Transportasi Darat Buku Profil Kemenhub

KINERJA TRANSPORTASI

1. Transportasi Darat

Pembangunan transportasi darat diprioritaskan pada program pemeliharaan, rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan transportasi darat yang diwujudkan melalui pembangunan simpul transportasi jalan, peningkatan prasaranasarana angkutan jalan dan pelayanan keperintisan angkutan jalan. Posisi bus AKAP pada tahun 2010 sebanyak 20.802 unit bus dengan 866 perusahaan otobus mengalami peningkatan hingga pada semester I tahun 2011 Juni 2011, terdapat 21.119 unit bus dengan 874 perusahaan otobus. Sedangkan posisi bus pariwisata pada tahun 2010 sebanyak 11.933 unit bus dengan 959 perusahaan otobus, mengalami peningkatan hingga Juni 2011 sebanyak 14.333 unit bus dengan 1.082 perusahaan otobus. Adapun jumlah terminal sebanyak 559 terminal dengan rincian Terminal Tipe A sejumlah 116 unit, Terminal Tipe B sejumlah 247 unit dan Terminal Tipe C sebanyak 196 unit. Untuk pengujian Kendaraan Bermotor di seluruh Indonesia terdapat 1.984 Penguji dengan jumlah Alat Uji 492 jenis yang terdiri dari 347 unit uji mekanik, 285 unit uji non mekanik, 24 unit uji keliling. Sedangkan untuk perlengkapan jalan terdapat Jembatan Timbang yang di Indonesia berjumlah 133 buah, pembangunan RambuRPPJ sebanyak 20.218, marka jalan sepanjang 1.168.750 m, Lampu Penerangan Jalan berbasis tenaga surya sebanyak 1.518 buah. Untuk Angkutan Perintis saat ini melayani 22 Provinsi dengan jumlah trayek yang dilayani sebanyak 143. Proil Kementerian Perhubungan 25 Dalam rangka mengembangkan transportasi massal berbasis bus telah dilaksanakan program Bus Rapid Transit BRT di 12 dua belas lokasi, yaitu Bogor, Yogyakarta, Pekanbaru, Manado, Palembang, Gorontalo, Batam, Semarang, Bandung, Solo, Maluku dan Propinsi Bali Sarbagita Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yang dilayani dengan 173 bus sedang dan 60 bus besar. Pengembangan BRT ke depan diarahkan untuk peningkatan konektivitas dengan moda transportasi lain. 26 Proil Kementerian Perhubungan Aksesibilitas pelayanan jasa transportasi darat di kawasan pedesaan, pedalaman, kawasan tertinggal, terpencil, dan perbatasan hingga Juni 2011 telah direalisasikan pengadaan bus sedang dan besar 48 unit untuk angkutan perintis dengan trayek Samarinda-Bongan, Samarinda-Muara Muntai, Samarinda-Muara Aloh, Poso-Napu, Tentena - Gintu, Kolonedale -Matano, Palu-Buol, Terminal Alam Barajo-Sungai Bahar, Bangko-Tanah Garau, Bangko-Air Jernih, Kendari-Benua, Kendari-Lamonae, Kendari- Sumber sari, Kendari-Mawasangka, Kendari-Tondasi serta Kendari-Bungku. Proil Kementerian Perhubungan 27 Pola pengembangan jaringan pelayanan angkutan penyeberangan mengacu pada rencana pengembangan wilayah sebagaimana diamanatkan dalam UU No.26 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang djelaskan lebih rinci dalam PP No.26 Tahun 2008, dimana konsep pengembangan transportasi penyeberangan adalah melayani seluruh wilayah Indonesia dalam konsep sabuk. Selanjutnya pola pengembangan jaringan pelayanan penyeberangan utama mengacu pada konsepsi sabuk dengan pola pengembangan sabuk tersebut terdiri dari sabuk utara, sabuk tengah dan sabuk selatan serta penghubung sabuk. Lintas penyeberangan Sabuk Utara merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur utara wilayah Indonesia seperti: lintas penyeberangan dari Pekanbaru-Mengkapan-Tanjung Balai Karimun- Tanjung Uban,Tanjung Pinang-Tambelan-Sintete, Tanjung Pinang-Anambas-Natuna-Sintete, Ancam- Tarakan-Tolitoli, Bitung-Ternate-Soii, Patani-Sorong, Manokwari-Numfor-Biak-Saubeba-Sawai-Jayapura. 