F. Pembahasan Interpretasi
Berdasarkan hasil penelitian atau estimasi model diatas maka dapat dibuat suatu analisis dan pembahasan mengenai pengaruh variabel
independen pajak daerah, jumlah wisatawan dan PDRB terhadap pendapatan asli daerah KabupatenKota di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Pengaruh Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan hasil penelitian, pajak daerah X1 menunjukkan tanda positif dan signifikan secara statistik pada derjat kepercayaan 5 untuk
semua kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Koefisien pajak daerah mempunyai nilai sebesar 0.579307, yang
berarti apabila peningkatan pajak daerah sebesar 1 sedangkan variabel lain dianggap konstan maka pendapatan asli daerah Y akan meningkat sebesar
0.579307. Nilai koefisien yang positif menunjukkan adanya pengaruh positif antara pajak daerah dengan pendapatan asli daerah kabupatenkota di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian Md. Krisna
Arta Anggar Kusuma dan Ni Gst. Putu Wirawati 2013, Adi Nugroho 2014. Hal ini menunjukkan apabila penerimaan pajak daerah meningkat maka akan
mempengaruhi meningkatnya penerimaan pendapatan asli daerah.
2. Pengaruh Jumlah Wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan hasil penelitian jumlah wisatawan X2 menunjukkan
tanda positif dan signifikan secara statistik pada derajat 5 untuk semua kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koefisien jumlah wisatawan mempunyai nilai sebesar 0.268960, yang berarti apabila peningkatan pajak daerah sebesar 1 sedangkan variabel lain
dianggap konstan maka pendapatan asli daerah Y akan meningkat sebesar 0.268960. nilai koefisien yang positif menunjukkan adanya pengaruh
positif antara jumlah wisatawan dengan pendapatan asli daerah kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian Betania Pramesti 2014, I Gusti Agung Satrya Wijaya dan I Ketut Djayastra 2014.
Hal ini menunjukkan jumlah wisatawan yang meningkat menandakan semakin berkembangnya di sektor pariwisata di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
3. Pengaruh PDRB terhadap Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan hasil penelitian PDRB X3 menunjukkan tanda negatif
dan signifikan secara statistik pada derajat 5 untuk semua kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koefisien PDRB mempunyai nilai sebesar -0.665026, yang berarti apabila penambahan PDRB sebesar 1 sedangkan variabel lain dianggap
konstan maka pendapatan asli daerah Y akan menurun sebesar -0.665026. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan adanya pengaruh negatif antara
PDRB dengan pendapatan asli daerah kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan Triani dan Yeni Kuntari 2010. Variabel PDRB berpengaruh negatif mengasumsikan bagaimana
kepatuhan masyarakat KabupatenKota di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membayar pungutan pajak daerah dan kebijakan pemerintah daerah
dalam penetapan kebijakan pembayaran pajak beserta tarif pajaknya. Dapat dilihat tabel 5.9 hasil perbandingan pajak daerah dan retribusi daerah dengan
pendapatan asli daerah PAD di KabupatenKota Yogyakarta.
Tabel 5.9 Perbandingan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli
Daerah Kota Yogyakarta
Tahun Pajak
Retribusi Daerah PAD
2007 49.274.000
29.197.470 114.098.351
2008 62.452.770
34.940.600 132.431.572
2009 71.870.359
23.497.750 161.482.657
2010 78.254.579
32.214.650 178.761.030
2011 120.457.515
34.408.440 202.260.820
2012 208.812.089
38.770.590 241.190.745
2013 230.465.805
40.338.670 304.797.499
2014 253.996.307
56.898.390 470.634.760
Sumber: Kota Yogyakarta dalam angka 2014
Tabel 5.10 Persentase Perbandingan antara Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta
Tahun Pajak
Retribusi Daerah 2007
43,1 25,5
2008 47,1
26,3 2009
44,5 14,5
2010 43,7
18 2011
59,5 17
2012 86,5
16 2013
75,6 13,2
2014 53,9
12 Sumber: Data diolah
Tabel 5.11 Perbandingan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman
Tahun Pajak
Retribusi Daerah PAD
2007 50.287.665
40.965.628 120.565.549
2008 61.020.899
52.065.472 140.631.359
2009 71.044.731
54.719.438 157.231.268
2010 80.611.542
59.110.503 147.072.535
2011 142.698.407
33.163.698 203.416.683
2012 177.835.870
34.034.969 220.367.231
2013 281.385.141
48.001.679 298.406.947
2014 326.033.995
42.525.082 573.337.599
Sumber: Kabupaten Sleman dalam angka 2014
Tabel 5.12 Persentase Perbandingan antara Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman
Tahun Pajak
Retribusi Daerah 2007
41,7 33,9
2008 43,3
37 2009
45,1 34,8
2010 54,8
40,1 2011
70,1 16,3
2012 80,7
15,4 2013
94,2 16
2014 56,8
7,4 Sumber: Data diolah
Tabel 5.13 Perbandingan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantul
Tahun Pajak
Retribusi Daerah PAD
2007 10.191.535
30.808.408 57.229.727
2008 12.070.898
37.171.638 69.800.762
2009 14.108.451
58.205.951 88.691.363
2010 16.541.249
16.000.000 90.238.880
2011 35.068.591
17.798.603 106.885.124
2012 51.768.352
20.595.089 121.593.862
2013 83.232.017
27.116.286 170.006.171
2014 99.558.470
26.004.713 224.197.864
Sumber: Kabupaten Bantul dalam angka 2014
Tabel 5.14 Persentase Perbandingan antara Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantul
Tahun Pajak
Retribusi Daerah 2007
17,8 53,8
2008 17,2
53,2 2009
15,9 65,6
2010 18,3
17,7 2011
32,8 16,6
2012 42,5
16,9 2013
48,9 15,9
2014 44,4
11,5 Sumber: Data diolah
Tabel 5.15 Perbandingan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Kuloprogo
Tahun Pajak
Retribusi Daerah PAD
2007 3.366.877.168
22.355.637 38.882.765
2008 3.709.445.560
26.704.708 42.286238
2009 3.549.894.568
5.918.692 39.358.628
2010 4.310.294.480
7.727.507 44.416.717
2011 5.853.809.091
8.450.599 49.588.455
2012 8.448.298.543
11.655.374 54.293.141
2013 8.701.734.661
14.986.590 64.750.332
2014 21.171.477.417
67.731.443 158.800.563
Sumber: Kabupaten Kulonprogo dalam angka 2014
Tabel 5.16 Persentase Perbandingan antara Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kulonprogo
Tahun Pajak
Retribusi Daerah 2007
8,6 57,4
2008 8,7
63,1 2009
9 15
2010 9,7
17,3 2011
11,8 17
2012 15,5
21,4 2013
13,4 23,1
2014 13,3
42 Sumber: Data diolah
Tabel 5.17 Perbandingan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun Pajak
Retribusi Daerah PAD
2007 5.105.382
15.093.480 28.878.356
2008 5.489.806
17.270.848 32.907.615
2009 6.875.766
21.690.642 38.455.406
2010 6.176.567
25.071.279 39.756.345
2011 8.129.852
11.384.304 41.985.405
2012 10.728.490
19.667.336 55.600.362
2013 12.350.676
22.286.629 66.710.860
2014 28.477.674
28.477.674 159.304.338
Sumber: Kabupaten Gunungkidul dalam angka 2014
Tabel 5.18 Persentase Perbandingan antara Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun Pajak
Retribusi Daerah 2007
17,6 52,2
2008 16,6
52,4 2009
17,8 56,4
2010 15,5
63 2011
19,3 27,1
2012 19,2
35,3 2013
18,5 33,4
2014 17,8
17,8 Sumber: Data diolah
Dari tabel diatas hasil semua persentase perbandingan pajak daerah kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung
penyusunan PAD mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif dari tahun 2007-2014. Sedangkan persentase hasil perbandingan retribusi daerah
kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung penyusunan PAD mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif dari
tahun 2007-2013. Hasil analisis diatas menjelaskan variabel PDRB berpengaruh negatif
terhadap pendapatan asli daerah PAD kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta, bahwa kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah dalam
penyusunan PAD mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif akan tetapi PDRB-nya selalu meningkat setiap tahunnya. Kondisi ini yang
menyebabkan variabel PDRB yang seharusnya berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah PAD, menjadi berpengaruh negatif.
BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pajak daerah, jumlah wisatawan dan PDRB terhadap pendapatan asli daerah PAD kabupatenkota di
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2014 yang diukur melalui variabel independen, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini
yaitu : 1. Variabel pajak daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan asli daerah kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil ini sesuai dengan penelitian Md. Krisna Arta Anggar Kusuma dan Ni
Gst. Putu Wirawati 2013, Adi Nugroho 2014. Meningkatnya penerimaan pajak daerah maka akan mempengaruhi meningkatnya pendapatan asli
daerah. 2. Variabel jumlah wisatawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan asli daerah kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil ini sesuai dengan penelitian Betania Pramesti 2014, I Gusti Agung
Satrya Wijaya dan I Ketut Djayastra 2014. Jumlah wisatawan memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah membuktikan bahwa
semakin tinggi jumlah wisatawan yang berkunjung maka akan meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah.