Berdasarkan data pada Tabel 1, bahwa jumlah sumberdaya terukur measured sebesar
142.972.538 ton menurut penjelasan pihak perusahaan jumlah cadangan layak tambang
mineable sekitar 19 juta ton. Hal ini disebabkan yang dihitung hanya lokasi yang betul-betul dapat
ditambang clear bahwa saat ini tidak semua lokasi dalam wilayah yang direncanakan di
Senakin dapat ditambang. Faktor kendalanya antara lain, adanya perambahan PETI,
terhambatnya pembebasan lahan.
Lapisan batubara disini hanya terdiri atas satu lapisan single layer yang ketebalannya berkisar
3 – 6 meter. Foto 4. 5.2 Penambangan di daerah Satui
Di tambang Satui setiap lapangan tambang saat ini beroperasi 5 pit tambang terbuka
sekaligus, yaitu 2 pit untuk produksi, 1 pit untuk penyediaan stocking dan 2 pit pengupasan untuk
persiapan. Penamaan pit disini memakai nama- nama tokoh pewayangan seperti, Arjuna,
Yudistira, Bima, Gatotkaca dan Antareja dan sebagainya.
Produksi batubara dari Satui ini berupa batubara bersih sehingga tidak dilakukan
pencucian langsung diangkut ke penimbunan di pelabuhan. Lapisan batubara disini terdiri atas
beberapa lapisan Multi layer yang ketebalannya berkisar 2 – 9 meter, bahkan di tambang Mulia
ada yang mencapai ketebalan 15 meter. Lihat foto 5
Kegiatan operasional penambangan baik di Senakin maupun di Satui dilakukan selama 24 jam
per hari dan 360 hari per tahun. 5.3
Pengolahan Batubara, Pengangkutan
Produksi batubara dari pit dilakukan pereduksian ukuran crushing sebelum ditimbun
di tempat penimbunan stock pile pelabuhan, yang lokasinya sangat berdekatan dengan
pelabuhan tongkang pemuatan batubara yaitu di Air Tawar untuk produksi Senakin dan Muara
Satui untuk produksi Satui yang masing –masing kapasitas stock pile sampai 10.000 ton. Batubara
hasil pereduksian berukuran sampai 0- 150 mm .
Pencucian batubara kotor hanya dilakukan di lokasi tambang Senakin menggunakan metode
Dense Medium dan Jigging.
11 - 4
5.4 Terminal Batubara
Seluruh produk batubara bersih diangkut dari berbagai tempat penimbunan stockpile di
lokasi-lokasi Senakin, Batulicin, Satui, Asam- asam menggunakan tongkang batubara ke stock
pile di Tanjung Pemancingan, Pulau Laut. Di North Pulau Laut Coal Terminal NPLCT,
produksi batubara ini kemudian:
• disusun menjadi tumpukan yang sudah dipilah sesuai dengan klasifikasi asal
lokasinya • langsung dikirim lewat tempat
penampungan produk ke kapal pemuat batubara.
Pemuatan batubara menggunakan belt conveyor dengan jarak 1,2 km.
NPLCT memiliki total kapasitas sekitar 600.000 ton dengan memiliki fasilitas stacker dan
reclaimmer. Jembatan dermaga yang tersedia untuk menopang shiploading conveyor yang
jaraknya 1,2 km ke tempat kapal merapat. Dengan minimal ketinggian rendah air rata-rata lebih dari
18 meter, kapal-kapal sampai 150.000 DWT dapat mengisi muatan.
Apabila kondisi laut tenang dan cuaca baik, reclaimer dan conveyor - dapat menopang
conveyor bongkar muat kapal mencapai tingkat kapasitas 4.000 tph.
6. PEMBAHASAN
Kegiatan pemantauan dan evaluasi konservasi di kabupaten Kotabaru, di dalam maupun di luar
wilayah PT Arutmin telah dilaksanakan dan hasilnya memperoleh beberapa persoalan menarik
yang menyangkut penerapan aspek konservasi sumber daya mineral. Peninjauan terutama di
wilayah PT Arutmin sebagai perusahaan pertambangan terbesar di wilayah ini.
6.1. Di Wilayah PT Arutmin
Pada umumnya pit-pit baik yang di Senakin maupun yang di Satui berupa bukaan lahan yang
sangat luas dengan dominan kearah sepanjang sayap antiklin, panjang satu lokasi pit yang terdiri
dari beberapa blok ada yang mencapai sekitar 500 - 1000 m. Kenyataan di lapangan sekarang bukaan
lahan memanjang di Satui ini sudah mencapai sekitar 16 km. Lihat Foto 6 Hal ini dilakukan
karena alasan adanya kegiatan penambangan liar yang merambah dalam lokasi PT Arutmin
sehingga untuk menghindari perambahan tersebut maka penambangan seolah dipacu untuk
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
berproduksi dengan konsekuensi bukaan lahan menjadi sangat luas.
Memang suatu kenyataan bahwa kegiatan penambangan liar PETI disini sudah sangat
parah bahkan sudah sangat terang-terangan karena tidak adanya penanganan dan penegakan hukum
yang tegas serta konsisten. Keadaan menjadi tambah runyam karena kegiatan PETI ini
dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat yang nota bene merupakan jaringan atau kepanjangan
tangan para spekulator yang tidak bertanggungjawab.
6.2 Sumberdaya dan Cadangan
Beberapa lapisan tipis 0,5 m tidak dihitung sebagai sumberdaya dan cadangan
dengan demikian sebagian besar lapisan tipis tersebut walaupun ikut tertambang tidak
dimanfaatkan sebagai produksi batubara, keadaannya disamakan dengan lapisan tanah
penutup overburden sebagai waste. Hal ini menurut perhitungan perusahaan karena
penambangan lapisan batubara yang tipis walaupun tertambang tidak memungkinkan untuk
dilakukan pemilahan dalam operasional penambangan skala besar dengan menggunakan
peralatan berat yang serba berkapasitas besar.
Dari data yang diperoleh bahwa sisa sumberdaya dan cadangan masih cukup besar
yang terdapat di lapisan–lapisan bawah yang di tambang berdasarkan desain saat ini dan masih
mempunyai potensi untuk dikembangkan ke metode penambangan tambang dalam. Upaya
untuk menghadapi hal tersebut saat ini PT Arutmin telah melakukan uji coba atau percobaan
produksi tambang dalam di tambang Satui dengan metode Room and Pillar. Menurut rencana
selanjutnya akan dikembangkan pula untuk daerah lainnya seperti di Senakin Foto 7.
6.3 Penambangan, Pencucian, Pengangkutan 6.3.1 Penambangan