MANIFESTASI KLINIS Limfoma Hodgkin PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK -

2.4 MANIFESTASI KLINIS Limfoma Hodgkin

Limfoma Non-Hodgkin Anamnesis  Asimtomatik limfadenopati  Gejala sistemik demam intermitten, keringat malam, BB turun  Nyeri dada, batuk, napas pendek  Pruritus  Nyeri tulang atau nyeri punggung  Asimtomatik limfadenopati  Gejala sistemik demam intermitten, keringat malam, BB turun  Mudah lelah  Gejala obstruksi GI tract dan Urinary tract. PemeriksaanFisik  Teraba pembesaran limonodi pada satu kelompok kelenjar cervix, axilla, inguinal  Cincin Waldeyer kelenjar mesenteric jarang terkena  Hepatomegali Splenomegali  Sindrom Vena Cava Superior  Gejala susunan saraf pusat degenerasi serebral dan neuropati  Melibatkan banyak kelenjar perifer  Cincin Waldeyer dan kelenjar mesenteric sering terkena  Hepatomegali Splenomegali  Massa di abdomen dan testis Roza Insanilhusna, S.Ked,2010 2.5 PATOFISIOLOGI 3 Bahan kimia Radiasi virus Sel normal Mutasi gen Inaktivasi sel supresi tumor onkogen Pengubahan pengaturan apoptosis Gagalnya gen pengaturan perbaikan Proliferasi sel terganggu Mutasi sel2 normal Muncul benjolan kanker Benjolan semakin membesar MK: bersihan jalan nafas tidak efektif Obstruksi trakeobronkial MK: intoleran aktifitas Esfagus tertekan anoreksia Disfagia MK: g3 volume cairan kurang dr kebutuhan tubuh MK: g3 nutrisi kurang dr kebutuhan tubuh MK: g3 rasa nyamannyeri MK: g3 integritas kulit MK: ansietas

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK -

Penyakit ini ditahapkan sesuai dengan penampilan mikroskopik dari nodus limfe yang terkena dan luas serta beratnya gangguan. Pentahapan yang akurat paling penting pada pembagian program pengobatan dan prognosis selanjutnya. - Pemeriksaandarh dapat bervariasi dari secara lengkap nirmal sampai abnormalis. Pada tahap I sedikit pasien mengalami abnormalitas hasil pemeriksaan darah. - Hitung darah lengkap : - SDP : bervariasi, dapat normal, menurun atau meningkat secara nyata. - Deferensial SDP : Neutrofilia, monosit, basofilia, dan eosinofilia mungkin ditemukan. Limfopenia lengkap gejala lanjut. - SDM dan HbHt : menurun. - Eritrosit : - Peneriksaan SDM : dapat menunjukkan normositik ringan sampai sedang, anemia normokromik hiperplenisme. 4 - LED : meningkat selama tahap aktif dan menunjukkan inflamasi atau penyakit malignansi. Berguna untuk mengawasi pasien pada perbaikan dan untuk mendeteksi bukti dini pada berulangnya penyakit. - Kerapuhan eritrosit osmotik : meningkat - Trombosit : menurun mungkin menurun berat, sumsum tulang digantikan oleh limfoma dan oleh hipersplenisme - Test Coomb : reaksi positif anemia hemolitik dapat terjadi namun, hasil negatif biasanya terjadi pada penyakit lanjut. - Besi serum dan TIBC : menurun. - Alkalin fosfatase serum : meningkat terlihat pasda eksaserbasi. - Kalsium serum : mungkin menigkat bila tulang terkena. - Asam urat serum : meningkat sehubungan dengan destruksi nukleoprotein dan keterlibatan hati dan ginjal. - BUN : mungkin meningkat bila ginjal terlibat. Kreatinin serum, bilirubin, ASL SGOT, klirens kreatinin dan sebagainya mungkin dilakukan untuk mendeteksi keterlibatan organ. - Hipergamaglobulinemia umum : hipogama globulinemia dapat terjadi pada penyakit lanjut. - Foto dada : dapat menunjukkan adenopati mediastinal atau hilus, infiltrat, nodulus atau efusi pleural - Foto torak, vertebra lumbar, ekstremitas proksimal, pelvis, atau area tulang nyeri tekan : menentukan area yang terkena dan membantu dalam pentahapan. - Tomografi paru secara keseluruhan atau skan CT dada : dilakukan bila adenopati hilus terjadi. Menyatakan kemungkinan keterlibatan nodus limfa mediatinum. - Skan CT abdomenial : mungkin dilakukan untuk mengesampingkan penyakit nodus pada abdomen dan pelvis dan pada organ yang tak terlihat pada pemeriksaan fisik. - Ultrasound abdominal : mengevaluasi luasnya keterlibatan nodus limfa retroperitoneal. - Skan tulang : dilakukan untuk mendeteksi keterlibatan tulang. - Skintigrafi Galliium-67 : berguna untuk membuktikan deteksi berulangnya penyakit nodul, khususnya diatas diagfragma. - Biopsi sumsum tulang : menentukan keterlibatan sumsum tulang. Invasi sumsum tulang terlihat pada tahap luas. - Biopsi nodus limfa : membuat diagnosa penyakit Hodgkin berdasarkan pada adanya sel Reed-Sternberg. - Mediastinoskopi : mungkin dilakukan untuk membuktikan keterlibatan nodus mediastinal. - Laparatomi pentahapan : mungkin dilakukan untuk mengambil spesimen nodus retroperitoneal, kedua lobus hati dan atau pengangkatan limfa Splenektomi 5 adalah kontroversial karena ini dapat meningkatkan resiko infeksi dan kadang- kadang tidak biasa dilakukan kecuali pasien mengalami manifestasi klinis penyakit tahap IV. Laporoskopi kadang-kadang dilakukan sebagai pendekatan pilihan untuk mengambil spesimen.

2.7 PENATALAKSANAAN