ini disebabkan karena terjadinya kenaikan aktiva lancar yang jauh lebih luas dibandingkan kenaikan hutang lancarnya sebagai bahan pertimbangan digunakan current ratio sebesar 140% pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 sebesar 134,72% berarti modal kerja pada tahun 2008 lebih baik dari pada modal kerja pada tahun 2007. Perputaran modal kerja juga sudah cukup baik yaitu 2,58 hari atau 2 hari dan lama terkaitnya modal kerja adalah 139,03 hari atau 140 hari.

2. CV. Maranatha berdasarkan kebutuhan modal kerjanya telah melakukan pembiayaan terhadap hutang jangka panjang dengan menggunakan aktiva tetap dan pembiayaan hutang jangka pendek telah dilakukan dengan aktiva lancarnya. Sesuai dengan prinsip-prinsip pembelanjaan, bila dilihat dari laba bersih yang diperoleh pada tahun 2007 dan tahun 2008 maka laba bersihnya


(52)

mengalami kenaikan sebesarRp. 11.250.000. Dan ini telah menunjukkan bahwa kinerja CV. Maranatha Medan perlu lebih ditingkatkan lagi.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dilihat bahwa peranan modal kerja yang ada didalam membelanjai modal kerja perusahaan sudah sangat baik, jadi kebutuhan modal kerja telah dapat diatasi oleh peranan modal yang ada pada perusahaan.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan adalah:

1. Perusahaan hendaknya selalu mengevaluasi penggunaan yang terjadi dan serta berusaha untuk menekan pengeluaran se-efisien mungkin untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi.

2. Melihat perusahaan laba bersih yang cukup besar, maka dapat dilihat CV. Maranatha sudah cukup baik dan menjalankan usahanya dan diharapkan agar selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada tahun mendatang.

3. Meskipun laba bersih yang diperoleh telah meningkat, namun diharapkan CV. Maranatha tidak cepat berpuas diri, akan tetapi harus tetap berusaha untuk lebih keras lagi dalam meningkatkan kualitas perusahaan melalui rencana pembelanjaan modal kerja yang baik.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Martono, Harjito, Agus, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UI, Yogyakarta, 2002

Bungin, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian Kuantatif, Edisi Pertama, Cetakan kedua, Penerbit Kencana, Jakarta

Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 2001

Martono, Agus, Harjito, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Kuncoro, Mudrajad, Metode Reset untuk Bisnis dan Ekonomi, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003

Handoko, T. Hani, 2006, Organisasi Perusahaan, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I, Cetakan Pertama, Penerbit USU Press, Medan


(1)

2007 sebesar Rp. 20.000.000 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 27.000.000, dari hasil tersebut terjadi kenaikan sebesar Rp. 7.000.000 atau sekitar 35% dari tahun 2007. Dan pada hutang lain-lain sebesar Rp. 30.000.000 untuk tahun 2007 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 45.000.000 dari hal ini mengalami penurunan sebesar Rp. 15.000.000 atau 50%.

Menurut konsep ini modal kerja CV. Maranatha Medan dapat dinilai sangat baik, karena dilihat dari jumlah aktiva lancarnya pada tahun 2007 dan tahun 2008 lebih besar jika dibandingkan dengan hutang lancarnya. Bila dilihat dari modal kerja maka pada tahun 2008 lebih baik dari tahun 2007 dimana pada tahun 2007 berjumlah sebesar Rp. 170.000.000 sedangkan pada tahun 2008 berjumlah sebesar Rp. 195.000.000 terjadi kenaikan sebesar Rp. 25.500.000 demkian halnya dari current rationya, maka modal kerja pada tahun 2007 sebesar 140% pada tahun 2008 mempunyai current ratio sebesar 134,72%.

3. Konsep Fungsional

Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang dialokasikan pada berbagi aktiva dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan (income), baik pendapatan saat ini (current income) maupun pendapatan akan dating (future income), konsep modal kerja fungsional merupakan konsep mengenai modal kerja yang digunakan untuk menghasilkan current ratio.


