Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kec. Citeureup-Kab. Bogor
PELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DESA
DALAM PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT
KEC. CITEUREUP - KAB. BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi scbagai Syarat untuk
Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh:
Nurul Zamal
NIM.103054028800
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 IIJ1429 M.
PELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DJ[SA
DALAM PEMBERDA Y AAN WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT
KEC. CITEUREUP .. KAB. BOGOR
SKRIPSI
Diajnkan Kepada Falmltas Dakwalt Dan Komnnikasi Sebagai Syarat Untuk
Merailt Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh:
Nnrnl Zamal
NIM. 103054028800
Di bawah Bimbingan
Tantan Hermansab M.Si
NIP : 150 370 228
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 H./1429 M.
LEM BAR PERNY AT AAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa:
I. Skripsi ini rnerupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk rnernenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UJN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di UD'1 Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2008
N urul Zam al
ABSTRAK
Nurul Zamal
Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan
Wirausaha di Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kab. Bogor.
F,konomi
Penelitian ini mengkaji tentang Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam
pemberdayaan ekonomi wirausaha di Desa Tarikolot. Banyaknya programprogram pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat
kurang efektif dalam pelaksanaannya. Merangkai sebuah pertanyaan besar dalam
diri peneliti dan membentuk sebuah keinginan untuk mengkaji program
pemerintah. Dalam kesempatan ini peneliti coba untuk 1wmelitik lebih dalam
pelaksanaan program pemerintah yang bernama Program Raksa Desa.
Berdasarkan pokok pemasalahan yang penulis rumuskan di atas, maka ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, antara lain: (l) Untuk
mengetahui apa saja Program Raksa Desa serta dampak yang diharapkan terjadi
pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot). (2) Untuk mengetahui
pelaksanaan Program Raksa Desa dalam pemberdayaan ekonomi khususnya para
wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007. (3) Untuk mengetahui hambatanhambatan yang ditemui dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam
mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan Program Raksa Desa dalam
Pemberdayaan Ekonomi pada wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.
Dalam Pelaksanaannya Program Raksa Desa di Desa Tarikolot selama
periode 2006-2007 cukup efektif. Karena beberapa faktor seperti pilkades dan
kurangnya partisipasi masyarakat Program Raksa Desa di desa tarikolot tidak lagi
berjalan secara efektif.
Saran peneliti setelah melakukan penelitian di Desa Tarikolot adalah:
Dalam proses pemberdayaan masyarakat baik dilakukan oleh pemerintah maupun
pihak Non Goferment. Apapun program yang di usung da11 metode apa yang
digunakan dalam pelaksanaannya yang terpenting adalah KEYAKINAN dalam
menjalankallllya. Proses pemberdayaan tidak ubahnya s1:perti MEMASAK.
Seperti apa yang dikatakan Rudi seorang ahli dalam memasak bahwa tidak ada
resep rahasia di dalam memasak tetapi KEYAKINAN kita dalam memberikan
bumbu-bnmbu yang membuat masakan kita meajadi lejat. Seperti pemberdayaan
juga tidak ada metode atau kongsep nyang pas dalam pemberdayaan tetapi apaun
metodenya yang penting KEYAKlNAN dalam menjalankannya.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Afhamdulillahi Robbif'afamin, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena hanya dengan kasih sayang-Nya kita dapat menikmati
indahnya kehidupan di dunia ini, dan semoga kasih sayang-Nya tetap menyertai
kita sampai ·dikehidupan mendatang. Atas keagungan-Nya yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul
PELAKSANAAN
PROGRAM
RAKSA
DESA
DALAM
PEMBERDA YAAN EKONOMI WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT KEC.
CITEUREUP-KAB. BOGOR
Rangkaian shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan
kepada insan yang termulia dimana syafaatnya sangat di.nantikan oleh seluruh
umat manusia yaitu Nabi Muhdmmad SAW yang menjadi uswatun hasanah bagi
seluruh mahluk di dunia termasuk penulis.
Skripsi
ini
berjudul
"Pelaksanaan
Program
Raksa
Desa
dalatn
Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kab.
Bogor". Pengambilan judul ini seiring 、セョァ。@
diadakannya Otonomi Daetah.
Sehingga pemerintah daerah berperan sentral dalam mensejahtrakan rakyatilya.
Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat mengimplementasikan Program Raksa
Desa sebagai sebuah langkah pemerintah daerah untuk mensejahtrakan
masyarakatnya.
Pe11ulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kategori
sempurna, sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik, namun
pasti masih ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi atau teknik
penyusunannya. Dengan demikian, penulis membuka diri untuk mencrima
masukan dan kritik yang konstruktif untuk perbaikan skripsi dan diri penulis
sendiri sebagai bahan evaluasi dan introveksi diri sekarang dan dimasa yang akan
datang.
Pada kesempatan ini penulis turut mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu di dalam penyusunaan laporan skripsi ini,
semoga Allah SWT membalas kebaikan ini.
I. Bapak dan lbuku yang tercinta, terkakasih dan tersayang, selalu mendapat
ridho Allah SWT. Segala do'a dan pengorbanannya menjadi
bennanfaat
untuk penulis. Amin
2. Dr. Murodi MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan komunikasi, yang telah
memberikan masukan baik berupa saran maupun kritiik dan bantuannya
memperlancar proses penulisan skripsi ini.
3. Ora. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, sebagai ketua 111rusan Pengembangan
Masyarakat Islam. Yang telah memberikan masllkan dan seniahgatnya dalam
men;iperlancar proses penulisan skripsi ini.
4. Wati Nilamsari, M.Si, sebagai sekretaris jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam.
Yang
telah
memberikan
masukan
dan
semahgatnya
dalam
memperlancar proses penulisan skripsi ini.
5. Tantan Hermansah, M.Si selaku dosen pembimbing dan motivator bagi
penulis yang senantiasa disiplin,
sabar dalam
membimbing penulis
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Senantiasa diberikan kebahagiaan di dunia
dan diakhirat kelak.
6. Bapak !wan Ruswandi, selaku bendahara SA TLAK Desa Tarikolot Kee.
Citeurep-Kab. Bogor Periode 2006-2007 yang senan tiasa ramah dalam
membantu penulis melakukan penelitian di Desa Tarikolot-Kec.Citeureup.
7. Bapak M. Yusuf El Zam'zami selaku sekretris SATLAK Desa Tarikolot Kee.
Citeureup-Kab. Bogor periode 2006-2007. yang membantu penulis dengan
ramah dalam penelitian di Desa Tarikolo!.
8. Bapak Doni Setiawan selaku Pendamping SATLAK Desa tarikolot Kee.
Citeureup-Kab. Bogor. Yang telah membantu peneliti d1:ngan ramah dalam
mencari data-data untuk penelitian.
9. Kakak ku Budi Karwavi (Alm) selalu ada walau tiada. Sehyum dan tutur
katamu iringi dalam pembuatan skripsi ini. Do'a ku agar kdu diberi
kebahagian di akhirat.
I 0. Kakak-kakak ku Al-Hikmah, Albar Muksin dan Akmal:ia .dalam diri kita
bukan hanya mengalir darah yang sama tapi juga cinta yang sama.
11. PMI 2003 : Sahabat ku yang hilang, Nasro-Evie, Roy-Faiz, Misbah-C:tictin,
Farhanah-Nurmen,
Bagus-Qwing,
Ilham-Sopia,
Fahmi-Asiah,
Apeh-
Alhasanah, Mozer-fima, Iskandar-Yani, Roni-Yayah, Khafi-Imas, Sunardl· ?,
Lukman-Yana maryana, Datam-Maryanah, Zamal-Marsanda (No Coment)
kalo ga cocok jangan marah ya ... Btw makasih banget atas do' a dan
persahabatan ini semoga akan selalu abadi (Evriytingor Everyday is Olw!!)
Keterbatasan manusia tidak akan rnarnpu menandingi kekuasaan penciptaNya, begitu pun dengan diri penulis yang tak lepas dari kelemahan dan
kekurangan, walaupun telah berusah seoptimal mungkin dalam penyusunan
laporan skripsi ini. Mudah-mudahan karya kecil ini dapat mendorong karya-karya
lainnya dan bermanfaat untuk kehidupn bermasyarakat dan bemegara.
OAFTAR ISi
ABSTRAK ............•......•..•..........................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................••........•.................
DAFTAR ISI .................................................•.......•.•.......••.......•.................
DAFTAR TABEL .....•.................................................•..........•........•........•..
i
ii
vi
vii
BAB I
1
I
PENDAHULUAN ...........•...................•.......•..•.......•.................•....
A. Latar Belakang Masalah ............. ..... ............ ... ....... ..................
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
D. Metodelogi Penelitian ..............................................................
E. Kajian Pustaka .........................................................................
F. Sistematika Penulisan ..............................................................
BAB II TIN.JUAN TEORETIS .................................................................
A. Pemberdayaan .........................................................................
B. Pemberdayaan Ekonomi ..........................................................
C. Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha .........................................
BAB ill GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
DAN POGRAM RAKSA DESA ••••.•.••••...••..••...•...•......•..••...•••...•
A. Keadaan Demografis dan Monogafis Desa Tarikolot ...............
B. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi di Desa Tarikolot ............
C. Gambaran Umum Program Raksa Desa ...................................
D. Langkah-langkah Penetapan Kuota Dan Lokasi .......................
E. Dana Bantuan Program Laksa Desa (DB-PRD) .......................
F. Biaya Oprasional Pelaksanaan (BOP) ......................................
G. Pengelolaan Program Raksa Desa ............................................
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DI LAPANGAN """"························
A. Program Raksa Desa dan Dampaknya pada Masyarakat ...........
B. Program Raksa Desa sebagai Aktivitas Pemberdayaan
Ekonomi.. .................................................................................
C. Hambatan-hambatan dan Upaya-upaya Mengatas.i
Permasalahan Program Raksa Desa .........................................
9
10
11
20
21
23
23
34
38
41
41
47
48
55
56
56
57
64
64
71
89
BAB V PENUTUP ................................................................................... 92
A. Kesimpulan .............................................................................. 92
B. Saran ....................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Penduduk Desa Tarikolot ................................................................. 42
Tabel 2 Usia Kerja ....................................................................................... 43
Tabet 3 Usia Sekolah ................................................................................... 43
Tabet 4 Jumlah Penduduk Menurut Agama .................................................. 44
Tabet 5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................................ 45
Tabet 6 Jumlah Sarana Pendidikan ............................................................... 45
Tabet 7 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................................. 46
Tabel 8 Tahap I (satu) Pelaksanaan Bantuan Modal Program Raksa Desa .... 66
Tabet 9 Tahap II (dua) Pelaksanaan Bantuan Modal Pograrn Raksa Desa ..... 66
Tabet 10 Kondisi Awai Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ........... 68
Tabet 11 Perencanaan Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ............. 69
Tabet 12 Realisasi Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot .................. 69
Tabet 13 Uraian Jenis Usaha ........................................................................ 75
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arus gelombang demokrasi yang melanda seluruh dunia, merupakan salah
satu di antara berbagai ragam penyebab perubahan di tanah air kita. Arus
demokratisasi yang diiringi dengan gejolak ekonomi dunia yang berimbas pada
perekonomian nasional, mengantarkan terjadinya perubahan pada negeri kita,
dengan perubahan mendasar yang mencolok yaitu runtuhnya pemerintahan Orde
Baru sebagai simbol dari pemerintahan sentralistik-otoriter. Menyusul runtuhnya
pemerintahan Orde Baru, pemerintahan yang menggantikannya merespon
perubahan yang berlangsung dengan mendirikan rejim yang lebih bercorak
desentralistik-demokratik. 1
Problematika yang dihadapi masyarakat Indonesia, memang tidak sedikit
dan bahkan dapat dikatakan sangat banyak, satu dari sekian banyak perrriasalahan
yang dihadapi masyarakat terletak pada bidang ekonomi.. Apabila ingih di
sebutkan lebih rinci maka akan tampak bahwa problem ekonomi masyarakat
dewasa ini, sekurang-kurangnya mencangkup tingkat penghasilan (riil) yang
rendah, tingkat peserta dan kemampuan bersaing yang rendah dalam pengelolaan
sumber-smnber ekonomi nasional, tingkat pengangguran yang tinggi, keterbatasan
1
Abdul Gafarr Karim dkk, Komp/eksitas Persoalan Otono1ni Daerah Di Indonesia,
(Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 2003), cct. Ke l, h. 314
2
kemampuan dalam mengelola kegiatan bisnis dan lain-lain. Problematika ekonomi
masyarakat ini terbungkus rapih dan tersembunyi di balik bingkai kemiskinan.
