UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
daerah ultraviolet tidak akan mengganggu pengukuran serapan radiasi pada sinar tampak.
2.6 Merkuri
2.6.1 Identitas
No CAS :7487-94-7MercuricChloride;
1600-27-7 Mercuri
Acetate; 1344-48-5 Mercuric Sulfide; 21908-53-2 Mercuric Oxide EPA, 2007
No atom : 80 SPU, 2007
Nama kimia : Hg Hydrargyrum SPU, 2007
Sinonim :Raksa,
mercuric chloride,
mercuric acetate,
mercuric sulfide, mercuric oxide, mercury bichloride, corrosive
sublimate, mercuricIIchloride,
mercury perchloride, mercurous I chloride. EPA, 2007
2.6.2 Sifat fisikokimia
Pemerian : Cairan berat mengkilat, putih keperakan DepKes,
1979 Titik lebur
: 234.32 K, -38.83 °C, -37.89 °F Horas, 1985 Titik didih
: 629.88 K, 356.73 °C, 674.11 °F Horas, 1985 Berat jenis
: 13,55 Horas, 1985 Kelarutan
:Praktis tidak larut dalam air, etanol dan asam klorida, larut sempurna dalam asam nitrat pekat
dan asam sulfat pekat DepKes, 1979 Jenis
:
1. Uap merkuri unsur merkuri, mempunyai tekanan uap yang
tinggi dan sukar larut dalam air. Paparan kronis uap merkuri ialah akibat kontaminasi yang tidak disengaja dalam ruangan
dengan ventilasi yang buruk, misalnya dalam laboratorium 2.
Merkuri anorganik Hg
2+
dan Hg
2 2+
, Hg
2+
lebih reaktif yang dapat membentuk kompleks dengan ligan organik. Contoh
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
HgCl
2
sangat larut dalam air dan sangat toksik sedangkan HgCl tidak larut dan kurang toksik.
3. Merkuri organik, mengandung merkuri dengan satu ikatan
kovalen dengan atom karbon. Contoh ; metil merkuri. Dianggap lebih berbahaya dan dapat larut dalam lapisan
lemak yang menyelimuti korda syaraf Zulalfian, 2006
2.6.3 Metode Analisis merkuri
a.
AAS Atomic Absoption Spectrophotometry
Tekhnik AAS ini berdasarkan pada penguraian molekul menjadi atom atomisasi dengan energi dari api atau arus listrik
Harmita, 2006. Dalam mendeteksi merkuri digunakan AAS yang khusus,
dilengkapi dengan perekam respon cepat dan dapat mengukur radiasi yang diserap oleh uap merkuri pada garis resonansi merkuri
pada panjang gelombang 253,6 nm. berikut merupakan prosedur menurut farmakope indonesia edisi IV.
Pasang alat erasi dan labu perangkap dalam keadaan kosong, dan kran pada posisi langsung ke labu perangkap.
Hubungkan alat dengan sel penyerap dan atur laju aliran udara atau nitrogen sehingga diperoleh penyerapan dan reprodusibilitas
maksimum tanpa busa berlebih dalam larutan uji. Usahakan pembacaan garis dasar yang lurus pada 253,6 nm, sesuai petunjuk
penggunaan alat. perlakukan larutan baku dan larutan uji dengan cara yang sama sebagai berikut : Hilangkan kelebihan permanganat
dengan penambahan tetes demi tetes larutan hidroksilamina hidroklorida sampai larutan tidak berwarna. segera masukkan
larutan kedalam bejana aerasi, bilas dan encerkan dengan air hingga 100 ml. tambahkan 2 ml larutan timah II klorida, dan segera
hubungkan kembali bejana dengan alat aerasi, putar kran dari posisi langsung ke labu perangkap ke posisi aerasi dan teruskan
aerasi sampai puncak serapan telah terlampaui dan pena pencatat kembali ke garis dasar. Lepaskan bejana aerasi dari alat dan cuci
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
alat setelah digunakan. Setelah dikoreksi dengan blanko pereaksi, serapan larutan uji tidak boleh lebih dari larutan baku DepKes,
1995. b.
Spektrofotometer UV-Vis Harmita, 2006.
Sampel yang sering dianalisis dengan UV-Vis adalah senyawa organik. Dimana senyawa organik dapat memberikan
serapan adalah senyawa yang mempunyau gugus kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor adalah gugus fungsional tidak jenuh
yang dapat memberikan serapan pada daerah UV atau cahaya tampak. Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap
seperti alkena C=C, C=O,NO
2
, benzene dan lain-lain. sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti OH, NH
2
,X, yaitu gugus yang mempunyai elektron nonbonding dan tidak
mengabsorbsi radiasi pada lamda diatas 200 nm, akan tetapi mengabsorbsi sinar UV jauh.
Metode analisis
kuantitatif yang
menggunakan spektrofotometer pada daerah tampakvisible 380 - 780 nm sering
disebut dengan kalorimetri. Kalorimetri dapat didefinisikan sebagai metode analisis kuantitatif suatu zat berdasarkan intensitas warna
yang timbul dari konsentrasi yang berbeda. Pada kalorimetri yang ditentukan adalah serapan cahaya oleh larutan yang berwarna.
panjang gelombang dalam suatu sistem berwarna spesifik. c.
Titrasi ditizon
Untuk menentukan kadar merkuri dengan titrasi ditizon, pertama-tama dilakukan dengan pembuatan pereaksi, lalu dibuat
larutan hidroksilamina hidroklorida, larutan baku raksa, larutan pengekstrasi ditizon dan pembakuan titran ditizon. Setelah itu buat
larutan uji dengan menimbang 2 g, lalu masukkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml bersumbat kaca, tambahkan 20 ml campuran
asam nitrat spekat dan asam sulfat pekat dengan volume yang sama, hubungkan dengan pendingin yang sesuai, refluks campuran
selama 1 jam, dinginkan, encerkan hati-hati dengan air dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
didihkan sampai asam nitritnya habis. Dinginkan larutan, encerkan hati-hati dengan air, pindahkan kedalam labu 200 ml, encerkan
hingga tanda batas, campur kemudian saring. Masukkan 50 ml larutan uji kedalam corong pisah 250 ml, ekstraksi beberapa kali
dengan sedikit kloroform pekat, sampai ekstrak kloroform terakhir tidak berwarna. Buang ekstrak klorofrom dan tambahkan 50 ml
asam sulfat 1 N pada larutan yang tertinggal, ditambah 90 ml air, 1 ml asam asetat glasial dan 10 ml larutan hidroksilamina
hidroklorida pekat 1 dalam 5. Hitung jumlah merkuri DepKes, 1995.
d.
Kompleksometri Day dan Underwood, 2002
Untuk menentukan merkuri dapat dilakukan dengan metode kompleksometri dengan cara, pertama ion Hg
2
ditentukan dengan cara titrasi kembali, larutan uji direaksikan dengan larutan natrium
EDTA berlebih dan kelebihannya dititrasi dengan larutan seng klorida atau larutan seng sulfat. Sehingga ion merkuri yang
bervalensi dua yang ada merupakan atom pusat khelat melalui penambahan suatu bahan terselubung didesak dari kompleks.
Dengan penambahan kalium iodida akan terjadi kompleks tetraiodida merkuratII yang stabil.
Pada titrasi pertama dan kedua secara teoritis harus digunakan jumlah larutan EDTA yang sama atau jumlahnya harus
ditentukan. perhitungan ditentukan dari larutan garam seng yang digunakan pada titrasi kedua. Pada penentuan raksa II klorida
sebagai reduktor ditambahkan kalium iodida. Sedangkan untuk penentuan raksa dalam salep presipitatum ditambahkan natrium
tiosulfat sebagai bahan penyelubung.
2.7 Kulit