8
seperti batuan beku dihancurkan, diangkut dan kemudian diendapkan ditempat-tempat yang rendah letaknya, misalnya di laut, samudra atau danau Kaliti,1963.
Kebanyakan sumber dari material sedimen adalah daratan, dimana erosi danpelapukan sangat nyata terhadap pengikisan daratan dan dipindahkan ke laut. Pelapukanadalah aksi dari
tumbuhan dan bakteri, juga proses kimia, termasuk juga penghancuranbatuan secara mekanik Drake 1978.
2.2 Sifat-sifat sedimen
Sifat-sifat sedimen adalah sangat penting di dalam mempelajari proses erosidan sedimentasi. Sifat sedimen yang paling mendasar adalah ukuran dan bentuknya,setelah itu
densitas, kecepatan jatuh ,dan lain-lain.
2.2.1 Ukuran dan Bentuk
Sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran butir menjadi lempung, lumpur, pasir, kerikil, koral pebble, dan batu. Salah satu klasifikasi yang terkenal adalah skala
Wenworth yang mengklasifikasikan sedimen berdasarkan ukuran dalam millimeter seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Dalam skala Wenworth tersebut partikel yang berukuran diantara 0,0625 dan2 millimeter dianggap sebagai pasir. Material yang lebih halus dianggap sebagai lumpur
siltdan lempung clay. Sedangkan material yang lebih besar dari pasir disebut koral pebbles dan brangkal cobbles. Pada kebanyakan lokasi, brangkal cobbles adalah material
utama yang membentuk pantai, seperti di sepanjang Chesil Beach England.
Universitas Sumatera Utara
9
Tabel 2.1 Ukuran Partikel Sedimen Berdasarkan Skala Wentworth
Nama Partikel Ukuran Batu Bongkah 256
Krakal 64-256 Kerikil 4-64
Butiran 2-4 Pasir
Pasir sangat kasar 1-2
Pasir kasar ½-1
Pasir sedang ¼-1
Pasir halus 18-14
Pasir sangat halus 116-18
Lanau Lanau kasar 116-132
Lanau sedang 164-132
Lanau halus 1128-164
Lanau sangat halus 1256-1128
Lempung Lempung kasar 1640-1256
Lempung sedang 11024-1640
Lempung halus 12360-11024
Lempung sangat halus 14096-12360
Untuk beberapa studi kasus analisa ayakan menggunakan SNI 03-6388-2000 dan SNI 03-6408-2000 seperti pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.
Tabel 2.2 Standar ukuran saringan
Standar Ukuran mm Alternatif saringan
75 3 inchi
50 2 inchi
25 1 inchi
9,25 38 inchi
4,75 No. 4
2,00 No.10 0,425 No.40
0,075 No. 200
Universitas Sumatera Utara
10
Tabel 2.3 Batasan-batasan ukuran butiran tanah
Jenis butiran Ukuran butiran
Pasir kasar 2.0 mm – 0,42 mm
Pasir Halus 0,42 mm – 0,075 mm
Lanau 0,075 mm – 0,002 mm
Lempung 0,002 mm – 0,001 mm
Kolloida 0,001 mm
Untuk menentukan batasan dari ukuran dalam suatu sample pasir, harus dilakukan analisis ukuran. Mengayak pasir adalah dimaksudkan untuk menemukanbatasan dari ukuran
dalam sampel. Biasanya ayakan berupa pan dengan saringan kawat sebagai suatu standar diberikan di dasarnya dan diklasifikasikan seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 2.2. Ayakan
disusun dalam suatu tumpukan di mana untuk ayakan yang lebih besar ditaruh pada bagian atas dan ayakan yang lebih halus berada di bawah daripada ayakan yang lebih besar.
Kinerja daripada pengayakan ini dimulai dengan sampel diletakkan pada ayakan yang paling atas dan ayakan digetarkan sehingga pasir jatuh sejauh mungkin menembus tumpukan
ayakan yang berada dibawahnya. Ukuran fraksi yang berbeda kemudian akan terjebak dalam ayakan dengan ukuran variasi yang berbeda, lalu berat pasir yang tertangkap dalam setiap
ayakan ditimbang dan kemudian didapatlah persentase dari berat total sampel yang melewati ayakan tersebut.
Bentuk dari sedimen alam beraneka ragam dan tidak terbatas. Di samping ukuran butir, bentuk partikel juga penting, karena ukuran partikel sedimen itu sendiri belum cukup
untuk menjelaskan karakteristik butir-butir sedimen. Suatu partikel yang pipih mempunyai
Universitas Sumatera Utara
11
harga kecepatan endap yang lebih kecil dan akan lebih sulit untuk terangkut dibandingkan dengan suatu partikel yang bulat seperti muatan dasar.
Sifat-sifat yang paling penting dan berhubungan dengan angkutan sedimen adalah bentuk dan kebulatan butir berdasarkan pengamatan H. Wadell. Bentuk butiran dinyatakan
dalam kebulatannya yang didefinisikan sebagai perbandingan daerah permukaan partikel. Daerah permukaan sulit ditentukan dan isi butiran relatif kecil,sehingga Wadell mengambil
pendekatan untuk menyatakan kebulatan. Kebulatan dinyatakan sebagai perbandingan diameter suatu lingkaran dengan daerah
yang sama terhadap proyeksi butiran dalam keadaan diam pada ruang terhadap bidang yang paling besar terhadap diameter yang paling kecil atau dengan kata lain kebulatan
digambarkan sebagai perbandingan radius rata-rata kelengkungan ujung setiap butir terhadap radius lingkaran yang paling besar daerah proyeksi atau bagian butir melintang.
2.2.2 Massa Jenis Densitas