UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tersebut akan ditangkap oleh amalgam sehingga yang tinggal hanya uap merkuri. Analisa dengan instrumentasi dilakukan pada panjang gelombang
253.7 nm. Gas merkuri yang dihasilkan akan dilewatkan pada cell tube
yang ditembakkan sinarcahaya dari lampu merkuri. Besarnya konsentrasi yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi merkuri yang terkandung
dalam sampel dan sebanding dengan nilai absorban yang dihasilkan.
2.5 Hidrokuinon
2.5.1 Identitas
Rumus kimia : C
6
H
6
O
2
DepKes, 1995 Rumus bangun
: DepKes, 1995
Gambar 1.Struktur Senyawa Hidrokuinon Sinonim
:Alpha-hydroquinone; Hydroquinol; Quinol;Benzoquinol; 1,4-Benzenediol;
1,4-Dihydroxybenzene; p-
Dihydroxybenzene; p-Hydroxyphenol; p-Dioxobenzene; 1,4-Dihydroxybenzene;
Dihydroquinone; Pyrogentistic
acid; Quinnone; Aida; Tecquinol; Tenox HQ; Tequinol. BPOM, 2011
BM : 110,11 DepKes, 1995
Golongan : Kuinon BPOM, 2011
2.5.2 Persyaratan Kadar
Bahan baku hidrokuinon mengandung tidak kurang dari 99 dan tidak lebih dari 10,5 C
6
H
4
OH
2
dihitung terhadap zat anhidrat Depkes, 1995
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.3 Data Fisikokimia
Pemerian :Berbentuk jarum halus, putih, mudah menjadi gelap
dengan adanya paparan cahaya dan udara DepKes, 1995 Jarak lebur
:172 - 174 C DepKes, 1995
Titik didih :285
C – 287
C DHHS, 2009 Kelarutan
:Mudah larut dalam air, alkohol dan eter DepKes, 1995 Stabilitas
:Stabil pada tekanan dan suhu normal stabil, tidak menyatu dengan oksidator kuat, basa kuat, O2, Fe. Sensitif terhadap
cahaya dan udara BPOM, 2011 Efek samping :Efek
samping hidrokinon
dapat menimbulkan
dermatitis kontak dalam bentuk bercak warna putih pada wajah
atau sebaliknya.
Menimbulkan reaksi
hiperpigmentasi. Gejala awal dapat berupa iritasi kulit
ringan, panas,
menyebabkan luka
bakar, merah,menyengat, eritmia, gatal, atau hitam pada
wajah akibat kerusakan sel melanosit BPOM RI, 2011.
2.5.4 Metode Analisis hidrokuinon
a. Titrasi redoks
Hidrokuinon merupakan suatu reduktor dengan potensial elektrokimia E
0.
+268 mV. Pada titrasi oksidasi reduksi, hidrokuinon akan melepaskan elektron mengalami oksidasi
sementara titran akan mengalami reduksi karena mengikat elektron. Prosedur analisis hidrokuinon secara titrasi redoks
menurut Farmakope Indonesia edisi IV: Timbang seksama sampel sebanyak 250 mg, larutkan dalam
campuran 100 ml air dan 10 ml asam sulfat 0,1 N, tambahkan 3 tetes difenilamin dan titrasi dengan serium IV sulfat 0,1 N
hingga warna merah lembayung. Lakukan penetapan blanko
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan 1 ml serium IV sulfat 0,1 N setara dengan 5,506 mg C
6
H
6
O
2
DepKes, 1995. b.
Spektrofotometri UV-Vis Garcia et al., 2007 Hidrokuinon memiliki gugus kromofor sehingga dapat
dianalisa dengan menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis. Cara yang dilakukan untuk analisa hidrokuinon dengan metode
ini adalah : Diukur panjang gelombang secara spektrofotometri
ultraviolet pada panjang gelombang 200 - 400 nm. Sedangkan untuk menghitung kadar hidrokuinon dalam sampel dihitung
dengan menggunakan kurva baku dengan persamaan regresi : y = a ± bx
c. Kromatografi Lapis Tipis Siddique et al., 2012
Analisis hidrokuinon menggunakan fase diam yang bersifat polar dan fase diam yang bersifat nonpolar. Kuantitas
hidrokuinon dihitung dengan membandingkan luas puncak bercak sampel terhadap bercak standar menggunakan alat
densitometri yang
diukur pada
panjang gelombang
maksimumnya. Fase gerak yang dapat digunakan adalah :
1. Metanol-kloroform 50:50 DepKes,1995
2. Heksana-aseton 3:2 Siddique et al., 2012
d. HPLC High Permormance Liquid Chromatography
Sistem kromatografinya merupakan kromatografi fase terbalik. dimana fase diam bersifar non polar dengan fase gerak
bersifar polar. Berikut merupakan contoh kondisi kromatografi untuk penetapan kadar hidrokuinon menggunakan HPLC :
Fase gerak : Etanol-air 55:45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sistem kromatografi :Detektor 295 nm, kolom ODS
Oktadesil Silika 25cm x 4,6 mm, laju alir 1,5 mlmenit
Kadar hidrokuinon dalam sampel diperoleh dengan membandingkan luas puncak larutan sampel dengan standar
hidrokuinon siddique et al., 2012 .
e. Misellar Electrokinetic Chromatography
Metode ini menggunakan surfaktan seperti SDS Sodium Dodesil Sulfat dan CTAB Cetil Trimetil Ammonium
Bromida untuk menigkatkan resolusi dengan interaksi hidrofobik antara inti hidrofobik dalam misel dengan analit.
Sistem kromatografinya menggunakan kolom kapiler fused silica dengan detector UV Jangseokminet al., 2005.
f. Capillary Electrochromatography Desiderio et al., 2000
Merupakan tekhnik analisis terbaru yang menggunakan kapiler
fused silica
dengan kombinasi
mekanisme elektroporetik dan kromatografi. Analit dapat dipisahkan
berdasarkan perbedaan partisi dalam fase gerak dan fase diam. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa analit netral
maupun analit yang bermuatan. g.
Kolorimetri Ibrahim et al., 2004 Metode ini menggunakan pereaksi floroglusin untuk
penentuan kadar hidrokuinon dalam krim pemucat. Kondisi pengukuran dioptimumkan berdasarkan penentuan pengaruh
konsentrasi natrium hidroksida, penentuan pengaruh lama pemanasan dan suhu optimum serta penentuan pengaruh
jumlah pereaksi floroglusin. Hasil yang diperoleh kemudian diambil sebagai prosedur baku dalam reaksi warna. Teknik
kolorimetri mempunyai keunggulan karena senyawa yang bersama dengan hidrokuinon yang mengabsorbsi radiasi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
daerah ultraviolet tidak akan mengganggu pengukuran serapan radiasi pada sinar tampak.
2.6 Merkuri