6
spektroskopi IR, massa jenis, viskositas, titik tuang, titik nyala dan kalor pembakaran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Biji kapuk di Indonesia belum banyak dimanfaatkan. 2. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengambilan
minyak dari biji kapuk. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi transesterifikasi adalah jenis
katalis, konsentrasi katalis, jenis alkohol, konsentrasi alkohol, suhu saat reaksi berlangsung, dan lama pengadukan.
4. Karakter biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi. 5. Standar karakter biodiesel yang digunakan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan, maka dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Biji kapuk yang digunakan adalah biji kapuk yang diperoleh dari kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
2. Metode pengambilan minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekstraksi sokhlet menggunakan pelarut n-heksan dengan
perbandingan biji kapuk dan n-heksan 1:5 selama 4 jam. 3. Jenis katalis yang digunakan dalam proses transesterifikasi adalah KOH
dengan konsentrasi 0,75 bb, jenis alkohol yang digunakan yaitu
7
metanol 99, suhu transesterifikasi 50
o
C dengan waktu pengadukan selama 50, 75, 100 dan 125 menit.
4. Karakter biodisel yang diuji meliputi: massa jenis, viskositas, titik tuang, titik nyala, dan kalor pembakaran.
5. Standar karakter biodiesel yang digunakan yaitu SNI 7182:2012.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik minyak biji kapuk yang meliputi: massa jenis, viskositas dan gugus fungsi IR?
2. Bagaimana karakteristik massa jenis, viskositas, titik tuang, titik nyala, kalor pembakaran dan gugus fungsi IR biodiesel pada berbagai waktu
lama pengadukan? 3. Bagaimana kesesuaian karakter biodiesel hasil sintesa, jika dibandingkan
dengan standar SNI 7182:2012?
E. Tujuan Penelitian