Dasar Pembentukan Hukum Pembahasan

adalah akal tertinggi the highest reason yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan ; b. Menurut Rudolf van Jhering hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa dan berlaku dalam suatu negara ; c. Menurut Mochtar Kusumaatmaja bahwa pengertian hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum sebagai suatu perangkat kaidah atau asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi harus pula mencakup lembaga dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan;” 9 Satu lagi definisi mengenai hukum dari Thomas Aquinas adalah Quedam rationis ordinatio ad bonum comune , ab eo qui curam communitatis habet promulgata artinya dalam bahasa Indonesia, Hukum adalah perintah yang masuk akal, ditujukan untuk kesejahteraan umum, dibuat oleh yang mengemban tugas dalam suatu masyarakat dan diundangkan olehnya 10 . Dengan demikian hakikat hukum adalah demi kesejahteraan umum termasuk diantaranya, keadilan, ketertiban dan kebahagiaan. Hukum adalah alat yang diciptakan oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan alat untuk mengontrol kekuasaan dapat juga disimpulkan bahwa hukum itu sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Dari definisi hukum yang ada maka dapat disimpulkan bahwa hukum adalah seperangkat aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berisi ketentuan-ketentuan dalam hidup bersama , hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial ataupun mengatur hubungan antar individu manusia sebagai makhluk individu.

B. Pembahasan

1. Dasar Pembentukan Hukum

Validitas dari sistem hukum bergantung dari paktik-pratik aktualnya. Dikatakannya bahwa “peraturan legal dinilai sebagai sesuatu yang valid apabila normanya efektif yaitu 9 Lihat Johanes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern, Penerbit Refika Aditama Bandung, 2007 hlm 6-7. 10 Martino Sardi,,Hukum ,Keadilan dan Hak Asasi Manusia, Makalah Seminar HAM , Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 15 Februari 2003 hlm 3. secara aktual dipraktikkan dan ditaati. Lebih jauh lagi, kandungan sebenarnya dari Norma Dasar juga bergantung pada keefektifitasannya. Menurut aliran positivistik maka ilmu hukum harus dipisahkan hubungan antara hukum dengan moral sehingga ilmu hukum itu bukanlah ilmu oleh karena hanya sosiologi hukum empirik dan teori hukum empirik dalam arti sempit sebagai ilmu. Sedangkan yang lainnya ternmasuk keahlian hukum terdidik rechtsgeleerdheid . ”Norma adalah pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” atau das solen, dengan menyertakan beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Norma- norma adalah produk dari aksi manusia yang deliberatif. Kelsen meyakini David Hume yang membedakan anta ra apa yang ada das sein dan apa yang “seharusnya”, juga keyakinan Hume bahwa ada ketidakmungkinan pemunculan kesimpulan dari kejadian faktual bagi das solen. Sehingga, Kelsen percaya bahwa hukum, yang merupakan pernyataan- pernyataan “seharusnya” tidak bisa direduksi ke dalam aksi- aksi alamiah.Kemudian, bagaimana mungkin untuk mengukur tindakan-tindakan dan kejadian yang bertujuan untuk menciptakan sebuah norma legal? Kelsen menjawab dengan sederhana ; kita menilai sebuah aturan “seharusnya” dengan memprediksinya terlebih dahulu. Saat “seharusnya” tidak bisa diturunkan dari “kenyataan”, dan selama peraturan legal intinya merupakan pernyataan “seharusnya”, di sana harus ada presupposition yang merupakan pengandaian. ” 11 Disiplin hukum selau terkait erat dengan kaedah normwissenshaft dengan mengutamakan metodologi, sistematika,sehingga dalam perkembangannya disiplin hukum secara objektif mampu menjelaskan keadaan dan gejala serta kenyataan di tengah masayarakat, upaya untuk mencapai suatu kesaling bertautan internal dan jika mungkin penataan yang ajeg ,tertanam di dalam hukum .Namun di dalam hukum yang sama itu sendiri terdapat keterbukaan bagi permasalahan ,sampai ke struktur dari asas- asas dan pengertian dari hukum itu sendiri. Menurut Roscoe Pound dalam ia mengemukakan bahwa hukum harus dibedakan dengan undang undang adalah : The system of authoritative materials for grounding or guiding judicial and administrative actions recognized or established in a politically organized society. 11 Wikifikasi Artikel,2009, Teori Hukum Murni,www.wikipedia.com,hlm 2 Dapat disimpulkan bahwa hukum dalam konteks mengatur kehidupan manusia adalah untuk mewujudkan keadilan dalam pandangan ini disiplin hukum sebagai suatu ilmu yang berkaitan dengan penafsiran dan penerapan hukum. 12 Hukum dalam mencapai tujuannya mencakup tiga komponen sebagaimana Mulyoputro mengutip pendapat Lawrence M. Friedman yang menjelaskan tujuan hukum dalam berbagai komponen : 1 “Legal substance yaitu norma-norma dan aturan-aturan yang digunakan secara institusional beserta pola perilaku para pelaku dalam sistem hukum; 2 Legal structure yaitu lembaga lembaga yang bertugas menegakkan hukum ; 3 Legal culture yaitu kebiasaan , pandangan masyarakat umum dalam mencapai tujuan hukum” 13 Secara pokok tujuan hukum adalah sebagai alat ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat sehingga dapat terwujud keadilan sosial di dalam masyarakat maupun hukum memiliki fungsi sebagai sarana pembangunan dan sarana kontrol atas kekuasaan. Di dalam literatur dikenal tiga macam teori hukum mengenai tujuan hukum yaitu , pada Teori etis menyebutkan bahwa hukum semata-mata bertujuan keadilan karena isi hukum ditentukan oleh nilai etis atas keadilan dengan kata lain hukum menurut teori ini bertujuan merealisir dan mewujudkan keadilan 14 . Teori Utilistis Endaemonistis menurut teori ini hukum ingin menjamin kebahagian yang sebesar besarnya bagi seluruh Amat manusia pada hakekatnya menurut teori ini tujuan hukum adalah manfaat bagi kebahagiaan sebanyak mungkin orang; Teori campuran , Soedikno Mertokusumo mengutip pendapat Mochtar Kusumaatmadja menyebutkan bahwa tujuan pokok dan pertama dari hukum adalah ketertiban , kebutuhan akan ketertiban ini 12 Lihat Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Kencana Jakarta 2009 hlm 33 13 Mulyoputro, Pluralisme Hukum dan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan,Jurnal Hukum :Masalah- Masalah Hukum Universitas Diponegoro Vol XXXI No 4 Oktober – Desember 2002 hlm 187. 14 Lihat Soedikno Mertokusumo, Loc.Cit 116 hlm 71 . merupakan syarat fundamental bagi adanya statu masyarakat yang teratur guna tercapainya keadilan yang berbeda beda menurut isi dan ukurannya menurut zamannya. 15 Selanjutnya Soedikno Mertokusumo mengutip pendapat beberapa ahli mengenai tujuan hukum sebagai berikut, a Menurut Purnadi dan Soerjono Soekanto tujuan hukum adalah kedamaian hidup antar pribadi yang meliputi ketertiban ekstern antar pribadi dan ketenangan intern pribadi ; b Menurut Van Apeldorn tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.; c Sedangkan Menurut Soebekti bahwa hukum mengabdi pada tujuan negara untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan bagi rakyatnya. 16

2. Pancasila sebagai Dasar pembentukan Hukum