Persoalannya sekarang
problematika ekonomi
memecahkan
Pemberdayaan
adalah
masyarakat
bagaimana atau
itu
problematika
ekonomi
ekonomi
masyarakat
dengan
dipecahkan? Apakah
masyarakat
diharapkan
itu
dapat
dapat
2
cara apa
usaha-usaha
diwujudkan?
meningkatkan
perekonomian masyarakat, yang penerapannya diharapkan dapat mengurangi
tumpukan poblematika (kesengsaraan) ekonomi masyarakat.
Pemberdayan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi
masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaikbaiknya dengan basil yang memuaskan. lni berarti masyarakat diberdayakan
untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan
bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan
Untuk itu penyelenggaraan pemerintahan daerah yang tadinya diatur
dengan UU Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah
dengan nuansa sentralistik, diganti dengan UU Nomor 22 Tahun J.999 tentang
Pemerintahan Daerah yang lebih diwamai dengan semangat demokrasi.
Perubahan corak pemerintah tersebut sudah barang tentu membawa berbagai
konsekwensi yang menyertainya. Corak desentralistik memunculkan peran
pemerintah daerah yang semakin besar dalam menjalankan roda pemerintahan
ketimbang pada periode sebelumnya. Untuk itu pemeritah daerah memiliki
2
Ibid hal. 46
3
kewenangan yang semakin besar dan juga scmakin bebas dari intervensi tangan
pemcrintah pusat dalam mercncanakan dan mcnyelenggarakan gcrak langkah
pembangunan di daerah. 3
Otonomi daerah adalah salah satu produk terpcnting reformasi politik yang
berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998 yang bcrmuatan demokratisasi. Tujuan
otonomi dacrah adalah untuk meningkatkan kualitas keadil.an, demokrasi, dan
kesejahteraan bagi seluruh unsur bangsa yang beragam dalam bingkai negara
kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan tujuan khusus dari kebijakan
otonomi daerah adalah meningkatkan keterlibatan serta partisipasi masyarakat
dalam proses pembuatan keputusan maupun implernentasinya sehingga terwujud
perncrintahan lokal yang bersih, efisien, transparan, responsif, dan akuntabel.
Dalarn penyelenggaraan pernerintahannya, sebagai konsekwensi dari
perubahan yang terjadi, Dacrah harus marnpu rnenyediakan surnberdaya manusia
yang handal, pendanaan yang rnemadai serta prasarana dan sarana pendukung
lainya
yang dipergunakan
guna
menggulirkan
roda pemerintahan
dan
pernbangunan di daerah.
Dengan adanya pergeseran penyelenggaraan pemerintahan daer2h ke arah
yang lebih otonom, dan dengan rnenyimak dampak yang ditimbulkannya, maka
pernerintah daerah harus mampu mclakukan berbagai peran untuk merespon
perubahan tersebut. Hal ini merupakan konsekwensi dari te1jadinya perubahan
yang membawa akibat bagi pemerintah daerah menjadi pemegang kendali yang
dominan atas jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di daerah.
Tim Koordinasi Program Laksa d・ウセ@
2003, hal I
3
Mekanissme Program Jaksa Desa, Kab. Bogar
4
Pemerintah Daerah juga memegang kemudi dan bertanggung jawab scpenuhnya
atas kehidupan dan dinamika masyarakat yang ada di wilayahnya. Oleh karena itu
tidak berlebihan apabila dinyatakan bahwa pemerintah daerah dapat menjalankan
peran sebagai agen perubahan di daerah menyusul penyelenggaraan roda
Pemerintahan Daerah yang lebih otonom untuk mengarah pada pembangunan
sosial.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan sebuah contoh dari peran
pemerintah untuk mendorong kemajuan ekonomi di daerah karena sejalan dengan
upaya unh1k memantapkan kemandirian pemerintah daerah yang dinamis dan
bertanggung jawab, serta mewujudkan pemberdayaan dan otonomi daerah dalam
lingkup yang lebih nyata, maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan
efesiensi,
efektifitas,
dan
propesionalisme
agar
rnampu
meningkatkan
kesejahtraan masyarakat yaitu dengan pembangunan ekonomi di daerah.
Perlu. diingat bahwa 50% anggaran pembangunan sekarang berada di
bawah wewenang Pemerintah Daerah. Keberhasilan pembangunan poyek-proyek
4
Pemerintah akan tergantung dari kemampuan dan kesediaan Pemerintah Daerah.
Pembangunan ekonomi daer'lh adalah suatu
ーイッs\セ@
dimana pemerintllh
daerah dan masyarakatnya mengelola · smnberdaya yang ada dalam suatu
kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suah1
lapangan
kerja
baru
dan
merangsang
pekembangan
kegiatan
ekonomi
(Pertumbuhan Ekonomi) di wilyah tersebut.
4
Winamo Zain, Dilemma Indonesia (Jakarta: Visi Volume VI, No. 7, 2007) h. 43
5
Sesuai dengan tuntutan ekonomi daerah dan tata pemerintahan yang baik
(Good Govermance) diperlukan bagian yang mendalam yang mencakup
kelembagaan sehingga te1wujud kejelasan tugas dan tanggung jawab (roof and
responbility) setiap unsur kelembagaan
baik pemerintah
maupun
unsur
masyarakat lainnya yang secara vertikal dan horizontal berusaha menanggulangi
kemiskinan. Tentu saja upaya-upaya pengentasan kemiskinan itu hams menjadi
sesuatu yang bersifat solutif dan altematif dalam upaya pengentasan kemiskinan
secara nasional. 5
Pemerintah daerah diharapkan mampu untuk mengatur sendiri penduduk
yang miskin di beberapa wilayah Indonesia yang dimasa lalu pembangunan
fisiknya berupa sarana/prasarana sosial ekonomi belum mendapatkan perhatian
yang berarti, karena wilayah tersebut menjadi miskin karena adanya diskriminasi
kebijakan pembangunan nasional.
Pembangunan masyarakat oleh pemerintah daerah harus menggunakan
model pembangunan yang berakar dari bawah (Bottom-Up Development),
pembangunn yang berbasis partisipatifmasyarakat (Pembangunan Partisipatoris).6
Pembangunan tidak akan terlaksana apabila tidak ada keterlibatan secara penuh
dari masyarakat yang benar-benar mengerti akan permasalahan yang dihadapi dan
kebutuhan mana yang harus terpenuhi. Pengalaman telah membuktikan, seringkali
pembangunan di atas namakan untuk kepentingan rakyat. Namun tidak sesuai
dengan harapan dan kebutuhan rakyat. Bukan hanya itu Loekman Soetrisno pun
5
FathuJlah, Ken1iskinan Dan So/usinya Di Era Otonomi Daerah (Warta Demografi:
Wabana Memasyarakatkan Pemikiran Demografi, Th. Ke 32 no I 2003) h. 6
6
Syafri Sairin, Pen1bahan Social Masyarakat Indonesia Perspektif Antropologi,
(Bandung: Pustaka Pelajar, 1992) cet. Ke-I h.258
6
merasa yakin dan percaya bahwa salah satu wujud kongkrit adanya penghargaan
terhadap masyarakat adalah dengan melibatkan mereka dalam pembangunan
secara maksimal.
Pembangunan desa atau pemberdayaan masyarakat desa merupakan
seluruh proses kegiatan pembangunan yang berlangsung di desa/keluahan dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional yang mencakup
seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pembangunan ini
dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong
masyaakat.
Pembangunan Desa dan Pembangunan Masyarakat Pedesaan dapat
didorong melalui peningkatan koordinasi dan peningkatan pembangunan sektoral,
pengembangan sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam, dan
penumbuhan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya
masyarakat. Dengan cara ini peningkatan dan pengembangan desa swadaya ke
desa swakarya menuju ketingkat desa swasembada dapat dipercepat.7
Adanya kebijakan otonomi daerah dapat merupakan tantangan sekaligus
peluang untuk menata kembali mekanisme perencanaan program atau proyekproyek pembangunan sosial. Kebijakan ini selain sebagai respon terhadap aspirasi
yang berkembang, juga sesuai dengan kecenderungan pembangunan yatlg
bemuansa pemberdayaan regional atau lokal. Implikasinya, kebijakan-kebijkan
cetak-biru (blueprint policies) yang lebih bersifat top-down akan berkurang,
sedangkan partisipasi lokal menjadi Mainstream pembangunan.
7
Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa Departemen Dalam Negri,
Perencanaan Partisipatif Pemhangunan Masyarakat Desa, (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1996)
cetl,h.4
7
Model pembangunan yang berpusat pada rakyat lebih menekankan pada
pemberdayaan yang memandang inisiatif-kreatif dari rakyat sebagai sumber daya
pembangunan paling utama. Juga, memandang bahwa kesejahteraan material dan
spiritual mereka merupakan tujuan yang harus dicapai oleh proses pembangunan.
Perlu diketahui bahwa rakyat memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi nasional. Untuk itu sudah saatnya adanya pemberdayaan
ekonomi rakyat dengan segala kemampuan se1ta potensi yang ada untuk
menguatkan posisi rakyat dalam percaturan ekonomi, baik nasional maupun
intemasional.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya berkaitan dengan pengembangan
potensi ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat dan martabat, rasa percaya
diri dan harga dirinnya, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat.
Sebagai kongsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang
berpusat pada rakyat, pemberdayaan tidak hanya bertujuan, menutnbuh
kembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga nilai tambah sosial-budaya.
Karena itu, kajian strategis pemberdayaan masyarakat, baik masalah-masalah
ekonomi, sosial, budaya maupun politik, menjadi sangat p(mting sebagai masukan
untuk reformulasi pembangunan yang berpusat pada masya:rakat. Melalui program
pemberdayaan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk membani,'llh diri
secara partisipasif. 8
Istilah pemberdayaan masyarakat digunakan secara luas oleh berbagai
lapisan masyarakat, seperti oleh pembuat kebijakan, kalangain praktisi pelaksana
'Hikmat, R. Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama
Press, 2004) cet ke-2 h 135
8
program atau proyek, petugas sosial, dan kelompok propesional. Berbagai macam
aktivitas yang menamakan gerakan. program, proyek dan kegiatan pemberdayaan
telah dilaksanakan oleh pemerintah secara nasional, antara lain program lmpres
Desa Tertinggal (IDT), Program Takesra/Kukesra, Program Kelompok Usaha
Bersama (KUBE), Program Kredit Lunak, Program Jaring Pengaman Sosial
(JPS), dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Di daerah,
gerakan pemberdayaan juga telah dicanangkan oleh pemerintah, seperti Gerakan
Rereongan Sarumpi di Jawa Baral dan Program Keberdayaan Masyarakat yang
dilaksanakan oleh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dalam penanggulangan
kemiskinan di pedesaan dan di perkotaan. 9
Salah satu dari program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah adalah Program Raksa Desa yang merupakan bentuk altikurasi perhatian
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang diformulasikan clalam bentuk tugas
pembantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Pemerintah Desa.