(2)

Tabel 6

Modal Kerja CV. Maranatha tahun 2007 dan 2008 Konsep Fungsional

URAIAN 2007 2008 NAIK TURUN

Working Capital Kas Persediaan Biaya Penyusutan Jumlah 50.000.000 20.000.000 13.000.000 83.000.000 62.000.000 35.000.000 13.000.000 110.000.000 12.000.000 15.000.000 - 27.000.000 - - - -

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Menurut konsep ini modal kerja CV. Maranatha Medan mengalami kenaikan sebesar Rp. 27.000.000 atau 32,53% hal ini disebabkan adanya kenaikan pada kas sebesar Rp. 12.000.000, persediaan sebesar Rp. 15.000.000. Berdasarkan data tersebut diatas maka dapat diketahui bahwa modal kerja yang dimiliki CV. Maranatha Medan adalah sangat baik karena modal kerjanya mengalami kenaikan dari tahun 2007 sebesar Rp. 83.000.000. Sedangkan tahun 2008 sebesar Rp. 110.000.000 mengalami kenaikan sebesarRp. 27.000.000 dari tahun 2007 dengan kata lain modal kerja pada tahun 2008 menurut konsep ini lebih baik dari pada modal kerja tahun 2007.


(3)

(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab akhir ini, penulis akan merumuskan kembali pembahasan dalam bentuk kesimpulan serta mencoba memberikan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan ini, berdasarkan uraian-uraian yang telah diuraikan pada analisa sebelumnya.

A. KESIMPULAN

1. CV. Maranatha mempunyai modal kerja yang cukup baik, dimana dengan modal yang relatif sedikit yaitu pada tahun 2007 berjumlah Rp. 20.000.000 dan pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 25.000.000. Kenaikan yang dialami sebesar Rp. 5.000.000, hal ini disebabkan karena terjadinya kenaikan aktiva lancar yang jauh lebih luas dibandingkan kenaikan hutang lancarnya sebagai bahan pertimbangan digunakan current ratio sebesar 140% pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 sebesar 134,72% berarti modal kerja pada tahun 2008 lebih baik dari pada modal kerja pada tahun 2007. Perputaran modal kerja juga sudah cukup baik yaitu 2,58 hari atau 2 hari dan lama terkaitnya modal kerja adalah 139,03 hari atau 140 hari.

2. CV. Maranatha berdasarkan kebutuhan modal kerjanya telah melakukan pembiayaan terhadap hutang jangka panjang dengan menggunakan aktiva


(5)

mengalami kenaikan sebesarRp. 11.250.000. Dan ini telah menunjukkan bahwa kinerja CV. Maranatha Medan perlu lebih ditingkatkan lagi.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dilihat bahwa peranan modal kerja yang ada didalam membelanjai modal kerja perusahaan sudah sangat baik, jadi kebutuhan modal kerja telah dapat diatasi oleh peranan modal yang ada pada perusahaan.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan adalah:

1. Perusahaan hendaknya selalu mengevaluasi penggunaan yang terjadi dan serta berusaha untuk menekan pengeluaran se-efisien mungkin untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi.

2. Melihat perusahaan laba bersih yang cukup besar, maka dapat dilihat CV. Maranatha sudah cukup baik dan menjalankan usahanya dan diharapkan agar selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada tahun mendatang.

3. Meskipun laba bersih yang diperoleh telah meningkat, namun diharapkan CV. Maranatha tidak cepat berpuas diri, akan tetapi harus tetap berusaha untuk lebih keras lagi dalam meningkatkan kualitas perusahaan melalui rencana pembelanjaan modal kerja yang baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Martono, Harjito, Agus, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UI, Yogyakarta, 2002

Bungin, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian Kuantatif, Edisi Pertama, Cetakan kedua, Penerbit Kencana, Jakarta

Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 2001

Martono, Agus, Harjito, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Kuncoro, Mudrajad, Metode Reset untuk Bisnis dan Ekonomi, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003

Handoko, T. Hani, 2006, Organisasi Perusahaan, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I, Cetakan Pertama, Penerbit USU Press, Medan