Pendekatan Integratif Pendekatan Sistem

Model Kurikulum Paket A dan B-2007 5 pengetahuan Ilmu Kealaman saja, melainkan hams dan sebaiknya ditinjau dari berbagai segi. Dibalik itu untuk mempelajari sesuatu disiplin ilmu yang telah tersusun secara sistematis dan logis itu, diperlukan kematangan intelektuil tertentu, di mana murid-murid Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas nampaknya belum sepenuhnya memiliki kematangan tersebut. Lagi dengan pendekatan mata-pelajaran ternyata para siswa disekolah tidak memiliki kesempatan membahas masalah-masalah sosial dari masyarakat lingkungannya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka para ahli berpendapat, bahwa sebaiknya kurikulum sekolah tidak disusun berdasarkan mata-mata pelajaran yang terpisah, melainkan sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri-ciri yang sama dipadukan menjadi suatu bidang studi broad field. Pendekatan demikian dewasa ini disebut dengan pendekatan inter-disipliner. Dengan demikian kurikulum terdiri dari sejumlah bidang studi yakni: Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Moral Pancasila, dan sebagainya. Bahkan di sekolah-sekolah Amerika, ada yang disebut Pendidikan Kesehatan Health Education, Aesthetic seni dan musik dan bidang-bidang studi lainnya. Pendekatan inter-disipliner terdiri dari tiga jenis pendekatan, yaitu pendekatan struktural, pendekatan fungsional dan pendekatan daerah interfiled, masing-masing mempunyai penekanannya sendiri-sendiri kendatipun antara ketiganya hanya bebeda secara gradual belaka.

3. Pendekatan Integratif

Pendekatan ini bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Bermakna artinya bahwa setiap suatu keseluruhan itu memiliki makna, arti, faedah tertentu. Keseluruhan bukanlah penjumlahan dari bagian-bagian, melainkan suatu totalitas yang memiliki maknanya sendiri. Tinjauan ini berassumsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam suatu struktur tertentu. Manusia bukanlah jumlah daripada bagian-bagian tubuh atau penjumlahan dari badaniah dan rohaniah, melainkan merupakan suatu yang utuh. Pendidikan anak adalah pendidikan yang seluruhnya, pendidikan dalam rangka pembentukan pribadi yang terintegrasi. Karena itu kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan pribadi yang utuh, yang bulat dengan mempertimbangkan bahwa anak adalah potensial dan sedang berkembang dan merupakan suatu organisme yang hidup, yang seimbang, yang hidup di dalam masyarakat yang senantiasa berkembang pula. Mata-matapelajaran dan atau bidang studi hanyalah merupakan sebagian saja yang mempengaruhi perkembangan anak. Di samping itu, bahkan lebih luas lagi, masih banyak komponen-komponen atau hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan anak, seperti: bangunan, fasilitas, tukang kebun, gambar-gambar dan lain-lain. Model Kurikulum Paket A dan B-2007 6 Pendekatan terpadu dewasa ini banyak sekali dikembangkan. Di dalam pembinaan kurikulum kita kenal dengan istilah “Integrated Curriculum” dengan sistem penyampaian yang menggunakan Pengajaran Unit. Semua mata pelajaranbidang studi tidak terlepas-lepas ataupun terpisah satu sama lain, melainkan semua merupakan suatu kesatuan, tiada batas satu sama lain.

4. Pendekatan Sistem

Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian-bagian. Komponen-komponen itu saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Sesuatu komponen dapat merupakan suatu sub-sub sistem dari suatu sub sistem. Pada tingkat makro, jikalau kita meninjau sistem pendidik-an, maka kurikulum sesungguhnya merupakan suatu komponen atau suatu sub sistem dari merupakan komponen daripada input instrumental. Pada tingkat mikro, kita meninjau kurikulum dalam hubungan dengan komponen, antara lain: tujuan, prinsip, susunan dan sistem penyampaiannya. Pendekatan sistem dipergunakan juga sebagai suatu sistem berpikir. Bahkan pendekatan sistem dewasa ini dikembangkan juga dalam rangka pembaharuan pendidikan. Langkah-langkah yang diikuti melalui proses: identifikasi dan merumuskan masalah, perumusan tujuan-tujuan atau hasil- hasil yang diinginkan, penentuan sejumlah alternatif jawaban, penentuan suatu jawaban yang dinilai paling tepat melalui paper analysis atau eksperimen. Selanjutnya kegiatan try out dan revisi, dan langkah terakhir yakni implementasi dan evaluasi. Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa dalam penyusunan suatu program pendidikan dan kurikulum sangatlah penting di-tentukan lebih dahulu jenis pendekatan apa yang akan dipergunakan. Namun demikian tidaklah berarti bahwa dalam penyusunan kurikulum hanya digunakan suatu pendekatan saja, melainkan beberapa jenis pendekatan dapat saja dipergunakan sekaligus, hal mana dapat kita jumpai dalam pembinaan kurikulum tahun 1975. Keempat jenis pendekatan tersebut masing-masing memiliki penekanannya sendiri-sendiri dan karenanya menimbulkan keperbedaan yang prinsipil.

2. Pendidikan Non Formal