Program dan pendanaannya disalurkan melalui APBD Provinsi Jawa Barat pada
setiap tahun sampai seluruh Desa di Jawa Barat menerima.
Selama perode 2006-2007 Program Raksa Desa telah dijalankan di Desadesa seluruh Jawa Barat termasuk di Kabupaten Bogor. Setidaknya sudah 65 Desa
di Kabupaten Bogor menerima bantuan Pogram Raksa Desa, salah satunya di
Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.
Dari kondisi di atas memberikan daya tarik penulis. untuk mengadakan
penelitian dan mengangkatnya untuk memenuhi tugas skripsi dalam mencapai
9
Jbidh. vii
9
gelar
s。セェョ@
Sosial Islam (S.Sos.I) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta denganjudul:
"Pe/aksa11aan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi di
Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kah. Bogor"
B. Pembatasan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang akan dibahas dan untuk lebih
terarah maka penulis membatasi pennasa!ahan kepada: Pengembangan
wirausaha (tingkat individu) di Desa Tarikolot Kee. Citeureup - Kab.
Ilogor pada periode 2006-2007.
2. Perumusau Masalah
Bertolak dari paparan di atas maka dapat dirumuskan permasalahanya
sebagai berikut:
a. Apa saja Program Raksa Desa serta Dampak yang diharapkan terjadi
pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot)?
b. Baf!aimana Pelaksanaan Program Raksa Desa. dalam Pemberdayaan
1'.konomi kbususnya para wirausaha di Desa Tarikolot periode 20062007?
c. Hambatan-hambatan apa saja dan upaya-upaya apa saja yang
dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan p·elaksanaan Program
Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi pada wirausaha di Desa
Tarikolot periode 2006-2007?
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok pemasalahan yang penulis rumuskan di atas, maka
ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, antara lain:
a. Untuk mengetahui apa latar belakang dari Program Raksa Desa ini
serta dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat (wirausaha di
Desa Tarikolot).
b. Untuk
mengetahui
pelaksanaan
Program
Raksa
Desa
dalam
pemberdayaan ekonomi khususnya para wirausaha di Desa Tarikolot
periode 2006-2007.
c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dan untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatanhambatan pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan
Ekonomi pada wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis secara langsung di
lapangan melalui penelitian ini.
b. Dapat memberi pengertian betapa pentingnya peran wiarausaha dalam
Pemberdayaan Ekonomi umumnya di Indonesia khususnya di Desa
Tarikolot.
11
c. Penelitian ini akan menambah pembendaharaan dalam keilmuan
Pengembangan Masyaakat Di Pepustakan UIN Syarif Hidaytullah
Jakarta
d. Dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah Desa Tarikolot dalam
menjalankan Program Raksa Desa.
e. Dapat menjadi acuan bagi pemerintah Kabupaten Bogor tentang
efektifitas Program Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citereup.
D. Metodelogi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Tarikolot yang terletak di Kee. Citerueup
Kab. Bogor, alasan peneliti dalam mengambil lokasi penelitian ini adalah:
a. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti
b. Program yang menjadi pokok bahasan menarik untuk dikaji oleh
peneliti
c. Peneliti ingin mengetahui bagaimana melakukan pendekatan dengan
wirausahawan dalam mengembangkan usahanya berjualan di Desa
Tarikolot untuk dijadikan bekal pelajaran bagi pe:neliti sebagai calon
sarjana sosial.
2. Tempat dan Waktu
Penulis mengambil penelitian ini di Desa Tarikolot JI. Industri No. 65
Tarikolot Kee. Citeureup Kab. Bogor. Adapun waktu peneliti untuk
12
mengadakan penelitian tersebut selama tiga bulan terhitung dari bulan
Februari sampai April 2008.
3. Jenis Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kualitatif,
pendekatan
kualitatif be1tujuan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai
faktor-faktor atau unsur-unsur yang terkait dalam pelaksanaan program di
lapangan dan hubungan antara faktor. Baik yang mendukung pelaksanaan
program atau yang menjadi penghambatnya. Bodgam dan Taylor
mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari orang atau pelaku yang
dapat diamati secara langsung.
'°
Dalam hal ini yang akan diteliti adalah tentang pelaksanaan Program
Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup Kabupaten 13ogor.
4. Teknik Pemiliban Subyek Peuelitian
Dalam teknik pemilihan subyek penelitian, peneliti merlgunakan
sampel bertujuan (Purposive Sample) karena dalam penelitian kualltahf
tidak ada sampel acak dan penelitian kualitatif sang'.lt erat kaitarlnya
dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi, maksud sampling dalam hal ilii
ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam
sumber dan
bangunannya. Dengan demikian tujuannya bukanlah
10
Lexy J. Moleong, Metode/ogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2004), cet. Ke-20, edisi revisi, h.224
13
memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya
dikembangkan ke dalam generalisasi. 11
Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah subyek penelitian ditentukan
oleh
pertimbangan-pertimbangan
informasi
yang
diperlukan.
Jika
maksudnya memperluas informasi, jika tidak ada lagi informasi yang dapat
dijaring, maka penentuan subyek penelitian pun sudah dapat diakhiri. Jadi,
kuneinya disini ialah jika sudah mulai teljadi pengulangan informasi, maka
penentuan subyek penelitian sudah harus dihentikan.
Untuk itu dalarn penelitian ini peneliti menentukan subyek penelitian
dengan
merumuskan menjadi dua tahapan sesuai dengan jumlah dana
yang didapatkan oleh wirausaha, yaitu: Besat dan Kee ii. Jumlah wirausaha
yang mendapatkan dana Program Raksa Desa sebanyak 55 orang pada
periode 2006-2007, dan dari 55 orang itu peneliti mengkategorikannya
sebagai berikut:
a. Besar yaitu Rp 1000.000,00 pada tahap ini peneliti mengaltlbl! tiga (3)
orang wirausaha
b. Kecil yaitu Rp. 500.000,00 pada tahap ini pencliti mengambil dua (2)
orang wirausaila
5. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu:
"Ibid, h.156
14
a. Data Primer
Data Primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber
pertama, yaitu hasil wawancara dan observasi peneliti di lapangan.
Dalam data primer ini penulis dapatkan dari hasil wawancara dan
observasi terhadap Wirausaha di Desa Tarikolot yang sebelunmya
sudah ditentukan dalam pemilihan subyek pene:litian. Peneliti juga
membuat buku harian pengalaman di lapangan dari hasil pengamatan
selama proses penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen-dokomen yang berkaitan dengan penelitiian dari sumber yang
terkait. Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi
Desa Tarikolot.
6. Metode yang Digunakan
Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam j)ehelltian ini,
penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat kualitatif,
berupa:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
gejala objek yang akan diteliti langsung di lapangan. Karena observasi
merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting bagi
seorang peneliti secara langsung di lapangan, yang artinya pengamatan
15
yang menggunakan panca indera langsung. Menurut Agus Sujanto,
pengamatan diartikan "sebagai proses mengcnal dunia luar dengan
mengguna kan .mdera '12
.
Dalam observasi penulis melakukan pencatatan apa yang bisa
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, diraba. oleh tangan, kemudian
peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi sesuai dengan data yang
dibutuhkan.
Observasi dilakukan ketika penulis berkunjung ke setiap
wirausaha yang ada di Desa Tarikolot.
b. Wawancara Mendalam
Wawancara, adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan
komunikasi atau interview langsung dengan narasumber yaitu para
wirausaha atau pedagang di Desa Terikolot khususnya yang mendapat
bantuan dana Program Raksa Desa. Pada tahap ini peneliti
menggunakan wawancara berstruktur dan terbuka, di mana ada
komunikasi langsung antara responden clengan peneliti, peneliti
memberikan pecloman wawancara yang kemuclin diajukan kepacla
responden untuk clijawab. Intinya agar peneliti dapat bekomunikasi
clengan baik clan wirausaha yang menjacli suhyek peneliti clapat
menyampaikan informasi clengan tenang clan akurat.
12
Agus Sujanto, Psiko/ogi Umum, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), cet., ke-11, h.21
16
c. Dokumentasi
Dokumentasi
yaitu
penulis
mengumpulkan,
membaca
dan
mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis yang ada di lapangan
se11a data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa
untuk hasil dalam penelitian ini. Dokumentasi berguna untuk
melengkapi data-data yang diperlukan, juga untuk mengetahui segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang diteliti.
d. Catalan Harian
Catalan harian adalah bagian dari dokmnen pribadi yang dibuat
oleh peneliti yang isinya tentang tindakan,
pengalaman
dan
kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi adalah
untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti
berbagai faktot di sekitar subyek penelitian.
e. Telrnik Pettcatatan Data
Teknik pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapatigati
yang berisi hasil wawancara dan observasi dengan rnenggunakan l:JaHaila
yang objektif. Alat Bantu yang digunakan penulis adalah alat iulls 1faH
tape recorder. Pada waktu pencatatan data, keberadaan pettiHlti
diketahui oleh objek peneliti (wirausaha di Desa Tarikolot). Pencatahlli
data ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dan terbuka.
Sebelum wawancara,
mengenai:
peneliti mempersiapkan beberapa ha!
17
I. Pedoman wawancara yang meliputi butir: Tujuan wawancara,
penentuan informan, tempat wawancara, perangkat garis besar
pertanyaan.
2. Merencanakan pendekatan dalam wawancara agar tercipta suasana
yang lancar dan perolehan data yang diharapkan.
Sambil membina hubungan yang baik dengan wirausaha di Desa
Tarikolot, dilakukan juga wawancara sambil lalu (Casual Interview).
Wawancara ini dilakukan tanpa
イ・ョ」。セ@
penulis tidak memilih orang
yang akan diwawancarai, dan berlangsung secara kebetulan dan sambil
lalu. Contohnya ketika peneliti bertemu wirausaha itu di jalan atau
dalam kegiatan keagamaan seperti sehabis so lat 「・セェ。ュG@
f.
ah.
Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara peneliti dengan
wirausaha dan petugas SATLAK Desa Tarikolot, pengamatan yang
sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi yang diperoleh
dari Desa Tarikolot, dokumen p•ibadi dan sebagainya. Setelah
、ゥ「。」セ@
dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan jalan membliat abtraksi. Abtraksi
merupakan sebuah proses membuat rangkuman yang inti pada tahap ini
peneliti menggabungkan hasil rangkuman
キ。ョ」イセ@
observasi dan
dokumen-dokumen, proses dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga
sehingga perlu di dalanmya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya
18
dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan
pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil
membuat koding. Tahap terakhir dari analisis data ini ialah mengadakan
pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini
tahap penafsiran data dalam mengolah hasi I sementara menjadi teori
subtantif dengan menggunakan metode tertentu pada tahap ini peneliti
menggunkan teori dari Edi Suhaito dan Harrri 1-likmat 13
g. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:
1. Kredibilitas (Derajat Kepercayaan)
Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik
triangulasi,
yaitu
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dicapai dengan jalan:
a.
Membandingkan
data
hasil
pengamatan
dengan
hasil
wawancara, misalnya untuk mengetahui pelaksanaan Pogram
Raksa Desa kepada wirusaha di Desa Ta.rikolot
b.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
orang lain. Misalnya penulis membandingkan jawaban yang
diberikan oleh aparat Desa atau Petugas SATLAK Desa dengan
masyakat Desa Tarikolot khususnya para wirausaha.
13
Lexy J. Moleong, Metode/ogi Penelitian Kua/itatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya
2007) edisi revisi h. 190
19
c.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan
dokumen dan data itu sebagai bahan perbandingan.
2. Ketekunan adalah keqjengan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan adalah isu
yang sedang dicari kemudian memusatkan dari pada hal-hal tersebut
secara rinci. 14 Maksudnya peneliti disini hanya memusatkan dan
mencari jawaban sesuai, perumusan masalah saja.
3. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit kepastian
Auditor dalam ha! ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian
bahwa sesuatu itu objektif adalah tidak tergantung pada persetujuan
beberapa orang terhadap pandangan. Pendapat dan penemuan seseorang.
Dapatkah dikatakan bahwa penemuan seseorang itu objektif, sedangkan
jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif. 15
Adapun teknis yang digunakan dalam penulisM sekripsi ini adalah
buku "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi VIN Syarif
Hidayatullah Jakaita"
14
15
Ibid. h.329
Ibid, h. 325
20
E.
Kajian Pustaka
Pemberdayaan ekonomi sangat penting dalam proses pembangunan
nasional. Banyak kalangan teoritis yang membahas tentang pemberdayaan
ekonomi. Skripsi penulis yang membahas tentang pemberdayaan ekonomi ini
tentunya memiliki persamaan-persamaan dengan penulis lain seperti:
Achmad judul skripsi "Motivasi Ke1ja Pedagang dalarn Pemanfaatan Dana
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) untuk Peningkatan
Kesejahtraan Ekonomi Keluarga di RW 01 Bintaro Jakarta Selatan" Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dak:wah Dan Kornunik:asi.
Sk:ripsi ini membahas tentang motivasi k:erja pedagang dalam meminjam
dana PPMK (Pelak:sanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) untuk:
peningkatan ek:onomi keluarga dan pengaruh program pemberdayaan masyarak:at
k:elurahan bagi pedagang dalam peningk:atan kesejahtraan ekonomi keluarga.
Skripsi yang disusun oleh Achmad memang memiliki banyak persamaan
dengan skripsi penulis tapi hanya sebatas judul saja yang mengkaji tentang
pemberdayaan masyarak:at dalam peningkatan k:esejahtraan ekonomi. Tapi penulis
memiliki program tersendiri dalam pemberdayaan ekonomi yaitu Program Raksa
Desa tentunya perbedaan program tersebut memberikan perbedaan hasil
penelitian.
Ahmad Hubairi judul skripsi "Peran koprasi Serba Usaha lnsan Darma
Mandiri dalam Meningk:atkan Ekonomi Masyarakat mela.lui Sentra Usaha Ikan
Hias di Kelurahan Bojong Sari Baru Sawangan-Depok". Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunik:asi.
21
Skripsi ini membahas tentang bagaimana peran koprasi Serba Usaha lnsan
Danna Mandiri dalam Pen ingkatan Ekonom i Masyarakat, Bagaimana Hara pan
Anggota Koperasi Terhadap Keberadaan Koperasi lnsan Darma Mandiri dalam
Peningkatan Ekonomi Masyarakat dan Bagaimana Kesesuaian Antara Peran
Koprasi Dengan Apa yang Diharapkan.
Skripsi Ahmad Hubairi memang memiliki persamaan dengan skripsi
penulis dalam hal pembahasan masalah yang mengusung pemberdayaan ekonomi
masyarakat, tapi dalam segi isi memiliki banyak perbedaan dt:ngan skripsi penulis
selain perbedaan program ada perbedaan dalam perumusan masalah yang dikaji.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam
penulisan ini sistematik, maka penulis
membaginya menjadi 5 bab yang tiap-tiap bah terdiri dari sub-sub bagian sebagai
beikut:
Bab I
Pendahulun, bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Metodelogi penelitian,
Kajian Pustaka Serta Sistematika Pennlisan.
Bab II
Tinjauan Teoritis, dalam bah ini menguraikan tentang Pemberdayaan:
Defenisi
Pemberdayaan,
Kongsep
Pemberdayaan,
Tujuan
Pemberdayaan, Strategi Pemberdayaan, Prinsip Pemberdayaan, TahapTahap Pemberdayaan, Proses-Proses Pemberdayaan. Pemberdayaan
Ekonomi:
Pengertian
Pemberdayaan
Ekonomi,
Pemberdayaan Ekonomi, Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Pola-Pola
22
Bab Ill
Gambran Umum Lokasi Penelitian Dan Pogram Raksa Desa.
Mengurikan tentang Keadaan Georafis Dan Monogafis Desa Tarikolot:
Geografis dan Demografis. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi Di
Desa Tarikolot. Gambaran Umum Program Raksa Desa: Latar
Belakang Masalah, Tujµa,n Qan Sasaran, Strategi Dan Pendekatan,
Indikator Keberhasilan, Komponen Dan Kriteria Pogram Raksa Desa,
Langkah-Langkah Penetapan Lokasi, Dana Bantuan Program Raksa
Desa, Biaya Oprasional, Pengelolaan Program Raksa Desa.
Bab IV
Pelaksanaan Program Raksa Desa Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Wirausaha di Desa Tarikolot. Menguraikan lentang: Pogram Raksa
Desa dan Dampaknya Pada Masyarkat: Pertumbuhan Ekonomi,
Perawatan Masyarakat, Pengembangan Manusia. Program Raksa Desa
Sebgai Aktifltjl& Pemberdayaan Ekonomi: Pemiapan, Perencanaan,
Penyaluran dil!,J Pencairan Dana, Peningkatan Ekonomi Msyakat.
Hambatan-hljqlpl)tan dan Upaya Mengatasi Permasalahan Prowam
Raksa Desa: Hambatan-hambatan, Upaya Mengatasi Pennasalahan ..
Program P.aksa Desa.
Bab V
Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
TIN.JAUAN TEORETIS
A.
Pemberdayaan
I.
Definisi Pemberdayaan
Menurut Edi Suharto Pembangunan nasional dapat dirumuskan kedalam
tiga tugas utama yang mesti dilakukan sebuah negara bangsa (Nation-State),
yakni Pertumbuhan Ekonomi (Economi Growth), Perawatan Masyarakat
(Community Care) dan Pengembangan Manusia (Human Development).
Pemberdayaan
adalah
sebuah
proses
tujuan.
Sebagai
proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individuindividu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebagian sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dam mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai
·f
'
24
tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasdan pemberdayaan
sebagai sebuah proses.'
Pemberdayan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi
masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang
sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. lni berarti masyarakat
diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bennanfaat bagi
dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat
memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan.
Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan
kondisi
hingga
semua
orang
(yang
lemah)
dapat
menyumbang
kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya, kartasasmita
menyatakan
bahwa keberdayaan dalam
konteks
masyarakat adalah
kemampuan individu bersenyawa dalam masyarakat dan membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. 2
Pemberdayaan adalah suatu aktivitas refleksif; suatu proses yang
mampu diinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang
mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri (self-determination). Sementara
proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber
dan alat-alat prosedural yang melaluinya masyarakat dapat meningkatkan
1
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyal (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), cet. Ke-1, h. 59
2
Lili Badriadi, dkk. Zakat Dan Wirausaha, (Jakarta: CV Pustaka Amri, 2005), cet.1. h.
54
25
kehidupannya. Pemberdayaan merupakan sistem yang berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan fisik.3
Jim lfe mengatakan bahwa pemberdayaan memberikan sumberdaya,
kesempatan,
pengetahuan
dan
keterampilan
kepada
warga
untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masadepannya sendiri
dan berpartisipasi dalam memengaruhi kehidupan dari masyarakatnya. 4
Menurut Karl
Marx,
pemberdayaan
masyarnkat
adalah
proses
perjuangan kaum powerless untuk memperoleh surpilus value sebagai hak
normatifnya. Perjuangan memperoleh surplus value dilakukan melalui
distribusi
penguasaan faktor-faktor produksi. Dan perjuangan untuk
mendistribusikan penguasaan faktor-faktor produksi harus dilakukan melalui
pe1juangan politik. 5
Berdasarkan pendapat tersebut, pemberdayaan bukan merupakan upaya
pemaksaan kehendak, proses yang dipaksakan, kegiatan untuk kepentingan
pemrakarsa dari luar, keterlibatan dalam kegiatan tertentu saja, dan maknamakna lain yang tidak sesuai dengan pendelegasian kelcuasaan atau kekuatan
sesuai potensi yang dimiliki masyarakat.
2.
Konsep Pemberdayaan (Perspektif Pemerintah)
Walaupun uraian berikut tidak mewakili pemahaman birokrasi
pemerintah secara keseluruhan, tetapi paling tidak dapat membantu kita
3
Hikmat, R. Harry. Strategi Pe1nberdayaa11 Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama
Press, 2004) cet ke-2 hal X
'Zubaidi, Wacana Pembangunan Allernatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz,2007) cet-1 h.98
5
Q セNM@ (100"} · tNGセゥMᄋZBAョエ@
http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juniMjuli 2000/ fイゥ・、Nᄋ
the Politics ofAlternative Development. Cambridge Mass: Blackwell Publisher. Page 4
26
untuk rnernaharni konsep pernberdayaan rnenurut birokrasi pernerintah. Dari
berbagai tulisan Surnodiningrat ( 1999). Konsep Pernberdayaan Ekonorni
secara ringkas dapat dikernukakan sebagai berikut: 6
a.
Perekonornian rakyat adalah pereknornian yang diselenggarakan
oleh rakyat. Perekonornian yang deselenggarakan oleh rakyat
adalah bahwa perekonornian nasional yang berakar pada potensi
dan kekuatan rnasyarakat secara luas untuk rnenjalankan roda
perekonornian rnereka sendiri. Pengertian rakyat adalah semua
warga negara.
b.
Pernberdayaan ekonorni rakyat adalah usaha untuk rnenjadikan
ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam
rnekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan
ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan
ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural.
c.
Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari
ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke
ekonomi kuat, dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari
ketergantungan
perubahan
ke
struktur,
kemandirian.
meliputi:
(!)
Langkah-langkah
proses
pengalokasian
sunibet
pemberdayaan sumberdaya; (2) penguatan kelembagaan; (3)
penguasaan teknologi; dan (4) pemberdayaan sumberdaya manusia.
6
Ibid, Sumodiningrat, h. 7
27
d.
Pemberdayaan ekonomi rakyat.
tidak cukup hanya dengan
peningkatan produktivitas. memberikan kesempatan berusaha yang
r\•
.,.·
. 1;,
sama, dan hanya memberikan suntikan modal sebagai stimulan,
tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yang erat
antara yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum
•• r.'
berkembang.
e.
Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyat adalah: (1)
pemberian peluang .atau akses yang lebih besar kepada aset
produksi (khususnya modal); (2) memperkuat posisi transaksi dan
kemitraan usaha ekonomi rnkyat, agar pelaku ekonomi rakyat
bukan sekadar price taker; (3) pelayanan pendidikan dan
kesehatan; (4) penguatan industri,.k_ecil; (5) mendorong munculnya
wirausaha baru; dan (6) pemerataan spasial
· f.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: (I) peningkatan
akses bantuan modal オセ。ィ[@
(2) peningkatan akses pertgembangan
SDM; dan (3) peningi-:atan akses ke sarana clan prasarana yang
mendukung langsung sosial ekonomi masyarakat lokal.
3.
Tujuan Pemberdayaau
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi
masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi
seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya. Untuk
28
.
f
I
PER PU sャZセL@
kiv|セMᄋN[Qゥ@
UIN S'r'AHID J/\}(,l\HTA
-------·---
mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan
formal dan nonformal perlu mendapat prioritas.
Memberdayakan masyarakat bertujuan "mendidik masyarakat agar
mampu mendidik diri mereka sendiri" atau "membantu masyarakat agar
mampu membantu diri merekka sendiri". Tujuan yang akan dicapai melalui
usaha
pemberdayaan
masyarakat,
adalah
masyarakat yang mandiri,
berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, dan memiliki pola pikir yang
kosmopolitan. 7
4. Strategi Pemberdayaan
Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan
secara individual: meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan
dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atan sistem
lain diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dat)at
dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan: Mikro, Mezzo,
dan
Makro. 8
a.
Aras Mikro. Pemberdayaan dilaln1kan terhadap klien secara
individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis
intervention. Tujuan utamanya adalah pembimbing
DALAM PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT
KEC. CITEUREUP - KAB. BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi scbagai Syarat untuk
Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh:
Nurul Zamal
NIM.103054028800
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 IIJ1429 M.
PELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DJ[SA
DALAM PEMBERDA Y AAN WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT
KEC. CITEUREUP .. KAB. BOGOR
SKRIPSI
Diajnkan Kepada Falmltas Dakwalt Dan Komnnikasi Sebagai Syarat Untuk
Merailt Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh:
Nnrnl Zamal
NIM. 103054028800
Di bawah Bimbingan
Tantan Hermansab M.Si
NIP : 150 370 228
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 H./1429 M.
LEM BAR PERNY AT AAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa:
I. Skripsi ini rnerupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk rnernenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UJN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di UD'1 Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2008
N urul Zam al
ABSTRAK
Nurul Zamal
Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan
Wirausaha di Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kab. Bogor.
F,konomi
Penelitian ini mengkaji tentang Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam
pemberdayaan ekonomi wirausaha di Desa Tarikolot. Banyaknya programprogram pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat
kurang efektif dalam pelaksanaannya. Merangkai sebuah pertanyaan besar dalam
diri peneliti dan membentuk sebuah keinginan untuk mengkaji program
pemerintah. Dalam kesempatan ini peneliti coba untuk 1wmelitik lebih dalam
pelaksanaan program pemerintah yang bernama Program Raksa Desa.
Berdasarkan pokok pemasalahan yang penulis rumuskan di atas, maka ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, antara lain: (l) Untuk
mengetahui apa saja Program Raksa Desa serta dampak yang diharapkan terjadi
pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot). (2) Untuk mengetahui
pelaksanaan Program Raksa Desa dalam pemberdayaan ekonomi khususnya para
wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007. (3) Untuk mengetahui hambatanhambatan yang ditemui dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam
mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan Program Raksa Desa dalam
Pemberdayaan Ekonomi pada wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.
Dalam Pelaksanaannya Program Raksa Desa di Desa Tarikolot selama
periode 2006-2007 cukup efektif. Karena beberapa faktor seperti pilkades dan
kurangnya partisipasi masyarakat Program Raksa Desa di desa tarikolot tidak lagi
berjalan secara efektif.
Saran peneliti setelah melakukan penelitian di Desa Tarikolot adalah:
Dalam proses pemberdayaan masyarakat baik dilakukan oleh pemerintah maupun
pihak Non Goferment. Apapun program yang di usung da11 metode apa yang
digunakan dalam pelaksanaannya yang terpenting adalah KEYAKINAN dalam
menjalankallllya. Proses pemberdayaan tidak ubahnya s1:perti MEMASAK.
Seperti apa yang dikatakan Rudi seorang ahli dalam memasak bahwa tidak ada
resep rahasia di dalam memasak tetapi KEYAKINAN kita dalam memberikan
bumbu-bnmbu yang membuat masakan kita meajadi lejat. Seperti pemberdayaan
juga tidak ada metode atau kongsep nyang pas dalam pemberdayaan tetapi apaun
metodenya yang penting KEYAKlNAN dalam menjalankannya.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Afhamdulillahi Robbif'afamin, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena hanya dengan kasih sayang-Nya kita dapat menikmati
indahnya kehidupan di dunia ini, dan semoga kasih sayang-Nya tetap menyertai
kita sampai ·dikehidupan mendatang. Atas keagungan-Nya yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul
PELAKSANAAN
PROGRAM
RAKSA
DESA
DALAM
PEMBERDA YAAN EKONOMI WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT KEC.
CITEUREUP-KAB. BOGOR
Rangkaian shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan
kepada insan yang termulia dimana syafaatnya sangat di.nantikan oleh seluruh
umat manusia yaitu Nabi Muhdmmad SAW yang menjadi uswatun hasanah bagi
seluruh mahluk di dunia termasuk penulis.
Skripsi
ini
berjudul
"Pelaksanaan
Program
Raksa
Desa
dalatn
Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kab.
Bogor". Pengambilan judul ini seiring 、セョァ。@
diadakannya Otonomi Daetah.
Sehingga pemerintah daerah berperan sentral dalam mensejahtrakan rakyatilya.
Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat mengimplementasikan Program Raksa
Desa sebagai sebuah langkah pemerintah daerah untuk mensejahtrakan
masyarakatnya.
Pe11ulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kategori
sempurna, sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik, namun
pasti masih ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi atau teknik
penyusunannya. Dengan demikian, penulis membuka diri untuk mencrima
masukan dan kritik yang konstruktif untuk perbaikan skripsi dan diri penulis
sendiri sebagai bahan evaluasi dan introveksi diri sekarang dan dimasa yang akan
datang.
Pada kesempatan ini penulis turut mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu di dalam penyusunaan laporan skripsi ini,
semoga Allah SWT membalas kebaikan ini.
I. Bapak dan lbuku yang tercinta, terkakasih dan tersayang, selalu mendapat
ridho Allah SWT. Segala do'a dan pengorbanannya menjadi
bennanfaat
untuk penulis. Amin
2. Dr. Murodi MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan komunikasi, yang telah
memberikan masukan baik berupa saran maupun kritiik dan bantuannya
memperlancar proses penulisan skripsi ini.
3. Ora. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, sebagai ketua 111rusan Pengembangan
Masyarakat Islam. Yang telah memberikan masllkan dan seniahgatnya dalam
men;iperlancar proses penulisan skripsi ini.
4. Wati Nilamsari, M.Si, sebagai sekretaris jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam.
Yang
telah
memberikan
masukan
dan
semahgatnya
dalam
memperlancar proses penulisan skripsi ini.
5. Tantan Hermansah, M.Si selaku dosen pembimbing dan motivator bagi
penulis yang senantiasa disiplin,
sabar dalam
membimbing penulis
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Senantiasa diberikan kebahagiaan di dunia
dan diakhirat kelak.
6. Bapak !wan Ruswandi, selaku bendahara SA TLAK Desa Tarikolot Kee.
Citeurep-Kab. Bogor Periode 2006-2007 yang senan tiasa ramah dalam
membantu penulis melakukan penelitian di Desa Tarikolot-Kec.Citeureup.
7. Bapak M. Yusuf El Zam'zami selaku sekretris SATLAK Desa Tarikolot Kee.
Citeureup-Kab. Bogor periode 2006-2007. yang membantu penulis dengan
ramah dalam penelitian di Desa Tarikolo!.
8. Bapak Doni Setiawan selaku Pendamping SATLAK Desa tarikolot Kee.
Citeureup-Kab. Bogor. Yang telah membantu peneliti d1:ngan ramah dalam
mencari data-data untuk penelitian.
9. Kakak ku Budi Karwavi (Alm) selalu ada walau tiada. Sehyum dan tutur
katamu iringi dalam pembuatan skripsi ini. Do'a ku agar kdu diberi
kebahagian di akhirat.
I 0. Kakak-kakak ku Al-Hikmah, Albar Muksin dan Akmal:ia .dalam diri kita
bukan hanya mengalir darah yang sama tapi juga cinta yang sama.
11. PMI 2003 : Sahabat ku yang hilang, Nasro-Evie, Roy-Faiz, Misbah-C:tictin,
Farhanah-Nurmen,
Bagus-Qwing,
Ilham-Sopia,
Fahmi-Asiah,
Apeh-
Alhasanah, Mozer-fima, Iskandar-Yani, Roni-Yayah, Khafi-Imas, Sunardl· ?,
Lukman-Yana maryana, Datam-Maryanah, Zamal-Marsanda (No Coment)
kalo ga cocok jangan marah ya ... Btw makasih banget atas do' a dan
persahabatan ini semoga akan selalu abadi (Evriytingor Everyday is Olw!!)
Keterbatasan manusia tidak akan rnarnpu menandingi kekuasaan penciptaNya, begitu pun dengan diri penulis yang tak lepas dari kelemahan dan
kekurangan, walaupun telah berusah seoptimal mungkin dalam penyusunan
laporan skripsi ini. Mudah-mudahan karya kecil ini dapat mendorong karya-karya
lainnya dan bermanfaat untuk kehidupn bermasyarakat dan bemegara.
OAFTAR ISi
ABSTRAK ............•......•..•..........................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................••........•.................
DAFTAR ISI .................................................•.......•.•.......••.......•.................
DAFTAR TABEL .....•.................................................•..........•........•........•..
i
ii
vi
vii
BAB I
1
I
PENDAHULUAN ...........•...................•.......•..•.......•.................•....
A. Latar Belakang Masalah ............. ..... ............ ... ....... ..................
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
D. Metodelogi Penelitian ..............................................................
E. Kajian Pustaka .........................................................................
F. Sistematika Penulisan ..............................................................
BAB II TIN.JUAN TEORETIS .................................................................
A. Pemberdayaan .........................................................................
B. Pemberdayaan Ekonomi ..........................................................
C. Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha .........................................
BAB ill GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
DAN POGRAM RAKSA DESA ••••.•.••••...••..••...•...•......•..••...•••...•
A. Keadaan Demografis dan Monogafis Desa Tarikolot ...............
B. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi di Desa Tarikolot ............
C. Gambaran Umum Program Raksa Desa ...................................
D. Langkah-langkah Penetapan Kuota Dan Lokasi .......................
E. Dana Bantuan Program Laksa Desa (DB-PRD) .......................
F. Biaya Oprasional Pelaksanaan (BOP) ......................................
G. Pengelolaan Program Raksa Desa ............................................
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DI LAPANGAN """"························
A. Program Raksa Desa dan Dampaknya pada Masyarakat ...........
B. Program Raksa Desa sebagai Aktivitas Pemberdayaan
Ekonomi.. .................................................................................
C. Hambatan-hambatan dan Upaya-upaya Mengatas.i
Permasalahan Program Raksa Desa .........................................
9
10
11
20
21
23
23
34
38
41
41
47
48
55
56
56
57
64
64
71
89
BAB V PENUTUP ................................................................................... 92
A. Kesimpulan .............................................................................. 92
B. Saran ....................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Penduduk Desa Tarikolot ................................................................. 42
Tabel 2 Usia Kerja ....................................................................................... 43
Tabet 3 Usia Sekolah ................................................................................... 43
Tabet 4 Jumlah Penduduk Menurut Agama .................................................. 44
Tabet 5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................................ 45
Tabet 6 Jumlah Sarana Pendidikan ............................................................... 45
Tabet 7 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................................. 46
Tabel 8 Tahap I (satu) Pelaksanaan Bantuan Modal Program Raksa Desa .... 66
Tabet 9 Tahap II (dua) Pelaksanaan Bantuan Modal Pograrn Raksa Desa ..... 66
Tabet 10 Kondisi Awai Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ........... 68
Tabet 11 Perencanaan Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ............. 69
Tabet 12 Realisasi Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot .................. 69
Tabet 13 Uraian Jenis Usaha ........................................................................ 75
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arus gelombang demokrasi yang melanda seluruh dunia, merupakan salah
satu di antara berbagai ragam penyebab perubahan di tanah air kita. Arus
demokratisasi yang diiringi dengan gejolak ekonomi dunia yang berimbas pada
perekonomian nasional, mengantarkan terjadinya perubahan pada negeri kita,
dengan perubahan mendasar yang mencolok yaitu runtuhnya pemerintahan Orde
Baru sebagai simbol dari pemerintahan sentralistik-otoriter. Menyusul runtuhnya
pemerintahan Orde Baru, pemerintahan yang menggantikannya merespon
perubahan yang berlangsung dengan mendirikan rejim yang lebih bercorak
desentralistik-demokratik. 1
Problematika yang dihadapi masyarakat Indonesia, memang tidak sedikit
dan bahkan dapat dikatakan sangat banyak, satu dari sekian banyak perrriasalahan
yang dihadapi masyarakat terletak pada bidang ekonomi.. Apabila ingih di
sebutkan lebih rinci maka akan tampak bahwa problem ekonomi masyarakat
dewasa ini, sekurang-kurangnya mencangkup tingkat penghasilan (riil) yang
rendah, tingkat peserta dan kemampuan bersaing yang rendah dalam pengelolaan
sumber-smnber ekonomi nasional, tingkat pengangguran yang tinggi, keterbatasan
1
Abdul Gafarr Karim dkk, Komp/eksitas Persoalan Otono1ni Daerah Di Indonesia,
(Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 2003), cct. Ke l, h. 314
2
kemampuan dalam mengelola kegiatan bisnis dan lain-lain. Problematika ekonomi
masyarakat ini terbungkus rapih dan tersembunyi di balik bingkai kemiskinan.
