Model Kurikulum Paket A dan B-2007
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak semua orang guna mengembangkan diri untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan kualitas kehidupan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan
terdiri atas jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jalur-jalur pendidikan itu diselenggarakan untuk
melayani semua warga negara berdasarkan prinsip belajar dan pendidikan sepanjang hayat menuju terbentuknya kualitas manusia Indonesia yang bermutu.
Salah satu program pendidikan pada jalur pendidikan nonformal adalah pendidikan kesetaraan yang berfungsi menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar, dan sebagai
pendidikan lanjutan bagi yang membutuhkan tingkat pendidikan setara sekolah menengah atas.
Sementara itu, berdasarkan data Susenas 2003 menunjukkan Angka Partisipasi Murnl APM jenjang Sekolah Dasar sebesar 96,4. Ini berarti 3,6 992.300 anak
usia Sekolah Dasar tidak bersekolah, dengan rincian 2,1 578.800 belum bersekolah dan 1,5 putus sekolah. Program penuntasan wajib belajar 9 tahun yang ditargetkan
tuntas pada tahun 2008 memiliki target pencapaian pencapaian Angka Partisipasi Murni APM jenjang Sekolah Dasar sebesar 98
www.dikdasmen.org . Data
Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2006 menunjukkan masih terdapat sekitar 3,2 persen anak usia 7-12 tahun dan sekitar 16,5 persen anak usia 13-15 tahun
yang tidak sekolah, baik karena belum pernah sekolah, putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
www.sampoernafoundation.org .
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak usia sekolah pada jenjang pendidikan dasar yang masih perlu mendapatkan penanganan untuk mensukseskan program wajib
belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu tugas Pusat Kurikulum adalah melaksanakan
pengembangan model-model kurikulum dan pembelajaran pada berbagai satuan pendidikan. Diantaranya adalah pengembangan model kurikulum, Program Paket A
dan Paket B sebagai bagian dari pendidikan kesetaraan. Pengembangan model kurikulum tersebut mengacu pada Standar Isi Pendidikan Kesetaraan yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut perlu diadakan serangkaian kegiatan yang
utamanya adalah mengkaji konsep-konsep tentang pendidikan kesetaraan khususnya Program Paket A dan Paket B bersama dengan berbagai ahli dan praktisi dalam
pendidikan kesetaraan. Kajian konsep ini dilanjutkan dengan pengkajian kebutuhan lapangan yang dilakukan dengan cara mengundang para praktisi yang berpengalaman.
Berikutnya, dilakukan penyusunan naskah yang dilanjutkan dengan ujicoba untuk mendapatkan masukan dari lapangan guna menyempurnakan model. Hasil ujicoba
tersebut dianalisis sebagai bahan penyempurnaan model kurikulum sebelum digunakan di lapangan.
B. Permasalahan
Karena berbagai hal ada sebagian peserta didik yang tidak bisa mengikuti pendidikan formal di sekolah, mulai dari faktor sosial ekonomi, budaya dan kondisi geografis.
Oleh karena itu, untuk mensukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Model Kurikulum Paket A dan B-2007
2 sangat diperlukan peran program pendidikan nonformal terutama melalui program
Paket A dan Paket B. C.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan model kurikulum Pendidikan Kesetaraan, khususnya Paket A dan Paket B dalam rangka penyediaan layanan untuk
menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar.
D. Ruang Lingkup
Mengingat pendidikan kesetaraan cukup luas cakupannya, maka dalam pengembangan ini dibatasi pada Paket A setara Sekolah Dasar dan Paket B setara Sekolah Menengah
Pertama.
E. Hasil Yang Diharapkan
Melalui kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan Model Kurikulum Paket A dan Paket B sebagai bagian dari Pendidikan Kesetaraan dalam rangka penyediaan layanan
untuk menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar.
F. Manfaat
1. Dapat ditindaklanjuti oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah sebagai bahan rujukan dalam penyelenggaraan pendidikan kesetaraan melalui Paket A dan Paket B sebagai upaya ikut
menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar. 2.
Menjadi bahan referensi bagi tutor atau pamong dalam pemberian layanan bimbingan dan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
Model Kurikulum Paket A dan B-2007
3
BAB II LANDASAN
A. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Dasar 1945 hasil Amandemen, antara lain:
a. Pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
b. Pasal 31 ayat 2 bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah membiayainya. c.
Pasal 28B ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. d.
Pasal 28C ayat 1 tertulis bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, antara lain: a.
Pasal 13 ayat 1: jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
b. Pasal 5 ayat 1: setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. c.
Pasal 5 ayat 5: setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
d. Pasal 26 ayat 1: Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. e.
Pasal 26 ayat 2: Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
f. Pasal 26 ayat 3: Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hayat,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan
kerja
,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
g. Pasal 26 ayat 6: Hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan
hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional penilaian.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 17, 19, dan 55 4.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Model Kurikulum Paket A dan B-2007
4 6.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. 7.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C.
8. Instruksi Presiden No.5 Tahun 2006, tanggal 9 Juni 2006 Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
B. Landasan Teoritis 1. Konsep Kurikulum