28 Proil Kementerian Perhubungan Lintas penyeberangan Sabuk Tengah merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur tengah wilayah Indonesia seperti: lintas penyeberangan dari PalembangTanjung Apiapi-Muntok, Sadai- Tanjung Ru, Manggar- Ketapang, Batulicin-GarongkongBarru, Balikpapan-Taipa, Bajoe-Kolaka, Luwuk-Salakan, Boniton-Banggai- BobongTaliabu-Mangole-Sanana-Teluk Bara-Namlea-Ambon, Hunimua-Waipirit, Wahai-Fakfak. Lintas penyeberangan Sabuk Selatan merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur selatan wilayah Indonesia seperti: BalohanSabang-Ulee LheueBanda Aceh, Bakauheni-Merak, Ketapang- Gilimanuk, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Sape-Labuhan Bajo, Sape-Waikelo, Waingapu-Sabu-Kupang, Teluk Gurita-Kisar, Larantuka-Waiwerang-Lewoleba-Baranusa- Kalabahi-Ilwaki-Kisar-Leti-Moa-Lakor-Sermata-Tepa-Adaut-Saumlaki-Larat-Tual- Dobo-Timika-Agats-Merauke. Proil Kementerian Perhubungan 29 Lintas penyeberangan sabuk utara, tengah, dan selatan dihubungkan dengan lintas penyeberangan penghubung sabuk, antara lain meliputi: Kendal- Kumai, Lamongan-Bahaur, Marapokot- PatumbukanSelayar, Pamatata-Bira, Ampana-Wakai-Marissa, Pagimana- G o r o n t a l o , B i t u n g - P a n a n a r o - Melonguane-Marampit-Miangas, Saumlaki-Ambon, Subaim-Tobelo- Daruba. Lintas penyeberangan sabuk utara, tengah, dan selatan mencakup pula lintas penyeberangan antarnegara, antara lain, meliputi Belawan-Penang, Dumai- Malaka, Batam-Singapura, Nunukan- Tawao Sabah, dan Tahuna-Davao. Pola pengembangan sabuk ini mengacu pada aspek normatif, untuk transportasi penyeberangan berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran merupakan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya Pasal 22 1 UU No. 17 Tahun 2008. Perwujudan fungsi pelayanan angkutan penyeberangan sebagai jembatan berorientasi pada perwujudan konsep sabuk. 30 Proil Kementerian Perhubungan Proil Kementerian Perhubungan 31 Pada tahun 1989 ditetapkan 44 lintas penyeberangan melalui Keputusan Menteri Perhubungan KM No. 64 Tahun 1989, sampai saat ini telah menjadi sebanyak 155 lintas penyeberangan, ditambah dengan 43 lintas penyeberangan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Gubernur atau BupatiWalikota setelah era otonomi daerah. Sehingga jumlah total lintas penyeberangan yang telah ditetapkan adalah sebanyak 198 lintas penyeberangan. Berdasarkan jenis pengoperasian, lintas penyeberangan dapat dibedakan dalam 2 lintas, yaitu : lintasan komersil dan perintis yang disubsidi pemerintah. Jumlah pelabuhan penyeberangan yang telah beroperasi sebanyak 141 pelabuhan. Pelabuhan tersebut diselenggarakan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry Persero sebanyak 34 pelabuhan, Dinas Perhubungan sebanyak 104 pelabuhan, UPT Ditjen Perhubungan Darat sebanyak 3 pelabuhan. Masih terdapat 32 pelabuhan yang belum ditetapkan karena masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Sampai saat ini, terdapat 225 unit kapal ASDP yang beroperasi dengan jenis kapal yaitu Ro-Ro 215 unit, Kapal LCT sebanyak 9 unit, dan kapal cepat penumpang sejumlah 1 unit. 32 Proil Kementerian Perhubungan Wujud apresiasi pemerintah daerah yang memiliki prakarsa pengelolaan sistem transportasi perkotaan dan berhasil mengimplementasikannya dengan baik, Kementerian Perhubungan memberikan penghargaan berupa Wahana Tata Nugraha WTN. Sementara itu, pelayanan perizinan angkutan pariwisata telah dilakukan secara e-licensing yang merupakan upaya peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan melalui penerapan Standar ISO 9001:2008. Proil Kementerian Perhubungan 33

2. Transportasi Perkeretaapian