Pendahuluan PANCASILA SEBAGAI ASAS PEMBENTUKAN HUKUM DAN PENGEMBANGAN BANGSA | Christiawan | IUS CONSTITUTUM 296 1261 2 PB

PANCASILA SEBAGAI ASAS PEMBENTUKAN HUKUM DAN PENGEMBANGAN BANGSA Oleh: Dr. Rio Christiawan, SH., M.Kn 1 dan Dr. Efendi Saragih, SH, MH. 2 Abstract In the promulgation of law and regulation according to law science should be based on philosophical principles. The aim are, law and regulation according to the philoshopy that in this circumstances is Pancasila as Indonesian ideology. The aim of this paper is to study Pancasila as principles of promulgation of law and regulation and nation building. So that all legal product and nation building could be achieved according to Indonesian ideology. Keywords: pancasila, law and regulation, nation building.

A. Pendahuluan

Asas hukum ialah prinsip-prinsip yang dianggap dasar atau fundamen hukum, asas- asas itu dapat disebut pengertian-pengertian dan nilai-nilai yang menjadi titik tolak tentang hukum, asas-asas itu juga merupakan titik tolak pembentukan undang-undang dan interprestasi undang-undang tersebut. 3 Pengertian asas hukum lainnya menurut pakar hukum adalah sebagai berikut: ”Bellefroid berpendapat bahwa azas hukum umum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap bersal dari aturan aturan yang lebih umum, Menurut Van Eikema Hommes menegaskan bahwa azas hukum tidak boleh dianggap sebagai norma hukum yang konkret tetapi perlu dipandang sebagai dasar dasar umum atau petunjuk bagi hukum yang berlaku, pembentukan hukum praktis berorientasi pada azas hukum tersebut, Menurut Soedikno Mertokusumo Azas hukum bukan merupakan hukum yang konkret melainkan pikirn dasar yang umum dan abstrak atau merupakan latar belakang peraturan konkret tersebut yang terjelma didalam peraturan perundang- undangan.dan putusan hakim” 4 Menurut sifatnya azas hukum dibedakan menjadi 3 yaitu : 1 Dosen Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. 2 Dosen Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta. 3 Theo Huijbers, Filsafat Hukum, penerbit Kanisius Yogyakarta,Cetakan ke 15 tahun 2010 hlm 81 4 Soedikno Mertokusumo, Penemuan hukum Sebuah Pengantar, Penerbit Liberty yogyakarta cetakan 6 tahun 2009 hlm 5-6 ”Azas hukum objektif yang bersifat moral , Azas hukum objektif yang bersifat rasional yaitu prinsip prinsip yang termasuk peenertian hukum dan aturan hidup bersama yang rasional .dan Azas Azas hukum subjektif yang bersifat moral maupun rasional yakni hak hak yang ada pada manusia dan yang menjadi titik tolak pembentukan hu kum , perkembangan hukum paling nampak dalam sisi ini.” 5 Azas hukum mempunyai 2 landasan yaitu azas hukum yang berakar dari ketentuan masyarakat dan pada nilai nilai yang dipilih sebagai pedoman hidup bersama. 6 Disamping itu Azas hukum juga mempunyai daya ikat serta membuat hukum menjadi tidak kaku serta menciptakan suatu sistem tersendiri meskipun tidak dituangkan dalam aturan hukum yang konkret. Azas hukum bersifat umum artinya dapat diberlakukan bagi seluruh peristiwa hukum tidak hanya peristiwa tertentu saja yang mencerminkan dasar filosofi dari tuujuan dibuatnya hukum itu. Menurut daya ikatnya azas hukum dibagi menjadi Azas hukum umum yaitu yang berhubungan dengan seluruh bidang hukum dan Azas hukum khusus yaitu yang berlaku untuk bidang hukum tertentu saja, misalnya perdata. Hukum mengatur hubungan hukum, hubungan hukum itu sendiri terdiri dari ikatan- ikatan antar individu dan masyarakat atau individu dan individu sehingga dengan demikian hukum dapat dipandang sebagai kumpulan peraturan atau kaedah yang mempunyai isi yang bersifat umum dan normatif , umum karena berlaku bagi setiap orang dan normatif karena menentukan apa yang seyogyanya dilakukan. 7 Sedangkan pengertian hukum yang lain adalah aturan yang digunakan oleh masyarakat dengan tujuan untuk menentukan sifat manusia yang dapat dipaksakan kepadanya dengan kekuatan kekuasaan publik . 8 Selanjutnya Johanes Ibrahim dan Pan Lindawaty Sewu mengutip pendapat para ahli mengenai hukum sebagai berikut : ”a. Menurut Marcus Tullius Cicero mengatakan bahwa definisi dari hukum 5 Theo Huijbers,Op.Cit 115 hlm 82. 6 Soedikno Mertokusumo ,Op.Cit 116 hlm 6 7 Lihat Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Penerbit Liberty yogyakarta tahun 1999 hlm 40-41 8 Munir Fuady, Dinamika Teori Hukum, Penerbit Ghalia Indah,Bogor 2010, hlm 38 adalah akal tertinggi the highest reason yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan ; b. Menurut Rudolf van Jhering hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa dan berlaku dalam suatu negara ; c. Menurut Mochtar Kusumaatmaja bahwa pengertian hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum sebagai suatu perangkat kaidah atau asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi harus pula mencakup lembaga dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan;” 9 Satu lagi definisi mengenai hukum dari Thomas Aquinas adalah Quedam rationis ordinatio ad bonum comune , ab eo qui curam communitatis habet promulgata artinya dalam bahasa Indonesia, Hukum adalah perintah yang masuk akal, ditujukan untuk kesejahteraan umum, dibuat oleh yang mengemban tugas dalam suatu masyarakat dan diundangkan olehnya 10 . Dengan demikian hakikat hukum adalah demi kesejahteraan umum termasuk diantaranya, keadilan, ketertiban dan kebahagiaan. Hukum adalah alat yang diciptakan oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan alat untuk mengontrol kekuasaan dapat juga disimpulkan bahwa hukum itu sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Dari definisi hukum yang ada maka dapat disimpulkan bahwa hukum adalah seperangkat aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berisi ketentuan-ketentuan dalam hidup bersama , hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial ataupun mengatur hubungan antar individu manusia sebagai makhluk individu.

B. Pembahasan