LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Dongeng
Dongeng merupakan salah satu jenis karya sastra lama atau cerita yang tidak benar-benar terjadi yang disebarluaskan dari mulut ke mulut.
Beberapa jenis dongeng, antara lain: 1.
Fabel, yaitu dongeng berisi cerita dengan tokoh binatang yang berperilaku seperti
manusia, misalnya Kancil dan Siput, Katak Hendak Jadi Lembu, dan sebagainya.
2. Legenda, yaitu cerita tentang asal mula terjadinya suatu tempat, misalnya
Rawapening, Banyuwangi, Batu Belah Batu Betangkup, dan sebagainya. 3.
Mite, yaitu cerita tentang makhluk halus atau dewa-dewa dan erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat, misalnya Nyai Rara Kidul.
4. Sage, yaitu cerita tentang kepahlawanan, misalnya Ramayana, Hang
Tuah, dan sebagainya.
5. Parabel, yaitu dongeng yang mengandung nilai-nilai pendidikan atau
ibarat hikmah sebagai pedoman hidup. Misalnya, dongeng Malin Kundang.
B. Bagian-bagian Dongeng
1. Judul
2. Alur
3. Latar
4. Tokoh dan Penokohan
5. Bahasa
C. Unsur kemenarikan suatu dongeng
1. Menanamkan nilai-nilai positif
2. Dituturkan secara santun
3. Menggunakan bahasa yang baik dan mudah dipahami
4. Tema cerita sesuai dengan usia anak
D. Nilai-nilai budi pekerti dalam dongeng
1. Nilai budi pekerti individual adalah nilai yang berkaitan dengan manusia
secara pribadi. 2.
Nilai budi pekerti sosial adalah nilai yang berkaitan denagan hubungan antara manusia dengan masyarakat.
E. Rangkaian peristiwa dari dongeng “Malin Kundang”
1. Hidupalah keluarga Malin kundang di Sumatra Barat
2. Kehidupan sehari-hari Malin Kundang yang penuh dengan kesederhanaan
di desa. 3.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang pergi ke kota untuk bekerja. 4.
Berkat kerja keras Malin Kundang, is menjadi saudagar kaya dan mendapatkan istri yang cantik jelita.
5. Ibu Malin Kundang sedih, mengharapkan anaknya yaitu Si Malin pulang
ke kampung dan menemui ibunya. 6.
Suatu ketika, Malin mengajak istrinya berlayar menggunakan kapal mewahnya dan bertemu dengan ibunya di tepi laut.
7. Malin tidak mau mengakui ibunya yang sudah tua itu karena ia malu
kepada istrunya. 8.
Ibu Malin sedih dan mengutuk Malin menjadi batu. 9.
Akhirnya tubuh Malin mengeras dan menjadi batu.
F. Amanat pada dongeng “Malin Kundang”