Persoalannya sekarang
problematika ekonomi
memecahkan
Pemberdayaan
adalah
masyarakat
bagaimana atau
itu
problematika
ekonomi
ekonomi
masyarakat
dengan
dipecahkan? Apakah
masyarakat
diharapkan
itu
dapat
dapat
2
cara apa
usaha-usaha
diwujudkan?
meningkatkan
perekonomian masyarakat, yang penerapannya diharapkan dapat mengurangi
tumpukan poblematika (kesengsaraan) ekonomi masyarakat.
Pemberdayan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi
masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaikbaiknya dengan basil yang memuaskan. lni berarti masyarakat diberdayakan
untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan
bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan
Untuk itu penyelenggaraan pemerintahan daerah yang tadinya diatur
dengan UU Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah
dengan nuansa sentralistik, diganti dengan UU Nomor 22 Tahun J.999 tentang
Pemerintahan Daerah yang lebih diwamai dengan semangat demokrasi.
Perubahan corak pemerintah tersebut sudah barang tentu membawa berbagai
konsekwensi yang menyertainya. Corak desentralistik memunculkan peran
pemerintah daerah yang semakin besar dalam menjalankan roda pemerintahan
ketimbang pada periode sebelumnya. Untuk itu pemeritah daerah memiliki
2
Ibid hal. 46
3
kewenangan yang semakin besar dan juga scmakin bebas dari intervensi tangan
pemcrintah pusat dalam mercncanakan dan mcnyelenggarakan gcrak langkah
pembangunan di daerah. 3
Otonomi daerah adalah salah satu produk terpcnting reformasi politik yang
berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998 yang bcrmuatan demokratisasi. Tujuan
otonomi dacrah adalah untuk meningkatkan kualitas keadil.an, demokrasi, dan
kesejahteraan bagi seluruh unsur bangsa yang beragam dalam bingkai negara
kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan tujuan khusus dari kebijakan
otonomi daerah adalah meningkatkan keterlibatan serta partisipasi masyarakat
dalam proses pembuatan keputusan maupun implernentasinya sehingga terwujud
perncrintahan lokal yang bersih, efisien, transparan, responsif, dan akuntabel.
Dalarn penyelenggaraan pernerintahannya, sebagai konsekwensi dari
perubahan yang terjadi, Dacrah harus marnpu rnenyediakan surnberdaya manusia
yang handal, pendanaan yang rnemadai serta prasarana dan sarana pendukung
lainya
yang dipergunakan
guna
menggulirkan
roda pemerintahan
dan
pernbangunan di daerah.
Dengan adanya pergeseran penyelenggaraan pemerintahan daer2h ke arah
yang lebih otonom, dan dengan rnenyimak dampak yang ditimbulkannya, maka
pernerintah daerah harus mampu mclakukan berbagai peran untuk merespon
perubahan tersebut. Hal ini merupakan konsekwensi dari te1jadinya perubahan
yang membawa akibat bagi pemerintah daerah menjadi pemegang kendali yang
dominan atas jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di daerah.
Tim Koordinasi Program Laksa d・ウセ@
2003, hal I
3
Mekanissme Program Jaksa Desa, Kab. Bogar
4
Pemerintah Daerah juga memegang kemudi dan bertanggung jawab scpenuhnya
atas kehidupan dan dinamika masyarakat yang ada di wilayahnya. Oleh karena itu
tidak berlebihan apabila dinyatakan bahwa pemerintah daerah dapat menjalankan
peran sebagai agen perubahan di daerah menyusul penyelenggaraan roda
Pemerintahan Daerah yang lebih otonom untuk mengarah pada pembangunan
sosial.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan sebuah contoh dari peran
pemerintah untuk mendorong kemajuan ekonomi di daerah karena sejalan dengan
upaya unh1k memantapkan kemandirian pemerintah daerah yang dinamis dan
bertanggung jawab, serta mewujudkan pemberdayaan dan otonomi daerah dalam
lingkup yang lebih nyata, maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan
efesiensi,
efektifitas,
dan
propesionalisme
agar
rnampu
meningkatkan
kesejahtraan masyarakat yaitu dengan pembangunan ekonomi di daerah.
Perlu. diingat bahwa 50% anggaran pembangunan sekarang berada di
bawah wewenang Pemerintah Daerah. Keberhasilan pembangunan poyek-proyek
4
Pemerintah akan tergantung dari kemampuan dan kesediaan Pemerintah Daerah.
Pembangunan ekonomi daer'lh adalah suatu
ーイッs\セ@
dimana pemerintllh
daerah dan masyarakatnya mengelola · smnberdaya yang ada dalam suatu
kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suah1
lapangan
kerja
baru
dan
merangsang
pekembangan
kegiatan
ekonomi
(Pertumbuhan Ekonomi) di wilyah tersebut.
4
Winamo Zain, Dilemma Indonesia (Jakarta: Visi Volume VI, No. 7, 2007) h. 43
5
Sesuai dengan tuntutan ekonomi daerah dan tata pemerintahan yang baik
(Good Govermance) diperlukan bagian yang mendalam yang mencakup
kelembagaan sehingga te1wujud kejelasan tugas dan tanggung jawab (roof and
responbility) setiap unsur kelembagaan
baik pemerintah
maupun
unsur
masyarakat lainnya yang secara vertikal dan horizontal berusaha menanggulangi
kemiskinan. Tentu saja upaya-upaya pengentasan kemiskinan itu hams menjadi
sesuatu yang bersifat solutif dan altematif dalam upaya pengentasan kemiskinan
secara nasional. 5
Pemerintah daerah diharapkan mampu untuk mengatur sendiri penduduk
yang miskin di beberapa wilayah Indonesia yang dimasa lalu pembangunan
fisiknya berupa sarana/prasarana sosial ekonomi belum mendapatkan perhatian
yang berarti, karena wilayah tersebut menjadi miskin karena adanya diskriminasi
kebijakan pembangunan nasional.
Pembangunan masyarakat oleh pemerintah daerah harus menggunakan
model pembangunan yang berakar dari bawah (Bottom-Up Development),
pembangunn yang berbasis partisipatifmasyarakat (Pembangunan Partisipatoris).6
Pembangunan tidak akan terlaksana apabila tidak ada keterlibatan secara penuh
dari masyarakat yang benar-benar mengerti akan permasalahan yang dihadapi dan
kebutuhan mana yang harus terpenuhi. Pengalaman telah membuktikan, seringkali
pembangunan di atas namakan untuk kepentingan rakyat. Namun tidak sesuai
dengan harapan dan kebutuhan rakyat. Bukan hanya itu Loekman Soetrisno pun
5
FathuJlah, Ken1iskinan Dan So/usinya Di Era Otonomi Daerah (Warta Demografi:
Wabana Memasyarakatkan Pemikiran Demografi, Th. Ke 32 no I 2003) h. 6
6
Syafri Sairin, Pen1bahan Social Masyarakat Indonesia Perspektif Antropologi,
(Bandung: Pustaka Pelajar, 1992) cet. Ke-I h.258
6
merasa yakin dan percaya bahwa salah satu wujud kongkrit adanya penghargaan
terhadap masyarakat adalah dengan melibatkan mereka dalam pembangunan
secara maksimal.
Pembangunan desa atau pemberdayaan masyarakat desa merupakan
seluruh proses kegiatan pembangunan yang berlangsung di desa/keluahan dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional yang mencakup
seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pembangunan ini
dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong
masyaakat.
Pembangunan Desa dan Pembangunan Masyarakat Pedesaan dapat
didorong melalui peningkatan koordinasi dan peningkatan pembangunan sektoral,
pengembangan sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam, dan
penumbuhan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya
masyarakat. Dengan cara ini peningkatan dan pengembangan desa swadaya ke
desa swakarya menuju ketingkat desa swasembada dapat dipercepat.7
Adanya kebijakan otonomi daerah dapat merupakan tantangan sekaligus
peluang untuk menata kembali mekanisme perencanaan program atau proyekproyek pembangunan sosial. Kebijakan ini selain sebagai respon terhadap aspirasi
yang berkembang, juga sesuai dengan kecenderungan pembangunan yatlg
bemuansa pemberdayaan regional atau lokal. Implikasinya, kebijakan-kebijkan
cetak-biru (blueprint policies) yang lebih bersifat top-down akan berkurang,
sedangkan partisipasi lokal menjadi Mainstream pembangunan.
7
Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa Departemen Dalam Negri,
Perencanaan Partisipatif Pemhangunan Masyarakat Desa, (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1996)
cetl,h.4
7
Model pembangunan yang berpusat pada rakyat lebih menekankan pada
pemberdayaan yang memandang inisiatif-kreatif dari rakyat sebagai sumber daya
pembangunan paling utama. Juga, memandang bahwa kesejahteraan material dan
spiritual mereka merupakan tujuan yang harus dicapai oleh proses pembangunan.
Perlu diketahui bahwa rakyat memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi nasional. Untuk itu sudah saatnya adanya pemberdayaan
ekonomi rakyat dengan segala kemampuan se1ta potensi yang ada untuk
menguatkan posisi rakyat dalam percaturan ekonomi, baik nasional maupun
intemasional.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya berkaitan dengan pengembangan
potensi ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat dan martabat, rasa percaya
diri dan harga dirinnya, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat.
Sebagai kongsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang
berpusat pada rakyat, pemberdayaan tidak hanya bertujuan, menutnbuh
kembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga nilai tambah sosial-budaya.
Karena itu, kajian strategis pemberdayaan masyarakat, baik masalah-masalah
ekonomi, sosial, budaya maupun politik, menjadi sangat p(mting sebagai masukan
untuk reformulasi pembangunan yang berpusat pada masya:rakat. Melalui program
pemberdayaan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk membani,'llh diri
secara partisipasif. 8
Istilah pemberdayaan masyarakat digunakan secara luas oleh berbagai
lapisan masyarakat, seperti oleh pembuat kebijakan, kalangain praktisi pelaksana
'Hikmat, R. Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama
Press, 2004) cet ke-2 h 135
8
program atau proyek, petugas sosial, dan kelompok propesional. Berbagai macam
aktivitas yang menamakan gerakan. program, proyek dan kegiatan pemberdayaan
telah dilaksanakan oleh pemerintah secara nasional, antara lain program lmpres
Desa Tertinggal (IDT), Program Takesra/Kukesra, Program Kelompok Usaha
Bersama (KUBE), Program Kredit Lunak, Program Jaring Pengaman Sosial
(JPS), dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Di daerah,
gerakan pemberdayaan juga telah dicanangkan oleh pemerintah, seperti Gerakan
Rereongan Sarumpi di Jawa Baral dan Program Keberdayaan Masyarakat yang
dilaksanakan oleh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dalam penanggulangan
kemiskinan di pedesaan dan di perkotaan. 9
Salah satu dari program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah adalah Program Raksa Desa yang merupakan bentuk altikurasi perhatian
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang diformulasikan clalam bentuk tugas
pembantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Pemerintah Desa.
Program dan pendanaannya disalurkan melalui APBD Provinsi Jawa Barat pada
setiap tahun sampai seluruh Desa di Jawa Barat menerima.
