Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rongga mulut mengandung berbagai macam komunitas bakteri yang berlimpah dan kompleks. Berbagai macam mikroflora ini secara normal menghuni bagian-bagian atau permukaan yang berbeda dari rongga mulut. Bakteri terakumulasi baik pada jaringan lunak maupun keras dalam suatu bentuk lapisan yang sering disebut sebagai plak Roger, 2008. Plak adalah suatu lapisan tipis yang lengket, lunak, dan tidak berwarna. Plak terdiri dari kumpulan bakteri yang terdapat pada permukaan gigi dan gusi. Jika tidak dihilangkan secara teratur dengan menjaga pola kebersihan mulut, plak dapat dengan mudah menyebabkan terjadinya lubang pada gigi karies serta masalah-masalah periodontal lainnya, seperti gingivitis dan periodontitis kronik. Gigi dan rongga mulut sangat mudah terserang berbagai macam penyakit. Penyakit-penyakit tersebut dapat memburuk dan menyebabkan kerusakan lanjut pada gigi, bahkan bisa menyebar ke organ lain dan menyebabkan penyakit jantung, stroke, pneumonia, komplikasi diabetes, dan osteoporosis Hilary Jones, 2005. Menjaga kebersihan gigi dengan mengurangi akumulasi plak dan karang gigi dapat mencegah terjadinya gigi berlubang, gingivitis, dan penyakit gusi lainnya. Penyakit gusi yang berat menyebabkan setidaknya 30 kejadian lepasnya gigi pada orang dewasa. Cara yang paling dikenal untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut selama ini adalah dengan menggosok gigi. Namun untuk beberapa kasus, terutama kasus penyakit gigi dan gusi, penggunaan obat kumur sangat diperlukan. Menggosok gigi saja kurang efektif untuk mengurangi akumulasi plak penyebab gangguan pada gigi dan gusi. Berkumur dengan obat kumur dapat menghilangkan bakteri di sela-sela gigi yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Mekanisme kerja obat kumur adalah membersihkan rongga mulut secara mekanik dan kimiawi. Sifat antibakteri obat kumur terutama ditentukan oleh bahan aktif yang terkandung di dalamnya. Bahan-bahan aktif dalam obat kumur memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Contoh bahan aktif tersebut adalah chlorhexidine dan alkohol. Chlorhexidine banyak digunakan para ahli kesehatan gigi baik sebagai pembersih maupun pengobatan penyakit gigi. Chlorhexidine efektif melawan berbagai macam mikroorganisme, misalnya bakteri Gram positif dan Gram negative. Salah satu mekanisme yang dapat menjelaskan efektivitas kerja chlorhexidine adalah adanya ikatan atau interaksi antara muatan positif chlorhexidine dengan muatan negatif partikel fosfat dinding bakteri, yang memungkinkan penetrasi molekul chlorhexidine ke dalam tubuh bakteri dan menimbulkan efek toksik Lindskog dan Pierce, 1998. Chlorhexidine dapat dipakai sebagai bahan aktif tunggal, namun tak jarang pula dikombinasikan dengan alkohol. Alkohol dipakai dalam obat kumur karena sifat antibakterinya. Alkohol juga dapat memberikan kesan menggigit dan bersih bagi pemakainya. Efek samping yang dimiliki oleh alkohol yaitu menyebabkan mulut terasa kering, terbakar, dan sangat berbahaya apabila tertelan, terutama oleh anak-anak. Penelitian klinis yang dilakukan oleh Leyes Borrajo 2002 di Spanyol mengenai efektivitas obat kumur berbahan aktif chlorhexidine, yang dikelompokkan menjadi 2 grup yaitu chlorhexidine tanpa alkohol dan chlorhexidine beralkohol, menunjukkan hasil bahwa kedua grup tersebut memperlihatkan aktivitas dalam mengurangi jumlah koloni bakteri rongga mulut. Ada perbedaan penurunan jumlah bakteri antara kedua grup tersebut. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka peneliti bermaksud menguji perbedaan efektivitas antara obat kumur chlorhexidine tanpa alkohol dibandingkan dengan chlorhexidine beralkohol dalam menurunkan kuantitas koloni bakteri rongga mulut.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Kegunaan Dan Efek Samping Obat Kumur Dalam Rongga Mulut

2 28 52

Eksplorasi Bakteri Kitinolitik: Keragaman Genetik Gen Penyandi Kitinase Pada Berbagai Jenis Bakteri

0 79 26

Efektivitas kumur-kumur dengan Baking Soda 2% terhadap indeks plak dan jumlah koloni bakteri saliva rongga mulut

2 6 53

Efektivitas kumur-kumur dengan larutan triclosan 0,3 % terhadap indeks plak dan jumlah koloni bakteri saliva rongga mulut

2 7 56

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA AKIBAT PERENDAMAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% ANTARA RESIN Perbedaan Perubahan Warna Akibat Perendaman Obat Kumur Chlorhexidine Gluconate 0,2% Antara Resin Komposit Konvensional, Hibrid Dan Nanofil.

0 1 16

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA AKIBAT PERENDAMAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% ANTARA RESIN Perbedaan Perubahan Warna Akibat Perendaman Obat Kumur Chlorhexidine Gluconate 0,2% Antara Resin Komposit Konvensional, Hibrid Dan Nanofil.

0 2 10

Perbandingan Efektivitas Pemakaian Obat Kumur Chlorhexidine pada Perokok dan Bukan Perokok dalam Menurunkan Jumlah Koloni Bakteri Aerob.

1 8 17

PERBEDAAN POTENSI ANTIFUNGI CHLORHEXIDINE 0,1% DENGAN CHLORHEXIDINE 0,2% DALAM OBAT KUMUR TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS SECARA IN VITRO.

1 2 11

PERBEDAAN EFEKTIVITAS OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE DAN METHYLSALICYLATE DALAM MENURUNKAN JUMLAH KOLONI BAKTERI RONGGA MULUT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 52

Perbedaan efektivitas obat kumur chlorhexidine dan methylsalicylate dalam menurunkan jumlah koloni bakteri rongga mulut

1 3 48