c. Klasifikasi 3, yaitu nilai RP
s
– dan RP
s
+ berarti sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang tidak menonjol di tingkat provinsi sementara di tingkat
kabupaten menonjol. d.
Klasifikasi 4, yaitu nilai RP
s
– dan RP
s
– berarti sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang rendah bail di tingkat provinsi maupun di tingkat
kabupaten.
3.1.2 Analisis Shift Share SS
Analisis Shift Share digunkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kinerja sektor ekonomi di Kabupaten Ponorogo untuk menemukan sektor yang
mempunyai keunggulan komperatif. Analisis Shift Share ini memilih pertumbuhan sebagai perubahan suatu variabel wilayah diatasnya, bauran industri
serta keunggulan kompetitif atau persaingan. Pengaruh pertumbuhan dari daerah atasnya disebut pangsa share, pengaruh bauran industri disebut proposan shift
dan pengaruh keunggulan kompetitif disebut differential shift. Secara sistematis, provincial shift
, proposan shift, dan differential shift dapat diformulasikan sebagai berikut :
Provincial Shift :
NG
ij
= q
q atau NG
ij
= q
- 1 Proportional Shift :
IM
ij
= q
atau IM
ij
= q
- Differential Shift :
RS
ij
= q
atau RS
ij
= q
- Perubahan nilai tambah bruto sektor tertentu dalam PDRB Kabupaten
Ponorogo merupakan penjumlahan dari Provincial Shift, Proportional Shift, dan Differential Shift
adalah sebagai berikut : ∆ = NG
ij
+ IM
ij
+ RS
ij
Dimana : ∆ = pertumbuhan sektor ke i untuk daerah ke j pada tahun t
= kondisi sektor ke i untuk daerah j pada tahun t = kondisi sektor i untuk daerah j pada tahun 0
= kondisi sektor ke i untuk daerah rujukan pada tahun t q
= kondisi sektor i untuk daerah rujukan pada tahun 0 Q
t
= kondisi rujukan pada tahun t Q
= kondisi daerah rujukan pada tahun 0 NG
ij
= dampak perubahan sektor industri i IM
ij
= dampak komposisi sektor industri i RS
ij
= dampak persaingan antar sektor
3.1.3 Analisis Tipologi Klassen
Analisis tipologi klassen mempunyai empat klasifikasi sektor dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Kuadran 1 adalah sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat. Kuadran ini
merupakan kuadran yang laju sektor pertumbuhan tertentu dalam PDRB lebih besar dibandingkan dengan PDRB daerah yang menjadi referensi dan
memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang
menjadi referensi. Klasifikasi ini dilambangkan dengan si s dan ski sk. b.
Kuadran II adalah sektor yang maju akan tetapi tertekan. Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB
lebih kecil dibandingkan dengan sektor tersebut dalam PDRB yang menjadi daerah referensi, tetapi memiliki nilai kontribusi sektor yang lebih besar
dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi. Klasifikasi ini dilambangkan dengan si s dan ski sk.
c. Kuadran III adalah sektor yang potensial atau masih dapat berkembang.
Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor
tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi, tetapi memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB yang lebih besar dibandingkan kontribusi
sektor tersebut terhadap PDRB yang menjadi referensi. Klasifikasi ini dilambangkan dengan si s dan ski sk.
d. Kuadran IV adalah sektor relative tertinggal. Kuadran ini merupakan
kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah
yang menjadi referensi, tetapi memiliki nilai kontribusi sector terhadap PDRB yang lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi sektor tersebut
dalam PDRB daerah yang menjadi referensi. Klasifikasi ini dilambangkan dengan si s dan ski sk.
Tabel 3.1 Klasifikasi Sektor PDRB Menurut Tipologi Klassen Kuadran I
Daerah yang maju dan tumbuh dengan pesat.
si s dan ski sk. Kuadran II
Daerah yang maju tetapi tertekan. si s dan ski sk
Kuadran III Daerah potensial atau masih dapat
dikembnagkan. si s dan ski sk
Kuadran IV Daerah relatif tertinggal.
si s dan ski sk.
3.1.4 Analisis Tenaga Kerja Basic Service Ratio BSR dan Regional