Sosialisasi LockoutTagout LOTO Sebagai Upaya Pengendalian Energi

perlengkapan penggembokan yang ada di Pabrik III PT Petrokimia Gresik telah memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan semua persyaratan tersebut telah terpenuhi.

4.5 Sosialisasi LockoutTagout LOTO Sebagai Upaya Pengendalian Energi

di Pabrik III PT Petrokimia Gesik Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaK3 merupakan suatu upaya dari perusahaan untuk memastikan bahwa para pekerja mengerti dan memahami mengenai aspek-aspek K3 yang ada dalam perusahaan. Sosialisasi akan berperan dalam peningkatan kemampuan pekerja dalam melaksanakan kebijakan K3 yang disusun perusahaan. Berbagai bentuk sosialisasi K3 yang ada di PT Petrokimia Gresik adalah Training Penyegaran, Safety Induction, Sosialisasi Kontraktor, Morning Breafing, Sosialisasi Kepala Bagian, dan rapat koordinasi. Sosialisasi tersebut dilakukan untuk memberikan wawasan dan pemahaman mengenai aspek K3 yang ada di PT Petrokimia Gresik. Sosialisasi LOTO sebagai upaya pengendalian energi di Pabrik III PT Petrokimia Gresik telah disampaikan melalui beberapa kegiatan sosialisasi. Kegiatan tersebut adalah saat rapat pagi morning breafing, sosialisasi safety reperesentative, sosialisasi kontraktor, Safety Induction dan Training K3. Tidak ada sosialisasi yang membahas LOTO sebagai upaya pengendalian energi secara khusus. Penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi hanya menjadi salah satu materi yang diberikan dalam berbagai sosialisasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut ini: Informan kunci, hal 109:335-336 .”Sosialisasi khusus tidak ada, tapi kita ada rapat pagi, sosialisasi safety ref, sosialisasi kontraktor … ”5 Juni 2015 Hal tersebut didukung oleh pernyataan informan utama berikut ini: Informan Utama 3, hal 126:440-441 .” Untuk sosialisasi mengenai LOTO itu pernah waktu training tapi di awal dulu … 10 Juni 2015. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan informan tambahan berikut ini: Informan Tambahan 1, hal 139:413-414. ”Itu materinya nggak hanya LOTO saja. Ada tentang safety permit, LOTO, JSA, kartu stop, banyak kok. ”10 Juni 2015. Salah satu bentuk sosialisasi yang diberikan secara berkala kepada pekerja berwenang di Pabrik III PTPetrokimia Gresik adalah Training K3. Training K3 merupakan pelatihan penyegaran yang diberikan kepada pekerja setingkat Karu atau Kasi dan Safety Inspector sebagai upaya untuk meningkatkan wawasan mereka terhadap aspek-aspek K3 di perusahaan. Pelatihan tersebut dilaksanakan setiap tahun pada bulan April. Pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Bagian K3 bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Pelatihan PT Petrokimia Gresik. Materi yang pernah disampaikan dalam pelatihan tersebut diantaranya meliputi Contractor Safet Management System CSMS, safety permit, Confined Space, LOTO, dan Job Safety Analysis JSA. Salah satu materi pelatihan yang diberikan dalam pelatihan tersebut adalah mengenai penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi di PT Petrokimia Gresik. Informasi yang disampaikan dalam materi tersebut meliputi pengertian LOTO, tujuan dan fungsi LOTO, peralatan LOTO, tahapan pelaksanaan LOTO, dan Sosialisasi dokumen Standar LOTO PT Petrokimia Gresik. Materi tersebut disampaikan kepada Kasi atau Karu dan Safety Inspector yang menjadi peserta dari pelatihan. Para Kasi atau Karu dan Safety Inspector tersebut selanjutnya akan memberikan sosialisasi yang telah diterima dalam pelatihan kepada staf-stafnya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah efektifitas dalam penyampaian materi dan pelaksanaan pelatihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut ini: Informan kunci, hal 109:337-339 .” LOTO pernah disampaikan di training penyegaran tahun lalu di Tretes. Pesertanya pekerja setingkat Kasi, Karu dan Safety Inspector. ”5 Juni 2015 OSHA 1910.147 dan OSHA 3120 menyebutkan bahwa sosialisasi LOTO sebagai upaya pengendalian energi adalah hal yang wajib dilakukan oleh perusahaan. Sosialisasi LOTO sebagai upaya pengendalian energi merupakan upaya dari manajemen untuk memastikan bahwa pekerja berwenang mengerti dan memahami tujuan serta fungsi dari penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi yang dilakukan. Sasaran dari sosialisasi ini adalah pekerja yang memiliki wewenang memasang peralatan LOTO sebagai upaya pengendalian energi, pekerja yang terlibat dalam pemasangan peralatan LOTO, dan seluruh pekerja yang area kerjanya berada dalam area pemasangan peralatan LOTO. Sosialisasi ini harus dilakukan secara berkala dan bagi pekerja yang telah mengikuti pelatihan ini berhak menerima sertifikat. Sosialisasi tersebut dapat diberikan dalam bentuk pelatihan. Pelaksanaan sosialisasi pada pekerja di Pabrik III PT Petrokimia Gresik masih kurang tepat. Hal ini dikarenakan sasaran dari sosialisasi dalam hal ini peserta pelatihan tidak seluruhnya pekerja yang terlibat dalam penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi. OSHA 1910.147 mensyaratkan bahwa peserta dari sosialisasi LOTO haruslah pekerja yang memiliki wewenang dan terlibat dalam proses pengendalian energi. Materi yang disampaikan juga masih kurang lengkap. Sosialisasi mengenai LOTO sebagai upaya pengendalian energi, harus membahas mengenai materi seperti yang telah diatur dalam OSHA 1910:147. Materi tersebut meliputi jenis dan sumber energi berbahaya, pengenalan mesin, pengenalan potensi bahaya di tempat kerja, dan sarana serta metode dalam pengendalian energi. OSHA 29 CFR 1910.147 menyebutkan bahwa, apabila pelabelan digunakan sebagai upaya pengendalian energi maka para pekerja harus diinformasikan mengenai keterbatasan dalam penggunaan label. Keterbatasan penggunaan label diantaranya adalah label pada dasarnya merupakan peralatan yang berfungsi untuk peringatan yang terpasang pada perangkat isolator energi, label hanya memberikan rasa aman semu, label rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan kerja, dan label tidak bisa melindungi perangkat isolasi energi dari penggunaan mekanik yang secara sengaja maupun tidak sengaja. Berdasarkan hal tersebut, penerapan sosialisasi LOTO sebagai upaya pengendalian energi di Pabrik III PT Petrokimia Gresik masih kurang tepat. Hal ini bisa diketahui dari tidak adanya penjelasan mengenai keterbatasan penggunaan label dalam materi sosialisasi. Seharusnya materi mengenai keterbatasan penggunaan label juga wajib diberikan mengingat masih ada upaya pengendalian energi yang menggunakan label saja. 74

BAB 5. PENUTUP