Selama perode 2006-2007 Program Raksa Desa telah dijalankan di Desadesa seluruh Jawa Barat termasuk di Kabupaten Bogor. Setidaknya sudah 65 Desa
di Kabupaten Bogor menerima bantuan Pogram Raksa Desa, salah satunya di
Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.
Dari kondisi di atas memberikan daya tarik penulis. untuk mengadakan
penelitian dan mengangkatnya untuk memenuhi tugas skripsi dalam mencapai
9
Jbidh. vii
9
gelar
s。セェョ@
Sosial Islam (S.Sos.I) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta denganjudul:
"Pe/aksa11aan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi di
Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kah. Bogor"
B. Pembatasan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang akan dibahas dan untuk lebih
terarah maka penulis membatasi pennasa!ahan kepada: Pengembangan
wirausaha (tingkat individu) di Desa Tarikolot Kee. Citeureup - Kab.
Ilogor pada periode 2006-2007.
2. Perumusau Masalah
Bertolak dari paparan di atas maka dapat dirumuskan permasalahanya
sebagai berikut:
a. Apa saja Program Raksa Desa serta Dampak yang diharapkan terjadi
pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot)?
b. Baf!aimana Pelaksanaan Program Raksa Desa. dalam Pemberdayaan
1'.konomi kbususnya para wirausaha di Desa Tarikolot periode 20062007?
c. Hambatan-hambatan apa saja dan upaya-upaya apa saja yang
dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan p·elaksanaan Program
Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi pada wirausaha di Desa
Tarikolot periode 2006-2007?
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok pemasalahan yang penulis rumuskan di atas, maka
ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, antara lain:
a. Untuk mengetahui apa latar belakang dari Program Raksa Desa ini
serta dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat (wirausaha di
Desa Tarikolot).
b. Untuk
mengetahui
pelaksanaan
Program
Raksa
Desa
dalam
pemberdayaan ekonomi khususnya para wirausaha di Desa Tarikolot
periode 2006-2007.
c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dan untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatanhambatan pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan
Ekonomi pada wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis secara langsung di
lapangan melalui penelitian ini.
b. Dapat memberi pengertian betapa pentingnya peran wiarausaha dalam
Pemberdayaan Ekonomi umumnya di Indonesia khususnya di Desa
Tarikolot.
11
c. Penelitian ini akan menambah pembendaharaan dalam keilmuan
Pengembangan Masyaakat Di Pepustakan UIN Syarif Hidaytullah
Jakarta
d. Dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah Desa Tarikolot dalam
menjalankan Program Raksa Desa.
e. Dapat menjadi acuan bagi pemerintah Kabupaten Bogor tentang
efektifitas Program Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citereup.
D. Metodelogi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Tarikolot yang terletak di Kee. Citerueup
Kab. Bogor, alasan peneliti dalam mengambil lokasi penelitian ini adalah:
a. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti
b. Program yang menjadi pokok bahasan menarik untuk dikaji oleh
peneliti
c. Peneliti ingin mengetahui bagaimana melakukan pendekatan dengan
wirausahawan dalam mengembangkan usahanya berjualan di Desa
Tarikolot untuk dijadikan bekal pelajaran bagi pe:neliti sebagai calon
sarjana sosial.
2. Tempat dan Waktu
Penulis mengambil penelitian ini di Desa Tarikolot JI. Industri No. 65
Tarikolot Kee. Citeureup Kab. Bogor. Adapun waktu peneliti untuk
12
mengadakan penelitian tersebut selama tiga bulan terhitung dari bulan
Februari sampai April 2008.
3. Jenis Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kualitatif,
pendekatan
kualitatif be1tujuan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai
faktor-faktor atau unsur-unsur yang terkait dalam pelaksanaan program di
lapangan dan hubungan antara faktor. Baik yang mendukung pelaksanaan
program atau yang menjadi penghambatnya. Bodgam dan Taylor
mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari orang atau pelaku yang
dapat diamati secara langsung.
'°
Dalam hal ini yang akan diteliti adalah tentang pelaksanaan Program
Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup Kabupaten 13ogor.
4. Teknik Pemiliban Subyek Peuelitian
Dalam teknik pemilihan subyek penelitian, peneliti merlgunakan
sampel bertujuan (Purposive Sample) karena dalam penelitian kualltahf
tidak ada sampel acak dan penelitian kualitatif sang'.lt erat kaitarlnya
dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi, maksud sampling dalam hal ilii
ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam
sumber dan
bangunannya. Dengan demikian tujuannya bukanlah
10
Lexy J. Moleong, Metode/ogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2004), cet. Ke-20, edisi revisi, h.224
13
memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya
dikembangkan ke dalam generalisasi. 11
Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah subyek penelitian ditentukan
oleh
pertimbangan-pertimbangan
informasi
yang
diperlukan.
Jika
maksudnya memperluas informasi, jika tidak ada lagi informasi yang dapat
dijaring, maka penentuan subyek penelitian pun sudah dapat diakhiri. Jadi,
kuneinya disini ialah jika sudah mulai teljadi pengulangan informasi, maka
penentuan subyek penelitian sudah harus dihentikan.
Untuk itu dalarn penelitian ini peneliti menentukan subyek penelitian
dengan
merumuskan menjadi dua tahapan sesuai dengan jumlah dana
yang didapatkan oleh wirausaha, yaitu: Besat dan Kee ii. Jumlah wirausaha
yang mendapatkan dana Program Raksa Desa sebanyak 55 orang pada
periode 2006-2007, dan dari 55 orang itu peneliti mengkategorikannya
sebagai berikut:
a. Besar yaitu Rp 1000.000,00 pada tahap ini peneliti mengaltlbl! tiga (3)
orang wirausaha
b. Kecil yaitu Rp. 500.000,00 pada tahap ini pencliti mengambil dua (2)
orang wirausaila
5. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu:
"Ibid, h.156
14
a. Data Primer
Data Primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber
pertama, yaitu hasil wawancara dan observasi peneliti di lapangan.
Dalam data primer ini penulis dapatkan dari hasil wawancara dan
observasi terhadap Wirausaha di Desa Tarikolot yang sebelunmya
sudah ditentukan dalam pemilihan subyek pene:litian. Peneliti juga
membuat buku harian pengalaman di lapangan dari hasil pengamatan
selama proses penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen-dokomen yang berkaitan dengan penelitiian dari sumber yang
terkait. Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi
Desa Tarikolot.
6. Metode yang Digunakan
Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam j)ehelltian ini,
penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat kualitatif,
berupa:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
gejala objek yang akan diteliti langsung di lapangan. Karena observasi
merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting bagi
seorang peneliti secara langsung di lapangan, yang artinya pengamatan
15
yang menggunakan panca indera langsung. Menurut Agus Sujanto,
pengamatan diartikan "sebagai proses mengcnal dunia luar dengan
mengguna kan .mdera '12
.
Dalam observasi penulis melakukan pencatatan apa yang bisa
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, diraba. oleh tangan, kemudian
peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi sesuai dengan data yang
dibutuhkan.
Observasi dilakukan ketika penulis berkunjung ke setiap
wirausaha yang ada di Desa Tarikolot.
b. Wawancara Mendalam
Wawancara, adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan
komunikasi atau interview langsung dengan narasumber yaitu para
wirausaha atau pedagang di Desa Terikolot khususnya yang mendapat
bantuan dana Program Raksa Desa. Pada tahap ini peneliti
menggunakan wawancara berstruktur dan terbuka, di mana ada
komunikasi langsung antara responden clengan peneliti, peneliti
memberikan pecloman wawancara yang kemuclin diajukan kepacla
responden untuk clijawab. Intinya agar peneliti dapat bekomunikasi
clengan baik clan wirausaha yang menjacli suhyek peneliti clapat
menyampaikan informasi clengan tenang clan akurat.
12
Agus Sujanto, Psiko/ogi Umum, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), cet., ke-11, h.21
16
c. Dokumentasi
Dokumentasi
yaitu
penulis
mengumpulkan,
membaca
dan
mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis yang ada di lapangan
se11a data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa
untuk hasil dalam penelitian ini. Dokumentasi berguna untuk
melengkapi data-data yang diperlukan, juga untuk mengetahui segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang diteliti.
d. Catalan Harian
Catalan harian adalah bagian dari dokmnen pribadi yang dibuat
oleh peneliti yang isinya tentang tindakan,
pengalaman
dan
kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi adalah
untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti
berbagai faktot di sekitar subyek penelitian.
e. Telrnik Pettcatatan Data
Teknik pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapatigati
yang berisi hasil wawancara dan observasi dengan rnenggunakan l:JaHaila
yang objektif. Alat Bantu yang digunakan penulis adalah alat iulls 1faH
tape recorder. Pada waktu pencatatan data, keberadaan pettiHlti
diketahui oleh objek peneliti (wirausaha di Desa Tarikolot). Pencatahlli
data ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dan terbuka.
Sebelum wawancara,
mengenai:
peneliti mempersiapkan beberapa ha!
17
I. Pedoman wawancara yang meliputi butir: Tujuan wawancara,
penentuan informan, tempat wawancara, perangkat garis besar
pertanyaan.
2. Merencanakan pendekatan dalam wawancara agar tercipta suasana
yang lancar dan perolehan data yang diharapkan.
Sambil membina hubungan yang baik dengan wirausaha di Desa
Tarikolot, dilakukan juga wawancara sambil lalu (Casual Interview).
Wawancara ini dilakukan tanpa
イ・ョ」。セ@
penulis tidak memilih orang
yang akan diwawancarai, dan berlangsung secara kebetulan dan sambil
lalu. Contohnya ketika peneliti bertemu wirausaha itu di jalan atau
dalam kegiatan keagamaan seperti sehabis so lat 「・セェ。ュG@
f.
ah.
Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara peneliti dengan
wirausaha dan petugas SATLAK Desa Tarikolot, pengamatan yang
sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi yang diperoleh
dari Desa Tarikolot, dokumen p•ibadi dan sebagainya. Setelah
、ゥ「。」セ@
dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan jalan membliat abtraksi. Abtraksi
merupakan sebuah proses membuat rangkuman yang inti pada tahap ini
peneliti menggabungkan hasil rangkuman
キ。ョ」イセ@
observasi dan
dokumen-dokumen, proses dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga
sehingga perlu di dalanmya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya
18
dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan
pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil
membuat koding. Tahap terakhir dari analisis data ini ialah mengadakan
pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini
tahap penafsiran data dalam mengolah hasi I sementara menjadi teori
subtantif dengan menggunakan metode tertentu pada tahap ini peneliti
menggunkan teori dari Edi Suhaito dan Harrri 1-likmat 13
g. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:
1. Kredibilitas (Derajat Kepercayaan)
Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik
triangulasi,
yaitu
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dicapai dengan jalan:
a.
Membandingkan
data
hasil
pengamatan
dengan
hasil
wawancara, misalnya untuk mengetahui pelaksanaan Pogram
Raksa Desa kepada wirusaha di Desa Ta.rikolot
b.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
orang lain. Misalnya penulis membandingkan jawaban yang
diberikan oleh aparat Desa atau Petugas SATLAK Desa dengan
masyakat Desa Tarikolot khususnya para wirausaha.
13
Lexy J. Moleong, Metode/ogi Penelitian Kua/itatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya
2007) edisi revisi h. 190
19
c.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan
dokumen dan data itu sebagai bahan perbandingan.
2. Ketekunan adalah keqjengan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan adalah isu
yang sedang dicari kemudian memusatkan dari pada hal-hal tersebut
secara rinci. 14 Maksudnya peneliti disini hanya memusatkan dan
mencari jawaban sesuai, perumusan masalah saja.
3. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit kepastian
Auditor dalam ha! ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian
bahwa sesuatu itu objektif adalah tidak tergantung pada persetujuan
beberapa orang terhadap pandangan. Pendapat dan penemuan seseorang.
Dapatkah dikatakan bahwa penemuan seseorang itu objektif, sedangkan
jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif. 15
Adapun teknis yang digunakan dalam penulisM sekripsi ini adalah
buku "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi VIN Syarif
Hidayatullah Jakaita"
14
15
Ibid. h.329
Ibid, h. 325
20
E.
Kajian Pustaka
Pemberdayaan ekonomi sangat penting dalam proses pembangunan
nasional. Banyak kalangan teoritis yang membahas tentang pemberdayaan
ekonomi. Skripsi penulis yang membahas tentang pemberdayaan ekonomi ini
tentunya memiliki persamaan-persamaan dengan penulis lain seperti:
Achmad judul skripsi "Motivasi Ke1ja Pedagang dalarn Pemanfaatan Dana
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) untuk Peningkatan
Kesejahtraan Ekonomi Keluarga di RW 01 Bintaro Jakarta Selatan" Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dak:wah Dan Kornunik:asi.
Sk:ripsi ini membahas tentang motivasi k:erja pedagang dalam meminjam
dana PPMK (Pelak:sanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) untuk:
peningkatan ek:onomi keluarga dan pengaruh program pemberdayaan masyarak:at
k:elurahan bagi pedagang dalam peningk:atan kesejahtraan ekonomi keluarga.
Skripsi yang disusun oleh Achmad memang memiliki banyak persamaan
dengan skripsi penulis tapi hanya sebatas judul saja yang mengkaji tentang
pemberdayaan masyarak:at dalam peningkatan k:esejahtraan ekonomi. Tapi penulis
memiliki program tersendiri dalam pemberdayaan ekonomi yaitu Program Raksa
Desa tentunya perbedaan program tersebut memberikan perbedaan hasil
penelitian.
Ahmad Hubairi judul skripsi "Peran koprasi Serba Usaha lnsan Darma
Mandiri dalam Meningk:atkan Ekonomi Masyarakat mela.lui Sentra Usaha Ikan
Hias di Kelurahan Bojong Sari Baru Sawangan-Depok". Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunik:asi.
21
Skripsi ini membahas tentang bagaimana peran koprasi Serba Usaha lnsan
Danna Mandiri dalam Pen ingkatan Ekonom i Masyarakat, Bagaimana Hara pan
Anggota Koperasi Terhadap Keberadaan Koperasi lnsan Darma Mandiri dalam
Peningkatan Ekonomi Masyarakat dan Bagaimana Kesesuaian Antara Peran
Koprasi Dengan Apa yang Diharapkan.
Skripsi Ahmad Hubairi memang memiliki persamaan dengan skripsi
penulis dalam hal pembahasan masalah yang mengusung pemberdayaan ekonomi
masyarakat, tapi dalam segi isi memiliki banyak perbedaan dt:ngan skripsi penulis
selain perbedaan program ada perbedaan dalam perumusan masalah yang dikaji.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam
penulisan ini sistematik, maka penulis
membaginya menjadi 5 bab yang tiap-tiap bah terdiri dari sub-sub bagian sebagai
beikut:
Bab I
Pendahulun, bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Metodelogi penelitian,
Kajian Pustaka Serta Sistematika Pennlisan.
Bab II
Tinjauan Teoritis, dalam bah ini menguraikan tentang Pemberdayaan:
Defenisi
Pemberdayaan,
Kongsep
Pemberdayaan,
Tujuan
Pemberdayaan, Strategi Pemberdayaan, Prinsip Pemberdayaan, TahapTahap Pemberdayaan, Proses-Proses Pemberdayaan. Pemberdayaan
Ekonomi:
Pengertian
Pemberdayaan
Ekonomi,
Pemberdayaan Ekonomi, Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Pola-Pola
22
Bab Ill
Gambran Umum Lokasi Penelitian Dan Pogram Raksa Desa.
Mengurikan tentang Keadaan Georafis Dan Monogafis Desa Tarikolot:
Geografis dan Demografis. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi Di
Desa Tarikolot. Gambaran Umum Program Raksa Desa: Latar
Belakang Masalah, Tujµa,n Qan Sasaran, Strategi Dan Pendekatan,
Indikator Keberhasilan, Komponen Dan Kriteria Pogram Raksa Desa,
Langkah-Langkah Penetapan Lokasi, Dana Bantuan Program Raksa
Desa, Biaya Oprasional, Pengelolaan Program Raksa Desa.
Bab IV
Pelaksanaan Program Raksa Desa Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Wirausaha di Desa Tarikolot. Menguraikan lentang: Pogram Raksa
Desa dan Dampaknya Pada Masyarkat: Pertumbuhan Ekonomi,
Perawatan Masyarakat, Pengembangan Manusia. Program Raksa Desa
Sebgai Aktifltjl& Pemberdayaan Ekonomi: Pemiapan, Perencanaan,
Penyaluran dil!,J Pencairan Dana, Peningkatan Ekonomi Msyakat.
Hambatan-hljqlpl)tan dan Upaya Mengatasi Permasalahan Prowam
Raksa Desa: Hambatan-hambatan, Upaya Mengatasi Pennasalahan ..
Program P.aksa Desa.
Bab V
Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
TIN.JAUAN TEORETIS
A.
Pemberdayaan
I.
Definisi Pemberdayaan
Menurut Edi Suharto Pembangunan nasional dapat dirumuskan kedalam
tiga tugas utama yang mesti dilakukan sebuah negara bangsa (Nation-State),
yakni Pertumbuhan Ekonomi (Economi Growth), Perawatan Masyarakat
(Community Care) dan Pengembangan Manusia (Human Development).
Pemberdayaan
adalah
sebuah
proses
tujuan.
Sebagai
proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individuindividu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebagian sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dam mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai
·f
'
24
tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasdan pemberdayaan
sebagai sebuah proses.'
Pemberdayan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi
masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang
sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. lni berarti masyarakat
diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bennanfaat bagi
dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat
memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan.
Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan
kondisi
hingga
semua
orang
(yang
lemah)
dapat
menyumbang
kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya, kartasasmita
menyatakan
bahwa keberdayaan dalam
konteks
masyarakat adalah
kemampuan individu bersenyawa dalam masyarakat dan membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. 2
Pemberdayaan adalah suatu aktivitas refleksif; suatu proses yang
mampu diinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang
mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri (self-determination). Sementara
proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber
dan alat-alat prosedural yang melaluinya masyarakat dapat meningkatkan
1
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyal (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), cet. Ke-1, h. 59
2
Lili Badriadi, dkk. Zakat Dan Wirausaha, (Jakarta: CV Pustaka Amri, 2005), cet.1. h.
54
25
kehidupannya. Pemberdayaan merupakan sistem yang berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan fisik.3
Jim lfe mengatakan bahwa pemberdayaan memberikan sumberdaya,
kesempatan,
pengetahuan
dan
keterampilan
kepada
warga
untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masadepannya sendiri
dan berpartisipasi dalam memengaruhi kehidupan dari masyarakatnya. 4
Menurut Karl
Marx,
pemberdayaan
masyarnkat
adalah
proses
perjuangan kaum powerless untuk memperoleh surpilus value sebagai hak
normatifnya. Perjuangan memperoleh surplus value dilakukan melalui
distribusi
penguasaan faktor-faktor produksi. Dan perjuangan untuk
mendistribusikan penguasaan faktor-faktor produksi harus dilakukan melalui
pe1juangan politik. 5
Berdasarkan pendapat tersebut, pemberdayaan bukan merupakan upaya
pemaksaan kehendak, proses yang dipaksakan, kegiatan untuk kepentingan
pemrakarsa dari luar, keterlibatan dalam kegiatan tertentu saja, dan maknamakna lain yang tidak sesuai dengan pendelegasian kelcuasaan atau kekuatan
sesuai potensi yang dimiliki masyarakat.
2.
Konsep Pemberdayaan (Perspektif Pemerintah)
Walaupun uraian berikut tidak mewakili pemahaman birokrasi
pemerintah secara keseluruhan, tetapi paling tidak dapat membantu kita
3
Hikmat, R. Harry. Strategi Pe1nberdayaa11 Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama
Press, 2004) cet ke-2 hal X
'Zubaidi, Wacana Pembangunan Allernatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz,2007) cet-1 h.98
5
Q セNM@ (100"} · tNGセゥMᄋZBAョエ@
http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juniMjuli 2000/ fイゥ・、Nᄋ
the Politics ofAlternative Development. Cambridge Mass: Blackwell Publisher. Page 4
26
untuk rnernaharni konsep pernberdayaan rnenurut birokrasi pernerintah. Dari
berbagai tulisan Surnodiningrat ( 1999). Konsep Pernberdayaan Ekonorni
secara ringkas dapat dikernukakan sebagai berikut: 6
a.
Perekonornian rakyat adalah pereknornian yang diselenggarakan
oleh rakyat. Perekonornian yang deselenggarakan oleh rakyat
adalah bahwa perekonornian nasional yang berakar pada potensi
dan kekuatan rnasyarakat secara luas untuk rnenjalankan roda
perekonornian rnereka sendiri. Pengertian rakyat adalah semua
warga negara.
b.
Pernberdayaan ekonorni rakyat adalah usaha untuk rnenjadikan
ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam
rnekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan
ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan
ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural.
c.
Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari
ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke
ekonomi kuat, dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari
ketergantungan
perubahan
ke
struktur,
kemandirian.
meliputi:
(!)
Langkah-langkah
proses
pengalokasian
sunibet
pemberdayaan sumberdaya; (2) penguatan kelembagaan; (3)
penguasaan teknologi; dan (4) pemberdayaan sumberdaya manusia.
6
Ibid, Sumodiningrat, h. 7
27
d.
Pemberdayaan ekonomi rakyat.
tidak cukup hanya dengan
peningkatan produktivitas. memberikan kesempatan berusaha yang
r\•
.,.·
. 1;,
sama, dan hanya memberikan suntikan modal sebagai stimulan,
tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yang erat
antara yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum
•• r.'
berkembang.
e.
Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyat adalah: (1)
pemberian peluang .atau akses yang lebih besar kepada aset
produksi (khususnya modal); (2) memperkuat posisi transaksi dan
kemitraan usaha ekonomi rnkyat, agar pelaku ekonomi rakyat
bukan sekadar price taker; (3) pelayanan pendidikan dan
kesehatan; (4) penguatan industri,.k_ecil; (5) mendorong munculnya
wirausaha baru; dan (6) pemerataan spasial
· f.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: (I) peningkatan
akses bantuan modal オセ。ィ[@
(2) peningkatan akses pertgembangan
SDM; dan (3) peningi-:atan akses ke sarana clan prasarana yang
mendukung langsung sosial ekonomi masyarakat lokal.
3.
Tujuan Pemberdayaau
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi
masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi
seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya. Untuk
28
.
f
I
PER PU sャZセL@
kiv|セMᄋN[Qゥ@
UIN S'r'AHID J/\}(,l\HTA
-------·---
mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan
formal dan nonformal perlu mendapat prioritas.
Memberdayakan masyarakat bertujuan "mendidik masyarakat agar
mampu mendidik diri mereka sendiri" atau "membantu masyarakat agar
mampu membantu diri merekka sendiri". Tujuan yang akan dicapai melalui
usaha
pemberdayaan
masyarakat,
adalah
masyarakat yang mandiri,
berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, dan memiliki pola pikir yang
kosmopolitan. 7
4. Strategi Pemberdayaan
Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan
secara individual: meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan
dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atan sistem
lain diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dat)at
dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan: Mikro, Mezzo,
dan
Makro. 8
a.
Aras Mikro. Pemberdayaan dilaln1kan terhadap klien secara
individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis
intervention. Tujuan utamanya adalah pembimbing