BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Herpes   genital   merupakan   penyakit   infeksi   akut   pada   genital   dengan gambaran   khas   berupa   vesikel   berkelompok   pada   dasar   eritematosa,   dan
cenderung bersifat rekuren. Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 HSV-2, tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
1
Gambar 1. Lesi Herpes di alat kelamin
1
2.2 Epidemiologi
Prevalensi anti bodi dari HSV-1 pada sebuah populasi bergantung pada faktor-faktor   seperti   negara,   kelas   sosial   ekonomi   dan   usia.   HSV-1   umumnya
ditemukan pada daerah oral pada masa kanak-kanak, terlebih lagi pada kondisi sosial ekonomi terbelakang.
2
Kebiasaan,   orientasi   seksual   dan   gender   mempengaruhi   HSV-2.  HSV-2 prevalensinya  lebih rendah dibanding HSV-1 dan lebih sering ditemukan  pada
usia   dewasa   yang   terjadi   karena   kontak   seksual.   Prevalensi   HSV-2   pada   usia dewasa meningkat dan secara signifikan lebih tinggi Amerika Serikat dari pada
Eropa dan kelompok etnik kulit hitam dibanding kulit putih. Seroprevalensi HSV- 2 adalah 5  pada populasi wanita secara umum di inggris, tetapi mencapai 80
pada wanita Afro-Amerika yang berusia antara 60-69 tahun di USA.
3
Herpes   genital   mengalami   peningkatan   antara   awal   tahun   1960-an   dan 1990-an.   Di   inggris   laporan   pasien   dengan   herpes   genital   pada   klinik   PMS
meningkat enam kali lipat antara tahun 1972-1994. Kunjungan awal pada dokter
yang dilakukan oleh pasien di Amerika Serikat untuk episode pertama dari herpes genital   meningkat   sepuluh   kali   lipat   mulai   dari   16.986   pasien   di   tahun   1970
menjadi 160.000 di tahun 1995 per 100.000 pasien yang berkunjung.
2,3
Disamping   itu   lebih   banyaknya   golongan   wanita   dibandingkan   pria disebabkan oleh anatomi alat genital permukaan mukosa lebih luas pada wanita,
seringnya rekurensi pada pria dan lebih ringannya gejala pada pria. Walaupun demikian,   dari   jumlah   tersebut   di   atas   hanya   9   yang   menyadari   akan
penyakitnya. Studi   pada   tahun   1960   menunjukkan   bahwa   HSV-1   lebih   sering   berhubungan
dengan   kelainan   oral   dan   HSV-2   berhubungan   dengan   kelainan   genital.  Atau dikatakan   HSV-1   menyebabkan   kelainan   di   atas   pinggang   dan   VHS-2
menyebabkan   kelainan   di   bawah   pinggang.   Tetapi   didapatkan   juga   jumlah signifikan genital herpes 30-40 disebabkan HSV-1.
2
HSV-2   juga   kadang-kadang   menyebabkan   kelainan   oral,   diduga   karena meningkatnya kasus hubungan seks oral. Jarang didapatkan kelainan oral karena
VHS-2 tanpa infeksi genital. Di Indonesia, sampai saat ini belum ada angka yang pasti,   akan   tetapi   dari   13   RS   pendidikan   Herpes   genitalis   merupakan   PMS
Penyakit   Menular   Seksual   dengan   gejala   ulkus   genital   yang   paling   sering dijumpai.
2,4
2.3 Etiologi