rumah singgah Komunitas Off Roader dengan fasilitas setara dengan hotel berbintang, Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten
Gunungkidul, 2007. d. Desa Wisata
1. Dusun Bobung
Hampir semua masyarakatnya mata pencaharian pokoknya adalah menjadi perajin topeng kayu dan kerajinan batik kayu. Terletak di
wilayah Bobung, Desa Putat, Kecamatan Patuk jaraknya hanya 10 km arah barat Kotan Wonosari. Untuk menuju Desa Wisata ini tidak sulit
karena jalan menujuj desa sudah beraspal mulus dan juga dilalui angkutan umum sehingga memudahkan wisatawan menuju obyek ini.
2. Dusun Garotan
Dusun Gorotan terletak sekitar 25 km arah utara dari kota Wonosari atau 60 km arah timur dari Yogyakarta. Dusun Garotan
terkenal dengan kerajinan khasnya berupa cor logam dalam bentuk lampu antik, kursi taman dan lain-lain. Lokasi untuk menuju obyek
mudah dijangkau dengan jalan yang sudah beraspal bagus, DISPARTABUD Kab. Gunungkidul, 2007.
D. Data Pendapatan Dari Sektor Pariwisata
Pariwisata telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup tidak saja bagi sejumlah orang yang mempunyai tingkat ekonomi yang tinggi tapi bagi sebagian
besar orang yang tanpa memperhatikan latar belakang pendidikan, kediaman, dan status sosialnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan ekonomi seseorang
hanya mempengaruhi pilihan produk wisatanya saja, seperti halnya di Kabupaten Gunungkidul ini sektor pariwisatanya merupakan sumber pendapatan daerah yang
utama walaupun saat ini pariwisata di Gunungkidul sedikit mengalami penurunan dibanding pada era tahun Sembilan puluhan.
Tabel 2.1 Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2000 – 2006
TAHUN ANGGARAN
PEDAPATAN SEKTORPARIWISATA
PAD PERSENTASE
2000 386.923.938
5.719.379.104,9 6,76
2001 718.958.719
8.852.286.282,6 8,12
2002 807.159.599
13.486.859.839,8 5,98
2003 820.562.319
17.481.692.174,8 4,69
2004 856.701.103
20.893.617.292,2 4,10
2005 827.355.995
23.829.596.887,0 3,47
2006 638.295.740
519.249.089.143,0 0,12
Sumber: DISPARTABUD Kab. Gunungkidul, 2007: xv Adapun kontribusi sektor Pariwisata tersebut diperoleh dari pendapatan-
pendapatan sebagai berikut : Tabel 2.2 Pendapatan pariwisata Kabupaten Gunungkidul Tahun 2000 – 2006
TAHUN RETR. TEMPAT
REKREASI DAN OLAH RAGA
PAJAK HIBURAN
HOTEL PAJAK RESTAURAN
RETR. PENGINAPAN
2000 378.360.850
4.274.950 42.858.134
_ 2001
640.215.837 4.551.000
59.191.882 15.000.000
2002 716.494.120
7.448.000 63.902.479
19.315.000 2003
723.609.915 12.804.200
63.948.204 20.200.000
2004 757.995.703
9.503.100 67.152.300
22.050.000 2005
796.055.395 12.750.400
78.990.463 24.000.000
2006 873.682.408
8.000.000 61.859.750
21.800.000 Sumber: DISPARTABUD Kab. Gunungkidul, 2007: xv
Dari kedua tael di atas dapat diketahui bahwa pendapatan dari setor pariwisata Gunungkidul mengalami peningkatan dari tahun ke tahun itu terbukti
pada tahun 2000 – 2005, walaupun pada tahun 2006 mengalami kemerosotan yang di akibatkan karena keadaan sosial, ekonomi dan keamanan negara
mengalami ketepurukan yang ditandai dengan naiknya Bahan Bakar Minyak BBM, yang berdampak negatif bagi sektor pariwisata di Kabupaten
Gunungkidul. Namun pada tahun 2007 sudah mengalami peningakatan kembali sedikit demi sedikit hingga pada awal tahun 2008 ini. Pendapatan yang paling
banyak di Kabupaten Gunungkidul di peroleh dari wisata pantainya hal ini diketahui dari kunjungan wisatawan saat memasuki pos-pos retribusi menuju
obyek, misalnya pos retribusi di Baron wisatawan yang akan masuk ke obyek akan ditarik biaya Rp 2000orang. Karena retribusi yang ada di Baron itu
merupakan pintu gerbang untuk menuju obyek-obyek wisata pantai lainya.
E. Data Pengunjung Obyek