euphoria, karena kontrol pemerintah tidak seketat dulu, namun demikian pemerintah tetap mengelurkan produk hukum untuk
mengatur pers. d.
Keadaan pasar The Marketplace Keadaan pasar juga mempengaruhi isi media, di mana media harus
mampu bersaing untuk merebut pasar. Untuk menguasai pangsa pasar, isi media harus disesuaikan dengan target audiens.
5. Ideologi
Ideologi merupakan faktor terluar yang mempengaruhi proses produksi berita. Ideologi dari sebuah institusi media inilah menjadi dasar dan
pedoman dalam memproduksi sebuah berita. Pada level ini, sebuah nilai, kepercayaan dan makna menjadi hal yang menentukan isi berita. Ideologi
merupakan sebuah kekuatan yang mempengaruhi sebuah pemberitaan yang dilakukan oleh media. Sebuah ideologi berbasis pada nilai-nilai yang dianut
oleh suatu negara mulai dari politik hingga sosial.
19
E. 3. Konsep Framing
Dalam melakukan produksi berita, setiap media massa memiliki bingkai yang berbeda dalam melihat realitas, bingkai tersebut dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal maupun internal media. Hasilnya, dari satu peristiwa akan muncul beberapa berita pada beberapa media massa dengan pembingkaian
yang berbeda pula.
19
Ibid. hal 222
23
Framing adalah pendekatan yang digunakan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan berita
tersebut hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Framing adalah sebuah cara bagaimana
peristiwa disajikan oleh media. Penyajian tersebut dilakukan dengan menekankan bagian tertentu, menonjolkan aspek tertentu, dan membesarkan
cara bercerita tertentu dari suatu realitas
20
. Robert Entmant
21
mendefinisikan framing sebagai proses seleksi dari berbagai realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol
dibandingkan aspek lain. Senada dengan Entmant, Todd Gitlin, mendefinisikan framing sebagai strategi bagaimana realitas atau dunia
dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar
tampak lebih menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek
tertentu dari realitas. Sebenarnya bila dikaji lebih jauh, ada kesamaan dari definisi yang
disampaikan kedua tokoh di atas, yakni adanya seleksi dan penonjolan. Alex Sobur 2006;164 menjelaskan seleksi dan penonjolan yang dilakukan, bukan
tanpa maksud, media mencari realitas yang menarik, kemudian disunting serta diberi penekanan pada beberapa bagian dengan tujuan berita tersebut menjadi
lebih menarik. Pada dasarnya pola penonjolan tersebut tidaklah dimaknai
20
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Lkis, Jakarta , 2002. hal 66
21
Ibid hal 67.
24
sebagai bias, tetapi secara ideologis sebagai strategi wacana upaya menyuguhkan pada publik tentang pandangan tertentu agar pandangannya
lebih diterima.
H. METODOLOGI PENELITIAN
H. 1. Jenis Penelitian