• Praktis : Memberikan gambaran bagi pembaca untuk mengetahui bagaimana sebuah media mengangkat dan memposisikan diri terhadap
suatu realitas.
G. KERANGKA TEORI
G. 1. Berita
Setiap hari dalam kehidupan manusia, terjadi berbagai macam peristiwa. Dari beragamnya peristiwa yang terjadi, ada peristiwa yang memiliki potensi
menjadi sebuah berita, dan ada pula yang tidak memiliki potensi untuk dijadikan menjadi sebuah berita. Untuk dapat mendefinisikan berita kita harus
mengetahui sistem pers apa yang dianut oleh suatu negara. Setelah memasuki era reformasi, sistem pers Indonesia menganut sistem pers liberal barat, sesuai
dengan sistem politik dan struktur masyarakatnya yang telah berubah menjadi “demokratis” sejak kekuasaan Soeharto tumbang.
11
Dalam The New Grolier Webster International Dictionary
12
, berita didefinisikan sebagai “News is anything or anyone regard by a news media as
a subject worthy of treatment.” Secara harafiah dapat diartikan, berita adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakan subyek yang
layak untuk diberitakan. Begitu juga dengan Mitchell V. Charnley
13
, berita atau news didefinisikan sebagai “is the timely report of facts or opinion that
hold interest or importance, or both, for a considerable number of people”.
11
Kusumaningrat, Hikmat. Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007. hal 38
12
Ibid hal 39
13
Ibid
15
Secara harafiah dapat diartikan, berita adalah laporan aktual tentang fakta- fakta dan opini yang menarik atau penting, atau keduanya, bagi sejumlah besar
orang. Dari dua definisi diatas, ada satu dasar yang sama, yang digunakan
dalam membuat definisi tentang berita, yakni tidak semua peristiwa bisa menjadi sebuah berita. Ada satu syarat yang harus dipenuhi agar sebuah
peristiwa dapat menjadi sebuah berita, kamus Webster menggunakan kata “layak diberitakan” sedangkan Mitchell V. Charnley menggunakan kata
“menarik atau penting”. Pada dasarnya keduanya merujuk pada satu kondisi, dimana satu peristiwa tersebut memiliki suatu muatan, memiliki nilai lebih
dibandingkan dengan peristiwa lain, dan dengan alasan inilah peristiwa tersebut dinilai layak menjadi berita.
14
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah informasi aktual tentang fakta – fakta dan
opini yang menarik perhatian orang. Adalah menjadi tugas wartawan dalam mengumpulkan fakta di
lapangan, yang kemudian fakta-fakta yang didapat tersebut diserahkan kepada redaktur untuk selanjutnya disunting. Paling tidak demikian gambaran dalam
membuat berita. Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir memilah-milah dan menentukan peristiwa dan tema – tema
tertentu.
15
14
Ibid hal. 40
15
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Lkis, Jakarta , 2002 hal 102
16
G. 2. Proses Produksi Berita