8
3.2 Analisis Bivariat
Tahap awal dari proses analisis bivariat adalah uji normalitas data untuk selisih kadar COD pada keempat kelompok penelitian. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Tabel 8.
Uji Normalitas Data Penelitian Kelompok
Shapiro-Wilk
Statistic Df
Sig. COD Kontrolpenambahan EM4 0
mll 0.949
3 0.566
Penambahan EM-4 1 mll 0.908
3 0.410
Penambahan EM-4 2 mll 0.935
3 0.509
Penambahan EM-4 3 mll 0.985
3 0.986
Uji normalitas data yang dipakai adalah uji Shapiro-Wilk. Sesudah di uji normalitas
Shapiro-Wilk
didapatkan hasil
p-value
atau nilai probabilitas 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data tersebut adalah normal. Oleh karena data
berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji
One Way Anova.
Tabel 9. Uji Anova untuk nilai COD
Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
Between Groups 63983.803
3 21327.934
8.753 0.006
Within Groups 19492.367
8 2436.546
Total 83476.170
11
Hasil uji
One Way Anova
pada Tabel 11 menunjukkan bahwa penambahan EM-4 1 ml, 2 ml dan 3 ml didapatkan nilai signifikansi 0,006
p-value
0,01 maka H
ditolak dan H
a
diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan penambahan EM-4 terhadap kadar COD limbah cair industri batik.
Penurunan kadar COD pada penelitian ini dengan menggunakan Effective Microorganism EM-4 dalam proses menurunkan kadar COD limbah cair batik, EM-4
dimasukkan dalam limbah cair batik dan difermentasi untuk melihat cara kerja mikroorganisme mendegradasi air limbah industri batik dalam menurunkan kadar
COD. Perlakuan dalam penelitian ini dengan dosis koagulan EM-4 0 mll kontrol; 1 mll; 2 mll; dan 3 mll dengan pengulangan untuk setiap dosisnya sebanyak 3 kali dan
9
sampel. Rata –rata hasil kadar COD limbah cair batik yang didapat dalam pengukuran
0 mll; 1 mll; 2 mll; dan 3 mll adalah 447,3 mll 8,3; 393,2 mll 29,9 302,6 mll 59,6 dan 280,2 mll 72,5 dan pree 482,5.
EM-4 dapat menurunkan kadar COD karena sebagian besar bakteri microorganism mampu mendegredasi jumlah partikel yang terkandung dalam limbah
cair. Dengan menurunnya jumlah partikel, maka oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik juga menurun, sehingga nilai COD setelah dikasih
perlakuan menurun. Menurut Fitria 2008 EM-4 diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi. EM-4 juga ditempatkan di pengolahan
limbah cair untuk mempercepat penguraian limbah dengan melihat cara kerja bakteri. Data hasil pengukuran kadar COD limbah cair batik di uji normalitas datanya
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa nilai signifikasi 0,01 p0,01 yang artinya data berdistribusi normal, untuk
memenuhi syarat uji selanjutnya, masih perlu mengetahui varian merupakan kelompok homogen atau tidak. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada dosis
koagulan EM-4 yang paling efektif dalam menurunkan kadar COD pada limbah cair batik yaitu sebesar 3 mll dengan persentase penurunan sebesar 72,5; 280,2 mgl
dari kadar COD awal 482,5 mgl. Hasil ini belum bisa memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan perda Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 Tentang Baku Mutu
Air Limbah khususnya persyaratan pada Baku Mutu Air Limbah Industri Batik dengan kadar maksimum COD dalam air limbah adalah 150 mgl. Sehingga peneliti
lain perlu dilakukan variasi dosis dan waktu tinggal yang tepat untuk menurunkan kadar COD di limbah cair industri batik.
Kadar pH pada penelitian ini tidak mengalami perubahan dari pretest dan postest, untuk kontrol dan perlakuan masih sama, yaitu 8. Kadar pH pada kelompok
kontrol dan perlakuan telah sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri Batik di Propinsi Jawa
Tengah. Pada baku mutu tersebut nilai ambang batas untuk parameter pH sebesar 6-9. Suhu pada penelitian ini tidak mengalami penurunan maupun peningkatan.
Pada kelompok kontrol dan pree sebelum dilakukan perlakuan yaitu 25,8°C, dan setelah perlakuan tidak mengalami perubahan, masih tetap 25,8°C. Pada penambahan
1 ml EM-4 sebelum dilakukan perlakuan yaitu 25,8°C, dan setelah diberi penambahan EM-4 tidak mengalami perubahan, masih tetap 25,8°C. Pada penambahan 2 ml
sebelum dilakukan perlakuan yaitu 25,8°C, masih tetap 25,8 dan penambahan 3 ml
10
sebelum dan dikasih perlakuan masih tetap 25,8. Suhu pada kelompok kontrol dan perlakuan tidak melebihi baku mutu dan telah sesuai dengan Peraturan Daerah
Propinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri batik di Propinsi Jawa Tengah. Pada baku mutu tersebut nilai ambang batas untuk
parameter Suhu yaitu sebesar 30°C. Salah satu hal yang mempengaruhi tingkat keberhasilan proses biologi pada
pengolahan limbah cair batik pada proses anaerob misalnya, biasa menggunakan sekitar 1-3 hari waktu tinggal dan untuk proses aerob biasanya akan menggunakan
minimal setengah hari waktu tinggal. Penentuan waktu tinggal pada penelitian ini, diperoleh dari hasil menghitung total volume wadah kemudian dibandingkan dengan
debit limbah cair batik tiap harinya. Semakin kecil bahan organik yang terkandung dalam air limbah maka
semakin kecil pula kadar pencemaran COD, begitu pula sebaliknya semakin besar bahan organik yang terkandung dalam air limbah maka semakin besar pula kadar
pencemaran kadar COD dan semakin lama waktu fermentasi juga sangat mempengaruhi untuk menurunkan kadar COD yang ada dalam limbah cair. Untuk
mencukupi baku mutu yang telah ditetapkan, perlu adanya penambahan dosis EM-4. Penambahan EM-4 ke dalam limbah cair industri batik merupakan proses
biologi karena cara kerja bakteri yang ada dalam EM-4 mampu mendegredasi air limbah batik. EM-4 membutuhkan beberapa waktu untuk mendegradasi air limbah
dengan melihat cara kerja bakteri microorganism yang ada dalam EM-4 Al-Kdasi et al.2004 dalam Rohaeti dkk, 2010.
4 PENUTUP
4.1 Simpulan